Di susun oleh :
Muhammad Zakky El Qolaby
(202110236)
XII-Asisten Keperawatan
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Penyakit
Stroke infark (stroke non hemorogik) adalah tanda klinis disfungsi atau
kerusakan jaringan otak yang di sebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga
mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
B. Etiologi
Stroke Non hemorogik terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian terhanti. Hal ini di sebabkan oleh
atelosklerosis yaitu penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau bekuan
darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak (Pudiastuti,2011).
D. Patofisiologi
Stroke Infark (Non Hemorogik) di sebabkan oleh plak trombosis akibat plak
aterosklerosis yang memberi vaskularisasi pada otak atau emboli dari pembuluh darah di
luar otak yang tersangkut di arteri otak. Saat terbentuknya plak pribrosis (ateroma) di
lokasi terbatas seperti di tempat percabangan arteri. Trombosit selanjutnya melekat pada
permukaan plak bersama dengan fibrin.pelekatan trombosit secara perlahan akan
memperbesar ukuran plak sehingga terbentuk thrombus.
E. Data Penunjang
Data penunjang yang dilakukan pada pasien dengan stroke infark (Non Hemorogik)
adalah sebagai berikut:
1. CT-Scan
Memperlihatkan adanya infark
2. Sinar X Tengkorak
mengambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang dari masa yang luas
3. Pemeriksaan Hasil Laboratorium
1) Fungsi lumbal : pengambilan cairan tulang belakang dan otak
2) Pemeriksaan darah rutin : yang meliputi HB, Elitrosit, Leukosit, Trombosit,
Hemaktokrit, dan nilai nilai MC
3) Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikimia, mencapai
250 mg dalam serum dan kemudian berangsur angsur turun kembali.
F. Masalah Yang Lazim Muncul
Masalah yang lazim muncul pada klien dengan stroke infark adalah:
a. Hambatan mobilitas fisik
b. Defisit perawatan diri
c. Resiko jatuh
d. Nyeri akut
e. Hambatan komunikasi verbal
G. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologi
Ditunjukan untuk reperfusi (untuk memulihkan kembali perfusi darah) dengan
pemberian antiplatelet (obat untuk mencegah anti penggumpalan darah) seperti aspirin
dan antikoagulan, atau yang yang di anjurkan trombolitik rt-PA (Recombinant Tissue
Plasminogen Activator/ protein yang bertanggung jawab pada pemecahan bekuan dara).
Dapat juga diberi agen neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetan, jika didapatkan afasia
(gangguan bahasa yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi.
b. Keperawatan
1. Diagnosa 1: hambatan mobilitas fisik
Intervensi:
Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pada klien.
Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan.
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
Ajarkan klien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi.
Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan.
Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
Ajarkan pasien bagaimana merubah posisimdan berikan bantuan jika
diperlukan.
2. Diagnosa 2: hambatan komunikasi verbal
Intervensi :
a. Gunakan penerjemah jika, diperlukan.
b. Beri satu kalimat simple setiap bertemu,jika diperlukan.
c. Konsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi bicara.
d. Dengarkan dan penuh perhatian.
e. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untukmengulangi
permintaan.
f. Berdiri di depan pasien ketika berbicara.
g. Gunakan kartu baca, kertas, pensil, bahasa tubuh, gambar, daftar kosakata,
bahasa asing, dan lain lain.
h. Beri anjuran kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu bicara
( misalnya, prostesi trakeoesofagus dan laring buatan ).
i. Berikan pujian positive, jika diperlukan
j. Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk member stimulus
komunikasi.
k. Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi
( bahasa isyarat )
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien :
a. Nama : Ny.M
b. Umur : 49 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Dsn.Leuwilahang 06/04
f. Pendidikan : SD
g. Diagnosa Medis : Stroke Infark
h. Tanggal Masuk : 21 Agustus 2022
i. Tanggal Pengkajian : 22 Agustus 2022
j. No Rekam MediS : 801 309
a. Penanggung jawab :
a. Nama : Tn.Y
b. Umur : 23 Tahun
c. Alamat : Dsn. Selaawi 01/18 Cisadap
d. Pendidikan : SLTA
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Hubungan Dengan Pasien : Anak
b. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
”klien mengatakan tubuhnya terasa lemas”
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat Pengkajian hari Minggu tanggal 21 Agustus 2022 pukul 14.00
WIB, klien mengeluh seluruh badannya terasa lemas, disertai dengan tangan kiri
sering kesemutan dan mati rasa serta kaki kiri tremor ketika di gerakan. Klien
mengatakan badannya terasa lemas sejak 3 hari yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami penyakit yang
sama, akan tetapi 3 bulan yang lalu klien pergi ke puskesmas untuk mengecek
tekanan darah dan hasil tekanan darahnya tinggi. Menurut diagnosa dokter Ny. M,
mempunyai penyakit hipertensi yang disebabkan seringnya mengonsumsi
makanan yang mengadung garam, dan klien di anjurkan oleh dokter untuk
mengonsumsi obat direutik seperti Furosemid.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan salah satu anggota keluarganya mengalami penyakit
yang sama yaitu ayahnya.
e. Genogram
Keterangan :
= Laki –laki = Garis Keturunan
c. Pemeriksaan Fisik
a. keadaan umum : Lemas
b. tingkat kesadaran : Composmentis
c. Tanda Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 140 / 90
2) Nadi : 87 x / mnt
3) Respirasi : 26 x / mnt
4) Suhu : 36,7 ℃
5) Spo2 : 98 %
d. Pemeriksaan Head To Toe
1) Mata :
Bentuk mata klien sipit, simetris kanan dan kiri. Bulu mata lentik, alis mata
simetris kanan dan kiri, sklera mata klien putih bersih, pupil mata baik terbukti
pada saat cahaya didekatkan pupil mata mengecil dan saat cahaya dijauhkan pupil
membesar. Klien mengatakan pandangannya agak kabur.
2) Mulut Dan Faring :
Bentuk bibir klien tampak tidak simetris, bibir klien kering, warna bibir agak
hitam, lidah kotor, gigi klien tidak rapi dan tidak terdapat karang gigi. Fungsi
pengecapan baik terbukti klien dapat membedakan pahit rasa kopi, asin rasa
garam dan manis rasa gula. Keluarga klien mengatakan klien kesulitan bicara.
3) Entermitas Atas :
Tangan klien lengkap kanan kiri, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan pada
kuku. Warna kulit tangan sawo matang, tekstur kulit kering, pada tangan kanan
terpasang infus NaCl 20 tpm, sehingga mengalami keterbatasan pergerakan, dan
tangan kiri klien nampak susah digerakan. Klien mengatakan klien mengalami
kesulitan bergerak.
4) Entermitas Bawah :
Kaki klien lengkap kanan kiri, kaki klien bersih, jari kaki klien lengkap, tidak
ada kelainan pada kuku, klien mengatakan kaki kirinya ketika di gerakan terasa
tremor
5 3
5 3
d. ADL
No Kebutuhan Sebelum sakit Setelah sakit
1. Nutrisi
a. BB / TB 46 kg / 155 cm 45 kg / 155 cm
b. Diet Nasi, lauk Bubur, lauk,
puding
c. Kemampuan :
Mengunyah Normal Normal
Menelan Normal Normal
Bantuan total / sebagian Tanpa bantuan Bantuan sebagian
a. 3x sehari 3x sehari
b. 1 porsi habis Habis ¼ porsi
c. Tidak ada Tidak ada
d. Frekuensi
e. Porsi makan Semua jenis Semua jenis
f. Makanan yang menimbulkan makanan makanan
alergi
g. Makanan yang disukai
2. Cairan
Intake
Oral 8 gelas 8 gelas
Jenis Air putih, teh Air putih
Jumlah cc/hari 1800 cc / hari 1800 cc / hari
Bantuan total / sebagian Tanpa bantuan Tanpa bantuan
Intravena
Jenis Tidak ada RL
Jumlah cc / hari Tidak ada 500 cc / hari
Output
Jenis Urine Urine
Jumlah cc / hari Tidak tentu Tidak tentu
3. Eliminasi
BAB
Frekuensi 1x / hari 1x / hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning khas Kuning khas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Bantuan total / sebagian Tanpa bantuan Tanpa bantuan
BAK
Frekuensi 5-6 x / hari 5-6 x / hari
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan bantuan / sebagian Tanpa bantuan Bantuan
4. Istirahat tidur
Lama tidur 8 jam / hari 8 jam / hari
Kesulitan memulai tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
5 Personal hygiene
Mandi
Frekuensi 2x /hari 1x/hari
Bantuan total / Sebagian Tanpa bantuan Bantuan, di
waslap
Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
Cuci rambut 3x/ minggu Belum
Gunting kuku 1x/minggu Belum
Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
6 Aktivitas
Mobilitas Baik Bantuan
Olahraga Jalan Jarang
Relaksasi/hiburan Nonton tv
e. Pemeriksaan Penunjang
B. Analisa Data
No Data Kemungkinan Penyebab Masalah
1. Ds : Disfungsi N.XI (aksesorius) Hambatan
Kliien mengatakan Mobilitas Fisik
tubuhnya terasa
lemas Penurunan fungsi Motorik dan
Muskoloskeletal
Klien mengatakan
tangan kirinya lemas
tidak bisa digerakan
dan seperti mati rasa Kelemahan Pada 1/Ke 4 Anggota
Klien mengatakan Gerak
kaki kirinya terasa
tremor sejak 3 hari
yang lalu Hemiparase/Plegi Kanan dan Kiri
Do :
Klien nampak lemas
Gangguan Mobilitas Fisik
Klien nampak
kesulitan bergerak di
bagian tangan
sebelah kiri
5 3
5 3
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
I : Minggu, 21
Agustus 2022
jam 18.50:
arkan pasien dan
keluarga tentang
teknik ambulasi
E : S: klien
mengatakan
faham teknik
ambulasi yang
diajarkan
R : Pertahankan
keadaan ini
Minggu, 22 Minggu, 22 Agustus
Agustus 2022 Jam 2022 Jam 19.00 WIB
19.00 WIB : :
3. Melatih klien S : Klien mengatakan
dalam peenuhan tangannya sudah
kebutuhan ADL dapat digerakan
secara mandiri sedikit sedikit
sesuai kemampuan O : tangan klien
dapat digerakkan
sedikit-sedikit
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan
intervensi :kolabor
asi dokter
pemberian obat:
- Citicolin inj
- CPO tab
- Aspilet tab
I: melaksanakan
advis dokter
pemberian obat:
- Citicolin inj
- CPO tab
- Aspilet tab
E: Klien mengatakan
tangan dan kaki tidak
kebas
R: pertahankan
keadaan ini
2. Gangguan Setelah di lakukan 1. Kaji faktor 1. Menentukan Senin, 22 Agustus Senin, 22 Agustus
komunikasi verbal tindakan keperawatan penyebab tindakan 2022 Jam 2022 Jam
berhubungan selama 2 x 24 jam di gangguan selanjutkan 14.00WIB 14.15WIB
harapkan gangguan
dengan penurunan komunikasi pada untuk 1.mengkaji faktor S : Keluarga klien
mobilitas fisik dapat
fungsi otot facial / klien mengatasi penyebab gangguan mengatakan klien
teratasi dengan
oral di tandai masalah klien komunikasi pada mengalami pelo
kriteria hasil :
dengan : klien sejak terserang
1. Kemampuan
DS : 2. Ajarkan klien 2. Klien dapat 2.Mengajarkan stroke
bicara meningkat
Keluarga klien untuk bicara memudahkan metode komunikasi O : Klien Nampak
2. Pelo menurun
mengatakan klien perlahan komunikasi alternative bicaranya pelo
kesulitan A : Masalah belum
3. Beri anjuran
berbicara 3. Bicara klien 3. Memberikan teratasi
kepada pasien
DO : dapat mudah anjuran kepada P : Lanjutkan
dan keluarga
Klien Nampak dipahami pasien dan keluarga intervensi
tentang
kesulitan tentang penggunaan I : Mengajarkan
penggunaan alat
berbicara, alat bantu bicara metode komunikasi
bantu bicara
bicaranya pelo ( Prostesi,trakeoeso alternative
( Prostesi,trakeoe
fagus, dan laring E : Bicara klien
sofagus, dan
buatan ) masih pelo
laring buatan )
R:
4. Mengajurkan klien
- Memberikan
4. Anjurkan klien 4.
dan keluarga klien
anjuran
dan keluarga
untuk konsultasikan
kepada pasien
klien untuk
konsultasi dengan ahli terapi dan keluarga
dengan ahli tentang
terapi penggunaan
alat bantu
bicara
- Mengajurkan
klien dan
keluarga klien
untuk
konsultasi
dengan ahli
terapi
BAB III PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan di kemukakan kesenjangan yang ada di antara teori-teori
dan kenyataan dilapangan kasus Ny.M diruangan Mawar 2 RSUD Kabupaten Ciamis, untuk
memudahkan dalam memahami kesenjangan yang terjadi.
A. Pengkajian
A. Terjadi kesamaan antara hasil pengkajian dengan teori dimana pada teori juga
dilakukan wawancara, observasi, pengkajian, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya. Pada teori menurut (Proverawati & Asfuah, 2009) pada
penderita Stroke infark dapat ditemukan beberapa gejala utama yaitu : Seluruh
badannya terasa lemas, sulit berjalan, sulit berbicara, kelumpuhan pada satu sisi
tubuh, mati rasa. Diagnosa Keperwatan
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Aplikasi Asuhan Keperawatan & NANDA NIC - NOC 2015, teori diagnosa
keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan diagnosa medis stroke infark
ada 5 yaitu :
Sedangkan diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan pada Ny.T dengan diagnosa
medis Stroke infark yaitu :
C. Intervensi
Dari tiga diagnosa keperawatan yang ditemukan kemudian dibuatan perencanaan
keperawatan (intervensi) sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan dimana penulis
membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian menetapkan
tujuan, selanjutnya menentukan tindakan yang tepat. Pada pelaksanaan keperawatan pada
stroke infark ada dua diagnosa keperawatan dengan intervensi yang dilakukan, sudah
dilaksanakan pada kasus nyata namun demikian di sesuaikan dengan konsep teori dan
masalah yang ada yaitu :