TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang dimulai pada
minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Pada wanita hamil trimester III akan mengalami
perubahan fisiologis dan psikologis yang disebut sebagai periode penantian. Menanti
kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera
melihat bayinya. Saat ini juga merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester III, wanita mungkin merasa cemas
terhadap kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti apakah nanti bayinya lahir
bersalin normal, apakah akan mengalami cedera pada vagina saat persalinan. Ibu juga
mengalami proses duka lain ketika ibu mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak
istimewa khusus yang dirasakan selama hamil, perpisahan terhadap janin dalam
kandungan yang tidak dapat dihindari, perasaan kehilangan karena uterusnya akan
menjadi kosong secara tiba-tiba. Umumnya ibu dapat menjadi lebih bergantung pada
orang lain dan lebih menutup diri karena perasaan rentannya yang merupakan gejala
depresi ringan.
Menjelang akhir kehamilan ibu akan semakin mengalami ketidak nyamanan fisik
seperti rasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang kuat dan
konsisten dari suami dan keluarga. Dan pada pertengahan trimester III, hasrat seksual ibu
menurun, dan perlu adanya komunikasi jujur yang dengan suaminya terutama dalam
a . Uterus. Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena kava dan aorta
sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi kontraksi uterus
6
7
b. yang disebut his palsu (braxton hicks). Itmus uteri menjadi bagian korpus dan
berkembang menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar dan tipis, servik menjadi
lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu jari pada akhir kehamilan.
c. Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi Volume darah meningkat 25% dengan puncak
pada kehamilan 32 minggu diikuti pompa jantung meningkat 30%. Ibu hamil sering
mengeluh sesak nafas akibat pembesaran uterus yang semakin mendesak kearah
diafragma.
d. Traktus digestivus. Ibu hamil dapat mengalami nyeri ulu hati dan regurgitasi karena
terjadi tekanan keatas uterus. Sedangkan pelebaran pembuluh darah pada rectum, bisa
terjadi.
e. Traktus urinarius. Bila kepala janin mulai turun ke PAP, maka ibu hamil akan kembali
f. Sistem muskulus skeletal. Membesarnya uterus sendi pelvik pada saat hamil sedikit
punggung.
g. Kulit. Terdapat striae gravidarum, mengeluh gata l, kelenjar sebacea lebih aktif. Berat
h. Metabolisme
dari semula, terutama pada trimester ketiga, penurunan keseimbangan asam basa dari
155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter akibat hemodelusi darah dan kebutuhan
mineral yang diperlukan janin. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau
sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan
protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil seperti : kalsium 1,5 gram setiap hari
dan 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin, Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari,
Zat besi 800 mg atau 30-50 mg per hari dan air yang cukup.
8
i. Perubahan Kardiovaskuler. Volume darah total ibu hamil meningkat 30- 50%, yaitu
kombinasi antara plasma 75% dan sel darah merah 33% dari nilai sebelum hamil.
Postur dan posisi ibu hamil mepengaruhi tekanan arteri dan tekanan vena. Posisi
terlentang pada akhir kehamilan, uterus yang besar dan berat dapat menekan aliran balik
vena sehingga pengisian dan curah jantung menurun. Terdapat penurunan tekanan darah
normal pada ibu hamil yaitu tekanan sistolik menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan
tekanan diastolic mengalami penurunan sekitar 12 poin. Pada kehamilan juga terjadi
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester III, diantaranya ada akhir
bulan ke-7 (minggu ke-28), pertumbuhan rambut dan kuku yang semakin memanjang,
gerakan mata membuka dan menutup, gerakan menghisap semakin kuat, panjang badan
23 cm dan berat 1000 gram. Minggu ke-29 sampai ke-32 (bulan kedelapan), tubuh janin
sudah terisi lemak dan verniks kaseosa menutupi permukaan tubuh bayi termasuk rambut
lanugo. Kuku kaki mulai tumbuh sedangkan kuku tanga sudah mencapi ujungnya. Janin
sudah punya kendali gerak pernafasan yang berirama dan temperature tubuh. Mata telah
terbuka dan reflek cahaya terhadap pupul muncul diakhir bulan. Ukuran panjang rata-rata
28 cm, berat 3,75 pon. Minggu ke-33 sampai ke-36 (bulan kesembilan), kulit halus tanpa
kerutan di akhir bulan, kuku jari kaki mencapai ujungnya, biasanya testis sebelah kiri
turun ke skrotum. Ukuran rata-rata panjang 31,7 cm, berat 2500 gram. Minggi ke-37
sampai ke-40 (bulan kesepuluh), pertumbuhan dan perkembangan utuh telah tercapai.
Dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah
masuk ke skrotum pada akhir bulan ini, lanugo telah menghilang pada hampir seluruh
tubuh, kuku mulai mengeras melebihi ujung tanganberi dan kaki, warna bervariasi dari
putih, merah muda, merah muda kebiruan akibat fungsi melanin sebagai pemberi warna
kulit saat terpajan cahaya. Ukuran panjang rata-rata 36 cm, berat 7,5 pon.
Frekuensi berkemih pada trimester III sering dialami pada kehamilan primi setelah
terjadi lightening. Efek lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk ke
dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih, sehingga
merangsang keinginan untuk berkemih. Terjadi perubahan pola berkemih dari diurnal
diekskresi. Dan cara mengatasinya dengan menjelaskan mengapa hal tersebut bisa
terjadi dan menyarankan untuk mengurangi asupan cairan mnjelang tidur sehingga
peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
menyebabkan pergeseran dan tekanan pad usus dan penurunan motilitas pada saluran
gastrointestinal. Dan bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat besi. Konstipasi dapat
memacu hemoroid.
b. Edema devenden dan Varises, kedua hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi vena
dan meningkatnya tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini akibat
penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau
c. Nyeri Ligamen. Ligamentum teres uteri melekat di sisi-sisi tepat dibawah uterus.
Secara anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus meninggi dan masuk
kedalam abdomen. Nyeri ligamentum teres uteri diduga akibat peregangan dan
penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligament. Ketidak nyamanan ini
merupakan salah satu yang harus ditoleransi oleh ibu hamil. Nyeri punggung bawah
tepatnya pada lumbosakral yang diakibatkan terjadinya pergeseran pusat gravitasi dan
postur tubuh ibu hamil, yang semakin berat seiring semakin membesarnya uterus.
penelitian atau evidence based midwifery. Berikut beberapa implikasi hasil penelitian
Berdasarkan penelitian Nety dan Ira (2016), perubahan psikologis ibu hamil trimester
(54,3%). Ibu hamil mengalami perubahan psikologis yang dapat berdampak pada
gairah seksual sang istri. Oleh karena itu, pemberian penyuluhan serta informasi
tentang perubahan fisik dan psikologis dalam masa kehamilan yang mungkin
berpengaruh terhadap hubungan seksual suami dan ibu hamil perlu diberikan.
b. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester II dan III
Berdasarkan penelitian Nila dan Fitria (2018) menunjukan bahwa rata-rata kualitas
tidur ibu hamil di Kelurahan Margaluyu Wilayah Keja Puskesmas Kasemen sebelum
diberikan senam hamil adalah 12.43 dan sesudah dilakukan senam hamil sebanyak 6
kali selama 3 minggu mengalami penurunan sebesar 6,43. Kualitas tidur ibu hamil
dapat dipengaruhi perubahan anatomi dan fisiologi tubuh ibu hamil dan perkembangan
janin, sehingga menimbulkan dampak ketidaknyamanan saat tidur, sesak nafas, sering
buang air kecil dan kram di daerah kaki, di dukung lagi dengan rasa cemas yang
dialami oleh ibu hamil terhadap perkembangan jaanin dan proses persalinan yang akan
dialaluinyaa, hal ini akan menimbulkan gangguan pola tidur ibu sehingga mencapai
kualitas tidur yang buruk. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukannya aktifitas fisik
seperti senam hamil, hal ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan nutrisi
c. Penerapan Pijat Kaki Dan Rendam Air Hangat Campuran Kencur Terhadap Edema
Berdasarkan penelitian Tri Endah (2018) didapatkan bahwa pijat kaki dan rendam air
hangat campur kencur belum ada yang menerapkan secara bersamaan, akan tetapi dari
setiap perlakuan menunjukan dapat untuk mengurangi edema kaki. Sehingga dalam
12
penelitian ini menunjukan bahwa pijat kaki dan rendam air hangat campur kencur
dapat untuk mengurangi edema kaki pada ibu hamil trimester III.
B. Teori Persalinan
a. Pengertian
kehamilan cukup bulan (37 -42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu
hasil konsepsi yang dapat hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Wiknjosastro, 2002).
1) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul, terutama pada primigravida. Pada multipara, hal tersebut tidak begitu
jelas.
3) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung kemih
c. Tanda-tanda inpartu
1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
13
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil
d. Tahapan persalinan
lengkap (10 cm) pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan
pada multipara kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :
a) Fase laten
kontraksi mulai muncul hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau
permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi
b) Fase aktif
komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai dari
presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala
(2) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm
(3) Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2
kepada ibu bahwa proses persalinan adalah fisiologis tanamkan rasa percaya diri
Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan apabila perlu dan ada
indikasi. Apabila ketuban belum pecah, wanita inpartu boleh duduk atau berjalan-
jalan. Jika berbaring, sebaiknya ke sisi terletaknya punggung janin. Jika ketuban
dalam pervaginam dilarang, kecuali ada indiksi, karena setiap pemeriksaan akan
kala pembukaan dilarang mengedan karena belum waktunya dan hanya akan
Depkes RI (2002), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalah Ibu
vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir
darah.
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira- kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan
pada otot -otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul rasa mengejan, karena
tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perenium
meregang. Dengan his mengejan yang terpimpin akan lahirlah kepala dengan
diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam
(Mochtar, 2002). Pada permulaan kala II, umumnya kepala janin telah masuk
P.A.P ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Apabila belum pecah,
ketuban harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah
15
his mengejan. Penolong harus telah siap untuk memimpin persalinan. Ada 2 cara
ibu mengejan:
lengan sampai batas siku. Kepala diangkat sedikit hingga dagu mengenai
punggung janin dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah atas.
Apabila kepala janin telah sampai di dasar panggul, vulva mulai terbuka
(membuka pintu), rambut kepala kelihatan. Setiap kali his, kepala lebih maju,
tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain doek steril supaya tidak terjadi
episiotomi.
Episiotomi dilakukan jika perinium menipis dan kepala janin tidak masuk lagi
ke dalam vagina, yaitu dengan jalan mengiris atau menggunting perinium. Ada 3
arah irisan, yaitu medialis, mediolateralis dan lateralis. Tujuan episiotomi adalah
supaya tidak terjadi robekan perinium yang tidak teratur dan robekan pada m.
spinchter ani yang jika tidak dijahit dan dirawat dengan baik akan menyebabkan
fundus uteri sewaktu ibu mengedan, tujuanya membantu tenaga ibu untuk
bagian belakang kepala janin ke arah anus, tangan kanan di perinium. Dengan
ujung-ujung jari tangan kanan, dicoba mengait dagu janin untuk di dorong pelan-
pelan ke arah simfisis. Dengan pimpinan yang baik dan sabar, lahirlah kepala
dan dagu. Perhatikan apakah tali pusat melilit leher, kalau ada, lepaskan. Kepala
16
akan mengadakan putaran ke salah satu paha ibu. Lahirkan bahu depan dengan
menarik kepala ke arah anus (bawah), lalu bahu belakang dengan menarik pelan-
pelan ke arah simfisis (atas). Melahirkan badan, bokong, dan kaki lebih mudah,
Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menangis, menggerakkan
kaki dan tanganya. Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah, kira-kira
membuat sudut 30 derajat dengan bidang datar. Mulut dan hidung dibersihkan,
dan lendir diisap dengan pengisap lendir, tali pusat di klem pada 2 tempat: 5 dan
10 cm dari umbilikus, lalu digunting diantaranya. Ujung tali pusat pada bayi diikat
dengan pita atau benang atau klem plastik sehingga tidak ada pendarahan.
Lakukan pemeriksaan ulang pada ibu: kontraksi atau palpasi rahim, kandung
kemih penuh atau tidak. Kalau penuh, kandung kemih harus dikosongkan sebab
beberapa atau semua hal dibawah ini: Perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali
Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2
pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus
uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 -30 menit setelah bayi lahir.
2002).
pengendalian tarikan pada tali pusat, dan pemijatan uterus segera setelah plasenta
lahir. Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir juga dalam
waktu 30 menit, periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi, periksa adanya
17
dan periksa si ibu dengan seksama dan jahit semua robekan pada serviks dan
4) Kala IV
fundus uteri setiap 15 menit pad jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat massase uterus sampai menjadi keras.
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua. Selain itu perawat
juga menganjurkan untuk minum agar mencegah dehidrasi. Higene juga perlu
diperhatikan, istirahat dan biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan
hubungan ibu dan bayi. Sebagai permulaan dengan menyusui bayi karena
2008).
Pada saat 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar hormon
rahim. Karena itu, akan terjadi kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
ganglion tersebut digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
18
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim
1) Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus) adalah kekuatan mengejan ibu
dan involunter serta mengikuti pola yang berulang. Setiap kontraksi uterus
memiliki tiga fase yaitu: increment (ketika intensitasnya terbentuk), acme (puncak
Peregangan serviks oleh kepala janin akhirnya menjadi cukup kuat untuk
menimbulkan daya kontraksi korpus uteri dan akan mendorong janin maju sampai
janin dikeluarkan. Ini sebagai umpan balik positif, kepala bayi meregang serviks,
(Wiknjosastro, 2002).
(4) Kekuatan makin besar dan pada kala pengeluaran diikuti dengan reflek
mengejan.
(5) Diikuti retraksi artinya panjang otot rahim yang berkontraksi tidak akan
(6) Setiap kontraksi mulai dari “pace maker” yang terletak sekitar insersi
cm per detik.
Kekuatan his pada akhir kala pertama atau permulaan kala dua
seluruhnya.
dari insersinya.
sekitar 60-80 mmHg. Kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval
2) Passage
demikian evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor yang menentukan
jalan lahir tulang dengan panggul ukuran normal apapun jenis pokoknya
kelahiran pervaginam janin dengan berat badan yang normal tidak akan
hal-hal lain. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil dari pada standar
segmen bawah rahim, servik uteri dan vagina. Disamping itu otot-otot
jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat -alat urogenital juga sangat
3) Passanger
Passager adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar dan keras pada
janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan, kepala janin ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada
persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, cacat
atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-
4) Respon psikologi
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang
belum pasti“ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi: melibatkan
21
5) Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
proses persalinan.
(1) Teori akomodasi: bentuk rhim memungkinkan bokong dan ekstremitas yang
(2) Teori gravitasi: karena relatif besar dan berat, kepala akan turun ke bawah.
Karena his yang kuat, teratur dan sering kepala janin turun memasuki pintu
= 32 cm.
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala dikatakan
terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan
langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta otototot
(3) Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau
dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap kali
terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan kepala
(5) Ekstensi: terjadi moulage kepala janin, ekstensi, hipomoklion: uuk di bawah
simfisis
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior
(6) Ekspulsi kepala janin: berturut-turut lahir uub, dahi, muka dan dagu
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis.
(8) Ekspulsi total: cara melahirkan bahu depan, bahu belakang, seluruh badan dan
ekstremitas.
1) Adaptasi janin
rata-rata pada aterm adalah 140 denyut/menit sedangkan DJJ normal ialah
b) Sirkulasi janin
Sirkulasi janin dipengaruhi oleh posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan darah,
dan aliran darah tali pusat.kontraksi uterus selama masa persalinan cenderung
2) Adaptasi ibu
a) Perubahan kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 2100 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk
kedalam system vaskuler ibu. Hal ini meningkatkan curah jantung sekitar 10-
15% pada tahap I persalinan dan sekitar 30 % - 50% pada tahap II persalinan.
b) Perubahan pernafasan
menurun).
kandung kemih dapat teraba diatas simpisis pubis. Selama persalinan wanita
d) Perubahan integument
Terlihat pada daya distensibilitas daerah introtus vagina (muara vagina). Pada
24
e) Perubahan muskuloskeletal
aktivitas yang menyolok. Nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi sebagai
f) Perubahan neuriologis
Menunjukkkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman pada masa
kemudian menjadi serius dan mngelami amnesia diantara fraksi selama tahap
g) Perubahan pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernafas melalui mulut,
lambung menjadi lambat. Mual, muntah, dan sendawa juga terjadi sebagai
h. APN 60 Langkah
Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
5.
periksa dalam
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi
10. a. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas normal (120
– 160x/menit)
b. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
26
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17 Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat
bagian atas kepala bayi
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut
21 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala kea rah bawah dan distal hinggal bahu depan muncul
di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal
utuk melahirkan bahu belakang
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala
dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukka telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari – jari lainnya pada sisi
yang lain agar bertemu dengan jari telunjum
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
28
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(IM) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin)
30. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar dan geser hingga 3
cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut
kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan
tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kea rah ibu (sekitar
5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril ada pada satu sisi
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan tali pusat dengan
simpul kunci pada sisi lainnya
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu – bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari putting susu atau aerola mamae ibu
a. Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
c. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui
dini dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu untuk pertama kali
akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasill menyusu
Manajemen Aktif Kala Tiga Persalinan
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (diatas
simpfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat
29
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang-atas
(dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
kembali prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulating putting susu
Mengeluarkan plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea rah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kea rah distal
maka lanjutkan dorongan kea rah cranial hingga plasenta dapat
dilahirkan
Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan
sumbu jalan lahir (kearah bawah-sejajar lantai-atas)
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan
atau klem ovum DTT/Steril untuk mengeluarkan selaput yang
tertinggal
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras)
Menilai Perdarahan
41. Pastikan uterus ber kotraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
Evaluasi
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60 kali/menit).
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi
50. Bersihkan ibu jari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah
diranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
53. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
56. Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K₁ 1 mg IM dipaha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi
baru lahir, pernapasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan temperature
tubuh (normal 36,5 – 37,5⁰C) setiap 15 menit
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
dan asuhan kala IV persalinan
32
2. Clinical Pathway
33
34
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir antara 2500 sampai dengan 4000 gram. (Jitowiyono &
Kristiayanasari, 2011)
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin kekehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya
2. Tanda Gejala
Menurut (H. Varney, 2009), ciri bayi normal yaitu lahir aterm antara 37-42
minggu, berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm,
lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-
160x/menit, pernafasan ±40-60x/menit, kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan
subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, gerak aktif, bayi lahir
3. Tahapan
Tahapan bayi baru lahir menurut (H. Varney, 2009) dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Fase Reaktifitas I, dimulai pada saat bayi lahir dan berlangsung selama 30 menit.
Selama periode ini detak jantung cepat dan pulsasi tali pusat jelas. Warna kulit
terlihat sementara sianosis. Selama periode ini mata bayi membuka dan bayi
ini setiap usaha harus dibuat untuk memudahkan kontak bayi dan ibu. Membiarkan
ibu untuk memegang bayi untuk mendukung proses pengenalan. Beberapa bayi
akan disusui selama periode ini. Bayi sering mengeluarkan kotoran dengan seketika
setelah persalinan dan suara usus pada umumnya terdengar setelah 30 menit. Bunyi
b. Fase Reaktifitas II, berlangsung 2-6 jam. Bayi bangun dari tidur nyenyak. Jantung
bayi labil dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus
bakteri isi perut yang mengarahkan pembentukan vitamin K oleh traktus intestinal.
c. Fase Stabilisasi, berlangsung 12-24 jam pertama kehidupan bayi baru lahir. Pada fase
ini bayi akan dilakukan pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital, dan pengukuran
antopometri. Pada fase ini bayi juga diperiksa apakah sudah BAB atau belum,
kondisi ini digunakan untuk memastikan bahwa bayi tidak atresia ani (Rukiyah &
Lia, 2012).
4. Perubahan Fisiologis
a. Sistem pernafasan
36
kehamilan 28 minggu terbentuk surfaktan. Pada umur 34-36 minggu struktur paru-
paru matang, artinya paru-paru sudah bias mengembangkan system alveoli. Selama
dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.Setelah
alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan
bronchioles untuk alveolus berkembang; awal adanya nafas karna terjadi hypoksia
pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
b. Suhu tubuh
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh bayi baru lahir ke
lingkungannya.
1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi kebenda sekitarnya yang kontak langsung
dengan tubuh bayi (perpindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
2) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah
npanas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara). Contoh
3) Radiasi
Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkunga yang
lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda)
contoh bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan air conditioner (AC).
Evidence Based Practice yang berkaitan dengan Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir yakni menurut Mundarti (2012) dalam Penelitian Hubungan Lama IMD
dengan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir, bahwa lama waktu IMD yang kurang dari 1
jam membuat bayi mengalami keadaan dimana suhu tubuhnya berada diluar batas
normal suhu tubuh bayi baru lahir (<36,5 C) (Mundarti, 2012, pp. 22–31).
c. Peredaran darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis
lalu sebagian kehati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung. Dari
bilik kiri darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik
kanan darah dipompa sebagian keparu dan sebagian melalui duktus arteriosus ke
aorta.
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan tekanan
arteriol dalam paru menurun yang di ikuti dengan menurunnya tekann pada
jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekann jantung kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat
foramen ovale secara fungsional menutup.Hal ini terjadi pada jam-jam pertama
setelah kelahiran.Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta
38
desenden naik dan juga karna rangsangan biokimia (pao2yang naik) serta duktus
arteriosus yang berobliterasi.Hal ini terjadi pada hari pertama (Dewi, 2011).
Bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil
sehingga harus terjadi dua hal: penutupan voramen ovale dan penutupan duktus
Tubuh bayi baru lahir mengandung relative banyak air dan kadar natrium relative
lebih besar dari kalium karena ruangan ekstra seluler luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidak
seimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, serta renal
blood flow relative kurang bila disbanding orang dewasa (Marmi & Kukuh, 2012).
Tubuh bayi mengandung relative banyak air kadar natrium juga relative lebih besar
c) Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa
(Muslihatun, 2010)
e. Immunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia ilium
serta apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan
stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga
imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi
bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (lues, toksoplasma, herpes simplek dan
lain-lain), reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan
f. Traktus Digestivus
Traktus digestivus relative lebih berat dan lebih panjang disbanding dengan orang
Pengeluaran mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan dan dalam 4 hari
setelah kelahiran biasanya feses biasanya sudah berbentuk dan bewarna biasa.
Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali
g. Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan morfologis yang berupa
kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik
juga mulai berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum
aktf benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga
belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari
2010)
Tingkat keasaman (pH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis
(Muslihatun, 2010)
i. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus relative lebih dari tubuh orang dewasa, sehingga
metabolisme basal per kg berat badan akan lebih besar. Oleh karena itulah, bayi
baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi dapat
mendapat susu, sekitar dihari keenam energy diperoleh dari lemak dan
5. Perubahan Psikologis
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru
lahir selama dua minggu. Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian
radikal. Ini adalah suatu peralihan dari lingkungan (kandungan) ke lingkungan luar.
kira-kira 1 minggu, seperti berkurangnya berat badan dan selalu sakit-sakitan. Pada
akhir periode neonate perkembangan dan kesehatan bayi akan berjalan seperti semula.
khas dari periode neonatal dan dianggap normal. Setelah mengalami penyesuaian tahap
neonatal bayi mengalami periode babyhood secara umum adalah usia 2 minggu hingga
2 tahun. Periode babyhood merupakan dasar pembentukan sikap, perilaku dan pola
ekspresi. Adanya ketidakmampuan penyesuaian diri pada masa dewasa merupakan efek
pengalaman periode babyhood dan masa kana-kanak yang kurang baik. Pada periode
babyhood ini bayi sudah memahami senyum, merangkak dan berdiri. Selain itu bayi
senang memegang mainan dengan kedua tangannya sembari melihat kesana-kemari dan
berusaha untuk mencari-cari suara atau musik yang didengarnya. Bayi juga sudah
mampu membedakan suara ibunya dengan suara orang lain. Pada akhir periode
babyhood bayi seringkali takut didekati orang yang tidak dikenalnya namun bayi akan
merasa senang dengan anak lain. Kemudian bayi biasanya akan selalu menolak untuk
(Jhaquin, 2010).
6. Penatalaksanaan
Bila bayi baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis, hindari
melakukan penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena penghisapan pada
jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan
pada jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta dapat merangsang terjadinya gangguan
denyut jantung dan spasme (gerakan involuter dan tidak terkendali pada otot,
gerakan tersebut diluar kontrol otak). Pada laring dan tenggorokan bayi.
c. Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila tidak langsung
1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi
Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting
steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat
Hal tersebut sesuai dengan jurnal penelitian yang berjudul “Perawatan Tali Pusat
Dengan Tehnik Kasa Kering Sterildan Kasa Alkohol 70% Terhadap Pelepasan Tali
Pusat Pada Bayi Baru Lahir (Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Saradan
tali pusat secara normal (5 – 7 hari) setelah dilakukan perawatan tali pusat
menggunakan kasa kering steril. 100% mengalami pelepasan tali pusat secara
lambat (>7 hari) setelah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kasa alkohol
diterima dan Ho ditolak. Ada pengaruh perawatan tali pusat dengan menggunakan
42
kasa kering steril terhadap pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir di wilayah kerja
70% mengakibatkan pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir terjadi secara lambat
(> 7 hari) karena Alkohol 70% akan menyebabkan tali pusat lembab dan basah
sehingga proses terlepasnya tali pusat akan lebih lama (Astutik, 20016),
handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain
yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi bagian kepala bayi dengan topi dan
anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya serta jangan segera menimbang
atau memandikan bayi baru lahir karena bayi baru lahir mudah kehilangan panas
tubuhnya.
f. Pemberian vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan
semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1
mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral
Pemberian obat tetes mata Eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
AB, 2010) Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam
pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan
2) Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan mereka
3) Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang
4) Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes menyentuh
mata bayi.
5) Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar keluarganya tidak
i. Identifikasi
lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan
kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi. Alat yang digunakan
hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus dan tidak mudah melukai, tidak mudah
sobek dan tidak mudah lepas. Pada alat identifikasi harus tercantum: nama (bayi,
nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. Di setiap
tempat tidur harus di beri tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir dan
nomor identifikasi.
Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang
tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang
berpengalaman menerapkan car ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik
jari harus disimpan dalam ruangan bersuhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang
bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.
lemaknya megandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh ganda),
kandungan vitamin serta mineral, serta rasio kalsium dan fosfatnya telah sesuai
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi
lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan
bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong berdukungan dan bantu ibu
kontraksi uterus
1) Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara lurus agar muka bayi menghadapi
2) Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang seluruh tubuh bayi
3) Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap puting susu.
payudaranya.
Sumber kalori utama dalam ASI ekslusif adalah lemak. Lemak ASI eksklusif
mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI eksklusif mengandung enzim
lipase yang mencerna lemak trigliserida menjadi gliserida, sehingga sedikit sekali
lemak yang tidak diserap oleh system pencernaan bayi. Sedangkan ASI non
eksklusif tidak mengandung enzim karena enzim rusak bila dipanaskan. Selain itu,
bayi mendapat makanan lain, misalnya nasi lumat atau pisang hanya akan mendapat
banyak karbohidrat sehingga zat gizi yang masuk tidak seimbang. Terlalu banyak
45
karbohidrat membuat bayi memiliki berat badan tidak optimal (Abdullah & Habo,
2018).
pertama. Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti
lengan, tungkai dan punggung. Tetapi bias juga muncul di wajah. Ruam ini
sabun wangi, air panas untuk mandi dan celana plastic akan memperburuk keadaan
ini, terutama pada cuaca panas. Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi
setelah beberapa hari, terutama dilipatan pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Bayi yang sebetulnya normal akan tampak sedikit kuning pada hari kedua, yang
harus diperhatikan adalah bila kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam (Sudarti
Di bawah ini merupakan beberpa penampilan dan prilaku bayi, baik secara spontan
a. Tonik neek reflek, yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila
b. Rooting reflek, yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia
c. Grasping reflek, bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-jarinya
d. Moro reflek, reflek yang timbul diluar kemauan Keadaan bayi. Contoh: bila
bayi diangkat dan direnggut secara kasar dari gendongan kemudian seolah-olah
mengejang pada lengan dan tangan dan sering di ikuti dengan tangis.
f. Stapping reflek, reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan
kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah
berjalan.
46
g. Reflek mencari putting (rooting), yaitu bayi menoleh kearah sentuhan pipinya
h. Reflek menghisap (sucking), yaitu areola putting susu tertekan gusi bayi, lidah,
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-
tanda berikut yaitu sesak napas, frekuensi pernapasan 60 x/menit, gerak retraksi di
dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, dan berat
lahir rendah (1500- 2500 gram) dengan kesulitan minum. Sedangkan tanda- tanda
bayi sakit berat yaitu apabila bayi sulit minum, sianosis sentral (lidah biru), perut
perdarahan, sangat kuning, dan berat badan lahir < 1500 gram (Saifuddin AB,
2010)
9. Kunjungan Neonatus
kesehatan untuk ibu dan bayinya. Menurut Kemenkes RI (2013), asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir (BBL) adalah dilakukannya kunjungan neonatus
terbagi menjadi tiga, yaitu: kunnjungan neonatus 1 adalah kunjungan pada 6-48
jam. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian imunisasi HB0 bila belum diberikan
pada saat lahir, perawatan tali pusat, pencegahan hipotermi, pencegahan infeksi. \
konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali
yaitu imunisasi bayi 1 bulan meliputi BCG dan Polio 1, memastikan tidak terdapat
D. Teori Nifas
a. Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8
minggu (Mochtar, 2012). Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta
dan selaput janin hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak
b. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirketika alat-
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas kira-kira berlangsung
c. Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu
sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai 6 minggu
berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan dengan
48
d. Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 1 jam setelah lahir plasenta sampai dengan
Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Mochtar (2012), adalah sebagai berikut :
Periode ini dimulai segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam post partum. Pada mas
ini serng kali terdapat maslah-maslah seperti perdarahan yang teradi akibat atonia uteri,
retensio sisa plasenta. Oleh karena itu, harus dilakukan pemeriksaan kontraksi, Tinggi
Fundus uteri, pengeluaran lochea, tekanan darah, suhu, nadi serta pernafasan.
Pada periode ini, untuk memastikan involusio uteri berjalan normal, tidak terjadi
perdarahan, lochea tidak berbau, ibu tidak demam, ibu mendapatkan asupan gizi yang
Pada periode ini tetap dilakukan perawatan serta pemeriksaan sahari-hari dan
a. Puerperium dini : Masa kepulihan, yakni saat – saat ibu dibolehkan berdiri dan
berjalan – jalan.
antara 6 – 8 minggu.
c. Remot Puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
Ada beberapa kebutuhan dasar ibu dalam masa nifas menurut Suherni (2009) yaitu:
49
a. Gizi
Ibu nifas dianjurkan untuk: makan dengan diet berimbang, cukup, karbohidrat, protein,
kalori/hari pada bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400
kalori. Asupan cairan 3 liter/hari, 2 liter di dapat dari air minum dan 1 liter dari cairan
yang ada pada kuah sayur, buah dan makanan yang lain, mengkonsumsi tablet besi 1
tablet tiap hari selama 40 hari, mengkonsumsi vitamin A 200.000 IU. Pemberian
b. Kebersihan Diri
Ibu nifas dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan ibu cara
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, menyarankan ibu mengganti
Ibu nifas dianjurkan untuk: istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan, tidur siang
atau istirahat selagi bayi tidur, kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-
istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam. Kurang istirahat pada ibu nifas
dapat berakibat: mengurangi jumlah ASI, memperlambat involusi, yang akhirnya bisa
d. Pemberian ASI/Laktasi
Hal-hal yang diberitahukan kepada ibu nifas yaitu: menyusui bayi segera setelah lahir
minimal 30 menit.
e. Keluarga Berencana
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab
bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota
50
keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi
setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut (Suherni, dkk, 2009)
a. Fase taking in
Yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai kedua
setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri.
Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminyadari awal
sampai akhir.
Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu
timbul rasa kawatir akan ketidakmampuan dan tanggung jawab dalam merawat bayi.
Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif mudah tersinggung dan gampang marah.
c. Fase letting go
Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10
hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya.
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
Rahmawati, 2009)
a. Perubahan uterus
setelah 4 minggu masuk panggul, setelah 2 minggu kembali pada ukuran sebelum
Tinggi fundus uterus dan berat uterusmenurut masa involusi(Suherni, dkk, 2009)
b. Lochea
Adalah istilah untuk secret dari uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel darah desidua
(Desidua yakni selaput tenar rahim dalam keadaan hamil), venix caseosa(yakni
palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel
yang menyelimuti kulit janin), lanugo(yakni bulu halus pada anak yang baru
lahir), dan meconium (yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah
2) Lochea Sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4) Lochea Alba
1) Vagina
kerutan-kerutan) kembali.
52
2) Perlukaan vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan perineum tidak sering dijumpai.
Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi akibat
ekstrasi dengan cunam terlebih apabila kepala janin harus diputar, robekan
terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan speculum
Terjadi robekan perineum hampir pada semua persalinan pertama dan tidak jarang
tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus
pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul
dengan ukuran yang lebih besar dan pada sirkumfarensia suboksipito bregmatika.
Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi(penyayatan mulut serambi
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
(dehidrasi), kurang makan, hemorrhoid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari
dapat ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuitatau diberikan obat
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada 1)
tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan (Suherni, dkk, 2009 ).
1) Suhu badan
53
Sekitar hari ke 4 setelah persalinan suhu tubuh mungkin naik sedikit, antara
Bila kenaikan mencapai 38°C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus
2) Denyut nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 kali per menit, yakni pada
waktu habis persalinan karena ibudalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi
3) Tekanan darah
Tekanan darah <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra
4) Respirasi
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Mengapa demikian?, tidak
lain karena ibu dalam kedaan pemulihan/dalam kondisi istirahat. Bila ada respirasi
cepat postpartum (>30x per menit) mungkin karena ikutan tanda-tanda syok
(Suherni,dkk, 2009).
54
8. Clinical Pathway
1. Pengertian IUD
Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya),
diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan
Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari
plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan di
masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010).
Intra Uterine Device (IUD) adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke
dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada
yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan
tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi yang
berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan,
55
sebagai berikut :
a. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun: CuT-
380A)
e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual
(IMS).
2. Macam-macam IUD
a. Copper-T
dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawattembaga halus. Lilitan tembaga
halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
b. Progestasert IUD
ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama
c. Multi load
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan
dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas
ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis
d. Lippes loop
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf
spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang
tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plasti.
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
4. Keuntungan IUD
Menurut Saifudin (2010), beberapa keuntungan dari IUD adalah sebagai berikut :
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi).
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
5. Kerugian IUD
Menurut Saifudin (2010), beberapa kerugian dari IUD adalah sebagai berikut :
1) Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah
3 bulan).
b. Komplikasi lain:
penyebab anemia.
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan.
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS, memakai AKDR
a. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang
berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang
setempat, dengan sebutan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
59
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga
dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat
2005).
b. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini
pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan
reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leukosit yang dapat
penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR
yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar
c. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR
mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma
hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang
lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel
7. Kontraindikasi IUD
sebagai berikut :
b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin.
Menurut Sujiantini dan Arum (2009), Efeksamping dari pemasangan IUD adalah
sebagai berikut :
pemakaian).
d. Disminore.
e. Gangguan pada suami (sensasi keberadaan benang IUD dirasakan sakit atau
Menurut Zahra (2008), efek samping dari penggunaan IUD pada minggu pertama,
mengalami perubahan haid, menjadi lebih berat dan lebih lama, bahkan lebih
menyakitkan. Tetapi biasanya semua gejala ini akan lenyap dengan sendirinya sesudah
3 bulan.
9. Pemasangan IUD
2) Tampontang
3) Tenakulum
4) Gunting
7) Duk steril
8) Kapas cebok
b. Perlengkapan IUD
1) Meja ginekologi
3) Kursi duduk
c. Pemasangan IUD
berikut :
agak terbuka dan lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras, perdarahan yang
b) Secara langsung yaitu IUD dipasang dalam masa 3 bulan setelah partus
atau abortus
c) Secara tidak langsung yaitu IUD dipasang sesudah masa tiga bulan setelah
3) Sewaktu abortus.
Menurut BKKBN (2003), jadwal kunjungan ulang setelah pemasangan IUD adalah
sebagai berikut :
d. 1 tahun sekali
dilakukan pada:
63
b. 3 bulan berikutnya
Menurut Varney, Kriebs dan Gegor (2006), Setelah IUD dipasang seorang klien
wanita, ia harus diarahkan untuk menggunakan preparat spermisida dan kondom pada
bulan pertama. Tindakan ini akan memberi perlindungan penuh dari konsepsi karena
IUD menghambat serviks, uterus, dan saluran tuba falopii, tempat yang memungkinkan
pembuahan dan penanaman sel telur dan ini merupakan kurun waktu IUD dapat terlepas
secara spontan. Klien harus melakukan kunjungan ulang pertamanya dalam waktu
kurang lebih enam minggu. Kunjungan ini harusdilakukan setelah masa menstruasi
pertamanya pasca pamasangan IUD. Pada waktu ini, bulan pertama kemungkinan
insiden IUD lebih tinggi untuk terlepas secara spontan telah berakhir. IUD dapat
diperiksa untuk menentukannya masih berada pada posisi yang tepat. Selain itu, seorang
wanita harus memiliki pengalaman melakukan pemeriksaan IUD secara mandiri dan
klien. Diharapkan, hal ini membuahkan hasil berupa peningkatan jumlah pengguna
IUD. Data-data terkait IUD berikut dapat diperoleh pada kunjungan ulang ini.
a. Riwayat
IUD)
a) Tanggal
b) Lamanya
c) Jumlah aliran
d) Nyeri
d) Rabas vagina: lamanya, warna, bau, rasa gatal, rasa terbakar saat berkemih
3) Pemeriksaan benang
seksual
pasangannya)
IUD: mengapa
b. Pemeriksaan fisik
bawah abdomen
c. Pemeriksaan pelvic
1) Pemeriksaan speculum
a) Benang terlihat
c) Rabas vagina: catat karakteristik dan lakukan kultur dan apusan basah bila
diindikasikan.
2) Pemeriksaan bimanual
c) Pembesaran uterus
d. Laboratorium
jadwal untuk melakukan pemeriksaan fisik rutinnya. Pada kunjungan tersebut bidan
akan melakukan hal-hal seperti mengkaji riwayat penapisan umum yaitu pemeriksaan
fisik dan pelvic, pap smear, kultur klamedia dan gonorea, tes laboratorium rutin lain dan
pengulangan kunjungan ulang IUD seperti dijelaskan diatas. Pengarahan supaya klien
memeriksakan IUD, kapan harus menghubungi bila muncul masalah atau untuk
a. Faktor internal
1) Pengetahuan
dasar bagi pasangan suami istri sehingga diharapkan semakin banyak yang
2) Pendidikan
3) Paritas
kontrasepsi yang akan digunakan. Semakin banyak anak yang dimiliki maka
4) Usia
lebih memilih Non AKDR karena usia tersebut merupakan masa menunda
b. Faktor eksternal
1) Dukungan suami
istri dari suami, keluarga maupun lingkungan sangat mempengaruhi ibu dalam
2012).
Penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Nomleni dkk
2) Kenyamanan seksual
coitus ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang mengesek mulut rahim
tetapi, pendarahan yang muncul hanya dalam jumlah yang sedikit. Pada
beberapa kasus efek samping ini menjadi penyebab bagi akseptor untuk
melakukan drop out, terutama disebabkan dukungan yang salah dari suami.
3) Kepercayaan
4) Budaya
5) Pemberian Informasi
informasi yang memadai mengenai efek samping alat kontrasepsi, selain akan
tubuhnya, juga akan membantu klien menentukan pilihan metode yang sesuai