Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M DENGAN DIAGNOSA MEDIS


STROKE INFARK DI RUANG MAWAR II RSUD
KABUPATEN CIAMIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Laporan Praktik Kerja


Lapangan Pada Program Keahlian Asisten Keperawatan

Di susun oleh :
Muhammad Zakky El Qolaby
(202110236)
XII-Asisten Keperawatan

YAYASAN SERBABAKTI SURYALAYA PONDOK PESANTREN SURYALAYA


KOMPETENSI KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN
SMK PLUS YSB SURYALAYA
TASIKMALAYA
2022

BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Penyakit
Stroke infark (stroke non hemorogik) adalah tanda klinis disfungsi atau
kerusakan jaringan otak yang di sebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga
mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
B. Etiologi
Stroke Non hemorogik terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian terhanti. Hal ini di sebabkan oleh
atelosklerosis yaitu penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau bekuan
darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak (Pudiastuti,2011).

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada penyakit stroke infark adalah:
1. Sulit berjalan
2. Sulit berbicara
3. Kelumpuhan pada satu sisi tubuh
4. Mati rasa
5. Lemas
6. Gangguan keseimbangan

D. Patofisiologi
Stroke Infark (Non Hemorogik) di sebabkan oleh plak trombosis akibat plak
aterosklerosis yang memberi vaskularisasi pada otak atau emboli dari pembuluh darah di
luar otak yang tersangkut di arteri otak. Saat terbentuknya plak pribrosis (ateroma) di
lokasi terbatas seperti di tempat percabangan arteri. Trombosit selanjutnya melekat pada
permukaan plak bersama dengan fibrin.pelekatan trombosit secara perlahan akan
memperbesar ukuran plak sehingga terbentuk thrombus.

E. Data Penunjang
Data penunjang yang dilakukan pada pasien dengan stroke infark (Non Hemorogik)
adalah sebagai berikut:

1. CT-Scan
Memperlihatkan adanya infark
2. Sinar X Tengkorak
mengambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang dari masa yang luas
3. Pemeriksaan Hasil Laboratorium
1) Fungsi lumbal : pengambilan cairan tulang belakang dan otak
2) Pemeriksaan darah rutin : yang meliputi HB, Elitrosit, Leukosit, Trombosit,
Hemaktokrit, dan nilai nilai MC
3) Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikimia, mencapai
250 mg dalam serum dan kemudian berangsur angsur turun kembali.
F. Masalah Yang Lazim Muncul
Masalah yang lazim muncul pada klien dengan stroke infark adalah:
a. Hambatan mobilitas fisik
b. Defisit perawatan diri
c. Resiko jatuh
d. Nyeri akut
e. Hambatan komunikasi verbal
G. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologi
Ditunjukan untuk reperfusi (untuk memulihkan kembali perfusi darah) dengan
pemberian antiplatelet (obat untuk mencegah anti penggumpalan darah) seperti aspirin
dan antikoagulan, atau yang yang di anjurkan trombolitik rt-PA (Recombinant Tissue
Plasminogen Activator/ protein yang bertanggung jawab pada pemecahan bekuan dara).
Dapat juga diberi agen neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetan, jika didapatkan afasia
(gangguan bahasa yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi.
b. Keperawatan
1. Diagnosa 1: hambatan mobilitas fisik
Intervensi:
 Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pada klien.
 Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan.
 Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
 Ajarkan klien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi.
 Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan.
 Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
 Ajarkan pasien bagaimana merubah posisimdan berikan bantuan jika
diperlukan.
2. Diagnosa 2: hambatan komunikasi verbal
Intervensi :
a. Gunakan penerjemah jika, diperlukan.
b. Beri satu kalimat simple setiap bertemu,jika diperlukan.
c. Konsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi bicara.
d. Dengarkan dan penuh perhatian.
e. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untukmengulangi
permintaan.
f. Berdiri di depan pasien ketika berbicara.
g. Gunakan kartu baca, kertas, pensil, bahasa tubuh, gambar, daftar kosakata,
bahasa asing, dan lain lain.
h. Beri anjuran kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu bicara
( misalnya, prostesi trakeoesofagus dan laring buatan ).
i. Berikan pujian positive, jika diperlukan
j. Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk member stimulus
komunikasi.
k. Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi
( bahasa isyarat )
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas klien :
a. Nama : Ny.M
b. Umur : 49 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Dsn.Leuwilahang 06/04
f. Pendidikan : SD
g. Diagnosa Medis : Stroke Infark
h. Tanggal Masuk : 21 Agustus 2022
i. Tanggal Pengkajian : 22 Agustus 2022
j. No Rekam MediS : 801 309

a. Penanggung jawab :
a. Nama : Tn.Y
b. Umur : 23 Tahun
c. Alamat : Dsn. Selaawi 01/18 Cisadap
d. Pendidikan : SLTA
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Hubungan Dengan Pasien : Anak

b. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
”klien mengatakan tubuhnya terasa lemas”
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat Pengkajian hari Minggu tanggal 21 Agustus 2022 pukul 14.00
WIB, klien mengeluh seluruh badannya terasa lemas, disertai dengan tangan kiri
sering kesemutan dan mati rasa serta kaki kiri tremor ketika di gerakan. Klien
mengatakan badannya terasa lemas sejak 3 hari yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami penyakit yang
sama, akan tetapi 3 bulan yang lalu klien pergi ke puskesmas untuk mengecek
tekanan darah dan hasil tekanan darahnya tinggi. Menurut diagnosa dokter Ny. M,
mempunyai penyakit hipertensi yang disebabkan seringnya mengonsumsi
makanan yang mengadung garam, dan klien di anjurkan oleh dokter untuk
mengonsumsi obat direutik seperti Furosemid.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan salah satu anggota keluarganya mengalami penyakit
yang sama yaitu ayahnya.
e. Genogram

Keterangan :
= Laki –laki = Garis Keturunan

= Perempuan = Garis perkawinan

= Klien = Tinggal serumah


= Meninggal

c. Pemeriksaan Fisik
a. keadaan umum : Lemas
b. tingkat kesadaran : Composmentis
c. Tanda Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 140 / 90
2) Nadi : 87 x / mnt
3) Respirasi : 26 x / mnt
4) Suhu : 36,7 ℃
5) Spo2 : 98 %
d. Pemeriksaan Head To Toe
1) Mata :
Bentuk mata klien sipit, simetris kanan dan kiri. Bulu mata lentik, alis mata
simetris kanan dan kiri, sklera mata klien putih bersih, pupil mata baik terbukti
pada saat cahaya didekatkan pupil mata mengecil dan saat cahaya dijauhkan pupil
membesar. Klien mengatakan pandangannya agak kabur.
2) Mulut Dan Faring :
Bentuk bibir klien tampak tidak simetris, bibir klien kering, warna bibir agak
hitam, lidah kotor, gigi klien tidak rapi dan tidak terdapat karang gigi. Fungsi
pengecapan baik terbukti klien dapat membedakan pahit rasa kopi, asin rasa
garam dan manis rasa gula. Keluarga klien mengatakan klien kesulitan bicara.
3) Entermitas Atas :
Tangan klien lengkap kanan kiri, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan pada
kuku. Warna kulit tangan sawo matang, tekstur kulit kering, pada tangan kanan
terpasang infus NaCl 20 tpm, sehingga mengalami keterbatasan pergerakan, dan
tangan kiri klien nampak susah digerakan. Klien mengatakan klien mengalami
kesulitan bergerak.
4) Entermitas Bawah :
Kaki klien lengkap kanan kiri, kaki klien bersih, jari kaki klien lengkap, tidak
ada kelainan pada kuku, klien mengatakan kaki kirinya ketika di gerakan terasa
tremor
5 3
5 3

d. ADL
No Kebutuhan Sebelum sakit Setelah sakit
1. Nutrisi
a. BB / TB 46 kg / 155 cm 45 kg / 155 cm
b. Diet Nasi, lauk Bubur, lauk,
puding
c. Kemampuan :
 Mengunyah Normal Normal
 Menelan Normal Normal
 Bantuan total / sebagian Tanpa bantuan Bantuan sebagian

a. 3x sehari 3x sehari
b. 1 porsi habis Habis ¼ porsi
c. Tidak ada Tidak ada
d. Frekuensi
e. Porsi makan Semua jenis Semua jenis
f. Makanan yang menimbulkan makanan makanan
alergi
g. Makanan yang disukai
2. Cairan
Intake
Oral 8 gelas 8 gelas
Jenis Air putih, teh Air putih
Jumlah cc/hari 1800 cc / hari 1800 cc / hari
Bantuan total / sebagian Tanpa bantuan Tanpa bantuan
Intravena
Jenis Tidak ada RL
Jumlah cc / hari Tidak ada 500 cc / hari
Output
Jenis Urine Urine
Jumlah cc / hari Tidak tentu Tidak tentu
3. Eliminasi
BAB
Frekuensi 1x / hari 1x / hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning khas Kuning khas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Bantuan total / sebagian Tanpa bantuan Tanpa bantuan
BAK
Frekuensi 5-6 x / hari 5-6 x / hari
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan bantuan / sebagian Tanpa bantuan Bantuan
4. Istirahat tidur
Lama tidur 8 jam / hari 8 jam / hari
Kesulitan memulai tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada

5 Personal hygiene
Mandi
Frekuensi 2x /hari 1x/hari
Bantuan total / Sebagian Tanpa bantuan Bantuan, di
waslap
Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
Cuci rambut 3x/ minggu Belum
Gunting kuku 1x/minggu Belum
Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
6 Aktivitas
Mobilitas Baik Bantuan
Olahraga Jalan Jarang
Relaksasi/hiburan Nonton tv

e. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Ket


Hematologi Lengkap :
Hemoglobin 12.4 P = 12 – 16 9/Dl
Hematokrit 37.1 P = 35 – 45 %
Eritrosit 4.51 P = 4,0 – 5,5 10^3 /UL
Leukosit 6.6 Dws = 5 – 10 10^2/UL
Trombosit 328 150 – 450 10^6/UL
DIFF,Hitung jenis leukosit :
Netrofil 58 50 – 70 %
Limposit 23 25 – 40 %
Monosit 14 3–7%
Eusinopil 4 2–6%
Basofil 1 0–1%
Gula Darah Sewaktu 105 70 – 200 mg/Dl

B. Analisa Data
No Data Kemungkinan Penyebab Masalah
1. Ds : Disfungsi N.XI (aksesorius) Hambatan
 Kliien mengatakan Mobilitas Fisik

tubuhnya terasa
lemas Penurunan fungsi Motorik dan
Muskoloskeletal
 Klien mengatakan
tangan kirinya lemas
tidak bisa digerakan
dan seperti mati rasa Kelemahan Pada 1/Ke 4 Anggota
 Klien mengatakan Gerak
kaki kirinya terasa
tremor sejak 3 hari
yang lalu Hemiparase/Plegi Kanan dan Kiri
Do :
 Klien nampak lemas
Gangguan Mobilitas Fisik
 Klien nampak
kesulitan bergerak di
bagian tangan
sebelah kiri

2. Ds : Kerusakan N.VII ( Fasialis), N.IX Gangguan


 Keluarga klien (Glosofaringeus) komunikasi
verbal
mengatakan klien
kesulitan bicara Kontrol Otot Facial / Oral Menjadi
Lemah
Do :
 Klien bicaranya Ketidak Mampuan Berbicara
nampak kesulitan
berbicara Kerusakan Antikular, Tidak Dapat
Berbicara
Gangguan Komunikasi Verbal

C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler di tandai
dengan :
DS :
a. Klien mengatakan tubuhnya terasa lemas.
b. Klien mengatakan tangan kirinya lemas tidak bisa digerakan dan seperti
mati rasa.
c. Klien mengatakan kaki kirinya tremor sejak 3 hari yang lalu.
DO :
a. Klien nampak lemas.
b. Klien nampak kesulitan bergerak di bagian tangan sebelah kiri.
c. Kaki klien sebelah kiri nampak tremor ketika digerakan.
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan adanya pelo di tandai dengan :
DS :
 Keluarga klien mengatakan klien kesulitan berbicara
DO :
 Klien Nampak kesulitan berbicara
D. Proses Keperawatan
Nama : Ny.M Tanggal masuk : 21 Agustus 2022
Umur : 49 th Ruang/kelas : Mawar II/III
Jenis kelamin : Perempuan No.Rm : 100.80.13.09
Diagnosa medis : Stroke infark Tanggal pengkajian : 22 Agustus 2022
No Diagnosa Perencanaan Rasional Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan Tujuan Intervensi
1. Hambatan Setelah di lakukan 1. Monitoring TTV 1. Peningkatan Minggu, 21 Agustus Minggu, 21 Agustus
mobilitas fisik tindakan 2. Kaji kemampuan tanda tanda 2022 Jam 17.30 2022 Jam 17.45
berhubungan keperawatan klien dalam vital WIB: S:-
dengan selama 2 x 24 jam mobilisasi 2. Teknik 1. Memonitor TTV O:
neuromuskuler di harapkan 3. Ajarkan pasien ambulasi dapat TD : 130/90 mmHg
ditandai dengan : , gangguan mobilitas dan keluarga digerakan N : 80 x/mnt
DS : fisik dapat teratasi tentang teknik dengan mudah R : 26 x/ mnt
klien mengeluh dengan kriteria ambulasi 3. Untuk S : 36,6 ºc
seluruh badannya hasil: 4. Latih klien dalam mengetahui Spo2 : 98 %
terasa lemas, 1. Klien pemenuhan kemampuan A : Masalah teratasi
disertai dengan meningkat kebutuhan ADL mobilisasi klien P:-
tangan kiri sering dalam aktivitas secara mandiri 4. Untuk
kesemutan dan fisik sesuai meningkatkan
mati rasa serta 2. Mengerti tujuan kemampuan kekuatan otot Minggu, 22 Agustus Minggu, 22
kaki kiri tremor dari 5. Kolaborasi dokter 5. 2022 Jam 18.30 WIB Agustus 2022 Jam
ketika di gerakan. peningkatan dengan 2. Mengkaji 18.40 WIB
Klien mengatakan mobilitas pemberian obat: kemampuan S:
badannya terasa 3. Klien - Citicolin inj pasien dalam  Klien
lemas sejak 3 hari mengatakan - CPO tab mobilisasi mengatakan
yang lalu dapat - Aspilet tab tangan kirinya
DO : beraktivitas susah digerakan
Klien nampak meski hanya  Klien
lemas, klien ADL mengatakan kaki
nampak kesulitan kirinya ketika
bergerak di digerakan terasa
bagian tangan tremor
sebelah kiri, kaki O:
kiri klien nampak  Klien Nampak
tremor ketika kesulitan
digerakan bergerak
 Hasil pengkajian
kekuatan otot:

5 3
5 3

A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
I : Minggu, 21
Agustus 2022
jam 18.50:
arkan pasien dan
keluarga tentang
teknik ambulasi
E : S: klien
mengatakan
faham teknik
ambulasi yang
diajarkan
R : Pertahankan
keadaan ini
Minggu, 22 Minggu, 22 Agustus
Agustus 2022 Jam 2022 Jam 19.00 WIB
19.00 WIB : :
3. Melatih klien S : Klien mengatakan
dalam peenuhan tangannya sudah
kebutuhan ADL dapat digerakan
secara mandiri sedikit sedikit
sesuai kemampuan O : tangan klien
dapat digerakkan
sedikit-sedikit
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan
intervensi :kolabor
asi dokter
pemberian obat:
- Citicolin inj
- CPO tab
- Aspilet tab

I: melaksanakan
advis dokter
pemberian obat:
- Citicolin inj
- CPO tab
- Aspilet tab
E: Klien mengatakan
tangan dan kaki tidak
kebas
R: pertahankan
keadaan ini
2. Gangguan Setelah di lakukan 1. Kaji faktor 1. Menentukan Senin, 22 Agustus Senin, 22 Agustus
komunikasi verbal tindakan keperawatan penyebab tindakan 2022 Jam 2022 Jam
berhubungan selama 2 x 24 jam di gangguan selanjutkan 14.00WIB 14.15WIB
harapkan gangguan
dengan penurunan komunikasi pada untuk 1.mengkaji faktor S : Keluarga klien
mobilitas fisik dapat
fungsi otot facial / klien mengatasi penyebab gangguan mengatakan klien
teratasi dengan
oral di tandai masalah klien komunikasi pada mengalami pelo
kriteria hasil :
dengan : klien sejak terserang
1. Kemampuan
DS : 2. Ajarkan klien 2. Klien dapat 2.Mengajarkan stroke
bicara meningkat
Keluarga klien untuk bicara memudahkan metode komunikasi O : Klien Nampak
2. Pelo menurun
mengatakan klien perlahan komunikasi alternative bicaranya pelo
kesulitan A : Masalah belum
3. Beri anjuran
berbicara 3. Bicara klien 3. Memberikan teratasi
kepada pasien
DO : dapat mudah anjuran kepada P : Lanjutkan
dan keluarga
Klien Nampak dipahami pasien dan keluarga intervensi
tentang
kesulitan tentang penggunaan I : Mengajarkan
penggunaan alat
berbicara, alat bantu bicara metode komunikasi
bantu bicara
bicaranya pelo ( Prostesi,trakeoeso alternative
( Prostesi,trakeoe
fagus, dan laring E : Bicara klien
sofagus, dan
buatan ) masih pelo
laring buatan )
R:
4. Mengajurkan klien
- Memberikan
4. Anjurkan klien 4.
dan keluarga klien
anjuran
dan keluarga
untuk konsultasikan
kepada pasien
klien untuk
konsultasi dengan ahli terapi dan keluarga
dengan ahli tentang
terapi penggunaan
alat bantu
bicara
- Mengajurkan
klien dan
keluarga klien
untuk
konsultasi
dengan ahli
terapi
BAB III PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan di kemukakan kesenjangan yang ada di antara teori-teori
dan kenyataan dilapangan kasus Ny.M diruangan Mawar 2 RSUD Kabupaten Ciamis, untuk
memudahkan dalam memahami kesenjangan yang terjadi.

A. Pengkajian
A. Terjadi kesamaan antara hasil pengkajian dengan teori dimana pada teori juga
dilakukan wawancara, observasi, pengkajian, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya. Pada teori menurut (Proverawati & Asfuah, 2009) pada
penderita Stroke infark dapat ditemukan beberapa gejala utama yaitu : Seluruh
badannya terasa lemas, sulit berjalan, sulit berbicara, kelumpuhan pada satu sisi
tubuh, mati rasa. Diagnosa Keperwatan
B. Diagnosa Keperawatan

Menurut Aplikasi Asuhan Keperawatan & NANDA NIC - NOC 2015, teori diagnosa
keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan diagnosa medis stroke infark
ada 5 yaitu :

a. Hambatan mobilitas fisik.


b. Defisit perawatan diri.
c. Resiko jatuh.
d. Nyeri akut.
e. Hambatan komunikasi verbal.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan pada Ny.T dengan diagnosa
medis Stroke infark yaitu :

a. Hambatan mobilitas fisik b.d neuromuscular.


b. Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot facial / oral.

C. Intervensi
Dari tiga diagnosa keperawatan yang ditemukan kemudian dibuatan perencanaan
keperawatan (intervensi) sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan dimana penulis
membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian menetapkan
tujuan, selanjutnya menentukan tindakan yang tepat. Pada pelaksanaan keperawatan pada
stroke infark ada dua diagnosa keperawatan dengan intervensi yang dilakukan, sudah
dilaksanakan pada kasus nyata namun demikian di sesuaikan dengan konsep teori dan
masalah yang ada yaitu :

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler


a. Intervensi menurut teori :
 Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pada klien.
 Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan.
 Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi.
 Ajarkan klien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi.
 Latih klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan.
 Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
 Ajarkan klien bagaimana merubah posisimdan berikan bantuan jika diperlukan.
b. Intervensi menurut kasus nyata
 Monitoring TTV.
 Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi.
 Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik ambulasi.
 Latih klien dalam dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan.
 Kolaborasi dokter dengan pemberian obat.
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan fungsi otot facial / oral
a. Intervensi menurut teori
 Gunakan penerjemah jika, diperlukan.
 Beri satu kalimat simple setiap bertemu,jika diperlukan.
 Konsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi bicara.
 Dengarkan dan penuh perhatian.
 Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untukmengulangi
permintaan.
 Berdiri di depan pasien ketika berbicara.
 Gunakan kartu baca, kertas, pensil, bahasa tubuh, gambar, daftar kosakata, bahasa
asing, dan lain lain.
 Beri anjuran kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu bicara
( misalnya, prostesi trakeoesofagus dan laring buatan ).
 Berikan pujian positive, jika diperlukan.
 Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk member stimulus komunikasi.
 Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi ( bahasa
isyarat ).
b. Intervensi menurut kenyataan :
 Kaji factor penyebab gangguan komunikasi.
 Ajarkan metode komunikasi alternative.
 Beri anjuran kepada klien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu bicara.
D. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya.
Setelah dilakukan tindakan tersebut jangan lupa melihat respon klien baik dari data
subjektif maupun data objektif. Tindakan semua telah dilakukan dan melihat respon
atau kondisi klien secara umum atau biasa disebut evaluasi. Apabila masalah hanya
teratasi sebagian, intervensi bisa dilanjutkan atau dimodifikasi. Apabila masalah
sudah teratasi, intervensi dipertahankan atau dihentikan.
Implementasi Hambatan mobilitas fisik yaitu Memonitor TTV, mengkaji
kemampuan klien dalam mobilisasi, mengajarkan pasien dan keluarga tentang teknik
ambulasi, melatih klien dalam dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan, mengkolaborasikan dokter dengan pemberian obat : citicolin inj,
CPO tab, aspilet tab.
Implementasi Gangguan komunikasi verbal yaitu Mengkaji factor penyebab
gangguan komunikasi pada klien, mengajarkan metode komunikasi alternative,
memberikan anjuran kepada klien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu
bicara.
E. Evaluasi
Untuk diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik, setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien mengatakan tangan dan kakinya tidak
kebas, pasien Nampak jari tangannya bias digerakan sedikit dan masalah teratasi
sebagian. Untuk diagnosa Gangguan komunikasi verbal, setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, keluarga klien mengatakan bicaranya masih pelo,
maslah belum teratasi dan dianjurkan untuk mengkonsultasikan dengan ahli terapi.

Anda mungkin juga menyukai