Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Tri Defi Fitriana

Prodi : Pendidikan Ekonomi Semester 1 ( A )

Mata kuliah : Filsafat Ilmu

1. Berfilsafat dapat melahirkan prinsip hidup yang baik dan benar bagi seseorang, jelaskan
apa maksudnya? Kenapa?

Jawaban: Maksudnya adalah Filsafat menolong,mendidik, membangun diri kita sendiri dengan


berfikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang
kita selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup yang sesadar-sadarnya, dan memberikan
isi kepada hidup kita sendiri. Alasan belajar berfilsafat adalah Filsafat memberikan dasar-
dasar, baik untuk hidup kita sendiri maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya,seperti
sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. Dalam filsafat kita dilatih dulu apa yang
menjadi persoalan. Dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya. 

( Anshari,endang Saifudin 1985,ilmu,Filsafat dan Agama ,Surabaya : Bina ilmu

2. Dapatkah ilmu hukum mensisntesiskan ketiga Teori Kebenaran menjadi satukesatuan


pandangan sehingga dihasilkan satu kesimpulan bahwa yang benar adalah menunjukkan
keteraturan pikiran (koherensi), sesuai dengan fakta (korespendensi), dan bermanfaat
(pragmatis)?

Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan ini akan dikemukakan dengan contoh yang konkrit yaitu
Undang – Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty yang baru saja pada 28 Juni
2016.Dalam pembuatan UU Tax Amnesty harus mempunyai dasar kebenaran yang
komprehensif yang mencakup kebenaran Korespondensi, Koherensi,Pragmatis. Selain itu
pembuatan UU Tax Amnesty harus benar menurut perspektif teori kebenaran Koherensi.Jika
norma-norma dalam UU Tax Amnesty yang mengatur pemberian pengampunan sanksi
perpajakan bagi pelanggarnya, menyebabkan masuknya kembalinya dana yang telah
ditempatkan di luar negri.
3. Jika spiritualitas tidak ada dalam hati manusia, apakah batasan pikiran masih ada dalam
hati manusia itu ?.

JAWABAN : Spritualitas adalah peran hati,namun pikiran pun berperan untuk


meyakinkan hati atau sebaliknya bahwa pikiran bisa mengecohkan hati . Jika spiritual
tidak ada dalam hati maka spiitual juga bukanlah ada pada pikiran karena spiritual
terbatas pada hati. Berarti pikiran hanya sebagai sarana ketika kita memikirkan sesuatu
kemudian kita agung-agungkan atau percayai, jadi spiritualitas itu selalu ada dalam hati,
namun spiritualitas pada hati bisa dibolak balikan oleh pemikiran kita dan
pengalaman.jadi batasan pikiran pada hati selalu ada karena dari pikiran menuju kehati
meskipun aliran yang dialirkan hal yang tidak baik atau bertentangan dengan keyakinan
sebelumnya.

4. Jelaskan bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan (knowledge) menurut


pandangan : Rasionalisme, Empirisme, dan Transcendental Idealisme. Jelaskan
bagaimana dapat diperoleh pengetahuan tentang hukum, dan bagaimana pengetahuan
tentang Hukum dapat berkembang menjadi Ilmu Hukum yang memenuhi kaedah-
kaedah ilmiah.

JAWABAN : Rasionalisme adalah paham yang menekankan pemikiran sebagai


sumber utama pengetahuan dan pemegang otoritas terakhir bagi penentuan
kebenaran2. Menurut para penganut aliran Rasionalisme, manusia dengan
akalnya memiliki kemampuan untuk mengetahui struktur dasar alam semesta
secara apriori. Maksudnya bahwa pengetahuan diperoleh tanpa melalui
pengalaman inderawi atau dengan kata lain Rasionalisme menyatakan bahwa
sumber pengetahuan manusia adalah akal atau ide3. Akal bahkan dianggap
dapat menemukan kebenaran sekalipun belum didukung oleh fakta empiris.
Aliran Rasionalisme ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian
pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh

5. Mengapa kita manusia melakukan sesuatu kadang dinilai orang tidak benar sementara
dimata orang lain benar ? Demikian juga kita dalam berbuat dimata yang lain baik
sebaliknya dimata orang lain. Jelaskan apa maksudnya dan mengapa ?
JAWABAN : Sebuah hakikat kebenaran yang bersifat relatif itulah hakikatnya, Dengan
begitu maka penting bagi kita untuk mengenali bagaimana proses berpikir dan
berfilsafat terjadi. Selanjutnya kebenaran memberikan pedoman dalam hal ketetapan
tingkah laku sehingga setiap perbuatan selalu diawali dengan perhitungan-perhitungan
logis .Kebenaran bermula dari keyakinan yang terbukti yang mendorong seseorang
untuk berbuat dan melakukannya, denagn begitu seseorang dalam bertindak ini diyakini
memiliki kebenaran dalam sudut pandang dirinya, tidak heran kebenaran yang
demikian menimbulkan problem dalam sosial masyarakat. Mengapa ? kebenaran
seringkali ditentukan oleh faktor a ) . pola pikir , b.) cara pandang terhadap objek
kebenaran. C.) teori dan ilmu yang digunakan dalam memandang ,d .) proses penemuan
kebenaran, e.) aspek-aspek nonteknis lainnya seperti emosi, kelelahan dan sebagainya.

Referensi
Anshari,endang Saifudin 1985,ilmu,Filsafat dan Agama ,Surabaya : Bina ilmu
Kuhn , Thomas S,1970. The stucture of Scientific Revolutions , Chicago : The University
of Chicago Press
Poeddijiadi,Anna,1987,sejarah dan filsafat sains,jakarta: P2LPTK-Ditjen Dikti Depdikbud
Supraptini,Sri,2014,Materi kuliah filsafat sainspada sekolah pasca sarjana Institut
Pertanian Bogor
Suriasumantri,Jujun S,1987, Filsafat ilmu : Sebuah pengantar populer ,jakarta : Sinar
Harapan.

Anda mungkin juga menyukai