Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Saat kita memikirkan kata
moral, hal yang mungkin muncul dibenak kita ialah mengenai hal apa yang berlaku benar di
dalam tata cara kita bermasyarakat, karena kita manusia, adalah makhluk sosial yang
diciptakan Tuhan untuk saling bergantung satu sama lain. Oleh sebab itu, kita sebagai
manusia memang lekat untuk dapat bersikap dengan bermoral. Bermoral dalam
bermasyarakat, apalagi jika kita hidup di lingkungan yang teguh memegang nilai-nilai
keagamaan, maka moral masyarakat kadang berasal dari serapan moral yang diajarkan
agama. Tentunya nilai moral yang dari agama tidak hanya berasal dari salah satu agama saja,
namun berasal dari semua agama yang sudah dianggap oleh seluruh masyarakat
keberadaanya. Dengan begitu, maka semua agama mengajarkan hal yang sama, yaitu
bagaimana menjadi manusia yang bermoral. Sebagai pengikut Kristus, kita belajar untuk
dapat hidup bermoral secara moral Kristiani dalam hidup sementara di dunia ini. Hidup
sebagai seorang Kristiani yang juga bermoral Kristiani akan dilihat dalam beberapa hal yang
menyangkut yaitu, Iman Kristiani, Norma, Pilihan dasar, Hati Nurani, Hukum, dan Dosa.

Makna moral/etika Kristiani sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Manusia
sebagai ciptaan Allah berimplikasi pada eratnya hubungan antara Iman dan Perilaku
manusia dalam rangka tanggung jawab pada Pencipta. Etika Kristen sebagai ilmu
mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup manusia yakni petunjuk dan penuntun
tentang bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus mengambil keputusan
tentang apa yang seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan. Etika Kristen adalah
Ilmu yang meneliti, menilai dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai
norma kehendak dan perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan moral?
2. Bagaimana hakikat moralitas kristiani?
3. Apa hubungan antara iman dan moralitas?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan moral
2. Mengetahui hakikat moralitas kristiani
3. Mengetahui hubungan antara iman dan moralitas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Moral
Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) moral berarti 1 (ajaran tentang) baik buruk
yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi
pekerti; susila; 2 kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin, dan sebagainya; 3 ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita; Kata
moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores sendiri berarti adat
kebiasaan atau suatu cara hidup. Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari
berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. Moral adalah ajaran tentang tingkah laku,
perbuatan baik yang terdapat pada tempat dan kebiasaan tertentu.(Sitorus et al., 2020).
Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku
individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal
mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia. Didalam moral terdapat
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan interaksi dengan manusia. Jika
yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut
dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

Moral Kristiani diungkapkan di dalam sikap, didasarkan pada Kitab Suci, terlebih-lebih
Perjanjian Baru. Pendasaran utama yang digunakan adalah kasih terhadap Tuhan dan
Sesama, yang dihubungkan dengan hukum Perjanjian Lama. Artinya adalah bahwa seluk
beluk moral berkaitan dengan hukum atau perintah, bahkan suatu peraturan yang berusaha
mengarahkan hidup Kristiani pada cara hidup yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, pada
Kristiani awali, prinsip moral dihubungkan dalam bentuk peraturan(Dirjen & Dikti, 2007).
Dalam agama Kristen, moral kita di tempa dengan berbagai firman dan hukum yang sudah
di tuliskan didalam firman Tuhan. Dengan firmannya Tuhan mengajarkan tentang
bagaimana jalan hidup yang benar dan bagaimana cara mendapatkan jalan keselamatan.
Dengan bermoral dan memiliki moral yang baik kita akan mejalankan setiap hukum Tuhan
yang ada dengan penuh rasa tanggung jawab, dan itu menjadi salah satu jalan mendapatkan
keselamatan. Oleh iman kepada Tuhan dan mengarahkan hati serta pandangan kita kepada
Tuhan kita dengan sendirinya akan membangun moral yang baik didalam hidup kita.
2.2 Hakikat Moralitas Kristiani
Moralitas berasal dari kata Moral artinya ajaran baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap kewajiban, aklak, budi pekerti dan susila. Kondisi mental yang
membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah bersisiplin. Isi hati atau keadaan
perasaan sebagai mana terungkap dalam perbuatan. Moralitas Kristiani artinya sopan, segala
sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat istiadat atau adat sopan santun yang
didasarkan atas ajaran Agama Kristen yang bersumber dari Alkitab. Setiap agama
mengajarkan Bagaimana menjalankan kehidupan Yang bermoral Sesuai dengan ajaran
agamanya.

Moral kristiani menekankan kenyataan bahwa pesan kristiani ditujukan pada hakikatnya
kepada pribadi individual. Kalau berbicara iman berarti ber-bicara tentang hubungan
kepercayaan pribadi yang menyatukan pribadi yang beriman kepada Kristus (Haryatmoko,
2009). Hakikat moralitas kristiani ialah bagaimana seorang Kristen sungguh-sungguh
memegang teguh imannya dalam hidup sehingga terhindar dari berbagai pelanggaran.
Dengan demikian seluruh realitas kehidupan dalam pelaksanaannya merupakan
implementasi dari imannya sehingga sesuai dengan firman Tuhan “Bekerja lah untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia”. Iman itu harus disertai dengan perbuatan karena tanpa perbuatan
pada hakekatnya mati (Andrian, 2013).

2.3 Hubungan antara Iman dan Moralitas


Moralitas menjadi benar ketika ia merupakan ungkapan iman; karena tindakan manusia
terkait juga bagaimana manusia itu sendiri menghayati imannya. Iman itu bukan hanya
sebagai sebuah keyakinan akan Tuhan yang abstrak justru iman yang kelihatan abstrak itu
harus mampu mengontrol dan mengendalikan seluruh aspek pikiran, perilaku dan perbuatan
sehari-hari. Iman Kristiani harus menjadi dasar berpikir dan bertindak dalam kehidupan
orang Kristen.

Bagi orang kristen memiliki moralitas yang bersumber dari imannya pasti menyadari
bahwa iman itu bersumber dari Firman Tuhan. Iman kristiani tidak bermanfaat apabila tidak
diaplikasikan secara nyata dalam hidup sehari hari (Andrian, 2013).

Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana aplikasi iman berdasarkan Firman Tuhan
di dalam Alkitab.
 Amsal 12:24.
Tangan orang rajin memegang kekuasaan tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.
Artinya:
Orang yang rajin itu akan bekerja dengan sungguh-sungguh dengan demikian ia akan
mendapatkan kedudukan dan kekuasaan. Sebaliknya orang yang malas cenderung
mengalami kesulitan.
 Amsal 6:6.
Hai pemalas pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.
Artinya:
Bagi mereka yang tidak mau bekerja dengan rajin harus belajar dai semut yang begitu
aktif dan kreatif juga rajin agar mereka sadar dan memperbaiki diri.
 Yeremia 37:9a.
Beginilah Firman Tuhan: janganlah kamu membohongi dirimu sendiri.
Artinya:
Jadilah diri sendiri dan bersikap jujurlah senantiasa.
 Amsal 13:20.
Siapa bergaul dengan orang bijak akan menjadi bijak, tetapi siapa bertemu dengan orang
bebal menjadi malang,
Artinya:
Pergaulan itu punya pengaruh yang kadang menentukan dan mempengaruhi hidup dan
perilaku seseorang, bergaul dengan orang baik akan menjadi baik, bergaul dengan orang
jahat akan menjadi jahat.

Anda mungkin juga menyukai