RENST RA 2015-
muhammad arif hidayat ullah
Volume , Oktober 2014 ISSN 1411-1349
ABSTRAK
OPTIMALISASI PERAN FUNGSI MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE DAN SOCIAL
CONTROL DALAM PERMASALAHAN KETAHANAN PANGAN ASEAN 2015 Mahasiswa sebagai
agent of change dan social control, memiliki tanggung jawab dalam memperhatikan kondisi ketahanan
pangan ASEAN sebagai langkah mempersiapkan Indonesia menghadapi ASEAN Economonic Community
(AEC) 2015. Pembentukan kesadaran mengenai ketahanan pangan lokal harus dilakukan sebagai langkah
memperkuat pondasi kesadaran masyarakat untuk tidak bergantung pada produk luar negeri. Pembentukan
kesadaran masyarakat ini sebagai upaya untuk tidak melakukan impor berlebih dalam sektoral pangan. Dari
segi pelaku sektoral pangan, harus dilakukan peningkatan mutu baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Mahasiswa sektoral pangan, dapat memberi kontribusi dari segi peningkatan mutu tersebut. Sedangkan,
mahasiswa non sektoral pangan dapat berkontribusi dalam pembentukan kesadaran masyarakat tersebut.
Pengoptimalan mahasiswa sebagai agent of change dan social control dilakukan dengan mengambil
kontribusi nyata dalam solusi solutif untuk ketahanan pangan Indonesia dan ASEAN, pada umumnya.
Kata Kunci : Ketahanan Pangan Indonesia, Mahasiswa, Agent of Change, Social Control, Kesadaran
Masyarakat
ABSTRACT
OPTIMIZATION ON THE ROLE OF STUDENTS AS SOCIAL CONTROL AND AGENT OF
CHANGE IN FOOD SECURITY ISSUES ASEAN 2015. College students as agents of change and
social control, has the responsibility to pay attention to food security conditions of ASEAN as a step
Economonic prepare Indonesia for the ASEAN Community (AEC) by 2015. The establishment of
awareness about food security local should be done as a step to strengthen the foundations of community
awareness is not dependent on foreign products. Establishment of public awareness of this as an attempt
to not be excessive in sectoral import food. In terms of sectoral actors of food, should be done to improve
the quality in terms of both quality and quantity. College students of food sector, can contribute in terms
of the quality improvement. Meanwhile, college students of non-food sector can contribute to the
formation of the public consciousness. Optimization college students as agents of change and social
control is done by taking a real contribution to food security solutions solutif Indonesia and ASEAN, in
general.
Keywords: Indonesian Food Security, Students, Agent of Change, Social Control, Public Consciousness
Sumber : Pusdatin Kementerian Pertanian, 2012 [5] dilakukan jika membandingkannya dengan sektoral
industri.
Pada tabel tersebut, diketahui bahwa pada sub Di bawah ini disajikan grafik prosentase tren
sektor perkebunan, Indonesia melakukan kegiatan pertumbuhan pertanian dan industri dari tahun 1960-
ekspor lebih besar dibandingkan kegiatan impor. 2011.
Pada sub sektor ini, Indonesia mengalami neraca
surplus sebesar 29.365.
Sebagai negara agraris, sektoral pangan sub
sektor pertanian, mengalami tren pertumbuhan yang
relatif rendah, namun stabil. Parameter rendah ini
Gambar 1. Grafik Tren Pertumbuhan Pertanian dan Industri (%), 1960 – 2011 [3]
Indonesia telah menaruh perhatian khusus pada
Berdasarkan RENSTRA Kementerian Pertanian kondisi yang terjadi di sektoral pangan sejak tahun
2010-2014, terdapat 11 tantangan dalam 2009. Indonesia bernisiatif membentuk Priority
pembangunan, yaitu 1) peningkatan produktivitas Integration Sectors (PIS), serta terlaksananya
dan nilai tambah produk pertanian; 2) penggunaan realisasi integrasi ASEAN di bidang pertanian yang
pupuk kimiawi dan organik secara berimbang; 3) disebut dengan ASEAN Integrated Food Security
perbaikan dan pembangunan infrastruktur lahan, air, (AIFS) Framework and Strategic Plan of Action on
perbenihan, dan perbibitan; 4) kemudahan akses ASEAN Food Security (SPA-AFS). Kemudian, kedua
pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah; 5) inisiatif tersebut diangkat dalam pertemuan ASEAN
pencapaian MDG’s; 6) penciptaan pricing policies; 2009 dan diimplementasikan selama 5 periode
7) persaingan global serta pelemahan pertumbuhan (2009-2014). Sehingga, diharapkan akan
ekonomi akibat krisi global; 8) perbaikan citra memperkuat ketahanan pangan, penyediaan pasar,
petani dan pertanian kembali diminati; 9) dan mendorong pertumbuhan di sektoral pangan.
kelembagaan usaha ekonomi produktif yang kokoh Keseriusan Indonesia dalam menanggapi isu
di pedesaan; 10) sistem penyuluhan pertanian yang ketahanan pangan ini juga dicermikan dengan
efektif; 11) pemenuhan kebutuhan pangan dibuatnya UU Pangan No. 18/2012 tetang Lingkup
disamping pengembangan komoditas horti, Pegaturan Penyelenggaraan Pangan.UU tersebut
peternakan, dan peningkatan ekspor perkebunan. meliputi : a) perencanaan pangan; b) ketersediaan
pangan; c) keterjangkauan pangan; d) konsumsi
c. Kesiapan Indonesia Sektoral Pangan pangan dan gizi; e) keamanan pangan; f) label dan
dalam Menghadapi AEC 2015 iklan pangan; g) pengawasan; h) sistem informasi
pangan; i) penelitian dan pengembangan pangan; j)
peran fungsinya sebagai calon penerus tonggak mahasiswa sektoral pangan juga dapat berfungsi
kepemimpinan bangsa. Pengoptimalan kesadaran sebagai social control dimana diharapkan dapat
mahasiswa harus dilakukan dengan tujuan mengontrol jalannya perbaikan ketahanan pangan.
memperbesar dukungan dan kepedulian masyarakat Berdasarkan UU Pangan No. 18 tahun 2012,
terkait isu ketahanan pangan. dalam Lingkup Pengaturan Penyelenggaraan
Mahasiswa adalah komunitas yang tidak Pangan, mahasiswa sektoral pangan dapat
memiliki kepentingan partai politik ataupun mengambil kontribusi dalam penelitian dan
organisasi masyarakat, diharapkan dapat pengembangan; perencanaan pangan; ataupun
memberikan kontribusi murni. Sehingga, dalam sistem informasi pangan. Mahasiswa sektoral
langkah menyadarkan masyarakat tentang pangan dapat terjun langsung ke lapangan untuk
pentingnya ketahanan pangan, mahasiswa dapat menemukan pemecahan masalah terhadap ketahanan
berlaku netral. pangan Indonesia.
Peran serta mahasiswa sektoral pertanian dapat
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Pentingnya diimplementasikan dalam penciptaan teknologi
Ketahanan Pangan maupun bahan pangan alternatif baru. Selain itu,
Mahasiswa dapat melakukan sosialisasi mereka juga diharapkan dapat mengembangkan
terhadap pentingnya ketahanan pangan yang harus kemajuan industri pangan maupun pertanian di
ditingkatkan di kalangan masyarakat. Peningkatan Indonesia.
kesadaraan ini dapat dilakukan pada pelaku sektoral Selain itu, mahasiswa sektoral pertanian juga
pangan dan pada masyarakat. dapat melakukan pendampingan pada petani secara
Di sisi pelaku sektoral pangan, pemerintah menyeluruh. Pendampingan ini diharapkan dapat
telah melakukan perumusan masalah, tantangan, memberikan pengetahuan secara teoritis pada pelaku
strategi, target, dan sasaran, yang tertuang dalam sektoral dan bisa dilakukan dengan bekerja sama
RENSTRA. Upaya yang dilakukan pemerintah, dengan pihak NGO (a non-governmental
akan percuma jika minimnya kesadaran masyarakat organization) yang bergerak di sektoral pangan.
non sektoral pangan. Faktanya, masyarakat masih Namun, peranan mahasiswa sektoral pertanian
memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi juga harus disesuaikan dengan program pemerintah,
produk pangan impor, daripada produk lokal. Ini yaitu Departemen Pertanian yang tertuang dalam
jelas akan membuka peluang ekonomi bagi pasar blue print. Revitalisasi Pertanian merupakan
internasional. Namun, akan menurunkan peluang peningkatan ketahanan pangan, pertanian berbasis
bagi pasar lokal. Jika keadaan ini tetap dibiarkan, agroindustri, dan kesejahteraan petani.
maka ketika AEC 2015 berlangsung, akan terjadi
keterpurukan kepercayaan pada produk pangan Dukungan Mahasiswa Lulusan non Sektoral
lokal. Pangan
Peningkatan kesadaran masyarakat untuk Mahasiswa non sektoral pangan, dapat
mempercayakan konsumsi produk pangan lokal, berperan sebagai social control dari jalannya
dapat meningkatkan daya saing di sektor pangan peningkatan ketahanan pangan. Mahasiswa non
lokal. Dampak kedepannya, diharapkan pelaku sektoral, yang tidak memiliki disiplin ilmu dalam
sektoral pangan lokal akan mendapatkan dukungan bidang pangan, diharapkan tetap memiliki pemikiran
penuh dari masyarakat untuk terus berkembang baik kritis, sehingga dapat menemukan permasalahan
dari segi kualitas maupun kuantitas. Ketika kuantitas yang dapat diselesaikan.
sektoral pangan sudah dapat mencukupi kebutuhan Mahasiswa non sektoral pangan, juga dapat
masyarakat, maka Indonesia dapat mengurangi menjadi agent of change dengan melakukan
ketergantungan impor. sosialisasi dan penyuluhan. Perbedaan mendasar
dengan mahasiswa sektoral pangan terletak pada
Dukungan Mahasiswa Lulusan Sektoral Pangan bagaimana kontribusi tersebut dilaksanakan.
Mahasiswa di bidang sektoral pangan Minimnya displin ilmu yang dimiliki oleh
merupakan cikal bakal utama yang dapat menjadi mahasiswa non sektoral pangan, bukanlah
memajukan sektoral pangan di masa mendatang. penghalang untuk tetap mendukung ketahanan
Disiplin ilmu yang sesuai, diharapkan dapat menjadi pangan Indonesia. Dukungan dapat dilakukan
landasan untuk menemuan terobosan terbaru dalam dengan mengadakan penyuluhan dengan bekerja
memecahkan masalah tersebut. sama dengan pihak sektoral pangan yang lebih
Mahasiswa sektoral pangan memiliki fungsi paham; pengadaan camp; kampanye pertaninan;
agent of change dimana diharapkan menjadi agen ataupun sosialisasi untuk tetap mengkonsumsi
perubahan yang memiliki rasa tanggung jawab produk lokal.
terhadap kondisi pangan Asean, khususnya
Indonesia. Dengan disiplin ilmu yang dimiliki,