PRAKTIK LAPANGANKOMUNITAS
Disusun Oleh:
NIM : 1810913210025
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANJARBARU
2021
A. Definisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan
praktik untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat. Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah
suatu bentuk pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
yang ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan
status kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan
rehabilitative.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin,
1987).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu
sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan
kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi
pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan
dan melibatkan masyarakat.
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang
berada pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-
nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan sumber dan
lingkungan bagi keluarga. Komunitas sebagai klien termasuk di
dalamnya kelompok resiko tinggi antara lain: daerah terpencil, daerah
rawan, daerah kumuh.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
c. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah pelaksanaan kegiatan – kegiatan
yang telah direncanakan dengan melibatkan kelompok kerja
yang telah terbentuk melalui kerja sama dengan tenaga
kesehatan setempat dan tokoh-tokoh setempat dengan
menggunakan NIC (Nursing Intervention Classification).
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan
kegiatan keperawatan komunitas dalam proses keperawatan
komunitas. Fokus pada tahap implementasi adalah bagaimana
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, tetapi yang sangat penting dalam implementasi
keperawatan kesehatan komunitas adalah melakukan tindakan-
tindakan berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan
atau mengatasi kondisi tidak sehat, mencegah penyakit, dan
dampak pemulihan.
d. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi menggunakan format SOAP
(Subjective, Objective, Assesment, Planning)
Tujuan dari evaluasi program kesehatan adalah untuk
memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanannya
untuk mengantarkan dan mengarahkan alokasi tenaga dana
untuk program dan pelayanan yang sedang berjalan dan yang
akan datang. Evaluasi harus digunakan secara konstruktif dan
bukan untuk membenarkan tindakan yang telah lalu atau
sekadar mencari kekurangan-kekurangan saja.
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Masyarakat
1. Pencegahan penularan pada individu
Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang mengandung virus
SARSCoV-2 yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung, mulut dan mata,
untuk itu pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan dengan
beberapa tindakan, seperti:
a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan
air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik
berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20 – 30 detik. Hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih.
b. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung
dan mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain
yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat
menularkan COVID-19).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari
terkena droplet dari orang yang yang batuk atau bersin. Jika tidak
memungkin melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan dengan berbagai
rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
d. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak
diketahui status kesehatannya.
e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian
sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal
30 menit sehari, istirahat yang cukup termasuk pemanfaatan kesehatan
tradisional. Pemanfaatan kesehatan tradisional, salah satunya dilakukan
dengan melaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisional melalui
pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresur.
g. Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol
h. Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial Kondisi kesehatan jiwa dan
kondisi optimal dari psikososial dapat tingkatkan melalui:
1) Emosi positif: gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan dan
hobi yang disukai, baik sendiri maupun bersama keluarga atau teman
dengan mempertimbangkan aturan pembatasan sosial berskala besar
di daerah masing-masing;
2) Pikiran positif: menjauhkan dari informasi hoax, mengenang semua
pengalaman yang menyenangkan, bicara pada diri sendiri tentang hal
yang positif (positive self-talk), responsif (mencari solusi) terhadap
kejadian, dan selalu yakin bahwa pandemi akan segera teratasi;
3) Hubungan sosial yang positif: memberi pujian, memberi harapan
antar sesama, saling mengingatkan cara-cara positif, meningkatkan
ikatan emosi dalam keluarga dan kelompok, menghindari diskusi
yang negatif, tetap melakukan komunikasi secara daring dengan
keluarga dan kerabat.
Ketentuan teknis peningkatan kesehatan jiwa dan psikososial merujuk
pada pedoman dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada pandemi
COVID-19 yang disusun oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA.
i. Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika berlanjut segera
berkonsultasi dengan dokter/tenaga kesehatan. Menerapkan adaptasi
kebiasaan baru dengan melaksanakan protokol kesehatan dalam setiap
aktivitas.
2. Perlindungan kesehatan pada masyarakat
a. Upaya pencegahan (prevent)
1) Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui sosialisasi,
edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk
memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua orang, serta
keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui media
mainstream.
2) Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui
penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan
memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer, upaya penapisan
kesehatan orang yang akan masuk ke tempat dan fasilitas umum,
pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan, ruangan, dan
peralatan secara berkala, serta penegakkan kedisplinan pada perilaku
masyarakat yang berisiko dalam penularan dan tertularnya COVID-19
seperti berkerumun, tidak menggunakan masker, merokok di tempat
dan fasilitas umum dan lain sebagainya.
b. Upaya penemuan kasus (detect)
1) Deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dapat
dilakukan semua unsur dan kelompok masyarakat melalui koordinasi
dengan dinas kesehatan setempat atau fasyankes.
2) Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk,
pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas) terhadap semua orang
yang berada di lokasi kegiatan tertentu seperti tempat kerja, tempat
dan fasilitas umum atau kegiatan lainnya.
c. Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)
Melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang
lebih luas, antara lain berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat
atau fasyankes untuk melakukan pelacakan kontak erat, pemeriksaan
laboratorium serta penanganan lain sesuai kebutuhan. Penanganan
kesehatan masyarakat terkait respond adanya kasus COVID-19 meliputi:
1) Pembatasan Fisik dan Pembatasan Sosial
2) Penerapan Etika Batuk dan Bersin
3) Isolasi Mandiri/Perawatan di Rumah
4) Pelaksanaan Tindakan KArantina Terhadap Populasi Berisiko
A. Pengkajian
1. Data Inti
a. Riwayat Komunitas
b. Batas Wilayah
Batas-batas geografis adalah:
Kode Desa (Kode PUM) :
Nama Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Tahun Pembentukan :
Dasar Hukum Pembentukan :
Peta Resmi Wilayah :
Koordinat :
Batas Wilayah :
- Sebelah Utara :
- Sebelah Selatan :
- Sebelah Barat :
- Sebelah Timur :
c. Data Demografi
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku
5) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
6) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
7) Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Keluarga
8) Distribusi Penduduk Berdasarkan Menabung keluarga
d. Vital Statistik
1) Kondisi Kesehatan Penduduk
2) Data Penyakit
3) Data Kesehatan Pasangan Usia Subur
4) Kontrasepsi
5) Data Kesehatan Ibu Hamil
6) Data Kesehatan Balita
7) Data Kesehatan Anak Usia Sekolah
8) Data Kesehatan Remaja
9) Data Kesehatan Dewasa
10) Data Kesehatan Lanjut Usia
11) Data Kesehatan Jiwa
e. Nilai dan Kepercayaan
B. Analisa Data
Masalah
No Data Subjektif Data Objektif Etiologi
Keperawatan
Pembobotan:
0: Tidak Ada Kepentingan Komunitas Prioritas,
1: Prioritas Sedang,
2: Prioritas Tinggi
D. Rencana Asuhan Keperawatan