Anda di halaman 1dari 26

BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I SURAKARTA

JL. Rm. Said No. 259 Surakarta


Telepon (0271) 716955, Fax (0271) 7461691
Laman: www.bapassolo.kemenkumham.go.id. Email : bapassolo@gmail.com

BULLYING / PERUNDUNGAN DALAM PERSPEKTIF


PERILAKU DAN HUKUM

PENYUSUN:
RIZKI PRIMANDA S. Psi

PEMBIMBING KEMASYARAKATAN PERTAMA


PADA BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I SURAKARTA

SEPTEMBER
2020
0
BULLYING /PERUNDUNGAN

A. PENGERTIAN
Merundung adalah menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun
psikis, dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang
kali dan dari waktu ke waktu, seperti memanggil nama seseorang
dengan julukan yang tidak disukai, memukul, mendorong,
menyebarkan rumor, mengancam, atau merongrong.
(https://kbbi.kemdikbud.go.id)
Bullying / perundungan adalah perilaku agresif yang tidak
diinginkan di antara beberapa pihak yang melibatkan
ketidakseimbangan kekuatan/ wewenang yang nyata atau yang
dirasakan. Perilaku tersebut diulang, atau berpotensi untuk diulang,
seiring waktu. Baik korban bullying maupun pelaku bullying
mungkin akan memiliki masalah yang serius dan bertahan lama.
Perilaku dikatakan bullying harus bersifat agresif dan memiliki:
 Ketidakseimbangan Kekuatan: Orang yang melakukan
perilaku bullying menggunakan kekuatan mereka — seperti
kekuatan fisik, akses ke informasi yang memalukan, atau
popularitas — untuk mengontrol atau merugikan orang lain.
Ketidakseimbangan kekuatan dapat berubah seiring waktu
dan dalam situasi yang berbeda, bahkan jika melibatkan
orang yang sama.
 Pengulangan: Perilaku bullying terjadi lebih dari satu kali
atau berpotensi terjadi lebih dari satu kali.
Bullying mencakup tindakan seperti membuat ancaman,
menyebarkan rumor, menyerang seseorang secara fisik atau
verbal, dan dengan sengaja mengeluarkan seseorang dari grup.

1
B. JENIS BULLYING
Ada tiga jenis bullying:
 Verbal bullying adalah mengatakan atau menulis hal-hal
yang jahat/melukai perasaan orang lain. Bullying verbal
meliputi:
o Menyindir/mengejek
o Mengata-ngatai/menghina
o Komentar seksual yang tidak pantas
o Mencela
o Ancaman untuk menyakiti
 Bullying Sosial, bullying ini dapat berbentuk intimidasi
relasional, melibatkan menyakiti reputasi atau hubungan
sosial seseorang, Bullying Sosial meliputi:
o Meninggalkan seseorang dengan sengaja
o Memberi tahu orang lain supaya tidak berteman
dengan seseorang
o Menyebarkan gosip tentang seseorang
o Mempermalukan orang lain di depan umum
 Bullying Fisik, bullying ini memiliki bentuk menyakiti tubuh
seseorang atau merusak harta benda orang lain. Bullying
fisik meliputi:
o Memukul/menendang/mencubit
o Meludahi
o Menjegal/mendorong
o Mengambil atau merusak barang orang lain
o Menunjukkan gerakan tangan yang kasar (tidak
sopan)

2
C. KAPAN DAN DI MANA BULLYING TERJADI
Kebanyakan bullying yang kita ketahui terjadi di sekolah namun
bullying dapat terjadi di mana saja. Bulyying dapat terjadi di tempat
bermain, di lingkungan sekitar rumah, atau di internet (cyber
bullying).

D. PERAN-PERAN DALAM BULLYING


Terdapat beberapa bentuk peran dalam proses bullying. Seseorang
dapat berperan sebagai pelaku, korban, atau menjadi pihak yang
menyaksikan terjadinya bullying. Terkadang seseorang
memerankan beberapa peran sekaligus dalam bullying. Di satu
tempat orang tersebut menjadi korban bullying namun di tempat
lain bisa saja Orang yang sama menjadi pelaku bullying atau
menjadi orang yang menyaksikan langsung tindakan bullying di
lakukan. Kita perlu terlebih dahulu memahami beberapa peran
dalam bullying untuk dapat mencegah dan menangani bullying
yang terjadi secara efektif.

Jangan memberi label kepada orang yang terlibat dalam


bullying
Saat terjadinya bullying, mungkin mudah bagi kita untuk
menentukan seorang sebagai pelaku dan orang yang lain sebagai
korban, Namun hal ini dapat menimbulkan akibat lain yang tidak
kita inginkan. Saat seorang diberi label ‘pelaku’ atau ‘korban’ maka
dapat mengakibatkan:
 Memberikan perspektif bahwa perilaku seseorang tidak
dapat dirubah
 Gagal menemukan berbagai peran yang dimiliki orang
bersangkutan dalam kasus bullying lainnya.

3
 Mengabaikan faktor lain yang mempengaruhi perilaku
seseorang seperti pengaruh teman sebaya atau situasi
sekolah
Kita harus fokus pada perilaku yang dilakukan, jangan melakukan
labeling terhadap pihak-pihak yang yang terlibat dalam bullying.
Sebagai contoh:
 Jangan sebut seseorang sebagai ‘pelaku/tukang bullying’,
tapi sebut sebagai ‘orang yang melakukan perilku bullying’
 Jangan sebut seseorang sebagai ‘korban’, tapi sebut
sebagai ‘orang yang menerima perilaku bullying’.
 Jangan menyebut mereka sebagai ‘korban’ ataupun ‘pelaku’
atau kata ganti lainnya, tapi deskripsikan perannya ‘Anak
yang melakukan perilaku bullying’ atau ‘Anak yang
menerima perilaku bullying’.

E. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM BULLYING


Pihak-pihak yang terlibat dalam bullying tidak terbatas pada orang
yang melakukkan bullying ataupun orang menerima perilaku
bullying. Beberapa ahli menyebut adanya ‘lingkaran bullying’ untuk
menjelaskan pihak-pihak yang terlibat langsung ataupun tidak
langsung dalam bullying. Peran yang terlibat langsung meliputi:
 Pihak yang melakukan bullying: orang ini terlibat langsung
dalam perilaku bullying. Ada banyak faktor yang mungkin
berkontribusi pada keterlibatan mereka dalam perilaku
tersebut. Seringkali, mereka sebenarnya membutuhkan
dukungan untuk mengubah perilaku mereka dan mengatasi
permasalahan mereka yang mungkin menjadi penyebab
mereka melakukan bullying.
 Pihak yang menerima perilaku bullying: Pihak ini menjadi
sasaran perilaku bullying. Ada karakter tertentu yang
membuat seseorang lebih berisiko menjadi pihak yang

4
menerima perilaku bullying, tetapi tidak semua orang
dengan karakteristik tersebut akan menerima perilaku
bullying.
Saat seseorang tidak terlibat langsung dalam bullying, mereka bisa
saja memiliki kontribusi dalam mendorong tindakan bullying.
Menyaksikan perilaku bullying dapat mempengaruhi seseorang,
sehingga menjadi penting bagi kita untuk mengetahui apa yang
harus kita lakukan saat melihat perilaku bullying terjadi di depan
kita. Peran seseorang saat menyaksikan tindakan bullying dapat
berupa:
 Pihak yang membantu bullying: Pihak ini tidak memulai
atau memimpin tindakan bulyying, namun mereka berperan
sebagai ‘asisten’ pihak yang melakukan bullying. Pihak ini
dapat mendorong pihak lain untuk melakukan bullying atau
bahkan dapat menjadi pelaku langsung.
 Pihak yang memperkuat bullying: Pihak ini tidak terlibat
langsung dalam tindakan bullying namun mereka menjadi
penonton. Kadang-kadang mereka tertawa atau
memberikan dukungan kepada pihak yang melakukan
bullying. Hal ini akan mendorong tindakan bullying akan
semakin kuat dan terus berlangsung.
 Pihak luar: Pihak ini terpisah dari situasi bullying. Pihak ini
tidak mendorong namun juga tidak mencegah tindakan
bulyying terjadi. Pihak ini hanya melihat dan mencari tahu
apa yang sebenarnya terjadi namun tidak memberikan
respon yang mendukung salah satu pihak. Namun demikian,
menjadi penonton akan mendorong perilaku bullying terus
berlangsung. Pihak ini adalah pihak yang memiliki potensi
untuk membantu, namun mereka tidak tahu harus berbuat
apa.
 Pihak yang menentang bullying: Pihak ini secara aktif
memberikan dukungan kepada pihak yang menerima

5
perilaku bullying dan bahkan dapat membela pihak yang di-
bully saat perilaku bullying terjadi.
Kebanyakan orang mungkin memainkan peran yang berbeda
dalam beberapa kasus bullying. Dalam beberapa kasus, mereka
mungkin terlibat langsung dalam bullying seperti orang yang
melakukan bullying atau atau yang menerima perilaku bullying, dan
di kasus lain mereka mungkin menyaksikan bullying dan
memainkan peran sebagai pihak yang membantu ataupun pihak
yang menolak bullying. Dalam situasi berbeda, seseorang dapat
berperan berbeda juga. Beberapa orang menjadi pihak yang mem-
bully sekaligus di-bully pada kasus bullying lainnya.
Penting untuk diperhatikan berbagai peran yang yang ada dalam
perilaku bullying, karena Pihak yang memiliki peran sebagai pem-
bully sekaligus di-bully memiliki resiko tinggi mengalami efek yang
negatif, seperti depresi dan kecenderungan untuk melakukan
bunuh diri. Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita untuk
melibatkan semua pihak dalam tindakan pencegahan, bukan hanya
pihak-pihak yang terlibat langsung.

F. PIHAK YANG MEMILIKI KECENDERENGUNGAN


MELAKUKAN ATAU BERESIKO MENERIMA PERILAKU
BULLYING
Tidak ada faktor utama yang menjadikan seseorang memiliki resiko
tinggi dalam melakukan atau menerima perilaku Bullying. Bullying
dapat terjadi di manapun, baik di lingkungan perkotaan maupun
pedesaan.
Pihak yang memiliki resiko tinggi menerima perilaku Bullying
Secara umum, orang yang memiliki salah satu atau beberapa faktor
di bawah ini akan memiliki resiko yang lebih tinggi menerima
perilaku bullying:

6
 Pihak yang memiliki perbedaan dengan kelompoknya,
seperti kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan,
menggunakan kacamata atau memiliki cara berpakaian
yang berbeda, orang yang masuk lingkungan baru, atau
gagal menunjukkan sesuatu yang dianggap bagus dalam
kelompoknya.
 Pihak yang dianggap lemah atau tidak dapat
mempertahankan diri
 Orang yang depresi, memiliki kecemasan, atau memiliki
penghargaan diri yang rendah
 Kurang populer dan memiliki sedikit teman
 Kurang dapat bergaul dengan baik, dilihat sebagai orang
yang menganggu dan kasar, atau sikap yang membuat
orang lain marah hanya untuk mencari perhatian
Namun, meskipun sesorang memiliki karakteristik di atas, bukan
berarti mereka pasti akan menerima perilaku bullying.

Pihak yang memiliki kecenderungan melakukan perilaku


bullying
Ada dua tipe orang yang memiliki kecenderungan tinggi melakukan
perilaku bullying:
 Orang yang sangat lekat dengan kelompoknya, memiliki
kekuasaan sosial, sangat mementingkan popularitasnya,
suka mendominasi dan menjadi pusat perhatian atau
memimpin kelompoknya.
 Orang yang terpisah dari kelompoknya dan memiliki
kemungkinan memiliki masalah depresi dan kecemasan,
memiliki penghargaan diri yang rendah, memiliki keterlibatan
yang rendah dalam kegiatan kelompoknya, mudah
dipengaruhi lingkungan, atau kurang memiliki empati.

7
Orang dengan karakteristik berikut juga memiliki kecenderungan
tinggi melakukan perilaku bullying.
 Orang yang agresif dan frustasi
 Kurang perhatian orang tua atau memiliki masalah di rumah
 Berpikir buruk tentang orang lain
 Memiliki kesulitan dalam mengikuti peraturan
 Melihat kekerasan sebagai sesuatu yang positif
 Memiliki teman yang melakukan perilaku bullying
Perlu kita ketahui bahwa pihak yang melakukan bulyying tidak perlu
lebih kuat secara fisik ataupun lebih besar daripada pihak yang
menerima perilaku bullying. Ketidakseimbangan kekuatan dapat
muncul dari berbagai aspek seperti popularitas, kemampuan
kognisi, prestasi. Pihak yang melakukan perilaku bullying bisa saja
memiliki kelebihan dalam lebih dari satu aspek.

G. TANDA-TANDA ADANYA BULLYING


Terdapat beberapa tanda yang dapat dijadikan indikator terjadinya
bullying. Mengetahui tanda-tanda ini merupakan langkah penting
pertama dalam mengatasi bulyying. Tidak semua orang yang
melakukan atau menerima perilaku bullying meminta bantuan atau
melaporkan kepada pihak lain.
Selanjutnya kita perlu berbicara kepada orang yang melakukan
atau menerima perilaku bullying. Tanda-tanda yang muncul juga
dapat menjadi indikator adanya masalah lain, seperti depresi atau
penyalahgunaan narkoba. Berbicara dengan mereka dapat
membantu menemukan sumber masalah sebenarnya.

8
Tanda-tanda seseorang menerima perilaku bullying
Perhatikan perbedaan yang muncul pada seseorang. Namun, tidak
semua orang yang memiliki tanda-tanda berikut menjadi pihak yang
menerima perilaku bullying. Beberapa tanda yang dapat dijadikan
indikator terjadinya bullying antara lain:
 Cidera atau luka yang tidak wajar
 Hilang atau rusaknya baju, buku, perhiasan atau barang-
barang lainnya
 Sering merasa pusing atau sakit perut, merasa sakit atau
pura-pura sakit
 Perubahan kebiasaan makan, seperti tiba-tiba tidak makan
atau makan berlebihan
 Sulit tidur dan sering mimpi buruk
 Menurunnya pretsai akademis, berkurangnya minat pada
aktivitas sekolah, atau tidak ingin pergi ke sekolah
 Perasaan tidak berdaya atau menurunnya harga diri
 Perilaku yang bersifat merusak diri sendiri seperti kabur dari
rumah, merugikan diri sendiri, atau membicarakan tentang
bunuh diri
Jika kita menemui seseorang yang terlihat kesusahan dan dalam
bahaya, sebaiknya Jangan diabaikan dan segera meminta
pertolongan kepada pihak yang tepat.

Tanda-tanda seseorang melakukan perilaku bullying


Seseorang memiliki kemungkinan sedang melakukan perilaku
bullying kepada orang lain jika memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
 Terlibat dalam perkelahian baik secara verbal atau fisik

9
 Memiliki teman yang melakukan perilaku bullying
 Meningkatnya agresifitas
 Sering dipanggil pihak berwenang (guru) atau sering
menerima hukuman disiplin karena melakukan pelanggaran
 Tiba-tiba memiliki uang atau barang yang tidak jelas asal
usulnya
 Menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka hadapi
 Tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannya
 Sangat memperhatikan dan khawatir akan reputasi dan
popularitas yang dimilikinya dalam kelompoknya

H. MENGAPA SESEORANG TIDAK MEMINTA BANTUAN


SAAT MENERIMA PERILAKU BULLYING?
Seseorang tidak melaporkan atau mengadukan bullying yang
mereka alami karena beberapa hal:
 Bullying dapat menyebabkan seseorang merasa tidak
berdaya. Mereka ingin menyelesaikan sendiri masalah yang
mereka hadapi sehingga mereka merasa dapat kembali
mengendalikan hidupnya. Mereka juga memiliki rasa
khawatir dianggap sebagai orang yang lemah atau seorang
pengadu.
 Pihak yang menerima bullying khawatir bullying akan
semakin parah saat mereka mencari bantuan.
 Bullying merupakan pengalaman yang memalukan. Pihak
yang menerima perilaku bullying tidak mau pihak lain
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya atau apa yang
dikatakan orang lain tentang dirinya, terlepas hal tersebut
benar atau tidak. Pihak yang menerima perilaku bullying juga

10
memiliki kekhawatiran akan mendapatkan labelling dan
dihukum karena dianggap lemah.
 Pihak yang menerima perilaku bullying sebelumnya bisa
saja merupakan orang yang sulit bergaul. Ia merasa bahwa
orang lain tidak akan peduli dan tidak akan ada yang akan
memahami permasalahannya.
 Pihak yang menerima perilaku bullying memiliki
kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh kelompoknya.
Ia merasa telah mendapatkan perlindungan dari
kelompoknya dan merasa akan kehilangan perlindungan
tersebut jika dia mengadu kepada pihak berwenang
(guru/orang tua).

I. EFEK BULLYING
Bullying dapat mempengaruhi berbagai pihak, baik yang menerima
perilaku bullying, yang melakukan perilaku bullying, maupun yang
menyaksikan perilaku bullying. Bullying akan selalu memiliki efek
negatif seperti kesehatan mental, penyalahgunaan narkoba, dan
kecenderungan bunuh diri. Sangat penting bagi kita untuk
menyampaikan kepada berbagai pihak termasuk anak-anak bahwa
bullying merupakan hal yang serius.

Efek terhadap orang yang menerima bullying


Orang yang menerima perilaku bullying akan mengalami pengaruh
negatif dalam aspek fisik, sosial, emosional, dan kesehatan mental.
Hal-hal berikut ini merupakan efek yang dialami oleh orang yang
menerima perilaku bullying:
 Mengalami depresi dan kecemasan, meningkatnya
perasaan sedih dan kesepian, gangguan pada kebiasaan
makan dan tidur, dan kehilangan ketertarikan pada aktivitas
yang sebelumnya mereka nikmati. Hal-hal ini dapat tetap

11
ada pada orang yang menerima perilaku bullying sampai
mereka dewasa.
 Masalah kesehatan
 Menurunnya prestasi akademis dan menurunnya partisipasi
dalam kegiatan sekolah. Mereka memiliki kemungkinan
yang tinggi untuk membolos hingga putus sekolah.

Efek terhadap orang yang melakukan bullying


Orang yang melakukan bullying juga akan menerima efek negatif
dan akan cenderung terlibat dalam kekerasan dan perilaku negatif
lainnya saat tumbuh menjadi dewasa. Beberapa efek yang dapat
muncul berupa:
 Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan saat remaja
maupun dewasa
 Berkelahi, merusak properti dan putus sekolah
 Terlibat dalam aktivitas seksual di usia dini
 Memiliki kecenderungan melakukan tindakan kriminal dan
pelanggaran lalu lintas saat dewasa
 Memiliki kecenderungan melakukan kekerasan terhadap
kekasih, pasangan atau anak mereka saat dewasa

Efek terhadap orang yang menyaksikan bullying


Orang yang menyaksikan bullying juga memiliki kemungkinan
terkena efek negatif seperti:
 Meningkatnya penggunaan rokok, alkohol, ataupun obat-
obatan
 Meningkatnya permasalahan kesehatan mental, seperti
depresi atau kecemasan

12
 Menghindari atau membolos sekolah

J. PENCEGAHAN BULLYING
Orang tua, guru, pegawai sekolah, atau orang-orang lain yang
peduli terhadap kasus bullying dapat mengambil peran berikut
dalam mencegah bullying:
 Bantu anak memahami bullying dan cara menghadapinya
secara aman. Berikan pemahaman kepada semua anak
bahwa bullying merupakan berbuatan serius yang tidak
dapat diterima.
o Dorong anak untuk mengungkapkan diri jika menjadi
pihak yang menerima perilaku bullying. Orang
dewasa sekitar harus dapat memberikan dukungan,
memberikan rasa aman dan nyaman, memberikan
nasehat atau dapat terlibat langsung dalam
menyelesaikan masalah.
o Ajarkan bagaimana menghadapi pihak yang
melakukan perilaku bullying. Bagaimana
menunjukkan ketegasan dan menolak perilaku yang
mereka lakukan atau dengan meninggalkan mereka.
o Ajarkan strategi untuk selalu tetap aman, dengan
tetap dekat dengan orang dewasa atau tetap ada
dalam kelompok yang siap mendukung anak.
o Ajarkan anak untuk mendukung pihak yang
menerima perilaku bullying dengan menunjukkan
kebaikan atau menjadi perantara dalam meminta
bantuan orang dewasa
 Tetap buka komunikasi. Tanyai anak dan dengarkan dengan
baik saat mereka mengungkapkan pendapat atau
perasaannya. Cari tahu tentang teman mereka, bagaimana
kegiatan di sekolah, dan pahami apa yang menjadi
kekhawtiran mereka.

13
 Dukung anak untuk melakukan kegiatan positif yang mereka
sukai. Kegiatan ekstrakurikuler, menyalurkan hobi atau
minat tertentu akan membantu anak dalam pergaulan sosial
dan melindungi mereka dari perilaku bullying.
 Selalu ajarkan untuk memperlakukan orang lain dengan
kebaikan dan rasa hormat

K. APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN?


Orangtua
Orang tua memainkan peran paling penting dalam mencegah dan
mengatasi bullying. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan
orang tua dalam mencegah dan mengatasi bullying:
 Pahami tanda-tanda seseorang terlibat bullying. Jika orang
tua menemui beberapa tanda- seseorang terlibat bullying,
sebaiknya segera ajak bicara (jangan menginterogasi
ataupun mencari kesalahan) anak. Belum tentu tanda-tanda
yang ditemukan menunjukkan adanya bullying, namun akan
lebih baik jika orang tua segera mencari tahu.
 Orang tua perlu memahami bullying dan tindakan seperti
apa yang termasuk dalam perilaku bullying. Memahami
tentang bullying adalah langkah pertama dalam mencegah
atau mengatasi bullying. Saat orang tua sudah memahami
bullying Ia dapat mengajarkannya atau bersama anak
membuat strategi dalam mencegah dan mengatasi bullying.
 Bila sudah memastikan Anak terlibat dalam perilaku bullying
segera bicarakan dengan pihak-pihak terkait seperti sekolah
dan orangtua anak lain yang terlibat. Cari jalan keluar terbaik
bagi semua pihak dan hindari menyalahkan anak yang
terlibat.

14
Guru
Sekolah merupakan tempat di mana bullying paling sering terjadi.
Pihak sekolah, dalam hal ini guru, perlu menciptakan lingkungan
sekolah yang saling mendukung dan aman di mana semua Anak
dapat diterima dan memahami bagaimana sikap yang harus diambil
dalam mengahadapi bullying. Beberapa hal yang dapat dilakukan
oleh Guru antara lain:
 Memahami bullying dengan baik
 Mendukung untuk menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif
 Menghindari melakukan labelling terhadap Anak
 Mengajak Anak-anak dan orang dewasa di lingkungan
sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif
 Merespon dengan tepat saat bullying terjadi

Masyarakat
Sebagai anggota masyarakat kita juga memiliki peran penting
dalam membebaskan Anak dari perilaku bullying. Terdapat
beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai masyarakat:
 Memahami bullying
 Merespon jika mengetahui ada bullying yang sedang terjadi
o Langsung terlibat, ajak orang dewasa lain jika
diperlukan
o Pisahkan anak yang terlibat
o Pastikan semua semua orang dalam keadaan aman
o Segera berikan/minta pertolongan medis jika
diperlukan
o Tetap tenang sehingga dapat menenangkan semua
pihak

15
o Tetap mencaga perilaku yang baik saat terlibat dalam
pencegahan bullying
 Dalam merespon langsung bullying hindari hal-hal sebagai
berikut:
o Jangan abaikan. Jangan beranggapan bahwa Anak
akan selalu dapat menyelesaikan masalah mereka
tanpa bantuan orang dewasa
o Jangan langsung menetapkan apa yang terjadi.
Pelajari dulu apa yang sebenarnya terjadi
o Jangan memaksa pihak-pihak lain untuk mengatakan
secara terbuka apa yang mereka lihat
o Jangan menanyai pihak-pihak yang terlibat langsung
dalam bullying di depan umum
o Jangan menanyai pihak yang melakukan perilaku
bullying dan pihak yang menerima perilaku bullying
secara bersam-sama. Tanyai mereka secara
terpisah.
o Jangan paksa pihak yang terlibat untuk saling
bermaafan atau langsung memperbaiki hubungan
mereka tepat setelah bullying berlangsung
o Jangan terlibat langsung jika kondisinya
membahayakan. Segera hubungi pihak yang lebih
berwenang (kepolisian)

Anak
Bullying dapat memeberikan pengaruh serius bagi Anak. Anak
harus paham apa yang harus dilakukan dalam mencegah atau
mengatasi bullying. Beberapa hal yang dapat dilakukan:
 Katakan! Ungkapkan! Bicara! Nyatakan jika Anda merasa
tidak nyaman atas perkataan atau tindakan orang lain
kepada Anda. Jika bullying tidak berhenti sampaikan
kepada pihak yang lebih berwenang, orang tua atau guru.
 Memahami tentang bullying

16
 Jika Anda sebagai penonton, maka belajarlah berani untuk
terlibat dalam mengatasi bullying. Tetap memperhatikan
situasi sebelum memutuskan untuk terlibat. Pastikan situasi
tidak berbahaya terutama untuk Anda dan juga aman bagi
pihak-pihak yang terlibat bullying.

17
BULLYING / PERUNDUNGAN DALAM TINJAUAN HUKUM

Di dalam peraturan hukum di Indonesia tidak secara tegas di


sebutkan dan dirumuskan suatu perbuatan yang disebut dengan
“bully” tetapi karena perilaku bully merupakan kekerasan dalam
bentuk perilaku agresif dan negatif yang mengganggu, mengusik
terus-menerus dan juga menyusahkan dengan tujuan untuk
menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara mental serta
dilakukan secara sengaja dan berulang dan korban bully tidak
mampu membela atau mempertahankan dirinya sendiri karena
lemah secara fisik atau mental. Maka dalam pembahasan ini akan
diuraikan pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan apa yang disebut dengan “bully” tersebut
dan/atau bentuk bully yang dapat dikategorikan sebagai suatu
tindak pidana. Berikut ini beberapa peraturan perundang-undangan
terkait dengan bullying:
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo. Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
Pasal 54:
(1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib
mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis,
kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakuan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik dan/atau
pihak lain.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau
masyarakat.
Pasal 76C:
Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan
terhadap anak

18
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Pasal 170 KUHP:
(1) Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
(2) Yang bersalah diancam:
1. dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia
dengan sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan
yang digunakan mengakibatkan luka-luka;
2. dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika
kekerasan mengakibatkan luka berat; 3. dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan
mengakibatkan maut.

Pasal 310 KUHP:


(1) Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik
seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya
terang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena
pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 333 KUHP:


(1) Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum merampas
kemerdekaan seseorang, atau meneruskan perampasan
kemerdekaan yang demikian, diancam dengan pidana penjara
paling lama delapan tahun.

19
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat maka yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
(4) Pidana yang ditentukan dalam pasal ini diterapkan juga bagi
orang yang dengan sengaja dan melawan hukum memberi tempat
untuk perampasan kemerdekaan.

Pasal 335 KUHP:


Barangsiapa secara melawan hukum memaksa orang agar
melakukan, tidak melakukan, atau membiarkan, dengan memakai
kekerasan, sesuatu perbuatan lain, maupun perlakuan yang tidak
menyenangkan, atau dengan ancaman kekerasan, sesuatu
perbuatan lain maupun perlakuan yg tidak menyenangkan, baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain dapat diancam dengan
pidana penjara paling lama 1 tahun.

Pasal 351 KUHP:


(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

20
Dari beberapa pasal di atas dapat kita ketahui bahwa tindakan
bullying dapat dilaporkan dan menjadi tindak pidana. Pelaku
bullying dapat menjadi seorang pelanggar hukum dan diperlakukan
sama dengan pelaku tindakan kriminal lainnya serta harus
menghadapi proses hukum yang berlaku. Pelaku bullying juga
dapat dihukum dengan hukuman penjara. Hal ini dapat menjadikan
pelaku bullying memiliki catatan buruk dalam kehidupannya dan
akan mempengaruhi kehidupannya di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, bullying benar-benar perlu kita hindari.

21
PENUTUP

Bullying /perundungan merupakan perilaku yang perlu


mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius serta
memerlukan keterlibatan semua pihak dalam pencegahan dan
penanganannya. Efek negatif yang ditimbulkan juga serius dan
mempengaruhi kehidupan seseorang saat dewasa.
Disamping efek secara psikologis, bullying juga memiliki efek buruk
bagi pelakunya dalam pandangan hukum. Pelaku bullying dapat
dipidanakan dan terancam dengan hukuman penjara.
Oleh karena itu bullying patut menjadi perhatian serius semua pihak
dalam pencegahan dan penanganannya. Semua pihak dari Anak,
orang tua, pihak sekolah dan masyarakat harus memiliki
kepedulian dalam hal ini.

22
Referensi:
 https://www.stopbullying.gov
 https://kbbi.kemdikbud.go.id
 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
 Jurnal Ilmiah ‘TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK
PIDANA PERILAKU BULLY TERHADAP ANAK
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002
JO UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK’, Hasri Ratna Utari, Fakultas Hukum
Universitas Mataram, 2018.

Anda mungkin juga menyukai