Anda di halaman 1dari 10

KETRAMPILAN MENYIMAK

A. Pengertian Menyimak
Menyimak yaitu mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan. “Menyimak merupakan proses kegiatan mendengarkan lambang
lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh pembicara melalui bahasa lisan”. Pada kegiatan mendengarkan sudah
ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi
tujuan. Menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk
memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur
kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap
peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak,
bahkan melebihi unsur perhatian. Menyimak adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

B. Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang
terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak adalah :
memperoleh fakta atau mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta,
mendapatkan inspirasi, dan mendapatkan hiburan atau menghibur diri.

C. Jenis-jenis Menyimak
Pengklasifikasian menyimak berdasarkan:
1. Berdasarkan sumber suara yang disimak
penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu: menyimak intrapribadi (Intrapersonal
listening) dan penyimak antar pribadi (Interpersonal listening).
1. Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklasifikasikan
menjadi :
a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Yaitu kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian
sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi :
1) Menyimak sosial
Menyimak yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di
pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini
lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun dan tingkatan
dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya
dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran
yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak ini terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar
sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang
lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat
terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara
tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika (menyimak apresiatif) yaitu kegiatan menyimak untuk
menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi,
rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu
lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan
memahami sebuah pembacaan puisi. Emosi penyimak akan tergugah, sehingga
timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita
pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan
Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio.
Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut, tampaknya dapat
menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan.
4) Menyimak Pasif
Menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu
dalam masa dua atau tiga tahun sudah mahir memahami pesan dalam bahasa
daerah. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai
hasil menyimak pasif dan pada akhirnya dapat menggunakan bahasa daerah
dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat
awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal
istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena
kebetulan dan ketidaksengajaan.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif yaitu kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan
dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif (menyimak pemahaman)
Pemahaman merupakan proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam
menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya
orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami
makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas
pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan
hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan sebagainya. Prioritas menyimak
intensif yairu memahami makna pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi yaitu memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan,
ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak
intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang
disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu
dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: a) menjaga agar pikiran tidak
terpecah, b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, c) perhatian. terpusat pada
objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai
hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun
ekstenal.
3) Menyimak intensif yaitu memahami bahasa formal
Bahasa formal merupakan bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang
dimaksudkan dengan situasi formal yaitu situasi komunikasi resmi. Misalnya,
ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan sebagainya. Bahasa yang
digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi menggunakan
bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
Reproduksi merupakan kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah
dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara : lisan
(berbicara) dan tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah
menyimak. Fungsi reproduksi antara lain : a) mengukur kemampuan integratif
antara menyimak dengan berbicara, b) mengukur kemampuan integratif antara
menyimak dengan menulis atau mengarang, c) mengetahui kemampuan daya
serap seseorang. d) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan
yang telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
a) Menyimak kritis, yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan
keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah : (1) mengamati
tepat tidak ujaran pembicara, (2) mencari jawaban atas pertanyaan
"mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan
opini dalam menyimak, dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil
menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan
majas dalam kegiatan menyimak.
b) Menyimak introgatif, yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan
memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut. Kegiatan
menyimak interogratif bertujuan untuk (1) mendapatkan fakta-fakta dari
pembicara, (2) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan
menjadi sebuah wacana yang menarik, (3) mendapatkan informasi apakah
bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
c) Menyimak eksploratif, merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan
dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir
kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (1) menemukan gagasan baru.
(2) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang
tertentu, (3) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa
yang akan datang. (4) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
d) Menyimak kreatif, merupakan kegiatan menyimak yang bertujuan untuk
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas
penyimak dapat dilakukan dengan cara (1) menirukan lafal atau bunyi
bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda.
bahasa Jerman. dan sebagainya, (2) mengemukakan gagasan yang sama
dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang
berbeda, (3) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (4)
menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah
disimak.
e) Menyimak konsentratif, merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan
dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap
informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk
(1) mengikuti petunjuk-petunjuk, (2) mencari hubungan antarunsur dalam
menyimak. (3) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu
komponen. (4) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan
menyimak, (5) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (6)
mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak
f) Menyimak selektif, merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan secara
selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara,
bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-
bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri
tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Ciri
menyimak selektif : (1) menyimak dengan saksama untuk menentukan
pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (2) menyimak dengan
memperhatikan topik-topik tertentu, (3) menyimak dengan memusatkan
pada tema-tema tertentu.
c. Tujuan menyimak
Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & Butterfield membedakan menyimak:
sederhana, diskriminatif, santai, informatif, literatur, dan menyimak kritis.
d. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklasifikasikan:
menyimak bertaraf rendah dan bertaraf tinggi.

D. Unsur-unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat
bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur
dasar yaitu unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak.
Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain.
Unsur-unsur dasar menyimak adalah : pembicara, penyimak, bahan simakan, dan bahasa
lisan yang digunakan.
1. Pembicara
Pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan berupa informasi yang dibutuhkan
oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa
pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak). Dalam
aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat
hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan
pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak.
Fungsi catatan hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak :
a. Meninjau Kembali Bahan Simakan (Reviu)
Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak
kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang telah
diterima melalui catatan seperti : topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang
pesan yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat memprediksi
berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara.
b. Menganalisis Bahan Simakan
Pada dasarnya menyimak yaitu menerima pesan, dalam kenyataannya seorang
penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, tetapi juga berusaha untuk
menganalisis pesan yang telah diterimanya. Kegiatan analisis dilakukan untuk
membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
c. Mengevaluasi Bahan Simakan
Pada tahap akhir kegiatan menyimak yaitu mengevaluasi hasil simakan. Langkah
ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Kekuatan bukti, untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak harus
mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup
kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
2) Validitas alasan, jika pernyataan pembicara diikuti dengan alasan-alasan yang
kuat, tepercaya, dan logis, dapat dikatakan alasan itu validitasnya tinggi.
3) Kebenaran tujuan, penyimak harus mampu menemukan tujuan pembicara, dan
harus mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif
dengan sikap objektif. Setelah itu akan mampu mencari tujuan pembicaraan
(berupa pesan).
2. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu,
penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak
dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara
secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ditunjang oleh, pengetahuan dan
pengalamannya. Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu
sikap objektif dan sikap kooperatif.
a. Sikap objektif, yaitu pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan
simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak
sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti
pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.
b. Sikap kooperatif, yaitu sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara
untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan
dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu
yang terjadi, penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang
baik yaitu sikap berkoperatif dengan pembicara.
3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam
menyimak. Bahan simakan yaitu pesan yang disampaikan pembicara kepada
penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika
pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak
dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam
komunikasi.
Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang bahan simakan dengan cara :
a. Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak yaitu mencari
tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, akan lebih gampang untuk
mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, akan mengalami
kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak yaitu untuk mendapatkan fakta,
mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan
mencari hiburan.
b. Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan, untuk
memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata
agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan
gambaran tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atas tiga
komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan lingkup
permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar
permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup
berisi simpulan hasil pembahasan.
c. Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama yaitu topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis pembicaraan
berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja
yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan
pembicara, tidak akan kesulitan untuk menerima topik utama. Sebuah topik utama
memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pendengar, bermanfaat bagi penyimak, dan
akrab dengan penyimak.
d. Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya mencari topik-
topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama menjadi beberapa
topik bawahan, agar pesan yang disampaikan dengan mudah dicerna oleh
penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon
besar, topik bawahan adalah dahan dan ranting pohon. Dengan demikian penyimak
yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik
bawahannya.
e. Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri : simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika
pembicara menyampaikan rangkuman, tugas penyimak ialah mencermati
rangkuman yang telah disampaikan pembicara. Jika pembicara menyampaikan
simpulan, penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan
pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu
simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya
menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan secara cermat
dan teliti.

E. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak


Faktor-fantor penting dalam menyimak adalah :
1. Membedakan antar bunyi fonemis.
2. Mengingat kembali kata-kata.
3. Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
4. Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan
yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna.
5. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan
ke nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna,
menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks
yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.
6. Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting.
Beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:
a. Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan
kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi.
b. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi
yang disusun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tema materi
yang dipergunakan sebaiknya bervariatif.
Unsur Penyimak : kondisi dalam keadaan baik, harus berkonsentrasi, adanya
minat dalam menyimak, penyimak harus berpengalaman luas.
Unsur Situasi : waktu penyimakan, saran unsur pendukung, suasana lingkungan.
Lingkungan yang mempengaruhi memberikan kenyataan dapat menyimak bahan
dengan baik atau tidak. Harus dihindari faktor lingkungan yang akan berpengaruh
buruk bagi keberhasilan pengembangan kompetensi menyimak. Faktor tersebut
misalnya minimnya fasilitas (tidak ada laboratorium), suasana menyimak tidak
nyaman (ruangan telalu lebar, kelas di sebelah kita terlalu berisik).
F. Ciri-ciri Penyimak Ideal
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
1. Berkonsentrasi, penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi
yang disimak
2. Penyimak harus bermotivasi, mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak
kuat
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh, penyimak harus menyimak materi
secara utuh dan padu
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh, tidak mudah terganggu, harus cepat
menyesuaikan diri, harus kenal arah pembicaraan, harus kontak dengan pembicara,
merangkum, menilai, merespon

G. Teknik Menyimak yang Efektif


Syarat menyimak efektif adalah : menyimak dengan berkonsentrasi, menelaah materi
simakan, menyimak dengan kritis, dan membuat catatan.
1. Menyimak dengan Berkonsentrasi
Memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang
disampaikan pembicara. Penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak,
baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa faktor
luar yang dimaksudkan adalah :
a. Orang yang Datang Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan
mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.
b. Keanehan-keanehan yang terjadi di antara pembicara dan penyimak. Jika terjadi
ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan pada diri
penyimak.
c. Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi. Metode yang
tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicara dan penyimak.
d. Pakaian Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi
penyimak.
e. Pembicara yang tidak menarik
2. Menelaah Materi Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini:
a. mencari arah dan tujuan pembicaraan,
b. mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir,
c. menemukan tema sentral (pokok pembicaraan),
d. mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan.
e. memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang
disampaikan pembicara.
3. Menyimak dengan Kritis
Aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan
yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara.
Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri:
a. Dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan
pengalamannya,
b. Dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi),
c. Dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara.
dan
d. Dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
4. Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik yaitu kegiatan menyimak yang diikuti dengan
kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak adalah hal-hal. yang
dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam
memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam
mencatat adalah :
a. Catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal.
b. Bentuk catatan yang benar : singkat, padat, dan jelas.
c. Catatan yang baik adalah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan
menimbulkan keraguan,
d. Catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak
membaca ulang,
e. catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam pencatatan, ada beberapa
metode yang dapat diterapkan, di antaranya metode kerangka garis besar, metode
precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.

H. Teknik Peningkatan Daya Simak


Pada saat menyimak, perlu berkonsentrasi terhadap apa yang disimak, dan penguasan
kosakata. Hal ini terjadi karena penangkapan makna merupakan bagian integral dari
proses menyimak. Orang dewasa dikatakan memiliki kosakata minimum apabila hanya
memiliki rata-rata kosakata sekitar 20.000 kata. Untuk meningkatkan daya simak ada
beberapa teknik yang dapat dilakukan, di antaranya adalah teknik loci, teknik
penggabungan dan teknik fonetik.
1. Teknik Loci (Loci System)
Teknik ini merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradisional, pada
dasamya merupakan teknik mengingat dengan cara memvisualisasikan materi yang
harus diingat dalam ingatan. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari
urutan informasi dengan informasi lain yang serupa, dan mencocokan hal-hal yang
akan diingat dengan lokasi tersebut.
2. Teknik Penggabungan
Teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengan cara menghubungkan
pesan pertama yang akan diingat secara berantai dengan pesan kedua, ketiga. dan
seterusnva. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji tertentu yang
perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk mencegah terjadinya kelupaan
pada pesan pertama, pesan pertama perlu dihubungkan dengan lokasi yang akan
mengingatkan pada item tadi.
3. Teknik- Fonetik
Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunvi fonetis, dan kata-
kata yang mewakili bilangan-bilangan dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini
dapat membentuk imaji visual yang kuat untuk masing-masing kata yang
berhubungan dengan bilangan; dan membentuk penggabungan visual antara masing-
masing pesan yang akan diingat secara berurutan dengan masing-masing kata yang
terbentuk dari kata-kata yang divisualisasikan.

I. Kegiatan Menyimak
a. Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
1. Rangsang bunyi, memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya
sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh
penyimak.
2. Penerimaan alat peraga
3. Perhatian dan penyelesaian
4. Pemberian makna
b. Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan
antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
c. Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
1. Memori
Memori memiliki tiga fungsi :
a) Menyusun arah tentang apa yang akan dilakukan dalam aktivitas
b) Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kepada suatu aktivitas
apabila konsep-konsep tersebut dikemukakan oleh orang lain
c) Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan
informasi- informasi yang telah diketahui sebelumnya.
Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa
informasi yang disimpan dalam memori hilang (lupa):
a) Fuding theory (teori pemudaran) : maksudnya informasi yang tidak sering
digunakan akan memudar / perlahan-lahan hilang.
b) Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak
dapat dibedakan, yang telah disimpan di ingatan.
c) Superssion Theory : teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan
multivasional (melukai).
d) Interference Theory : teori ini menyatakan informasi yang telah didapat
sebelumnya akan bercampur dengan informasi yang baru didapat.
e) Processing Break down theory : teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari
bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean
makna ganda (sistem coding ambigu).
Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
a) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
b) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
c) Terorganisir dan berupa informasi visual
Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat
meningkatkan daya mengingat. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk
meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan
peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
2. Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber
pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi
dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk
membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan
tidak merespon pada suatu rangsang saja. Alasan yang kedua adalah karena
pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy).
Menurut Erving Goffman, bentuk standar dan kesalahan penafsiran meliputi hal-
hal berikut:
a) Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada
pesan penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya
oleh stimulasi / rangsang dari luar
b) Kesadaran diri, kesadaran, berinteraksi dan
c) Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan
Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi diantaranya;
kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab.
a) Pembendaharaan kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah
ukuran kosa kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel
penting dalam pemahaman pendengar. Dalam peran sebagai komunikator,
kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi
ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang
melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
1) Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata
fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar
(listening vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat
dan hasil simakan dari kehidupan sehari-hari
2) Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki,
umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading
vocabulary).
3) Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila hanya
memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.000 kata.
Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar
menurut langkah-langkah Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua
kemampuan dasar yang dapat membantu untuk mempelajari kata-kata
baru berdasarkan maknanya adalah kemampuan menganalisis struktur dan
kemampuan menganalisis konteks kata keterampilan pertama tadi yaitu
analisis struktur. (b) Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari
kata-kata yang tidak lazim dari konteks-konteksnya.
Ada 2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal
yakni petunjuk sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat),
yang termasuk ke dalam petunjuk sematik adalah petunjuk sinonim,
penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan, penjelas pengalaman, situasi.
Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk sintaksis berupa pola-pola
penyusun kalimat yang menjadi penyusun suatu kalimat.
b) Faktor-faktor tambahan
1) Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol
secara ilmiah
2) Tak banyak mengenal validitas dan realibitas tes mendengar yang
diterapkan dalam penelitian
3) Karena sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi keefekvifan menyimak
komprehensif adalah usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian,
kemampuan berbicara, pemahaman membaca, kemampuan belajar,
kemampuan berbahasa dan kultural.

J. Kesimpulan
1. Menyimak : proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan,
menilai, dan mereaksi makna.
2. Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami

Anda mungkin juga menyukai