Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MENINGKATKAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dosen Pengampu : Moch. Shulthoni,S.E., M.Sa., Ak

Disusun Oleh :

Rinda Yuliyantika (200810301032)

Gabrielle Happy P.J (200810301042)

Rieke Ananda Safitri (200810301043)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunianya yang diberikan, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas Mata Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. Adapun judul dari makalah ini yaitu “ Meningkatkan Proses
Pengambilan Keputusan “.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khusunya kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen, Bapak Moch. Shulthoni, S.E.,
M.Sa., Ak yang telah membimbing penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan bisa menambah pengetahuan kita tentang
bagaimana cara yang tepat untuk bisa meningkatkan proses pengambilan keputusan yang
baik dan benar. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat memberikan kontribusi yang
positif dan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita. Penulis sangat menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca, agar dalam penyusunan makalah berikutnya bisa
lebih baik lagi.

Jember, 10 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................

1.3 Tujuan ......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi .......................................................

2.2 Intelijen Bisnis dalam Perusahaan ............................................................................

2.3 Pemilihan dalam Intelijen Bisnis ..............................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengambilan keputusan dan sistem informasi ?


2. Apakah yang dimaksud dengan intelijen bisnis dalam perusahaan ?
3. Bagaimana cara melakukan pemilihan dalam intelijen bisnis ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan dan sistem informasi.


2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan intelijen bisnis dalam perusahaan.
3. Untuk menhetahui bagaimana cara melakukan pemilihan dalam intelijen bisnis.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi

A. NILAI BISNIS YANG MENINGKATKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Apa yang dimaksudkan oleh bisnis dengan mengambil keputusan yang lebih baik? Apakah
untuk moneter yang meningkatkan pengambilan keputusan ? tabel 12.1 berusaha untuk
mengukur nilai moneter untuk meningkatkan pengambilan keputusan bagi suatu perusahaan
manufaktur skala kecil di AS dengan pendapatan tahunan sebesar $280 juta dan memiliki140
karyawan. Perusahaan telah mengidentifikasikan sejumlah keputusan yang penting di mana
investasi atas system yang baru akan meningkatkan kualitas dari pengambilan keputusan.
Tabel berikut menyediakan estimasi nilai tahunan yang dipilih (dalam bentuk penghematan
biaya atau pendapatan yang meningkat) dari meningkatkan pengambilan keputusan dalam era
bisnis yang dipilih.

Kita dapat melihat dari Tabel 12.1 bahwa keputusan-keputusan yang diambil pada
semua level dalam perusahaan dan bahwa beberapa dari keputusan-keputusan yang tersebut
sifatnya umum, rutin dan sangat banyak jumlahnya. Meskipun nilai dari meningkatkan
keputusan tunggal yang kecil, tetapi bila meningkatkan ratusan ribu keputusan-keputusan
yang “kecil” akan bertambah menjadi suatu nilai tahunan yang besar bagi bisnis.

TABEL 12.1 NILAI BISNIS YANG MENINGKATKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

CONTOH KEPUTUSAN PENGAMBIL KEPUTUSAN JUMLAH ESTIMASI NILAI BAGI NILAI


KEPUTUSAN PERUSAHAAN YANG
TAHUNAN
DALAM MENINGKATKAN SUATU
TAHUNAN KEPUTUSAN TUNGGAL

Mengalokasikan dukungan Accounts manager 12 $100.000 $ 1.200.000


Kepada para pelanggan yang 4 150.000 600.000
sangat berharga
Memprediksikan permintaan Manajemen sentra 365 5.000 1.825.000
harian atas selera pelanggan
panggilan
Memutuskan jumlah Manajer persediaan 1 2.000.000 2.000.000
persediaan suku cadang harian
Mengidentifikasi tawaran- Manajemen senior 150 10.000 1.500.000
tawaran yang kompetitif dari
para pemasok utama

Menjadwalkan produksi untuk Manajer manufaktur 100 4.000 400.000


mengisi pesanan
Mengalokasikan tenaga kerja Manajer divisi produksi
untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan

B. JENIS-JENIS KEPUTUSAN

Keputusan tidak terstruktur (unstructured decisions) adalah keputusan yang


pengambil keputusan harus memberikan pertimbangan, evaluasi, dan wawasan untuk
memecahkan permasalahan. Setiap keputusan tersebut adalah baru, penting dan tidak
rutin,serta tidak ada pengertian yang dipahami benar atau prosedur yang setujui bersama
pengambilannya.
Keputusan terstruktur (structured decisions) sifatnya berulang dan rutin serta
melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya, sehingga tidak perlu diperlakukan
seakan-akan masih baru. Level : Senior executive

Keputusan semiterstruktur (semistructured decisions) yaitu yang hanya sebagia


masalahnya mempunyai jawaban yang jelas tersedia denga prosedur yang disetujui bersama.
Secara umum, keputusan terstruktur lebih umum dijumpai pada tingkat organisasi rendah,
sedangkan masalah yang tidak terstruktur lebih umum dijumpai pada tingkat tinggi.

C. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Mengambil suatu keputusan merupakan suatu proses yang melibatkan banyak langkah.
Simon (1960) mengambarkan 4 langkah berada dalam mengambil keputusan, kecerdasan,
rancangan, pilihan, dan implementasi.

Intelejen (intelligence) terdiri atas menemukan, mengidentifikasi dan memahami


masalah yang terjadi pada organisasi- mengapa masalah itu terjadi, di mana, dan akibat apa
yang dialami perusahaan.

Rancangan (desing) melibatkan identifikasi dan pencarian berbagai solusi masala

Pilihan (choice) adalah tentang memilih alternative solusi yang ada .

Implementasi (implementation) adalah tentang membuat alternative yang dipilih


dapat bekerja, dan tetap mengawasi seberapa baik kerja solusi tersebut.

Apa yang terjadi apabila solusi yang Anda pilih tidak berguna? Anda dapat kembali
kepada tahap sebelumnya dalam proses pengambilan keputusan dan mengulanginya bila
perlu. Sebagai contoh dalam menghadapi penurunan penjualan tim manajemen penjualan
mungkin memutuskan untuk memberikan komisi yang lebih tinggi pada petugas penjualan
apabila hal ini meningkatkan penjualan, manajer perlu menyelidiki apakah akar masalahnya
adalah buruknya rancangan produk, pelayanan pelanggan yang tidak memadai, atau adanya
kasus lain yang membutuhkan solusi yang berbeda.
D. MANAJER DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM DUNIA NYATA

Peran Manajerial

Para manajer memainkan peran penting dalam organisasi. Tanggung jawab mereka adalah
mengambil keputusan, membuat laporan, menghadiri rapat, hingga merencanakan pesta
untuk tahunan. Kita dapa memahami fungsi manajer dan perannya dengan lebih baik dengan
cara mempelajari perilaku manajer gaya klasik dan kontemporer.

Model manajemen klasik (classical model of management), yang menggambarkan


apa yang dilakukan oleh para manjer, yang umumnyatidak dipertanyakan pada lebih dari 70
sejak tahun 1920-an. Henri Fayol dan para tokoh pada masa awal lainnya yang pertama
menggambarkan 5 fungsi klasik dari para manajer yaitu merencanakan memutuskan, dan
mengendalikan. Gambaran mengenai aktivitas manajemen tersebut mendorong pemikiran
manajemen dalam waktu yang lama, dan masih terkenal hingga saat ini.

Model manajemen klasik menjelaskan fungsi manajerial secara formal, tetapi


menunjukkan apa yang dilakukan para manjer secara terperinci saat mereka merencanakan
memutuskan sesuatu, dan mengendalikan pekerjaan orang lain. Dalam hal ini, kita kembali
pada karya-karya para pakar perilaku kontemporer yang mempelajari para manajer dalam
aktivitasnya sehari-hari. Model perilaku (behavioral models) menyatakan bahwa perilaku
yang sebenarnya dari para manajer terlihat kurang sistematis, kurang reflektif, lebih reaktif,
dan kurang terorganisasi dengan baik dari pada model klasik yang telah kita yakini.

PERAN ANTARPRIBADI. Dalam peran antarpribadi (interpersonal role), bertindak


sebagai figure utama dalam organisasi ketika mereka mewakili perusahaan kepada dunia luar
dan melakukan tugas-tugas simbolik, seperti memberikan penghargaan karyawan. Manajer
bertindak sebagai pemimpin, memberikan motivasi, nasihat, dan bawahannya. Manajer juga
bertindak sebagai penghubung antara berbagai tingkatan organisasi ; pada setiap tingkatan
tersebut, manajer bekerja sebagai penghubung antar anggota tim manajemen. Manajer
memberikan waktu dan bantuan, yang diharapkan akan dibalas.

Peran Informasi. Dalam peran informasi (informational role), manajer bertindak sebagai
pusat saraf dari organisasi, menerima informasiterkini yang paling konkret dan
mendistribusikannya kembali kepada mereka yang memerlukannya. Manajer adalah penyebar
informasi dan juru bicara dalam organisasinya.
Peran Pengambil Keputusan. Manajer mengambil keputusan. Dalam peran pengambil
keputusan (decisional role), mereka bertindak sebagai wirausahawan dalam mengusulkan
jenis-jenis aktivitas baru, menangani gangguan-gangguan yang muncul dalam organisasi;
mengalokasikan sumber daya kepada para staf yang membutuhkan; dan menegosiasikan
konflik dan menjadi penengah antara kelompok-kelompok yang bertikai.

Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata

Kualitas Informasi. Keputusan yang berkualitas tinggi memerlukan informasi yang


berkualitas tinggi. Apabila keluaran dari system informasi tidak memenuhi kriteria kualitas
ini, maka proses pengambilan keputusan akan sulit dilakukan.

Penyaring Manajemen. Walaupun dengan informasi yang tepat waktu dan akurat, tetapi
beberapa manajer mengambil keputusan yang buruk. Para manajer (seperti halnya semua
manusia) menyerap informasi melalui serangkaian penyaringan untuk memahami dunia di
sekitar mereka. Para manajer memiliki bias-bias yang bervariasi yang menolak informasi
yang tidak sesuai dengan konsepsi mereka sebelumnya.

Kritik dan Inersia Organisasional. Organisasi adalah birokrasi dengan kemampuan


kompentensi terbatas untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat menentukan. Ketika
lingkungan berubah dan perusahaan perlu mengadopsi model bisnis baru untuk bertahan,
kekuatan yang besar dalam organisasi menolak pengambilan keputusan untuk peribahan
besar. Keputusan yang diambil perusahaan sering menujukkan penyeimbangan dari
kelompok-kelompok yang berada dalam perusahaan dan bukan solusi yang terbaik atas
masalah yang dihadapi.

2.2 Intelijen Bisnis dalam Perusahaan

A. Pengertian Intelijen Bisnis


Itelijen Bisnis (BI) merupakan suatu istilah yang digunakan oleh para pemasok
perangkat keras dan perangkat lunak serta para konsultan teknologi informasi untuk
menggambarkan infrastruktur bagi pergudangan, mengintegrasikan, melaporkan, dan
menganalisis data yang berasal dari lingkungan bisnis, termasuk data yang besar.
Intelijen Bisnis merupakan suatu istilah yang digunakan oleh para pemasok
perangkat keras dan perangkat lunak serta para konsultan teknologi informasi untuk
menggambarkan infrastruktur bagi pergudangan, terintegrasi, dilaporkan, dan
menganalisis data yang berasal dari lingkungan bisnis, termasuk data yang besar.
Infrastruktur dasar ini mengumpulkan, menyimpan, dan membuat informasi yang
relevan tersedia bagi para manajer. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya intelijen
bisnis ini juga merupakan sistem pendukung sebuah keputusan yang ada dalam suatu
perusahaan maupun organisasi itu sendiri.
Penting untuk mengingat bahwa intelijen bisnis dan analitis bisnis yang didefi
nisikan produkoleh para pemasok teknologi dan perusahaan konsultasi. Mereka terdiri
atas perangkat kerasdan perangkat lunak yang terjual dengan baik terutama oleh para
pemasok system yang besarkepada perusahaan Fortune 500 yang sangat besar. Produk
produk Microsoft ditnjukan pada perusahaan yang berukuran kecil hingga menengah ,
dan mereka didasarkan pada alat bantu desktop yang akrab bagi karyawan,alat bantu
kolaborasi Microsoft Share Poin, dan perangkat lunak database Microsoft SQ Server.
B. Lingkungan Intelijen Binsis
• Data dari lingkungan bisnis
Bisnis akan berhadapan dengan data terstruktur maupun yang tidak
terstruktur dari banyak sumber berbeda, termasuk data yang besar.
Data perlu untuk diintegrasikan dan diorganisasi sehingga mereka dapat
dianalisis dan digunakan oleh para pengambil keputusan manusia.
• Infrastruktur intelijen bisnis
Dasar yang mendasari intelijen bisnis merupakan suatu system
database yang luar biasa yang menangkap semua data yang relevan untuk
mengoperasionalkan bisnis. Data akan disimpan dalam database transaksional
atau digabungkan dan diintegrasikan ke dalam gudang data perusahaan atau
serangkaian data yang saling berkaitan.
• Seperangkat alat bantu analitis bisnis
Seperangkat alat bantu perangkat lunak yang digunakan untuk
menganalisis data dan menghasilkan laporan, memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para manajer, dan menelusuri
perkembangan bisnis dengan menggunakan indikator-indikator kunci dari
kinerja.
• Metode dan pengguna manajerial
Perangkat keras intelijen bisnis dan perangkat lunak hanya sama
cerdasnya dengan manusia yang memanfaatkannya. Para manajer
memaksakan analisis data dengan menggunakan berbagai macam
manajerialnya yang mendefinisikan tujuan bisnis yang strategi dan
menentukan bagaimana perembangan akan diukur secara tepat dan akurat.
• Platform pengiriman – SIM, DSS, ESS
Hasil dari intelijen bisnis dan analitis bisnis yang dikirimakan kepada
para manajer dan para karyawan dalam berbagai macamm cara.
C. Intelijen Bisnis dan Kapabilitas Analitis

• Laporan produksi :
Merupakan laporan yang telah didefinisikan sebelumnya
yang didasarkan pada kebutuhan spesifik dari industry
• Laporan yang memiliki parameter :
Para pengguna memasuki beberapa parameter seperti yang terdapat
pada tabel pivot untuk menyaring data dan mengisolasi dampak dari
parameter.
• Dashboard/scorecard :
Merupakan alat bantu visual untuk menyajikan data kinerja yang
didefinisikan oleh para pengguna data itu sendiri.
• Ad hoc queri/pencarian/penciptaan laporan :
memungkinkan bagi para pengguna untuk menciptakan laporan
mereka berdasarkan pada queri dan pencarian.
• Penelusuran:
Merupakan kemampuan untuk berpindah dari tingkat ringkasan yang
tinggi ke padangan yang lebih terperinci.
• Peramalan, skenario, model :
Meliputi kemampuan untuk melaksanakan peramalan linear, analisis
skenario bagaimana jika menggunakan data dengan menggunakan alat bantu
statistik yang standart.
D. Strategi Manajemen untuk Mengembangkan Kapabilitas BI dan BA
Tedapat dua strategi yang berbeda dalam mengadopsi kapabilitas BI dan BA
bagi suatu organisasi satu solusi yang
integrasi secara menyeluruh versus berbagai macam solusi yang disediakan oleh para
pemasok yang terbaik. Perusahaan penghasil perangkat keras
(IBM, HP dan sekarang Oracle yang mana memiliki Sun Microsystem) ingin menjual
kepada perusahaan Anda solusi dengan perangkat keras/perangkat lunak yang
terintegrasi, yang cenderung untuk menjalankan hanya pada perangkat keras mereka.
Ini dinamakan “belanja satu tempat”. Perusahaan-perusahaan penghasil
perangkat lunak (SAP, SAS, dam ,icrosoft) mendorong perusahaan untuk mengadopsi
perangkat lunak lunak “mutu yang terbaik” dan hanya dapat dijalankan pada mesin
yang mereka inginkan. Dalam strategi ini, mengadopsi database
terbaik dan solusi gudang data, serta memilih intelijen bisnis dan paket analitis yang
terbaik dari pemasok. Solusi yang pertama membawa resiko dimana pmasok tunggal
yang menyediakan kepada perusahaan merupakan solusi total baik perangkat keras
maupun perangkat lunak, hal ini menjadikan sebuah perusahaan bergantung kepada
wewenang penetapan harganya. Tanpa memperhatikan yang mana yang akan diambil
oleh perusahaan. Semua sistem BI dan BA akan mengunci perusahaan ke dalam
serangkaian pemasok dan untuk menggantinya sangay mahal biaya yang dibutuhkan.

2.3 Pemilihan dalam Intelijen Bisnis

A. Dukungan Keputusan bagi Manajemen Operasional dan Manajemen Menengah


Manajemen operasional dan manajemen menengah pada umumnya
dibebankan memonitor kinerja dari aspek-aspek yang penting atas bisnis, berkisar
dari penghentian mesindari divisi pabrik hingga penjualan harian atau bahkan per jam
pada gerai makanan. Sebgaian besar keputusan-keputusan yang mereka ambil cukup
terstruktur.System Informasi Manajemen (SIM) biasanya digunakan oleh para
manajer menengah untuk mendukung tiipe dari pengambilan keputusan tersebut, dan
output utama mereka adalah serangkaian laporan produksi rutin yang didasarkan pada
data yang diekstrak dan diringkaskan dari sistem pemrosesan transaksi yang
mendasar.Apalagi, para manajer menengah menerima laporam-laporan tersebut secara
online pada portal perusahaan, dan dapat melakukan data secara interaktif untuk
mencari tahu mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi.
• Dukungan bagi keputusan semi terstruktur
Bebrapa manajer “merupakan pengguna yang super” dan para analitis
bisnis yang tajam yang ingin menciptakan laporan-laporan mereka sendiri, dan
menggunakan analitis-analitis yanglebih canggih dan model-model untuk
mencari pola dalam data, untuk model alternatif skenario bisnis, atau untuk
menguji hipotesis-hipotesis sistem tertentu. System pendukung
keputusan (decisions-support system DSS) merupakan platform pengiriman BI
untuk kategori para pengguna tersebut, dengan kemampuan untuk mendukung
pengambilan keputusan yang semi terstruktur.
B. Dukungan Keputusan bagi Manajemen Senior : Balanced Scorecard dan Metode
Manajemen Kinerja Perusahaan
Saat ini metologi yang terdepan untuk mampu memahami informasi yang
benar-benar penting yang diperlukan oleh para eksekutif perusahaan dinamakan
dengan metode balanced scorecard. Balanced scorecard merupakan
suatu kerangka kerja untuk mengoperasionalkan rencana strategis dari perusahaan
dengan menitik beratkan pada hasil yang dapat diukur pada 4 dimensi kerja
perusahaan. Yaitu keuangan, proses bisnis, pelanggan, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Kinerja pada tiap-tiap dimensi akan diukur dengan menggunakan
indikator kinerja utama.
Metodologi manajemen terkenal yang sangat erat terkait lainnya adalah
manajemen kinerja bisnis. Semula didefinisikan oleh suatu kelompok industri pada
tahun 2004 perusahaan yang sama yang menjual sistem perusahaan dan database
seperti Oracle, SAP , dan IBM ). BPM berupaya untuk secara sistematis operasional.
Ketika strategi-strategi dan target telah terdefinikasi, maka serangkaian KPI kemudian
diukur dengan informasi yang ditarik dari sistem database bisnis perusahaan.
C. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (GDSS)
Sistem pendukung keputusan kelompok (GDSS) telah dikembangkan untuk
bisa mendukung kelompok dan pengambilan keputusan organisasional. GDSS
merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif untuk bisa memfasilitasi solusi
dari permasalahan-permasalahan yang tidak terstruktur oleh serangkaian para
pengambil keputusan yang bekerja secara bersama-sama sebagai sebuah kelompok di
dalam lokasi yang sama atau didalam lokasi yang berbeda. GDSS juga
memungkinkan untuk meningkatkan besaran pertemuan sementara itu pada saat yang
sama meningkatkan produktivitas karena para individual memberikan kontribusi
secara serentak dan bukannya pada suatu waktu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengambilan keputusan dalam sebuah bisnis yang ada pada suatu perusahaan
biasanya terbatas pada level manajemen, akan tetapi sekarang ini karyawan golongan rendah
juga bertanggung jawab atas beberapa keputusan juga. Karena, pada sistem informasi mampu
membuat informasi menjadi tersedia untuk golongan yang lebih rendah. GDSS mendukung
para pengambil keputusan untuk mampu mencapai keputusan lebih efisien dan bermanfaat
dalam meningkatkan produktivitas. Akan tetapi, GDSS juga bergantung pada komposisi
kelompoknya, tugasnya, pilihan perangkat yang mampu mendukung rapat secara tepat dan
mampu mencakup konteks organisasional dari rapat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

academia. (2021). MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MENINGKATKAN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

https://www.academia.edu/33571937/MAKALAH_SISTEM_INFORMASI_MANAJ

EMEN_MENINGKATKAN_PROSES_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN

Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2015). Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai