Anda di halaman 1dari 1

Case Study: Management of Account Receivable

Situasi 1: Suatu perusahaan selama ini melakukan penjualannya


secara Tunai, Hasil Penjualan Perusahaan (1 tahun) dicapai
sebesar = Rp 1.500 juta, yang semuanya didanai dengan
Modal Sendiri dengan Profit Margin diketahui sebesar 30%.
Situasi 2: Perusahaan kemudian berencana melakukan penjualannya
secara Kredit dengan Term of Payment n/30. Hasil Penjualan
Perusahaan selama 1 th. diperkirakan sebesar = Rp 1.800
juta dengan Profit Margin sebesar 30%. Perusahaan
menetapkan rencana Penjualan Kredit ini rencananya
didanai dengan Modal Pinjaman (Pinjaman Modal Kerja) dari
Bank dengan Biaya Bunga kredit sebesar 36% per tahun.
Situasi 3: Perusahaan berencana melakukan penjualannya secara
Kredit dengan memberikan potongan, yaitu dengan Term of
Payment 3/10 - n/30, tapi juga sebagian secara Tunai.
Hasil Penjualan Perusahaan selama 1 th. diperkirakan
sebesar = Rp 2.000 juta dengan Profit Margin sebesar 30%.
Perusahaan menetapkan rencana Penjualan Tunainya = 10%
dan sisanya secara Kredit tersebut. Dari pengalaman
diperkirakan 60% Pelanggan akan membayar pada saat
Discount Period dan sisanya akan membayar pada saat akhir
periode kredit (Credit Period).

Berdasarkan keterangan/data di atas, Coba analisalah seandainya


perusahaan ingin merubah kebijakan penjualannya yang sebelumnya
secara Tunai ke Penjualan secara Kredit, lebih menguntungkan
manakah? (dari situasi 1 ke situasi 2 atau dari situasi 1 ke situasi 3?).

Anda mungkin juga menyukai