Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK KEHAMILAN PADA


NY. NW USIA 24 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 4+5 MINGGU DI
PMB ERNI KUMALA DEWI, MANTRIJERON YOGYAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Kehamilan
Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh :

Nama : Anisa Diyah Utami


NIM : P27224020373
Kelas : Profesi Bidan Reguler

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia
merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai
450 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menurunnya AKI. Di
Indonesia angka kematian ibu menurun dari 307 per 100.000 kelahiram hidup pada tahun
2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2012
naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari
kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan
dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup.
Kematian maternal terjadi pada waktu hamil sebesar 24,74%, persalinan sebesar 17,33%,
dan nifas sebanyak 57,93% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Di Kabupaten
Sragen AKI tahun 2011 sebesar 114,36/100.000 kelahiran hidup, sebagian besar disebabkan
oleh perdarahan, eklamsia, sepsis, dan penyakit lain, sehingga harus ditingkatkan
pendeteksian awal kepada para ibu hamil (Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, 2011).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok yaitu masih
kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan komplikasi-komplikasi
penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas, kurangnya pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi, kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu
hamil (Prawirohardjo, 2013). Bentuk penyebab langsung kematian ibu disebut dengan trias
klasik berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis atau keracunan kehamilan. Sedangkan
penyebab tidak langsung kematian ibu seperti kehamilan dengan anemia, tindakan yang
tidak aman dan tidak bersih pada abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba,
2010).
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan secara
alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu. Kehamilan melibatkan
perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Emesis
gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu hamil trimester 1. Mual
muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari.
Emesis gravidarum kerang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2009). Penyebab terjadinya
emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan
bahwa perasaan mual disebabkan karena meningkatnya hormone estrogen dan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) dalam serum (Wiknjosastro, 2009).
Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum. Terdiri
dari stres, dukungan suami dan keluarga serta faktor lingkungan sosial, budaya dan
ekonomi. Apabila ibu hamil mengalami hal-hal tersebut dan tidak mendapatkan penanganan
dengan baik maka dapat menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan
selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin memperparah
emesis gravidarum. Untuk mengurangi terjadinya mual dan muntah yaitu dengan
menghindari bau atau faktor-faktor penyebabnya, makan sedikit-sedikit tapi sering, dan
istirahat yang cukup (Kusmiati dkk, 2009).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada penulis dapat
merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis ?
2. Bagaimana penatalaksanaan yang diberikan dan rasionalisasinya?
3. Bagaimana analisis jurnal sesuai dengan kasus dan asuhan yang diberikan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan pada ibu hamil
trimester 1 dengan menggunakan manajeman kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanaan pengkajian pada ibu hamil trimester 1
b. Menginterprestasikan data serta merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan ibu hamil trimester 1
c. Merumuskan diagnosa potensial ibu hamil trimester 1
d. Melakukan intervensi tindakan segera pada ibu hamil trimester 1
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pengkajian pada ibu hamil
trimester 1
f. Melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada ibu hamil trimester 1
g. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan pada ibu hamil
trimester 1
h. Menganalisis jurnal yang sesuai dengan asuhan yang diberikan pada ibu hamil
trimester 1
i. Melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan pada ibu hamil trimester 1
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam memberikan asuhan pada
ibu hamil fisiologis trimester 1.
2. Bagi Institusi
Hasil laporan pengelolaan kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi
khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis trimester 1 secara holistik
dengan telaah jurnal yang sesuai asuhan yang diberikan.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam melaksanakan
pelayanan khususnya pada ibu hamil fisiologis trimester 1.
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikasi bagi profesi bidan dalam asuhan pada ibu
hamil fisiologis trimester 1.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Kehamilan Fisiologis


1. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan
merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa
pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008).
Lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan
sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan maternal selama hamil maka ibu dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebut dengan
antenatal.
2. Tanda Gejala
a. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, diraba, dirasa, juga bagian-bagian janin.
2) Denyut jantung janin
a) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
b) Dicatat dan didengar alat Doppler.
c) Dicatat dengan feto elektrokardiogram
d) Dilihat pada ultrasonografi (USG).
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
b. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
1) Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT)
dan tafsiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung menggunakan rumus naegele
yaitu TTP = (HPHT +7) dan (bulan HT+3).
2) Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning sickness.
3) Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu terutama pada bulan-bulan
triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.

4) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
5) Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan
timbul kembali.
6) Fatigue (pusing)
7) Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery
terlihat membesar.
8) Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
9) Konstipasi /obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
10) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka
(Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra /
grisea).
11) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi
12) Pemekaran vena-vena (varises)
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan
akhir.
c. Tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar.
2) Uterus membesar.
3) Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen bawah
rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.

4) Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.
5) Tanda Piscaseck
Adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya terletak
ada disebelah atas, dengan bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.
6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
7) Teraba ballotement.
8) Reaksi kehamilan positif.
3. Perkembangan Janin Pada Trimester I
1) Minggu 1
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum
terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama
haid terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan
informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah
memiliki segala bekal genetic, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom
manusia. Selama masa ini yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan
oksigen.
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yang
mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai
proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka
yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan
sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa
menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita
dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya
berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
2) Minggu 2
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah
dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam
lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.
Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari
yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada
endometrium.
3) Minggu 3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, ibu mungkin belum sadar jika sedang
mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada
dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil yaitu berdiameter 0,1-0,2
mm.
4) Minggu 4
Kini bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic
Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya
positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan
otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke
jantung).
5) Minggu 5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah
lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang
seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm
berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang
akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
6) Minggu 6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong.
Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Pada minggu ini sistem
pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan
berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
7) Minggu 7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira
sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan
tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu
pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.
8) Minggu 8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi, ujung hidung
dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Bronchi saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan mulai bercabang. Lengan semakin
membesar dan memiliki siku. Janin sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan
lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada
dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk
walaupun belum sempurna.
9) Minggu 9
Telinga bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan terus berkembang berikut jari
kaki dan tangan mulai tampak. Janin mulai bergerak dan dapat mendengar detak
jantungnya. Panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
10) Minggu Ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan sel otak
meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit.
Janin mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7
gram.
11) Minggu Ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan
kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi
gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan
menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa mengubah
posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap
terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri
12) Minggu Ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki
yang mungil terpisah penuh. Usus janin telah berada di dalam rongga perut. Akibat
meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.
Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan
seluruh organ tubuh. Janin membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan
tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.
4. Perubahan Fisiologis
1) Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi eliminasi dan
produksi urine dalam tubuh. Sistem ini juga dianggap penting yang berhubungan
dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta tekanan darah. Uterus pada
wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan sebagian di atas kandung kemih.
Saat Hamil, uterus membesar mempengaruhi semua bagian saluran kemih pada
waktu yang berbeda dan hormon kehamilan memberikan pengaruh yang lebih besar
dibandingkan efek mekanis.
Adapun organ perkemihan tersebut mengalami perubahan-perubahan selama
kehamilan.
a) Ginjal (Ren) dan Perubahannya.
Bentuk seperti kacang panjang, terletak di belakang dari bagian abdomen.
Ren kiri terletidak ada setinggi Vertebra lumbal I – IV dan Ren kiri terletak
setengah badan vertebra lebih rendah daripada yang kiri karena di sebelah kanan
ada hepar. Mempunyai 2 ekstremitas superior (ada glandula supraren/kelenjar
anak ginjal) dan ekstremitas inferior. Mempunyai 2 margo lateral dan margo
medial (ada hilus renalis) merupakan tempat keluar masuknya vasa, saraf, limfe
dan ureter. Pada kehamilan, ginjal berfungsi untuk mengelola zat-zat sisa dan
kelebihan yang dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan curah jantung
juga produk metabolisme tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi
produk sisa dari janin. Pada kehamilan trimester 1 ginjal mengalami peningkatan
pada panjangnya dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah
ginjal dan volume vaskuler. Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin nyata
pada trimester 2 kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi saluran
kemih. Pada trimester 3 biasanya terjadi hidronefrosis terjadi pada 80-90%
wanita disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron dan peningkatan tekanan
intraureter superior terhadap tepi pelviks. Hidronefrosis lebih sering terjadi pada
ginjal kanan, dan kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan distensi
urethra kanan.

b) Ureter
Merupakan saluran yang menghubungkan dari ren menuju ke vesika
urinaria. Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal atau ganda yang
tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X. Pada trimester 1 begitu
uterus menjadi organ abdomen, penambahan massanya menekan ureter pada
tepian pelviks. Kompresi ini menyebabkan peningkatan tonus intraureter yang
terletidak ada di atas pelvis. Hal ini yang menyebabkan produksi urin yang
meningkat. Selain itu, meningkatkan diameter lumen ureter dan hipertonisitas
serta hipomotilitas. Karena perubahan ini, pada trimester 2 volume ureter
mungkin meningkat 25 kali dibandingkan dengan keadaan tidak hamil,
equivalen dengan peningkatan 300 ml urine. Dalam kehamilan ureter kanan dan
kiri mengalami pembesaran karena pengaruh progesteron. Akan tetapi, ureter
kanan lebih lebih membesar karena lebih banyak mendapat tekanan
dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan karena uterus lebih sering
memutar ke arah kanan atau karena orang banyak beraktifitas dengan bagian
kanan tubuh. Pada trimester 3, akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih
sering terjadi hidroureter. Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari
panggul dan masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi
panggul. Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri
akibat dekstro rotasi uterus saat keluar dari panggul.
c) Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong muskulo membran yang berfungsi untuk
menampung urine. Pada kehamilan trimester 1 tonus kandung kemih menurun
sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron. Kapasitas kandung kemih
meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih sering kencing.
Karena pembesaran uterus selama trimester 2 kehamilan, kandung kemih
terdorong ke arah anterior dan superior. Perpindahan ini mengubah letak
intravesikuler ureter, yang kemudian menyebabkan regurgitasi urin ke Ureter
pada saat berkemih.
Pada trimester 3 permukaan mukosa menjadi hiperemia dan edema
sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada persalinan. Selanjutnya, jika
pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke urethra.
d) Urethra
Merupakan saluran terakhir dari saluran kemih. Memiliki panjang 4 cm
pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang berada di dalam lapisan luar
dinding vagina anterior. Urethra bermula dari leher vesika urinaria dan terbuka
kedalam vestibulum vulva sebagai meatus urethra. Selama kehamilan trimester
1, urethra sedikit memanjang dan pada trimester 2, urethra akan lebih
memanjang terutama pada trimester 3, urethra akan lebih memanjang karena
vesika urinaria tertarik keatas ke arah abdomen dan dapat bertambah panjang
beberapa centimeter.
Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada siang hari,
berkebalikan dengan pola pada wanita hamil. Wanita yang hamil mengumpulkan
cairan (air dan natrium) selama siang hari dalam bentuk edema dependen akibat
tekanan uterus pada pembuluh darah panggul dan vena kava inferior. Kemudian
mensekresikan cairan tersebut pada malam hari melalui kedua ginjal ketika
wanita berbaring.
2) Sistem pencernaan
Sistem pencernaan adalah Wanita hamil sering mengeluhkan perubahan nafsu
makan, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi, dan toleransinya terhadap
makanan tertentu. Walaupun beberapa perubahan mungkin dipengaruhi oleh faktor
sosial budaya, faktor anatomi dan pengaruh hormon pada saluran pencernaan
mengubah fungsi-fungsi yang biasa dijalankan oleh sistem pencernaan. Diantaranya
adalah:
a) Mulut
Banyak wanita yang mengalami perubahan dalam pengecapan segera
setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin disebabkan pengaruh hormon saliva, dan
juga pada indra penciuman. Saliva menjadi lebih asam selama Kehamilan.
Walaupun studi terdahulu mengatakan adanya peningkatan produksi saliva,
Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini hanya suatu persepsi yang disebabkan
oleh penurunan kemampuan menelan selama periode mual muntah. Beberapa
wanita tercatat mengalami ptialisme (hipersaliva) yang terjadi pada siang hari
dan berakhir pada saat persalinan. Di bawah pengaruh estrogen, gusi menjadi
lebih berpembuluh, terjadi hiperplasia dan edema. Penurunan ketebalan
Permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi penyakit
gusi selama kehamilan. Pendarahan mungkin terjadi padaa saat menggosok gigi
atau mengunyah dan permukaan yang rapuh menyebabkan mudah terkena
radang gusi.
Diperkirakaan 50-77% wanita mengalami radang gusi selama
kehamilannya. Insidennya meningkat apabila sedang mengalami masalah gusi
lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya paritas. Pada kurang dari 2%
wanita hamil, hiperplasia gusi menyebabkan terbentuknya masa yang rapuh,
menyerupai tumor yang disebut epulis. Epulis biasanya sembuh secara spontan
setelah melahirkan, tetapi mungkin perlu diinsisi selama kehamilan berlangsung
jika terjadi pendarahan yang banyak dan muncul penyakit gusi dan gigi.

b) Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah pengaruh
progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penurunan tonus ini
berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari lambung ke esofagus. Perubahan
pada diafragma akan lebih berkontribusi menimbulkan masalah dengan
mengubah secara akut sudut esofagus-gaster, sehingga makin memperberat
refluks.
c) Lambung
Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan motilitas
lambung. Selain itu, juga menurunkan tonus sfingter pilorus, menyebabkan
refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam lambung. Semakin kehamilan
berlanjut, tekanan pada lambung oleh uterus yang membesar dapat menurunkan
jumlah makanan yang dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman.
Penurunan produksi asam dan pepsin juga mungkin memperlambat pencernaan,
walaupun efek kehamilan pada sekresi asam lambung belum dipahami dengan
baik.
d) Usus Besar dan Kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas usus. Penurunan pada tonus menimbulkan
perpanjangan waktu transit, yang akan makin lama seiring dengan
berkembangnya kehamilan. Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatam
lama waktu transit pada akhir kehamilan disebabkan penghambatan kontraksi
otot polos pada usus. Perpanjangan waktu transit dan ditambah dengan adanya
hipertrofi vili duodenum, menyebabkan peningkatan kapasitas absorpsi.
Peningkatan absorbsi zat besi, kalsium, lisin, valin, glisin, prolin, glukosa,
natrium, klorida dan air. Pengaruh progesteron pada enzim pentranspor
menyebabkan penurunan absorpsi niasin, riboflavin, dan vitamin B6.
Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon
menyebabkan peningkatan absorbsi air, yang kemudian meningkatkan resiko
terjadinya konstipasi. Peningkatan Flatulens juga ditemukan. Seiring dengan
berkembangnya uterus, apendiks, dan sekum terdorong ke atas dan lateral.
Perubahan anatomis ini penting untuk di ingat pada saat ibu mengeluhkan nyeri
akut abdomen dan apendisitis.
Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan. Disebabkan oleh relaksasi
dinding pembuluh darah sekunder akibat peningkatan progesteron, dan
penekanan vena oleh berat dan ukuran uterus yang makin membesar. Usaha
mengejan pada saat defekasi karena adanya konstipasi juga berperan terhadap
munculnya hemoroid.
3) Sistem muskuloskeletal
Pada Kehamilan trimester 1 belum terjadi lordosis hanya nyeri pada punggung.
Pada trimester 2 sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan kompensasi dari
pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke
belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan
meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada
peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan yang dapat
mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian dan
menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak
enak pada bagian bawah punggung terutama pada trimester 3.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan tubuh mengalami peregangan
otot-otot dan pelunakan ligamen-ligamen area yang paling dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan tersebut adalah tulang belakang (curva lumbar yang
berlebihan), otot-otot abdomal (meregang ke atas uterus), otot dasar panggul
(menahan berat badan dan tekanan uterus).
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan srtuktural dan bagian
bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan kehamilan. Oleh karena
itu, masalah postur merupakan hal biasa dalam kehamilan. Bertambahnya beban dan
perubahan struktur dalam kehamilan mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda–benda (dan memar
biru) dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh.
4) Sistem Kardiovaskuler
Merupakan sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini
juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh. Sistem ini meliputi:
a) Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid
dan terletak di dalam perikardium di mediastinum. Jantung memiliki tiga
permukaan yaitu facies sternocostalis, diaphragmatica, dan basis cordis. Jantung
dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium
sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinister. Atrium dextrum terdiri
atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Bagian atrium di anterior
berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas serabut-
serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan melalui crista terminalis ke
auricula dextra. Pada atrium dextrum bermuara vena cava superior dan inferior,
sinus coronarius, dan vena cordis minimae.

b) Sirkulasi Sistemik
Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta. Dari aorta darah di
salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara progressive memasuki arteri
sistemik yang membawa darah tersebut ke organ ke seluruh tubuh kecuali sakus
udara (Alveoli) paru-paru yang disuplai oleh sirkulasi pulmonal.
Pada jaringan sistemik arteri bercabang menjadi arteriol yang berdiameter
lebih kecil yang akhirnya masuk ke bagian yang lebar dari kapiler sistemik.
Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui dinding kapiler yang tipis, darah
melepaskan oksigen dan mengambil CO2 pada sebagian besar kasus darah
mengalir hanya melalui satu kapiler dan kemudian masuk ke venule
sistemik.Venule membawa darah yang miskin oksigen. Berjalan dari jaringan
dan bergabung membentuk vena sistemik yang lebih besar dan pada akhirnya
darah mengalir kembali ke atrium kanan.
c) Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler. Arteri membawa
darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh melalui
cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut arteriola, persatuan cabang-cabang
disebut anastomosis. Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke
jantung; banyak diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut
venula, vena yang lebih besar atau muara-muaranya, bergabung membentuk
vena yang lebih besar lagi, yang biasanya membentuk satu hubungan dengan
yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang keluar dari gastrointestinal tidak
langsung menuju ke jantung tetapi bersatu membentuk vena porta. Kapiler
adalah pembuluh yang sangat kecil dan menghubungkan arteriola dengan
venula.
d) Posisi dan Ukuran Jantung
Seperti halnya uterus yang membesar dan diafragma yang mengalami
elevasi, jantung bergeser keatas dan sedikit kearah kiri dengan rotasi pada aksis
jantung, sehingga denyut jantung pada apeks bergerak lateral. Kapasitas jantung
meningkat 70-80 ml, hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan volume atau
hipertropi otot jantung. Ukuran jantung meningkat 12%.
e) Perubahan fisiologi sistem kardiovaskuler pada kehamilan normal yang terutama
adalah perubahan hemodinamik maternal, meliputi :
(1) Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
(2) Anemia relatif
(3) Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
(4) Tekanan darah arterial menurun
(5) Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester i, menetap
sampai akhir kehamilan
(6) Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
(7) Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
(8) Kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.
f) Pada trimester pertama, terjadi :
(1) Penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular,
disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
(2) Penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh,
peningkatan TBW (total body water)
(3) Akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang
osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
(4) Akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan
penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita
yang hamil.
Perubahan-perubahan di atas mengakibatkan :
(1) Kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/ hari
(2) Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas
(3) Bengkak pada tungkai bawah, namun hati-hati bila pembengkakan
berlebihan dan terjadi di tangan atau muka karena bisa merupakan gejala pre
eklampsi.
(4) Terjadinya anemia fisiologis (keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit
35%.
(5) 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam
posisi terlentang.
(6) Traktus urinarius
(7) Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh
estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi
meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh
perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis
sementara.
(8) Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun
hal ini dianggap normal.
g) Kardiak Output
Pada minggu ke 5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi
untuk mengurangi resistensi vascular sistemik. Selain itu, terjadi peningkatan
denyut jantung antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma
sehingga juga terjadi peningkatan preload performa ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan perubahan pada
aliran pulsasi arterial kapasitas vascular juga akan meningkat untuk memenuhi
kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesterone juga akan menyebabkan
terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vascular perifer.
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena cava
inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang, penekanan vena
cava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya,
terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan
terjadinya hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan
mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke darah. Selama trimester terakhir posisi
terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring.
Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada
akhir kehamilan.
Peningkatan curah jantung pada kehamilan antara 35-50% dari rata-rata 5
menit sebelum kehamilan menjadi sekitar 7 menit pada minggu ke-20, frekuensi
jantung wanita hamil biasanya 10-15 denyut/ menit lebih cepat daripada wanita
yang tidak hamil, meningkat dari sekitar 75 menjadi 90 denyut nadi /menit.
Wanita yang jantungnya normal sering menyadari adanya ketidakteraturan pada
frekuensi jantungnya selama kehamilan. Namun isi sekuncup (jumlah darah
yang dipompakan oleh jantung dengan 1 kali denyut) tidak bertambah hingga
volume plama bertambah. Volume darah akan meningkat secara progesif mulai
minggu ke 6-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32-34
dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan
meningkat kira kira 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesterone dan
estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur renin angiotensin dan aldosterone
system (RAAS). Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma
dan erittrosit.
Eritropoetin ginjal akan meningkatan jumlah sel darah merah sebanyak 20-
30% tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan
mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15g/dl
menjadi 12,5g/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai dibawah 11g/dl. Pada
kehamilan lanjut kadar lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada
hopervolemia, jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan
dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan
sehingga penambahan asupan zat basi dan asam folat dapat membantu
mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih
kurang 1000 mg atau rata rata 6-7 mg/hari.
Hipervolemia selama kehamilan mempunyai fungsi berikut.
(1) Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system
vascular.
(2) Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus balik
vena dalam posisi terlentang dan berdiri.
(3) Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat
persalinan. Terjadi suatu ”autotransfusi” dari system vaskularisasi dengan
mengompensasi kehilangan darah 500-600 ml pada persalinan pervaginan
tunggal atau 1000 ml pada persalinan dengan seksio caesaria atau persalinan
pervaginam gemeli.
Volume darah ini akan kembali seperti sedia kala pada 2-6 minggu setelah
persalinan.Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan koagulasi intravaskuler
dan fibrinolisis sehingga mneginduksi suatu keadaan hiperkoagulasi. Dengan
pengecualian pada faktor XI dan XIII, semua konsentrasi plasma dari faktor-
faktor pembekuan darah dan fibrinogen akan meningkat. Produksi platelet juga
meningkat, tetapi karena adanya dilusi dan konsumsinya, kadarnya akan
menurun.
5) Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan terhadap lingkungan sekitarnya. Perubahan system
integument pada kehamilan, salah satu perubahan besar yang mengalami selama
kehamilan adalah terjadinya pereangan kulit. Sekitar 50 persen hingga 90 persen
perempuan tidak mampu menahan peregangan yang sangat besar ini, dan hal itu
menyebabkan terjadi pada kulit di payudara, lengan, paha, pinggul dan pantat. Ini
terjadi ketika kolagen di kulit memisahkan, Mungkin tidak sakit tetapi akan gatal,
dan terasa banyak gelitik. Wanita berkulit terang akan memiliki garis-garis merah
muda, sementara wanita berkulit gelap akan membuat mereka lebih ringan daripada
warna kulit mereka.
Beberapa masalah perubahan kulit yang kerap dialami selama kehamilan, antara
lain:
a) Stretch Mark
Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan kulit lantaran
tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit mempunyai
kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh atau disebut dengan
elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut dipengarungi oleh keturunan, berat
badan, dan faktor usia. Pada ibu hamil, elastisitas kulit dipaksa mengembang
sampai pada level maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin,
akibatnya timbul stretch mark.
Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang muncul
pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti anak sungai. Masalah
ini muncul karena peregangan kulit secara cepat, seperti pada kehamilan atau
peningkatan berat badan yang drastis, atau karena pengaruh obat yang
mengandung steroid, yang merusak jaringan yang terdapat di dalamnya sehingga
kulit mengalami over stretched dan kolagennya rusak.
Stretch mark biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas, pinggul,
paha, bokong, dan payudara pada tubuh wanita hamil. Stretch mark karena
kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar, kemudian berangsur
berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau kecoklatan. Bagi mereka yang
memiliki jenis kulit kering kecenderungan akan masalah ini dapat terjadi pada
saat kehamilannya. Untuk ibu hamil stretch mark terjadi pada trimester kedua
atau usia kandungan sekitar empat bulan.
b) Linea Nigra
Pada sebagian besar wanita hamil akan muncul garis vertikal berwarna
cokelat kehitaman di kulit sepanjang bagian tengah perut yang disebut linea
nigra karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Garis ini
akan ada selama kehamilan dan akan menghilang setelah melahirkan.
c) Selulit
Selulit merupakan suatu lapisan lemak di bawah kulit yang terletak di atas
otot. Selulit pada wanita hamil terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon
estrogen dan progesteron secara drastis sehingga menghasilkan lebih banyak
lemak yang disimpan untuk melindungi janin. Pada selulit tampak permukaan
kulit bergelombang seperti kulit jeruk dan umumnya terjadi di bagian paha,
bokong, perut, pinggul, betis, dan lengan.
Belum ada terapi yang diklaim dapat mengatasi selulit 100%. Namun,
selulit dapat dicegah atau diminimalisasi dengan berolahraga ringan secara
teratur, terutama untuk membakar lemak di bagian-bagian tubuh tertentu. Makan
makanan dengan gizi lengkap dan seimbang, terutama mengurangi makanan
berlemak. Penggunaan lotion secara teratur sejak dini, terutama pada masa
kehamilan awal, dan penggunaan lotion sebaiknya dibarengi dengan efek pijatan
untuk membantu memperlancar peredaran darah dan menghancurkan lemak.
Selulit pun ada dua jenis, ringan dan berat. Pada kondisi ringan, selulit tidak
terlihat, jika bagian tertentu itu dicubit akan terlihat. Sementara pada jenis yang
berat meski tidak dicubit, kehadiran selulit sudah terlihat.
d) Rasa Gatal
Rasa gatal sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada bagian perut,
pusar, dan payudara. Rasa gatal timbul karena beberapa sebab, yakni peregangan
kulit yang menyebabkan kulit menjadi lebih kering, iritasi yang muncul pada
lipatan-lipatan tubuh, seperti lipatan di bawah payudara, perut, selangkangan,
dan ketiak. Rasa gatal dapat pula muncul karena perubahan hormon estrogen dan
progestin sehingga terjadi penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan dalam
tubuh.
Hindari garukan pada kulit yang dapat menyebabkan cedera. Selain
menimbulkan infeksi, akan menyebabkan pula adanya garis kehitaman pada
kulit. Rasa gatal ini dapat terjadi pada trimester pertama, kedua, maupun selama
kehamilan.
e) Jerawat
Masalah jerawat ketika kehamilan terjadi disebabkan karena adanya faktor
hormonal. Kulit muka menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan
jerawat. Menjaga kebersihan kulit dan diet makanan yang seimbang serta sehat,
terutama mempertinggi makanan yang mengandung protein dan vitamin C akan
membantu anda untuk mengatasinya.
f) Varises
Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah dari tubuh
bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah sebaliknya, lantaran beban
tubuh yang bertambah pada bagian atas tubuh. Akibatnya, darah memenuhi
pembuluh dan membuat pembuluh darah pada tubuh bagian bawah menonjol
dan berkelok-kelok.
Pada ibu hamil, varises bisa dicegah dengan meninggikan posisi kaki
dengan mengganjal dengan bantal ketika beristirahat. Bisa juga menggunakan
stocking khusus yang dikenakan pada paha. Stocking berfungsi memperlambat
aliran darah dari bagian atas tubuh, sehingga menyeimbangkan aliran darah dari
tubuh bagian atas ke bawah dan sebaliknya.
g) Areola mammae dan puting susu
Areola mammae daerah yang warnanya hitam di sekitar puting susu, pada
kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang biasanya tidak
berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola mammae). Puting susu
juga menghitam dan membesar lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suply darah. Pada awal kehamilan keluar
cairan jernih (kolostrum). Pigmen di sekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap.
h) Linea alba
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat. Warna
lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di tengah-tengah atas
pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi
adapula yang mirip garis-garis pada kulit (striae gravidarum).
i) Hiperpigmentasi
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau perubahan
pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda. Hiperpigmentasi inilah yang
menyebabkan melasma, atau yang sering disebut juga topeng kehamilan. Yaitu
lapisan kehitaman yang biasanya menghampiri bagian pipi, dahi dan hidung.
Selain wajah, bagian tubuh yang lain ada juga yang tidak terhindar dari
hiperpigmentasi.
Mulai dari aerola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar. Tahi lalat,
atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan besar juga akan
bertambah hitam. Hiperpigmentasi akan terlihat lebih nyata pada wanita yang
pada dasarnya berkulit gelap.
Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang sebelumnya
menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga karena adanya
peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan kerentanan terhadap stimulus
hormon Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), estrogen dan progesteron.
Terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari juga dapat
memperburuk keadaan, oleh karena itu sebaiknya calon ibu tetap menggunakan
tabir surya. Hampir semua jenis krim tabir surya relatif aman digunakan oleh ibu
hamil dan pilihlah yang spektrum perlindungannya luas (anti UV-A dan UV-B).
Hiperpigmentasi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya, maksimal
satu tahun pasca persalinan. Memang ada juga yang tidak bisa hilang, biasanya
karena menggunakan kontrasepsi hormonal.
Beberapa wanita juga akan mendapatkan pigmentasi yang merupakan
kondisi yang disebabkan oleh produksi berlebihan melanotropin. Anda dapat
menemukannya terjadi di pipi, hidung dan dahi. Ini mungkin muncul secara
tidak ada terduga selama 4 atau 5 bulan kehamilan.
Sejak bulan ke-3 hingga kehamilan cukup bulan, beberapa tingkat
perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% wanita hamil. Pada kulit
dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini
dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan
ini seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik
dari striae sebelumnya.
j) Striae gravidarum dibagi menjadi 2:
(1) Striae livida
Garis-garis yang berwarna biru pada kulit (pada primigravida). Striae
terjadi karena ada hormon yang berlebihan dan ada pembesaran atau
peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus
di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan
menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang
warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan.
(2) Striae albicans
Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha.
Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita.
Hiperpigmentasi lebih nyata terlihat pada wanita berkulit gelap dan lebih
terlihat di area seperti areola, perineum, dan umbilikus dan juga diarea yang
cenderung mengalami gesekan seperti aksila pada paha bagian dalam. Pada
banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya akan berubah menjadi
hitam kecoklatan yang disebut denga linea nigra, kadang kadang akan
muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut
dnegan chloasma atau melasma gravidarum.selain itu, pada aerola dan
daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi
yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah
persalinan.kontrasepsi oral juga bisa menyebabkan hiperpigmentasi yang
sama. Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya
peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan
kedua masih sangat diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan
progesterone diketahui mempunyai peran dan melanigenesis dan diduga bisa
menjadi faktor pendorongnya.
B. Perubahan Psikologis
1. Trimester I
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan trimester pertama
ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai rasa bahagia. Munculnya rasa
ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan
mengasuh bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa
sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
c. Perubahan Emosional
Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan adanya penurunan
kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, cemas,
depresi, kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran pada
bentuk penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.
d. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat simultan,
seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau kondisi. Meskipun sikap
ambivalen sebagai respon individu yang normal, tetapi ketika memasuki fase pasca
melahirkan bisa membuat masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu
perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier, tanggung jawab
baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap penerimaan
keluarga terdekatnya.
e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada kehamilannya.
Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah emosi dan kepribadian.
Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha untuk mencari
kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan perhatian dan
perawatan khusus buat bayinya.
f. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal yang
menyebabkannya berasal dari rasa tidak ada terjadi keguguran sehingga mendorong
kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
g. Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus kepada
kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu
kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang
dikandungnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
h. Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama bisa
berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi perilaku
ibu. Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul
karena faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
i. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester pertama
dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
C. Ketidaknyamanan Dan Penatalaksanaan
Masalah Penanganan
TM I 1. Sering buang 1. Kosongkan saat terasa dorongan untuk
air kecil kencing
2. Perbanyak minum pada siang hari.
3. kurangi minum di malam hari untuk
mengurangi nocturia mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan.
4. Batasi minum bahan diuretika alamiah : kopi,
the, cola dengan caffein
5. Jelaskan tentang tanda-tanda UTI, posisi
miring ke kiri.
2. keputihan 1. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap
hari
2. Memakai pakaian dalam yang terbuat dari
katun lebih kuat daya serapnya.
3. Hindari pakaian dalam dan pantyhose yang
terbuat dari nilon.
4. Hindari pencucian vagina (douching)
5. Gunakan bedak tabur untuk (polider)
mengeringkan, tetapi jangan terlalu banyak /
berlebihan
3. Ngidam 1. Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran
asalkan cukup bergizi dan makanan yang di
inginkan makanan yang sehat
2. Menjelaskan tentang bahaya makanan yang
tidak baik
3. Mendiskusikan makanan yang dapat di terima
yang meliputi makanan yang bergizi dan
memuaskan ngidam atau kesukaan tradisional
4. Hemorrhoid 1. Perbanyak konsumsi makanan berserat,
seperti buah-buahan dan sayuran.
2. Minumlah cairan yang cukup banyak. Paling
tidak 2 liter dalam sehari.
3. Biasakan buang air besar secara rutin pada
waktu-waktu tertentu, seperti di pagi hari.
Sebelum buang air besar, upayakan untuk
minum air hangat.
4. Lakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki.
Gerakan ini diharapkan dapat membantu
otot-otot di saluran pencernaan untuk
bergerak mendorong sisa makanan ke saluran
pembuangan.
5. Hindari mengejan ketika buang air besar saat
tidak ada dorongan ingin mengejan.
5. Mual dan 1. Hindari bau atau factor penyebab
muntah 2. Makan biscuit atau roti bakar sebelum bangun
dari tempat tidur di pagi hari
3. Makan sedikit tapi sering
4. Duduk tegak setiap kali selesai makan
5. Hindari makanan yang berminyak dan
berbumbu merangsang
6. Makan makanan kering dengan minum
diantara waktu makan
7. Minum-minuman berkarbonat
8. Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari
melakukan secara tiba-tiba
9. Hindari menggosok gigi segera setelah makan,
10. Minum teh herbal.

D. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu
selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang
meliputi 14T yaitu:
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu
dari sebelum hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap
minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi
faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul.
2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald
adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan
dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin
mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan
sesuai minggu Jarak dari simfisis

22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 M
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan


5. Pemberian Imunisasi TT. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat
seorang wanita hamil melaukan kunjungan yang pertama dan dilaukan pada minggu ke 4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid.

Selang Waktu
Imunisasi
minimal pemberian Lama Perlindungan
TT
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

6. Pemeriksaan Hb. Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama
dan minggu ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr% bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi
suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat, hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) pemeriksaan dilakukan pada saat
ibu hamil datang pertama kali diambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila
hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.
8. Pemeriksaan Protein urine, dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung
protein atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi, untuk bumil dengan riwayat DM. Bila hasil positif maka
perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus
Gestasional.
10. Perawatan Payudara, senam payudara atau perawatan payudara untuk bumil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11. Senam Hamil
12. Pemberian Obat Malaria, diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga
kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan
darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium, diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan
Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang
Manusia.
14. Temu wicara / Konseling
Tujuan umum dan khusus:
a. Tujuan umum:
Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
b. Tujuan khusus:
1) Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi
kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)
2) Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
3) Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
4) Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
5) Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal (memberikan nasehat-nasehat
tentang cara hidup sehari-hari dan KB, kehamilan, persalinan).
E. Jadwal Kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir):
Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, usia kehamilan 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali,
di atas usia kehamilan 36 minggu setiap minggu sekali. Kecuali jika ditemukan kelainan
atau faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih
sering dan intensif.
Untuk ibu hamil: Trimester Waktu Tindakan
Kunjungan Trimester I Sebulan sekali.
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Pemeriksaan ultrasonografi.
3. Nasehat diet tentang menu seimbang.
4. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi
kehamilan.
5. Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan
imunisasi Tetanus Toksoid I.
6. Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:
a. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
b. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
d. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko
kehamilan
e. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
F. Evidence based dalam Praktik Kehamilan
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan terbukti
bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian
terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini menghasilkan
asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi. Kajian ulang
memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa
sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah.
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal
care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh bidan dalam membina suatu hubungan
dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga persiapan persalinannya. Dengan
memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe
motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Anda
perlu memahami bahwa dengan adanya evidence based practice maka praktik asuhan
antenatal menjadi lebih terfokus pada pilihan praktik yang terbukti menguntungkan klien
(refocusing antenatal). Hal-hal yang mendorong efektifitas Antenatal Care adalah hal-hal
sebagai berikut:
1. Asuhan diberikan oleh bidan yang terampil dan berkesinambungan.
2. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
3. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan serta komplikasi.
4. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid, suplemen gizi,
pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
5. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil (HIV,
sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain yang diderita (misal: hipertensi,
diabetes, dan lain-lain).
6. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.
7. Kunjungan ANC secara rutin.
Asuhan kebidanan yang berkembang saat ini berasal dari model yang dikembangkan
di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih mengarah ke ritual dan rutinitas dari pada
rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan jumlah dari pada terhadap
unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial (Tyastuti, siti dan heni puji. 2016).
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. N USIA 24 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 4+5 MINGGU
DI PMB ERNI KUMALA DEWI

PENGKAJI : Anisa Diyah Utami


Tanggal : 1 Desember 2020 Jam : 11.00 WIB

Identitas Pasien Penanggung Jawab


Status : Suami
1. Nama : Ny. N 1. Nama : Tn. H
2. Umur : 24 tahun 2. Umur : 26 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMK
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
7. Alamat : Puri Sewon Asri 8. Alamat : Puri Sewon Asri

I. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang :
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya pertama kali dan sudah melakukan tes kehamilan
menggunakan test pack dengan hasil positif
Keluhan Utama :
Ibu mengatakan merasa mual
Uraian keluhan utama :
Ibu merasa mual setiap setelah makan kadang-kadang muntah
Riwayat Kesehatan:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita: Ibu tidak sedang menderita penyakit
apapun seperti gula, asam urat, jantung, penyakit kuning, dan lainnya.
Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan): Keluarga tidak sedang/
memiliki riwayat penyakit apapun (seperti gula, asam urat, jantung, penyakit kuning, dan
lainnya).
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid :
Siklus : 29 hari dan teratur
Lama : 5-6 hari
Warna darah : merah kehitaman
Leukhorea : tidak mengalami keputihan
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut per hari
b. Riwayat Kehamilan Sekarang :
1) G2P1A0Ah1
2) Usia kehamilan : 4+5 minggu
3) HPHT : 29-10-2020
4) HPL : 06-08-2021
5) Gerak Janin :
a) Pertama kali : Belum ada gerakan janin
b) Frekuensi dalam 12 jam : Tidak ada
6) Tanda Bahaya :
a) Trimester I : Tidak ada
b) Trimester II :-
c) Trimester III : -
7) Keluhan :
a) Trimester I : Ibu mengatakan merasa mual
b) Trimester II :-
c) Trimester III : -
8) Riwayat terapi :
a) Trimester I : Asam folat, kalk dan vitamin B6
b) Trimester II :-
c) Trimester III : -
9) Riwayat Alergi :
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat
maupun makanan
10) Kekhawatiran khusus :
Ibu mengatakan tidak memiliki kekhawatiran apapun mengenai kehamilan yang
sekarang.
11) Imunisasi/TT :
Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT pada saat sebelum menikah
12) ANC : Belum pernah periksa kehamilan

ANC Suplement & Fe MASALA TINDAKAN/


Tanggal Tempat
Ke (Jenis & Jml) H PENDKES
- - - - - -

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu :


Kead anak
Kehamilan Persalinan Nifas
sekarang
Tahun
Frek Tempat ASI
Keluhan/Penyulit UK Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit
ANC persalinan eksklusif
2017 8 Tidak ada 39 Sponta PMB Bidan Lk/29 Tidak Y Tidak Ya Hidup
kal mg n 00 gr ada a ada sehat
i
Hamil 1 Mual 4+5 - - - - - - - - -
ini kal mg
i

3. Riwayat KB :
a. Jika pernah
Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas
KB suntik 3 bulan 1 tahun Tidak ada melepas ingin program hamil
b. Rencana Setelah Melahirkan
Ibu mengatakan masih ingin menggunakan KB suntik
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Sebelum hamil :
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok 3x/hari 3x/hari
Komposisi
Nasi 3x @ 1piring (sedang) 3x @ 1piring (sedang)
Lauk 3x @ 1 potong (sedang ), 3x @ 1 potong (sedang),
jenisnya protein nabati: jenisnya protein hewani dan
tempe nabati :telur, tempe
Sayuran 2x @ 1 mangkuk 3x @ 1 mangkuk sayur :
sayur :berbagai jenis berbagai jenis sayuran
sayuran
Buah 1 x sehari; 1x sehari ;
jenis jeruk jenis jeruk
Camilan Jarang 4 x sehari; jenis snack
Pantangan: Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada Setiap habis makan akan
terasa mual dan ingin
muntah
Perubahan selama Hamil Ibu mengatakan kurang
nafsu makan
2) Minum
Jumlah total 6-7 gelas perhari; jenis teh 6-7 gelas perhari; jenis air
dan air putih putih dan air jeruk
Susu Tidak mengkonsumsi susu 1 gelas perhari, jenis susu
untuk ibu hamil
Jamu Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan: Tidak ada Tidak ada

Perubahan selama Hamil Tidak ada keluhan atau


perbedaan yang mencolok

b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 4 x sehari 4-5 x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Cair Cair
2) BAB
Frekuensi perhari 1 x sehari 1 x sehari
Warna Kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada

C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 3 x sehari 3 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2x sehari
Celana dalam 3 x sehari 3 x sehari
Kebiasaan memakai alas kaki Ibu memakai alas kaki saat Ibu memakai alas kaki saat
dirumah maupun saat pergi dirumah maupun saat pergi
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Hubungan seksual
Frekuensi 2-3 x seminggu 1x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama hamil ini Tidak ada Tidak ada
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 8 jam 8 jam
Tidur siang Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama hamil ini Tidak ada
f. Aktivitas fisik dan
olahraga
Aktivitas fisik (beban Aktivitas biasa Aktivitas biasa
pekerjaan)
Olah raga Jenisnya jalan–jalan santai Jenisnya jalan-jalan santai
Frekuensi 1x seminggu 2-3 kali seminggu
Perubahan selama hamil ini Lebih mudah lelah
g. Kebiasaan yang
merugikan kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Tidak ada Tidak ada
Minuman beralkohol Tidak ada Tidak ada
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang merugikan Tidak ada Tidak ada

5. Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah / tidak menikah*), umur waktu menikah : 19 tahun
2) Pernikahan ini yang ke 1, sah/ tidak*) sudah 5 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik/ ada masalah
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon dan dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Suami perhatian terhadap istri, mengantar untuk periksa, menanyakan vitamin sudah
diminum atau belum.
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Ibu apabila ada masalah selalu berbagi
dengan suami untuk menemukan pemecahan masalah bersama
d. Ibu tinggal serumah dengan : Suami dan mertua.
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak * mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu : Suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Tidak ada
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Ibu ingin melahirkan di tempat
bidan
i. Penghasilan perbulan : Rp 2.100.000 (Cukup)
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini
Jika ‘ya’ frekuensi puasa : Ibu mengatakan belum ada berpuasa
Keluhan selama puasa : -
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nakes
wanita maupun pria
3) Tingkat pengetahuan ibu
Hal-hal yang sudah diketahui ibu :
Ibu mengatakan mual saat hamil memang wajar namun ada rasa tidak nyaman karena
pemenuhan nutrisi ke janin berkurang
Hal-hal yang ingin diketahui ibu :
Ibu mengatakan ingin mengetahui cara mengatasi mual
4) Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang : Tidak ada kebiasaan kontak dengan binatang.
5) Paparan dengan polutan :
Ibu mengatakan rumahnya jauh dari lingkungan industri dan jalan raya.

II. DATA OBYEKTIF:


1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis

2) Tanda Vital
Tensi : 100/60mmHg Nadi : 88x/menit
RR : 24x/m Suhu : 36.70C
3) BB Sebelum/ Sekarang: 52/52 kg
4) TB : 157 cm
5) LILA : 24 cm IMT : 21 (Normal)
b. Status present
1) Kepala
Rambut hitam, bersih, tidak berketombe, tidak rontok. Muka tidak oedema, tidak
pucat, tidak terdapat cloasma gravidarum. Mata tidak ada oedema, conjungtiva
warna merah muda, sclera warna putih. Hidung tidak ada polip, tidak ada
penumpukan secret. Telinga bentuk simetris, tidak ada penumpukan serumen.
Mulut tidak ada karies dentis, tidak sariawan, gusi dan tidak epulis.
2) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran vena jugularis
3) Dada dan Axila
a). Mammae
Payudara membesar, simetris, tampak hiperpigmentasi aerola, puting susu
menonjol, tidak ada benjolan abnormal berkesan tumor.
b). Axila
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
4) Punggung
Tidak ada pembengkakan, tidak ada deformitas tulang belakang.
5) Ektremitas
Tidak ada varices pada kaki kanan dan kiri. Tidak terdapat oedema pada tangan
dan kaki. Reflek Patella (+) positif. Kuku tidak pucat, bersih.

c. Status Obstetrik
1) Palpasi
 Leopold I : belum teraba
 Leopold II : tidak dilakukan
 Leopold III : tidak dilakukan
 Leopold IV : tidak dilakukan
2) TFU : tidak dilakukan
3) Auskultasi : tidak dilakukan
4) Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
5) KSPR : skor 1 (kehamilan risiko rendah)
6) Pemeriksaan penunjang: tidak dilakukan
7)
III. ANALISIS
Diagnosa Kebidanan :
Ny. N usia 24 tahun G2P1A0 usia kehamilan 4 minggu 5 hari dengan emesis gravidarum

Masalah :
Ibu merasa cemas karena mual dan muntah yang dialaminya
Kebutuhan :
Konseling ketidaknyamanan kehamilan trimester I dan nutrisi bagi ibu hamil

IV. PELAKSANAAN
Tanggal : 1 Desember 2020 Jam: 11.00 WIB
1. Memberitahukan ibu tentang
hasil pemeriksaan. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
keadaan umum ibu baik, TD 100/60 mmHg, Nadi 88x/menit, Suhu 36,60C, Respirasi
24x/menit, pemeriksaan head to toe baik, abdomen belum teraba
Rasionalisasi : Karena pada pemeriksaan ditemukan informasi yang harus disampaikan
kepada ibu.
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu trimester I
khususnya mengenai mual dan muntah.
Rasionalisasi : Pada data subjektif ibu mengeluh terjadinya mual selama kehamilan ini.
Usia kehamilan ibu 4+5 minggu termasuk kehamilan muda trimester I.
Hasil : Ibu telah mengetahui hal perubahan yang saat ini sedang dialami khususnya
tentang mual muntah yang menjadi keluhan utama ibu.
3. Memberi tahu ibu cara untuk mengurangi ketidaknyamanan yang ibu rasakan saat ini
yaitu untuk mengurangi mual muntah.
Rasionalisasi: Ibu mengeluh mual muntah dan mengatakan belum tahu cara mengatasi
mual muntah tersebut.
Hasil : Ibu telah mengetahui cara agar rasa nyaman yang diajarkan dan akan
mempraktekkan dengan benar.
4. Mengajarkan kepada ibu melakukan penetakan pada titik Pericardium 6 untuk
mengatasi mual dan muntah yang dialami ibu. Hal ini merupakan terapi komplementer
yang aman dilakukan oleh ibu hamil
Rasionalisasi : Pada data subjektif ibu mengatakan belum paham mengenai cara
mengatasi mual muntah yang dialami. Akurpresure dapat membantu meningkatkan
keseimbangan yang ada dalam tubuh. Penekanan titik P6 dapat memicu pelepasan
beberapa senyawa kimia di otak seperti melepaskan hormone endorphin. Hal ini dapat
membantu meringankan gejala mual pada ibu hamil
Hasil : Ibu memahami cara melakukannya dan bersedia melakukannya
5. Menjelaskan tanda bahaya trimester I
Rasionalisasi : Pemberian KIE ini sebagai tindakan preventif untuk kehamilan ibu
Hasil : Ibu mengerti tanda dan bahaya kehamilan trimester I
6. Memberikan suplemen pada ibu asam folat 1 mg 1 x 1 sehari dan tablet vosea 3 x 1
sehari. Memberitahu cara minum setiap suplemen tersebut agar terserap oleh tubuh.
Rasionalisasi: Ini adalah kunjungan pertama ibu. Untuk hamil diusia muda diberikan
multivitamin untuk membantu perkembangan janin dengan baik serta mengatasi mual
dan muntah.
Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen tahu bagaimana cara meminumnya dan
bersedia meminumnya.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian atau jika ibu
mengalami masalah pada kehamilannya.
Rasionalisasi: Ini adalah kunjungan pertama ibu, pemeriksaan rutin digunakan untuk
memantau keadaan janin ibu
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang lagi setelah 1 bulan kemudian atau jika
ibu merasa ada masalah dengan kehamilannya.
8. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.
Rasionalisasi : Dokumentasi kebidanan sebagai bukti pencatatan dan pelaporan
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan
dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim
kesehatan, serta kalangan bidan sendiri
Hasil : Asuhan pada Ny. N telah didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny. N usia 24 tahun G2P1A0 usia
kehamilan 4+5 minggu, di PMB Erni Kumala Dewi, Mantrijeron Yogyakarta. Didapatkan Ibu
mengeluh mual muntah sejak 1 minggu yang lalu sehingga ibu tidak memenuhi nutrisi ibu hamil
TM 1. Berdasarkan hasil anamneses , ibu mengeluh kan bahwa sejak 1 minggu yang lalu
mengalami mual dan berkurang nafsu makan. Hal ini dapat menggangu proses kehamilan dan
membuat ketidaknyaman pada ibu hamil. Menurut Dr. Marjorie Greenfield, sekitar 70 persen
perempuan mengalami mual di awal kehamilannya, dan sekitar 50 persen mengalami muntah.
Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
didapatkan pada kehamilan trimester 1.Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu dari
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. Emesis gravidarum
terjadi karena adanya produksi hormon kehamilan. Ketika sel telur yang sudah dibuahi
menempel pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic
gonadotropin (HCG). Hal inilah yang menyebabkan mual. Adanya peningkatan kadar hormon
estrogen, Sensitivitas terhadap aroma atau bau tertentu meningkat, Setres, Wanita hamil berisiko
mengalami mual saat hamil terutama memiliki riawayat emesis dengan kehamilan sebelumnya,
mual saat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
Penanganan ibu emesi gravidarum dapat dengan hindari bau atau faktor penyebab, Makan
biscuit atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari, makan sedikit tapi sering,
uduk tegak setiap kali selesai maka, hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
merangsang seperti terlalu pedas atau terlalu asam, makan makanan kering dengan minum
diantara waktu makan, inum-minuman berkarbonat, bangun dari tidur secara perlahan dan
hindari melakukan secara tiba-tiba, hindari menggosok gigi segera setelah makan, Menganjurkan
ibu memuinum air rebusan jahe karena zat kimia yang terdapat dalam jahe dapat mempengaruhi
syaraf, lambung dan usus untuk mengurangi mual serta jahe mengandung gingerol yang mampu
memblok serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi, sehingga
menimbulkan mual.
Berdasarkan keluhan ibu selama 1 minggu tidak mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan
ibu hamil trimester 1, maka di perlukan edukasi pentingnya penuham gizi seimbang. Gizi
seimbang pada ibu hamil adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara
teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi pada
ibu hamil. Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia
kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut
merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil

Trimester 1 Biskuit 1 buah besar (10 gram)


Energi : 180 Kkal Telur ayam rebus 1 butir (55 gram)
Protein : 20 gram Susu sapi segar ½ gelas (100 gram)
Lemak : 6 gram
Setara dengan
KH : 25 gram

Trimester 2 dan 3 3 mangkuk bubur kacang hijau


Energi : 300 Kkal - kacang hijau 5 sendok makan (50 gram)
Protein : 20 gram - santan ¼ gelas (50 gram)
Lemak : 10 gram - gula merah 1 sendok makan (13 gram) dan
KH : 40 gram - telur ayam rebus 1 butir (55 gram)

Hal bahaya yang dapat di timbulkan jika tidak di penuhinya kebutuhan nutrisi pada ibu
hamil yaitu, Mal nutrisi, dehidrasi, anemia, BBLR, keguguran, cacat lahir.Dari hasil pemeriksaan
fisik di dapatkan aktivitas yang sehari-hari dilkakukan ibu yaitu melakukan aktivitas pekerjaan
rumah dan membuka jasa laundry. Jadi disarankan ibu untuk memperhatikan aktivitas sehari-hari
untuk menghidari kelelahan karena pada saat hamil ibu lebih mudah mengalamikelelahan akibat
perubahan yang terjadi selama kehamilan. Ibu dianjurkan istirahat agar kesehatan ibu tetap
terjaga baik dan terjaga, serta ibu tidak mudah kelelahan.
BAB V
PENUTUP

Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan (Kehamilan) pada Ny. N usia 24
tahun G2P1A0 usia kehamilan 4+5 minggu, di PMB Erni Kumala Dewi, Mantrijeron Yogyakarta
pada tanggal 1 Desember 2020. Penulis dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk
lebih meningkatkan Asuhan Kebidanan khususnya pada ibu hamil trimester I dengan mual yang
penulis ambil khususnya di PMB Erni Kumala Dewi, Mantrijeron Yogyakarta.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester I dengan mual maka penulis dapat
membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada Ny. N usia
24 tahun G2P1A0 usia kehamilan 4+5 minggu, di PMB Erni Kumala Dewi, Mantrijeron
Yogyakarta, pada tanggal 1 Desember 2020.
2. Mahasiswa dapat membuat analisa data yang didapatkan dari pengkajian data Ny. N usia
24 tahun G2P1A0 usia kehamilan 4+5 minggu, di PMB Erni Kumala Dewi, Mantrijeron
Yogyakarta pada tanggal 1 Desember 2020. Dengan hasil masalah utama yaitu mual dan
pemenuhan nutrisi
3. Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang diberikan kepada Ny. N usia 24
tahun G2P1A0 usia kehamilan 4+5 minggu, di PMB Erni Kumala Dewi, Mantrijeron
Yogyakarta, pada tanggal 1 Desember 2020.
4. Mahasiswa dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan diberikan kepada Ny. N usia 24
tahun G2P1A0 usia kehamilan 4+5 minggu, di PMB Erni Kumala Dewi, Mantrijeron
Yogyakarta, pada tanggal 1 Desember 2020.
B. Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga meningkatkan
kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi dan mendukung kehamilan
secara optimal
2. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan kontinyu kepada mahasiswa
dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil secara mandiri
sesuai dengan teori yang didapatkan selama perkuliahan berlangsung untuk menerapkan
deteksi terhadap kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Beaty, Aprilia Nurul. 2012. Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik Pemeriksaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Indonesia

Hani, Ummi. dkk. 2014. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.

Jonas, Derek Ilewelyn. 2009. Panduan Terlengkap tentang Kesehatan, Kebidanan, dan
Kandungan. Jakarta: Delaprasta.

Kusmiati, Yuni. dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta: Fitramaya..

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC

Muslihatun, Wafi Nur, dkk, 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Firmaya.

Neil. 2010. Panduan Lengkap: Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Rukiyah, Ai Yeyeh,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.

Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Walyani, Elisabeth. 2015. Asuhan kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Bapupress

Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
CRITICAL APPARTIAL

Judul : Perbandingan Efektivitas Kombinasi Ekstrak Jahe dan Piridoksin dengan


Piridoksin Saja dalam Mengurangi Keluhan Mual Muntah pada Wanita Hamil
Tahun : 2009
1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien Ya, pengambilan sempel dalam penelitian ini dirandomisasi, hal
pada penelitian tersebut dijelaskan dalam jurnal di halaman 2.
dirandomisasi? Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode pengkajian
intervensional/trial yaitu uji klinis secara acak tersamar tunggal
(randomized single blinded control trial) bersifat prospektif,
analitik dan merupakan penelitian dasar terapan.”
Apakah cara Ya, hanya peneliti yang mengetahui randomisasi tersebut karena
melakukan pada penelitian ini menggunakan randomized single blinded yang
randomisasi artinya salah satu atau ada 1 pihak yang buta terhadap terapi yang
dirahasiakan? diberikanya itu subjek penelitian (ibu hamil). Hal ini dijelaskan
dalam jurnal di halaman 2 dan 3.
Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode pengkajian
intervensional/trial yaitu uji klinis secara acak tersamar tunggal
(randomized single blinded control trial) bersifat prospektif,
analitik dan merupakan penelitian dasar terapan.”
“Preparat Pregnasea maupun Piridoksin yang diberikan pada
peserta penelitian telah dilepaskan dari kemasannya, dan
dimasukkan kedalam kantong obat tertutup, sehingga diharapkan
peserta penelitian tidak mengetahui isinya.”
Apakah follow- Tidak, penelitian tersebut hanya di follow-up selama 7 hari, akan
up kepada tetapi hal tersebut untuk mengurangi kasus drop out, karena
pasien cukup belajar dari peneletian terdahulu yang dilakukan selama 3 minggu
panjang dan justru angka droup out-nya semakin besar. Hal tersebut dijelaskan
lengkap? dalam jurnal pada bagian hasil dan pembahasan di halaman 9.
Jurnal:
“Masa pengamatan penelitian kami hanya 7 hari, dengan
mempertimbangkan waktu pemantauan yang singkat akan
mengurangi jumlah kasus loss to follow up atau drop out.”
“Sebuah penelitian melakukan pemantauan selama 3 minggu,
dengan menggunakan dosis 1050 mg/hari, selain mengalami
banyak kasus drop out, ternyata terdapat bias pada hasil
penelitiannya, karena sebagian besar peserta penelitian pada
minggu terakhir kehamilan sudah berusia> 14 minggu.”
Apakah pasien Ya, responden yang masuk kedalam kelompok/grup kelola dan
dianalisis di kelompok/grup kontrol sama-sama dianalisis dengan dilakukan
dalam grup di penilaian keluhan mual menggunakan 3 parameter (skor) yaitu
mana mereka SkorIndeks Rhodes, Skala Likert danSkala Analog Visual
dirandomisasi? sebelum dan sesudah perlakuan. Hal tersebut terdapat dalam
jurnal dan disajikan dalam bentuk tabel di halaman 3 dan 4, serta
dinarasikan pada halaman 7 dan 8.
Jurnal:
“Penilaian keluhan mual muntah yang dialami peserta penelitian
dilakukan dengan menggunakan tiga buah parameter (skor), yaitu
skorindeks Rhodes13, skala Likert, dan skala Analog Visual.
Penilaian pertama dilakukan saat peserta menerima obat di RS
Immanuel, sebelum obat dikonsumsi.”
“Keluhan mual muntah akan dinilai kembali pada hari ke-7
dengan menggunakan tiga skala yang sama, untuk menilai
perbaikan keluhan yang dialami peserta penelitian.”
“Tabel 2 memperlihatkan bahwa tidak didapatkannya perbedaan
bermakna pada skorindeks Rhodes antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan menggambarkan
bahwa keluhan mual muntah yang dialami oleh kedua kelompok
hamper seimbang 22 (18-25) pada kelompok kelola dan 22(18-
24) pada kelompok kontrol (ρ=0,739). Skor Indeks Rhodes
kembali di nilai pada hari ke-7 setelah perlakuan, ternyata
memperlihatkan perbedaan yang cukup mencolok. Kami
mendapatkan penurunan skorindeks Rhodes pada kedua
kelompok penelitian yang menggambarkan terjadinya
pengurangan keluhan mual muntah, tapi penurunan skorIndeks
Rhodes pada kelompok kelolamencapai 9(7-18),
sementarapadakelompokkontrol 18(15- 24)
danperbedaaninisecarastatistiksangatbermakna (ρ<0,001).“
“ Pada Tabel 3 tampak bahwa tidak didapatkan perbedaan
bermakna pada skor Skala Likert antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah yang dialami oleh
kedua kelompok adalah seimbang 5(3-5) baik pada kelompok
kelola dan kelompok kontrol (ρ=0,681). Penilaian ulang skor
skala Likert dilakukan pada hari ke-7 setelah perlakuan, ternyata
tampak juga perbedaan yang cukup mencolok. Penurunan skor
Skala Likert didapati pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan keluhan mual muntah,
tapi penurunan skor Skala Likert pada kelompok kelola mencapai
2,5(1-5), sementara pada kelompok kontrol 4(3- 5), dan
perbedaan ini secara statistic sangat bermakna (ρ<0,001).
“Tabel 4 memperlihatkan bahwa penilaian skor Skala Analog
Visual antara kelompok kelola dan kelompok kontrol pada hari
sebelum perlakuan tidak didapatkan perbedaan bermakna, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah yang dialami oleh
kedua kelompok adalah seimbang 10(7-10) baik pada kelompok
kelola dan kelompok kontrol (ρ=0,525). Kami melakukan
penilaian ulang skor Skala Analog Visual pada hari ke-7 setelah
perlakuan, ternyata tampak juga perbedaan yang cukup mencolok.
Kami mendapatkan penurunan skor Skala Analog Visual pada
kedua kelompok penelitian yang menggambarkan terjadinya
pengurangan keluhan mual muntah, tapi penurunan skor Skala
Analog Visual pada kelompok kelola mencapai 5 (2-10),
sementara pada kelompok kontrol 9(6-10), dan perbedaan ini
secara statistik sangat bermakna (ρ<0,001).”
Apakah pasien, Tidak, dalam penelitian ini hanya terdapat single Blind,yaitu
klinisi, dan hanya subjek penelitian yang buta terhadap terapi yang diberikan.
peneliti blind Dijelaskan dalam jurnal pada halaman 2.
terhadap terapi? Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode pengkajian
intervensional/trial yaitu uji klinis secara acak tersamar tunggal
(randomized single blinded control trial) bersifat prospektif,
analitik dan merupakan penelitian dasar terapan.”
Apakah grup Ya, antara grup kelola dan grup kontrol diperlakukan sama, hal
pasien tersebut dijelaskan dalam jurnal di halaman 3.
diperlakukan Jurnal:
sama, selain dari “Penilaian keluhan mual muntah yang dialami peserta penelitian
terapi yang dilakukan dengan menggunakan tiga buah parameter (skor), yaitu
diberikan? skor indeks Rhodes, skala Likert, dan skala Analog Visual.
Penilaian pertama dilakukan saat peserta menerima obat di RS
Immanuel, sebelum obat dikonsumsi.”
“Keluhan mual muntah akan dinilai kembali pada hari ke-7
dengan menggunakan tiga skala yang sama, untuk menilai
perbaikan keluhan yang dialami peserta penelitian.”
“Peserta penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
kelola dan kelompok kontrol, pembagian dilakukan secara acak.
Kelompok kelola mendapatkan pregnasea dan kelompok kontrol
mendapatkan piridoksin, keduanya diminta memakan obat selama
7 hari. Ketidakadilan yang diterima oleh kelompok kontrol
seharusnya tidak ada karena kelompok ini tidak mendapatkan
plasebo, melainkan piridoksin yang memang merupakan lini
pertama dalam pengobatan mual muntah dalam kehamilan, bila
terjadi gejala-gejala dehidrasi akibat mual muntah, kepada peserta
diberikan pengobatan yang sesuai.”
Apakah Ya, antara kelompok kelola dan kelompok kontrol memiliki
karakteristik karakteristik yang sama yaitu ibu hamil dengan UK ≤ 10 minggu,
grup pasien hamil tunggal, terdiri dari rentang usia 18-33 tahun, terdapat
sama pada awal primigravida dan multigravida, jenjang pendidikan SMP, SMA,
penelitian, selain Universitas serta pekerjaan yaitu IRT, Karyawan, Wiraswasta dan
dari terapi yang PNS.Halini dijelaskan dalam jurnal pada bagian hasil dan
diberikan? pembahasan, disajikan dalam tabel pada halaman 5, serta
dinarasikan pada halaman 4 dan 7
Jurnal:
“Karakteristik subjek penelitian dari kelompok kelola dan
kelompok kontrol dianalisis (Tabel 1). Analisis ini dimaksudkan
untuk lebih meyakinkan homo genitas subjek penelitian pada
tiap-tiap kelompok agar dapat dibandingkan dengan baik.”
“Tabel 1 memperlihatkan bahwa ditinjau dari karakteristik subjek
penelitian, baik dari segiusia, paritas, usia kehamilan, pendidikan,
maupun pekerjaan tidak ditemukan perbedaan yang bermakna
antara kelompok kelola dan kelompok kontrol, dengan demikian
kedua kelompok ini dapat diperbandingkan.”

2. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa Penting, karena melalui hasil penelitian ini didapatkan informasi


penting hasil bahwa terapi kombinasi ekstrak jahe dan piridoksin dapat
penelitian ini? mempercepat menurunkan derajat mual dan muntah pada ibu
hamil, dibandingkan dengan terapi piridoksin saja, bahkan
konsumsi ekstrak jahe saja sudah cukup untuk mengurangi
keluhan mual dan muntah. Dimana jahe mudah didapat dan murah.
Jurnal:
“Kombinasi ekstrak jahe dan piridoksin lebih baik dibandingkan
piridoksin saja dalam mengurangi keluhan mual muntah ibu hamil
di bawah 3 bulan.”
“Konsumsi ekstrak jahe sebesar 700 mg per hari sudah cukup baik
untuk mengurangi keluhan mual muntah pada ibu hamil dan
dengan kombinasi piridoksin, kadar ekstrak jahe dapat diperkecil
sehingga mengurangi risiko terhadap kehamilan.”
Seberapa tepat Tepat, karena dilihat dari hasil penelitian terdapat perubahan skor
estimasi dari di 3 skala pada penilaian sebelum dan sesudah pemberian terapi
efek terapi? serta didapatkan nilai yang sangat bermakna pada setiap
perubahan skor di 3 skala tersebut.
Jurnal :
“Tabel 2 memperlihatkan bahwa tidak didapatkannya perbedaan
bermakna pada skor indeks Rhodes antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan menggambarkan
bahwa keluhan mual muntah yang dialami oleh kedua kelompok
hamper seimbang 22(18-25) pada kelompok kelola dan 22(18-24)
pada kelompok kontrol (ρ=0,739). Skor Indeks Rhodes kembali di
nilai pada hari ke-7 setelah perlakuan, ternyata memperlihatkan
perbedaan yang cukup mencolok. Kami mendapatkan penurunan
skor indeks Rhodes pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan keluhan mual muntah,
tapi penurunan skor Indeks Rhodes pada kelompok kelola
mencapai 9(7-18), sementara pada kelompok kontrol 18(15- 24)
dan perbedaan ini secara statistic sangat bermakna (ρ<0,001).“
“Pada Tabel 3 tampak bahwa tidak didapatkan perbedaan
bermakna pada skor Skala Likert antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah yang dialami oleh
kedua kelompok adalah seimbang 5(3-5) baik pada kelompok
kelola dan kelompok kontrol (ρ=0,681). Penilaian ulang skor skala
Likert dilakukan pada hari ke-7 setelah perlakuan, ternyata tampak
juga perbedaan yang cukup mencolok. Penurunan skor Skala
Likert didapati pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan keluhan mual muntah,
tapi penurunan skor Skala Likert pada kelompok kelola mencapai
2,5(1-5), sementara pada kelompok kontrol 4(3- 5), dan perbedaan
ini secara statistic sangat bermakna (ρ<0,001).
“Tabel 4 memperlihatkan bahwa penilaian skor Skala Analog
Visual antara kelompok kelola dan kelompok kontrol pada hari
sebelum perlakuan tidak didapatkan perbedaan bermakna, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah yang dialami oleh
kedua kelompok adalah seimbang 10(7-10) baik pada kelompok
kelola dan kelompok kontrol (ρ=0,525). Kami melakukan
penilaian ulang skor Skala Analog Visual pada hari ke-7 setelah
perlakuan, ternyata tampak juga perbedaan yang cukup mencolok.
Kami mendapatkan penurunan skor Skala Analog Visual pada
kedua kelompok penelitian yang menggambarkan terjadinya
pengurangan keluhan mual muntah, tapi penurunan skor Skala
Analog Visual pada kelompok kelola mencapai 5 (2-10),
sementara pada kelompok kontrol 9(6-10), dan perbedaan ini
secara statistic sangat bermakna (ρ<0,001).”

Ekstrak Jahe+Piridoksin Piridoksin (B6)


Terekspos 38(a) 36(b)
Tidak terekspos 2(c) 4(d)
40 40
Rumus Nilai Makna
Control c / (c+d) 0,1 Kejadian penurunan skor mual
Event Rate muntah pada kelompok kontrol
(CER) adalah 0,1 atau 10%.
Experiment a / (a+b) 0,05 Kejadian penurunan skor mual
Event Rate muntah pada kelompok eksperimen
(EER) adalah 0,05 atau 5%.
Relative EER/CER 0,5 Kemungkinan subjek terapi ekstak
Risk (RR) jahe+piridoksin mengalami
penurunan skor mual muntah 0,5 kali
dibanding subjek piridoksin,
pemberian jahe+piridoksin
mengurangi gejala mual muntah
Relative CER-EER/ CER 0,5 Bila jahe + piridoksin digunakan
Risk sebagai terapi, maka jumlah insiden
Reduction skor mual muntah dapat diturunkan
(RRR) sebesar 50% dari insidens
sebelumnya.
RRR< 50% menunjukan tidak
bermakna secara klinis.
Absolute CER-EER 0,05 Apabila jahe+piridoksin digunakan
Risk sebagai terapi, maka selisih jumlah
Reduction insidens penurunan skor mual
(ARR) muntah antara jahe+piridoksin
dengan piridoksin sebesar 5%
Number 1/ARR 20 Kita perlu melakukan terapi
Needed to jahe+piridoksin terhadap 20 pasien
Treat (NNT) untuk menurunkan satu skor mual
muntah
95% CI +/- 1,96 √[CER x 0,11 Rentang kepercayaan (CI) tidak
(1-CER)/ #pasien melampaui angka 1, ini berarti nilai
kontrol + EER x NTT pada penelitian ini bermakna.
(1-EER)/ # pasien
eksperimen]

3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat diterapkan) dalam
praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?


Apakah karakteristik Ya, karakteristik pasien memang tidak sesuai dengan kriteria
pasien kita sangat inklusi responden pada penelitian tersebut dimana pada
berbeda penelitian ibu hamil yang dijadikan subjek penelitian adalah
dibandingkan pasien ibu hamil dengan UK ≤ 10 minggu sedangkan pasien adalah
pada penelitian ibu hamil dengan UK 13+5 minggu, sedangkan untuk kriteria
sehingga hasilnya inklusi hamil tunggal hidup dan kriteria eksklusinya sama.
tidak dapat Pasien juga tidak mempunyai penyakit lain yang
diterapkan? menyebabkan mual muntah, kelainan ginjal, kelainan hati,
diabetes mellitus, alergi terhadap ekstrak jahe dan/atau
piridoksin mengalami komplikasi kehamilan seperti abortus,
mengalami tanda-tanda dehidrasi berat. Tetapi hasil penelitian
ini tetap dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan
terapi. Hal ini dikarena ketentuan umur kehamilan pada
subjek penelitian hanya dilakukan agar tidak terjadi bias pada
hasil penelitian.
Pemilihan individu dalam rentang usia kehamilan ≤ 10
minggu berdasarkan pada pathogenesis timbulnya mual
muntah akibat perangsangan chemoreceptor trigger zone
(CTZ) di otak ibu oleh produksi hormon β-HCG dari trofoblas
yang mencapai puncaknya pada usia kehamilan 10-12
minggu dan mulai menurun pada usia kehamilan 13
minggu1,2,8, sehingga pada kehamilan di atas 13 minggu
pada umumnya keluhan mual muntah sudah berkurang
walaupun hanya diberikan placebo.
Apakah hasilnya Mungkin, karena Ekstrak jahe mudah didapat dan murah serta
mungkin dikerjakan terbukti efektif dapat menurunkan derajat mual dan muntah
di tempat kerja kita? dengan sedikit resiko komplikasi terhadap kehamilan.
Apa kemungkinan Benefit :
benefit dan harm Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa terapi ekstrak jahe +
dari terapi tersebut? piridoksin pada pengurangan mual muntah memiliki
keuntungan dimana efek terapi yang cepat yaitu 7 hari
penggunaan dengan dosisekstrak jahe 350 mg dan piridoksin
37,5 mg dengan dosis 2 kali sehari.
Harm :
Dilihat dari hasil penelitian, tidak ditemukan adanya kerugian
atau efek samping terapi ekstrak jahe+piridoksin untuk
menurunkan skor mual muntah.

Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif terhadap pasien pada


penelitian
NNT/f = 20/1 = 20
Makna :
Kita membutuhkan 20 pasien yang diobati untuk menghindari
seorang dari pasien tersebut mengalami kenaikan skor mual
muntah.
Metode II: 1/ PEER (patient’s expected event rate) adalah event rate dari
(PEERxRRR) pasien kita bila mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut
1/ (PEERxRRR) = 1/(PEERx0,5) = _____
Makna :
Kita membutuhkan 8 pasien yang diobati untuk menghindari
seorang dari pasien tersebut mengalami kenaikan skor mual
muntah.
Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Apakah kita dan Dengan telaah jurnal penelitian ini tentunya kita (bidan) akan
pasien kita mempunyai penilaian yang jelas dan tepat akan value dan
mempunyai preferensi pasien kita karena konsumsi ekstrak jahe +
penilaian yang jelas piridoksin telah dibuktikan dapat mengurangi mual dan
dan tepat akan value muntah selama 7 hari. Tetapi untuk penilaian pasien terhadap
dan preferensi value dan preferensinya itu tergantung pada pilihan dari
pasien kita? pasien itu sendiri, apakah pasien mau atau tidak diberi terapi
tersebut.

Apakah value dan Dilihat dari hasil penurunan skor mual dan muntah di ketiga
preferensi pasien skala yang dinilai maka kemungkinan besar value dan
kita dipenuhi dengan preferensi pasien dapat dipenuhi dengan terapi ekstrak jahe +
terapi yang akan kita piridoksin.
berikan?

Anda mungkin juga menyukai