Anda di halaman 1dari 17

Wawancara dengan partisipan ke III terkait peran dan pengalaman perawat dalam

penanganan pasien covid-19. Wawancara dilaksanakan 28/09/2020 pukul 16:28 WITA.

P: Kita bagaimana perasaan ta ee pada saat pertama kali ditugaskan di ruang perawatan
Covid?
( Bagaimana perasaan anda saat pertama ditugaskan diruangan covid 19? )
R: Ee terima kasih ners atas pertanyaanya, awalnya kan kami ditugaskan itu waktu bulan
maret ee itu belum ada tentang pemahaman masalah pasien covid sehingga pemahaman
kami masalah pasien ini sangat histeris sekali, ee bagi kami dengan ikhlas karena ini ee
tujuan kamu untuk membantu pasien dan rekomendasi dari kepala ruangan untuk tugas di
IC lantai 2 sehingga kami kesana dan beranggapan semua pasien kami itu ee kadang sehat
wal’afiat ,ee awal-awalnya kami ee merawat pasien kami sangatlah ketakutan karena
belum dibekali masalah tentang sejauh mana itu perkembangan covid ee sehingga ee was-
was, namun ee beberapa berjalan berlalu ee ada sharing-sharing sama teman-teman
maupun PPI di wahidin sehingga kami sedikit tahu tentang masalah penularan covid
maupun pemakaian APD yang safety. ( sebelumnya terima kasih atas pertanyaanya, pada
awal ditugaskan pada bulan maret saya kurang dalam pemahaman mengenai covid 19
yang mengakibatkan saya merasa sangat ketakutan, namun dengan tujuan untuk
membantu pasien covid 19 dengan ikhlas serta mendapat rekomendasi dari kepala
ruangan sehingga saya menjalankan tugas ini. Walaupun pada awalnya saya sangat
bimbang saat merawat pasien covid 19. Seiring berjalannya waktu saya saling berdiskusi
dengan teman sejawat maupun PPI di rumah sakit untuk menggali informasi mengenai
penularan covid 19 dan pemakaian APD yang baik )

P: ya, ee kita bilang tadi was-was, kenapaki kita rasa was-was? ( anda mengatakan bahwa
anda merasa bimbang saat merawat pasien covid 19, hal apa yang membuat anda merasa
bimbang? )

R: Was-wasnya itu karena di media televisi banyak sekali terjangkit terus meninggal dan
kami was-waskan itu, karena di apalagi di daerah jawa itu banyak sekali pasien ee
maupun nakes yang terinfeksi terus meninggal itu yang kami was-waskan, apalagi kami
ini masih muda terus ada beban dipundak kami itu sebagai kepala keluarga, begitu ners (
perasaan bimbang di karenakan banyak media yang menyebarkan informasi mengenai
banyaknya jumlah orang maupun tenaga kesehatan yang terjangkit covid 19 dan
kemudian meninggal dunia, terlebih saya menjadi kepala keluarga )
P: begitu ya, ada lagi ee terkait perasaanta selain yang kita rasakan tadi pertama kali
ditempatkan? (apakah ada lagi perasaan yang ingin anda sampaikan?)

R: Ee, itu juga takut ners kalau seumpama tertular ee menularkan sama istri ataupun keluarga
yang lain karena keluarga ada yang punya penyakit ee kayak seperti penyakit gula ee
orang tua penyakit gula terus mertua penyakit jantung itu takut sekali kalau seumpama
saya ee berimbas atau berefek positif juga jadi itu was-wasnya. (saya merasa takut
seandainya saya tertular covid 19 kemudian menularkannya kepada keluarga saya seperti
orang tua saya yang memiliki penyakit diabetes yang sangat berisiko tertular covid 19)

P: Waktu kita ditempatkan pertama kali di ruang covid, bagaimanami respon keluarga ta?
(bagaimanakah respon keluarga anda saat mengetahui anda ditugaskan diruangan covid
19?)

R: Ee respon kelurga terutama ibu ners itu takut sekali karena mungkin dia lihat di televisi ee
yang ada di jawa wes, dia sampai menangis-menangis sampai menangis-menangis bilang
kenapa masuk begitu nak ndk ada tempat yang lain atau berhentimi saja bekerja, sampai
begitu ners waktu itu pertama-tama, tapi kami bilang ndk apa-apa ji nek karena safety ji
pakaian kami disini, dan banyak ji multivitamin itu waktu hari ners waktu masih bulan 3,
karena banyak sponsor atau sumbangan dari luar dari masyarakat. (ibu saya sangat
ketakutan megetahui hal tersebut dikarenakan informasi dimedia televisi hingga ibu saya
menangis dengan hal tersebut sehingga ibu saya memberikan pilihan untuk pindah
pekerjaan ataupun berhenti menjadi petugas covid 19, namun saya memberikan
penjelasan mengenai keadaan di rumah sakit bahwa kondisi di rumah sakit sangat aman
dan terjamin semua kebutuhan tenaga kesehatan)

P: Oh iye, jadi ee apami kita jelas kan ke keluarga ta selain yang kita bilang tadi untuk
meyakinkan, menenangkan keluarga? (bagaimakah anda meyakinkan ataupun
menenangkan keluarga anda mengenai covid 19?)

R: Jelaskannya itu terkadang ada sedikit bohongnya tapi untuk kebaikan supaya dia tidak
apaya, cemas kepada kami pada saat merawat pasien covid yang jelasnya itu ners
ibaratnya itu jujur 45, 55 itu ada bohongnya ners supaya tidak cemas pada saya, apalagi
orang tua itu ada penyakit gula ee ini ners selama pandemi tidak pernah pulang kerumah
padahal saya aslinya orang bantaeng cuman takut karena nanti apalagi ini saya jadi karir
untuk orang tua.(saya menjelaskan dengan sedikit berbohong demi kebaikan bersama
untuk mengurangi kecemasan keluarga saya saat menangani pasien covid 19, dan saya
tidak pernah kembali kerumah agar tidak menularkan covid 19 ke keluarga saya)

P: Jadi sejak bulan maret tidak pernah ketemu sama orang tua? (apakah anda sejak bulan
maret tidak pernah bertemu dengan orang tua? )

R: Ee ketemu ners cuma jauh,itupun ditakalar pada saat penerimaan pesantren adik itupun
agak jauh ners karena saya mewakili bapak, kalau salaman ndk pernah ners, salim ndk
pernah. Karena saya jaga jarak apalagi pernah waktu bulan 6 saya terkonfirmasi. (saya
bertemu dengan orang tua akan tetapi dengan jarak yang jauh saat ada kegiatan saudara
saya di sekolahnya, walaupun bertemu saya tidak bersalaman dengan orang tua saya
dikarenakan saya menjaga jarak dan saya pernah terkonfirmasi covid 19)

P: ya, ya jadi inimi tantangan ya, ee apa, bagaimana dukungan rumah sakit ee pada saat kita
ditugaskan di ruang covid? Ini sebelum waktu baru pertama kali ditugaskan?
(bagaimankah dukungan rumah sakit terhadap anda saat bertugas di ruang covid 19?)

R: Dukungannya ners banyak sih yang support terus yang kan awalnya itu kami yang ketiga
ditunjuk, pertama temanku yang ditunjuk cuman ndk enak badan terus yang kedua
perempuan juga tidak mau karena mungkin takut jadi kami ditunjuk ketiga saya beranikan
diri karena itu memang ruang kami waktu pertama masuk di wahidin saya dulu
penempatan di IC terus ee reuni juga sama teman-teman ee dengan kondisi seperti begitu
ee dukungannya teman-teman itu bilang ah anumi saja maju mi saja yang jelasnya bagus
kondisi mu jadikan maju ners dengan banyak ee vitamin dari kepala ruangan ee sama
apaya ee mungkin kayak madu begitu ee imboost ners dikasihkan sama karu. (banyak
dukungan yang saya dapatkan, terlebih teman-teman saya memberikan motivasi kepada
saya bahwa dengan kondisi fisik yang sehat dan asupan vitamin yang cukup membuat
risiko rendah terjangkit covid 19 )

P: Terus waktu kita merawat di pasien langsung ini kan pasiennya macam-macam ya untuk
pasien covid , bagaimana perasaanta? (bagaimana perasaan anda saat merawat pasien
covid 19?)

R: Ee waktu itu ners weh takut sekali, takut sekali, takut sekali rawat pasien karena di anunya
saja itu hazmatnya kadang dilapisi 3 lapis, maskernya 2 lapis, karena kita takut terjangkit
juga alhasil terjangkit juga. (pada saat itu saya sangat ketakutan, hal ini karena APD yang
saya pakai berlapis-lapis)
P: Bagaimanami perasaan ta terhadap pasien? (bagiamanakah perasan anda terhadap pasien
covid 19?)

R: Perasaanya ners itu bagaimana pasien sembuh tanpa terkonfirmasi kepada kami dengan
syarat itu kalau seumpama pasien batuk kita anjurkan untuk ee pakai masker kalau
memang mengkondisikan , mengkondisikan pasienya ee dengan kalau seumpama ada
keluhan kita bantu dengan semaksimal mungkin karena itu memang tugas dari kami.(saya
berfikir untuk merawat pasien covid hingga sembuh tanpamenularkan kepada saya
sehingga saya membantu kebutuhan pasien dengan maksimal)

P: Lama dinaski di ruangan covid, bagaimana pengaturan jadwal dinast a? (bagaimanakah


pengaturan jadwal dinas anda di ruang covid 19?)

R: Kalau pengaturan jadwal dinasnya bagus sekali ners karena dia pagi-pagi libur, sore-sore
libur, malam-malam lepas malam libur jadi kalau dalam satu bulan itu cuman 18 hari kerja
ee itupun kalau seumpama awal bulan 3 4 5 6 itu cuman setengah bulan dinas setengah
bulan karantina di bapelkes jadi ada untuk menjaga stamina kayak olahraga sama-sama
teman-teman. (pengaturan dinas di ruangan covid sangat baik dan meringankan beban
kerja saya sebagai tenaga kesehatan sehingga saya berkesempatan untuk berolahraga
untuk menjaga stamina saya)

P: Oke, jadi selama dinas itu memang tinggalnya di ee ndk pulang dikeluarga atau
bagaimana? (apakah selama bertugas anda tidak kembali kerumah anda?)

R: Kalau tinggalnya masih di kadang di hotel kadang juga kerumah cuman kalau mau
kerumah tanya istri diman kalau seumpama di gowa ee baru kesana ners di rumah, karena
saya dengan mas, dulu dalton satu kali baru max one lagi ners. (saya tingga di hotel
selama bertugas, namun saya kembali kerumah dengan bertanya kepada istri saya
terlebih dahulu)

P: Maksudnya tanya ini istri maksudnya pulang kerumah pada saat ada istri atau tidak ada
istri? (apakah yang anda maksud istri anda berada di rumah atau saat tidak ada sehingga
anda kembali ke rumah?)

R: Tidak ada istri ners (saat istri saya tidak berada di rumah)

P: Oh memastikan rumahnya tidak ada orang begitu? (apakah anda hanya memastikan
bahwa tidak ada orang di rumah anda?
R: Iya ners. (iya betul)

P: Oke jadi tadi pengaturan jadwal dinasta ee bagaiman menurutta jadi memang bagaimana
pengaturan jadwal dinas tersebut apakah menurutta bagus atau bagaimana? (bagaimana
menurut anda bahwa jadwal dinas tersebut sudah sesuai?)

R: Kalau meurut saya ners itu bagus bagus menurut ee jadwalnya disana ee disisi lain
menjaga stamina yang terkuras karena pakai hazmat kan itu dulu itu yang masih tebal
sekali jadi itu banyak sekali kalau kita dinas samapai basah hingga celana dalam juga
basah semua ners, jadi ee (terputus). (menurut saya jadwal dinas di ruangan covid sudah
sesuai dan sangat bagus karena saya bisa menjaga stamina setelah melakukan perawatan
pasien covid 19)

P: Iya terima kasih ners untuk kesediaanya untuk melanjutkan wawancara kita tadi yang
terputus karena ee pengaruh jaringan ya ee, saya tidak akan mengulang tadi pertanyaannya
tadi ee saya akan melanjutkan pertanyaan jadi tadi sudah terekam sebagaian 10 menit
pertama jadi ee ini pertanyaan terakhir mungkin yang saya tanyakan terkait yang terpotong
ee tentang pengaturan jadwal, ee kita bilang tadi pengatuan jadwalnya bagus, kenapa kita
bilang bagus? (saya akan melanjutkan terkait pertanyaan sebelumnya yang terpotong,
mengapa anda bisa mengatakan bahwa jadwal dinas di ruangan covid sudah bagus?)

R: Ee saya pikir sangat bagus karena dalam rentan satu bulan itu kita kerja khusus perawatan
covid itu cuman 18 hari dalam satu bulan dimana 18 hari untuk dinas itupun dinas kita di
bagi dua shift kalau seumpama di wahidin ndak tau kalau di tempat yang lain , ee contoh
kalau kita shift pagi itu masuk setengah delapan kita sudah pakai baju hazmat terus ee
keluarnya itu hampir jam 12 atau jam 12 teng atau kita tergantung dari inisiatif teman
kalau seumpama teman itu bilang salat duhur maki dulu ee baru masuk ataukah didalam
baru salat duhur tergantung dari kita ee untuk jadwalnya saya pikir bagus sekali ners kalau
di wahidin ee sudah dibagi shift lagi ee terus jam kerjanya cuman kalau saya hitung-
hitung 18 hari kerja dan itupun kalau seumpama ada ee waktu luang kayak ada terkendala
saya terlambat dulu karena ada kendala di maklumi sama teman, tergantung dari tim kita,
begitu ners. (saya berfikir demikian dikarenakan dalam waktu satu bulan saya hanya
bertugas di ruangan covid hanya 18 hari lamanya, serta pengaturan shift yang teratur
dan teman kerja yang sagat mengerti dengan keadaan saya)
P: Oh iya, ee oke, selama kita tadi ners sebagai perawat di ruang covid bagaimanami interaksi
ta dengan keluarga? (bagaimanakah interaksi anda dengan keluarga anda selama anda
ditugskan untuk merawat pasien covid 19?)

R: Kalau interaksi ners itu kalau khusus orang tua Cuma lewat telvon, ee adik ada juga
tinggal di makassar Cuma sekali-sekali datang kerumah ee itupun kalau ada istri karena
biasa kalau ada istri dia apa masak-masak begitu, kalau saya ndk dinas di perawatan covid
ners, kalau perawatan covid ka ndk datangmi kesini begitu, nanti kalau sudah medical cek
up semua dalam batas normal baru datang kesini ners, karena adek juga pernah
terkonfirmasi mungkin di tracking di tempat kerjanya eh positif juga begitu ners. (saya
berinteraksi dengan keluarga terutama orang tua melaluai televon, dan saya bisa bertemu
saudara saya jika hasil medical chek up semua dalam keadaan normal)

P: Oke, ee terus ee tadi kan sewaktu kita menjadi perawat ya terus bagaimana perasaan ta
waktu dinyatakan terkonfirmasi positif covid? (sebagai seorang perawat, bagaimanakah
perasaan anda saat anda dinyatakan positif covid 19?)

R: Awalnya ners itu dari kaget telvon jam-jam 9 an ke atas terus ditelvon bilang dek
terkonfirmasi beh langsung itu donga itu anu ners tidak adami biar orang bekerja apa
segala macam ih padahal tidak ada gejala ki ini jadi dibilang cuman dikasih motivasi sama
ee kabid na bilang memang dek biasa OTG tapi ndk ada ji penyakit penyerta ta, ndk ada
buk, oh ndk ndk ji itu kalau ndk ada komerbit kecuali ada komerbit bisa memperberat
keadaan, jadi saya optimis ners untuk lawan itu, jadi saya di telvon masuk mi ini diruang
palm, begitu ners, jadi saya cuma masuk ee hari kamis pulangnya malam senin. (pada
awalanya saya sangat terkejut, karean saya berfikir bahwa saya tidak mengalami gejala
covid, dan saya diberikan motivasi oleh kabid bahwa jika covid tidak menyebabkan gejala
serta tidak berisiko jika tidak ada penyakit penyerta)

P: Ok, jadi apami yang kita lakukan terkait kondisi ta setelah kita tahu terkonfirmasi tadi?
(hal apakah yang anda lakukan setelah anda mengetahui anda terkonfirmasi positif covid
19?)

R: Ee waktu itu (sambil tertawa) tidak dikabari istri ku bilang seumpama istri menelvon di
bilang lagi di rumah sakit dinas, begitu, karena takutnya nanti takut kalau berfikiran lain-
lain, orang tua juga pun ners kalau menelvon kan kita biasa dalam satu minggu 4 kali
menelvon karena orang tua juga ada punya penyakit ee gula jadi saya sering komunikasi
kalau seumpama di tanya dimana saya bilang ada di rumah sakit, begitu ners. (pada saat
itu saya tidak memberi kabar terhadap istri maupun keluarga saya, saya merasa takut
karena akan terjadi hal-hal yang tidak saya inginkan nantinya)

P: Jadi memang apakah keluarga ee waktu positif diberitahu atau tidak? (apakah keluarga
anda mengetahui atau tidak jika anda positif covid19?)

R: Ndak ada ners saya tanya, ini pi yang kedua ners waktu saya anu ee masuk kedua baru
saya tanya istri bilang positif oh dimana mi na bilang baru di palm ka di rawat ini, begitu
ners. (saya tidak memberi tahu keluarga saya, namun saat saya posiitif untuk kedua
kalinya saya memberi tahu istri saya)

P: Jadi kapan pi mereka tahu kalau pernah ki positif yang pertama? (kapankah keluarga anda
tahu bahwa anda positif covid 19 untuk pertama kalinya?)

R: Ndak pernah ners, kalau istri ee kapan ya waktu minggu-minggu ini ners bru tahu tapi
kalau kayak mertua e family di kampung ndak tahu, kan di anggap sehat semua.(saya
tidak pernah memberi tahu hal tersebut kepada keluarga saya hanya saat kedua kalinya
saya memberi tahu istri saya)

P: Terus waktu ditahu sama istri ta bahwa pernah ki positif dan sesudahnya positif lagi
bagaiman mi responnya? (saat istri anda mengetahui anda positif covid 19,
bagaimanakah respon istri anda?)

R: Ee enjoy ji ners karena na bilang mungkin sudah dapat berita dari media ataupun melihat
langsung bahwa kalau seumpama tidak ada komerbit kan dia juga perawat ners di faisal
cuma dia di manajemen ee mungkin sudah dapat info kalau seumpama tidak ada penyerta
tidak akan memperburuk keadaan, jadi mungkin sudah dapat ilmu juga ners begitu. (istri
saya biasa-biasa saja dengan hal tersebut dikarenakan istri saya juga seorang perawat
manajemen di rumah sakit)

P: Oke. Jadi ini ee tadi kita bilang ee tadi waktu pertama kali terkonfirmasi jadi kayak tidak
ada semangat kerja toh ta bilang tadi, bagaimanami koping ta itu pada saat itu? (anda
merasa tidak semangat kerja saat terkonfirmasi covid 19, bagaimanakah koping anda
pada saat itu?)

R: Eee cuman tidak ada semangat untuk kerja keluarpun keluar di rumah ndak ners aih
kenapa positif ka padahal ada angan-angan yang belum tercapai kayak mau jalan-jalan
sama istri itu hari tapi kenapa positif ka kayak zonk ki begitu ners kalau di skalakan
kayaknya 0 atau satu lah. (saya merasa tidak bersemangat saat melakukan aktvitas, dan
saya merasa kurang beruntung dengan kondisi saya yang menybabkan kegiatan yang
sudah saya rencanakan gagal)

P: Terus bagaimana carata mengatasi itu? (kemudian baigaimanakah cara anda mengatasi
hal tersebut?)

R: Ee coba cari-cari internet buka-buka tentang penyakit covid ee sambil cari-cari informasi
sama dokter pulmo ners kalau seumpama begini kan itu hari beberapa dokter pulmo ee
terkonfirmasi saya tanya bilang apa diminum na bilang banyak-banyak saj minum, makan
apa yang ada makan semua begitu ners. (saya mencari informasi melalui internet
mengenai penyakit covid 19 dan bertanya kepada dokter spesialis paru-paru sehingga
saya mendapatkan informasi mengenai suplemen ataupun asupan yang dibuthkan saat
positif covid 19)

P: Jadi setelah itu apakah ee apa sudah berkurang rasa tidak semangatnya atau bagaimana?
(kemudian apakah rasa tidak bersemangat anda berkurang?)

R: Waktu dapat edukasi dari dokter sudah agak semangat-semangat sedikit ners karena ibu
kabid juga bilang masuk mi dek karena disana sudah menuggu tempatnya terus semanagat
saja jangan anu terus apa ee cemas gitu. (setelah saya mendapatkan edukasi dari dokter
dan dukungan dari kabid, saya merasa sedikit bersemangat kembali)

P: Oke. Jadi menurutta kenapa bisa terinfeksi begitu? ( menurut anda, mengapa anda bisa
terinfeksi covid 19?)

R: Ee kalau dibilang APD diperawatan covid ners itu sangat bagus, kayaknya ini saya dapat
dari teman-teman karena itu waktu pulang dari balpelkes terus masuk lagi ee teman itu di
tracking eh ada positif padahal satu kamar ka itu ners disana, jadi mungkin itu salah
satunya pakai sajadah, solat sajadah ku dia pakai begitu ners jadi mungkin teman masuk
lagi di swab ki karena ada temannya yang positif di tracking satu kelompok eh positif,
saya pada saat selesai 14 hari dinas eh diperiksa swabku juga pertama positif. (saya rasa
saya tertular covid 19 saat kembali dari balpelkes tempat karantina tenaga ksehatan,
pada waktu itu teman saya yang positif covid tinggal satu kamar dengan saya serta
memakai sajadah saya saat melakukan solat)

P: Oh Jadi terkonfirmasinya pada saat ee karantina ya setelah dinas ya? (jadi apakah anda
terkonfirmasi covid 19 pada saat karantina?)
R: Iye ners (iya)

P: Ee kita lanjut, bagaimana responnya rekan kerja ta pada saat kita terkonfirmasi positif?
(bagaimanakah respon dari rekan kerja anda saat anda terkonfirmasi positif?)

R: Kalau rekan kerja ners cuman kasih support karena rata-rata kalau di bilang rata-rata
sudah banyak yang positif justru banyak yang tidak terpapar dengan pasien eh kok positif,
cuman itu kita saling mensupport bilang makan saja apa yang ada dikasih sama ee
ruangan, begitu ners. (rekan kerja saya rata-ratatelah terkonfirmasi positif covid,
sehingga slaing mengsupport satu sama lain)

P: Jadi di dukung ya? (jadi ada dukungan dari rekan kerja anda?)

R: Yang jelas yang ditekankan ibu farida ee jaga iman, jaga imun dan selalu ee olahraga ituji
ners selalu.(iya, dan pesan dari kepala ruangan untuk selalu jaga iman, jaga imun, dan
berolahrga)

P: Terus dukungan rumah sakit bagaimana menurut ta? (bagaimanakah menurut anda
dukungan rumah sakit?.

R: Kalau dukungan rumah sakit khususnya kepala ruangan selalu mensupport karena karu ku
juga pernah terkonfirmasi jadi dia selalu nak lawan saja itu kalau seumpama positif.
(dukungan dari rumah sakit khususnya kepala ruangan selalu mensupport saya)

P; Oke, jadi mensupport semua ya, ee terus ee ini kita bilang ditugaskan lagi ya, di data ta
ditugaskan lagi diruangan covid, jadi di tugaskan lagi ee, jadi ee kenapa kita menerima
lagi penempatan diruangan covid? (anda di tugaskan kembali di ruangan ovid 19,
mengapa anda menerima kembali tugas di ruangan covid 19?)

R: Ee jujur saja ners itu ee jujur kita ndak anu ya pertama itu dari ee intensifnya terus kedua
ee khusus di IGD itu ners ee kedua itu jam kerjanya mending diperawatan covid lebih
banyak libur ee dari pada perawatan biasa karena kalau perawatan biasa itu biasa di lihat
dari libur dalam satu bulan kalau di covid itu ee sudah menoton bilang 18 kerja dalam satu
bulan, yang pertama itu intensivenya ners. (sejujurnya yang pertama karena intensifnya,
kedua beban kerja lenih ringan dengan banyak libur)

P: Intensif atau isentif? (apakah yang anda maksud intensif atau isentif?)

R: Isentif ners (Isentif)


P: Dengan honornya? (terhadap bonus yang diberikan?)

R: Iyah, isentifenya yang kedua itu ee, yang kedua masalah liburnya, ketiga itu beban kerja,
beban kerja untuk kami itu rendah sekali diperawatan covid dibandingkan di UGD, karena
kalau di UGD ee banyak istilahnya tekanan karena seumpama ada keluarga teman mau
diterimakan terus ada pertimbangan lain itu kita ragu untuk menerimanya begitu,mau
sekali sih diperawatan covid terus kalau seumpama begini ners. (iya karena bonus yang
diberikan dan libur serta beban kerja yang ringan dibandingkan dengan bertugas di
ruangan perawtan lain)

P: Tidak takut kah tertular lagi? (apakah anda tidak takut untuk tertular covid 19 lagi?)

R: Kalau masalah tertular kalau tidak ada penyakit penyerta ners saya ndak takut sih untuk
saat ini. (selama tidak ada penyakit penyerta yang saya alami saya merasa tidak takut
untuk terrtular covid 19 lagi)

P: Jadi apa yang kita lakukan untuk mencegah infeksi berulang? (hal apakah yang anda
lakukan untuk menegah terinfeksi berulang?)

R: terputus..

P: Iye terima kasih, kemarin itu kita sudah bahas sampai pertanyaanya tentang terkait
pekerjaan ta lagi di tempatkan diperawatan covid di’, kita bilang kemarin ada tiga faktor
tiga ini alasan yang pertama isentif, yang kedua ee apa lagi ee shiftnya ya lebih banyak
libur dan yang ketiga itu kurang tekanan ya, kalau kalau di IGD banyak banyak
tekanannya?. (anda mengatakan bahwa ada tiga faktor alasan anda mau menerima tugas
diruang covid19, salah satunya tekanan saat bekerja, apakah tekanan kerja di IGD lebih
banyak?)

R: Untuk saat ini pak banyak tekanannya sih ee banyak teman-teman mau di inapkan
keluarganya cuman terkendala harus ada dulu pemeriksaan penunjang kayak korans begitu
atau rapid tes paling penting. (iya, contohnya saat ada keluarga yang akan di rawatdi IGD
harus melakukan pemerikasaan terlebih dahulu)

P: Ok, iya saya mau tanya terkait ee isentif tadi, memangnya kenapa kah isentifnya kalau
bertugas diruang covid? (mengapa dengan isentfi jika betugas diruang covid 19?)

R: ee kalau anunya itu isentifnya itu pak kalau ditambah dengan gaji itu sudah cukup banyak
lumayan banyak ee ketimbang kita diperawatan biasa, kalau diperawatan biasa itu cuman
gaji tok, sedangkan kalau itensif itu kita sudah dapat dari kemenkes kalau ndak salah 7,5
dalam satu kali bulan satu bulan ee terus kalau ee saya sering cerita banyak teman itu
kalau di UGD terus di pindahkan pasien nanti di pasien itu di swab di perawatan banyak
juga yang positif pak anunya pasiennya jadi ku bilang lebih safety kerja di IC daripada di
perawatan lain, jadi kita kalau di perawatan lain ee mungkin ndak pakai hazmat ataukah
pakai ee masker tok saja tanpa google sedangkan di IC itu sudah safety sekali. (isentif
yang diberikan ditambah dengan gaji sebagai perawat menurut saya sudah sangat cukup
dibandingkan dengan diperawatan biasa,kemudian di ruang covid 19 lebih safety di
bandingkan dengan ruang perawatn lain di karenakan APD yang digunakan di ruang
covid lebih lengkap)

P: Jadi lebih aman kerja di IC ya? (jadi menurut anda lebih aman kerja diruangan covid 19?)

R: Iye, menurut saya itu pak (iya, menurut saya seperti itu)

P: Oke, ee terkait penempatan ta yang ini yang berulang di tahu ji keluarga ta? (apakah
keluarga anda tahu jika anda ditempatkan kembali diruang covid 19?)

R: Kalau yang kedua yang ke empat ini baru saya tanya keluarga karena nanti kenapa-kenapa
baru tidak anuki juga sama orang tua jadi yang ke pertama kedua ketiga ndak saya tanya
pak. (saya memberitahu saat saya bertugas keempat kalinya)

P: Oh begitu, bagaimana responnya keluarga ta? (bagaimanakah respon keluarga anda?)

R: Ee itu ji pak ee anu apa ini ee merasa kasihan sama kami, kenapa tugas disana padahal
kalau menurut saya lebih bagus sih gitu. (keluarga saya merasa kasihan kepada saya)

P: Oh begit, jadi keluarga kashian ya, kasihan maksudnya sebagai petugas memandang
sebagai petugas ya? (apakah maksud anda kasihan terhadap petugas kesehatan?)

R: iye (Iya)

P: oke, ee terus apami yang kita lakukan untuk mencegah infeksi berulang? (Hal apakah
yang anda lakukan untuk mencegah infeksi kembali covid 19?)

R: Kalau infeksi berulangnya itu pak ee cuman itu perbaiki imun, selalu berdoa, ee terus itu
selalu di doakan juga sama keluarga yang paling penting itu pak anunya pola makannya
sama adaptasi sama teman karena sempat teman ini positif atau bagaimana jadi jaga jarak
saja pak. (saya melakukan asupan gizi untuk meningkatkan imun, selalu berdoa, dan
keluarga saya juga selalu mendoakan saya dan selalu menjaga jarak)
P: Oh jaga jarak? (jaga jarak untuk mencegah penularan covid 19?)

R: iye (iya)

P: Terus ini kan ada kemarin sudah banyak kematian-kematian kesehatan di’, dokter,
termasuk ada juga yang di wahidin meninggal di, bagaimana mi perasaan ta itu saat
mendengarkan berita-berita kematian? (banyak kematian diakibatkan covid 19 termasuk
dokter dan tenaga kesehatan di rumah sakit, sehingga bagaimanakah perasaan anda saat
mendengar kabar kematian tersebut?)

R: Ee kalau meninggal teman sejawat itu pasti merasa kasihan cuman mungkin sudah ajal
atau takdirnya terus kita berpandangan bahwa kita semua manusia akan kembali tapi yang
peling penting pak itu ee jangan kita masuk di tim nakes, nakes covid kalau memang
punya ada ee komorbit penyakit yang lain, karena itu ka siapa nih khaerul arham punya
penyakit anu pak penyakit ee CKD kalau ndak salah, karena pernah sama-sama bulan 6 itu
pak jadi nakes. (sebagai tenaga kesehatan saya merasa kasihan dan mungkin ini sudah
ditakdirkan karena pada dasarnya manusia akan kembali kepada sang ilahi, saya selalu
berfikir untuk jangan masuk tim tenaga kesehatan covid 19 jika mempunyai komorbit hal
ini dapat berisiko untuk penyakit covid 19)

P: Oh begitu, jadi ada komorbitnya ya? (apakah ada komorbit ini memperburuk kondisi
pasien covid?)

R: Iye pak (iya)

P: Oke, terus bagaimana ee responya masyarakat atau tetangga ta sekitar rumah ta tentang
tahu nih tahu kita perawat selama pandemi ini? (bagaimanakah respon masyarakat atau
tetangga anda jika mengetahui anda adalah perawat selama pandemi covid 19?)

R: Kalau tentangga pak itu ndak tahu saya nakes di rumah sakit, tahunya dia tugas di IGD
gitu, responya sama seperti biasa kalau kita pulang kerumah sama, cuman bertanya bilang
banyak pasien disana dek, oh banyak buk yang jelasnya pakai masker saja. (selama saya
jadi perawat selama pandemi, tetangga saya hanya mengetahui saya sebagai perawat di
IGD bukan di ruang covid 19)

P: Oh begitu, jadi tetangga ndak diberi tahu kita bertugas di ruang untuk covid? (apakah
tentangga anda tidak megetahui anda bertugas di ruang covid 19?)
R: Ee tidak pak, positif saja tidak pernah saya kasih tahu bilang saya positif.(saya tidak
pernah memberi tahu hal tersebut)

P: Kenapa, kenapa ndak di beri tahu ? (mengapa anda tidak memberi tahu hal tersebut?)

R: Takut pak kalau seumpama anu sama tetangga tidak lagi apa istilahnya kalau jaga jarak
juga. (saya takut nanti mereka tidak menjaga jarak aman)

P: Takut apa dalam hal apa ini? Bisa ki jelaskan lebih ini? (takut dalam hal seperti apa, bisa
anda jelaskan?)

R: Em kalau seumpama ndak mau lagi diajak apami ndak mau diajak komunikasi kan semua
begitu pak ataukah kita ee apa ini namanya ya, ee sosialisasi begitu pak. (saya takut jika
mengetahui hal tersebut akan merusak komunikasi saya terhadap tentangga saya )

P: Emang adakah kasus yang kita dengar ee bahwa masyarakatnya setelah tahu bahwa ini
tidak mau berkomunikasi dengan petugas? (apakah ada kasus yang pernah anda dengar
bahwa masyarakat menolak untuk berkomunikasi dengan petugas covid 19?)

R: Kalau masalah disini pak di lorong kami ndak ada sih kasus cuman ee masalah mungkin
dapat di media, di media televisi kalau seumpama saya ee penyakit ini sangat beresiko
sekali pada ee orang tua jadi kita cuman ee tahu diri kalau kita seumpama positif tinggal
dirawat atau isman atau tidnggal dirumah ndak keluar-keluar atau begitu, kecuali kalau
mepet sekali baru bisa interaksi sama tetangga (dalam lingkungan rumah saya tidak ada
kasus seperti itu, namun di media sangat banyak beredar mengenai risiko penyebaran
covid 19)

P: Dari segi responya tetangga ee selama ini yang kita tahu ada ndak menurut ta tadikan ee
takut di ee tidak apa sosialisasi tidak bersosialisasi kepada tetangga ya, tetangga nanti
takut mendekati, adakah kasus seperti itu yang kita dengar? (apakah ada kasus yang
pernah anda dengar mengenai masyarakat yang tidak mau bersosialisasi terhadap
petugas covid 19?)

R: Kalau, kalau selama ini pak ndak ada, bagus semua interaksinya karena mungkin ee
tetangga ini tidak tahu kami ini positif. (saya rasa selama ini tidak ada, dikarenakan
selama ini tentangga saya tidak mengetahui jika saya positif covid 19)

P: Oke, jadi ndak diberi tahu ya? (berarti mereka tidak diberi tahu?)

R: Iye (iya)
P: terus ee bagaimana tanggapan ta tentang perilakunya masyarakat terhadap petugas yang
bekerja di rumah sakit terutama yang menangani covid? (kemudian bagaimanakah
tanggapan anda mengenai perilaku masyarakat terhadap petugas covid 19?)

R: Kan saya tinggal pak di abdesir kalau anunya responnya tetangga atau masyarakat disini
bagus karena mungkin salah satu faktornya barang kali bilang kasihan juga tim ini tim
nakes ini, kalau saat ini pak sama sekali bagus, ndk ada, ndak ada begitu cuman kita jaga
jarak saja sama pake masker, karena anu disini apa imam-imam masjidnya sudah tahu kita
ini perawat begitu. (di tempat tinggal saya respon dari tetangga ataupun masyarakat
terhadap petugas covid 19 sangat bagus, hal ini di dasari faktor rasa kasihan terhadap
petugas covid 19)

P: Ee terus apa harapan ta terhadap ee rumah sakit terkait perlindungan kepada petugas yang
menangani covid? (kemudian, apa aharapan anda terhadap rumah sakit terkait
perlindungan kepada petugas covid 19?)

R: Kalau harapan lebih tingkatkan APDnya terus lebih banyak pelatihan tentang baik itu
masalah penyakit covid maupun ee pemasangan APDnya karen kita sering di coaching
tapi itu tiap coaching pasti ada perubahan dari, dari, mungkin dari kemenkes bilang begini
aturan pakainya tapi harus di update terus pak begitu harapanya sehingga ee resiko
terpaparnya nakes semakin menurun.(harapan saya lebih di tingkatkan APD serta
pelatihan mengenai penyakit covid 19 maupun pemasangan APD.)

P: Kita bilang tadi diperbanyak APDnya, memangnya ee kurang kah APDnya? (anda
mengatakan untuk memperbanyak APD, apakah APD dirumah sakit tidak memenuhi
kebutuhan?)

R: Anunya pak ee bukan APDnya ee istilahnya ee apaya kaya diskusi-diskusi tentang


pemakaian APD bukan banyaknya banyak jumlahnya cuman itu ee sering ee apa nih
kayak diskusi tentang pemasangan APD kayak coaching begitu. (mohon maaf, mungkin
maksud saya peningkatan diskusi mengenai standar pemasangan APD bukan dari jumlah
APD tersebut)

P: Oh update-updatenya ya? (mengenai informasi terbaru maksdu anda seperti itu?)

R: iye atau pelatihanya pak tentang pemakaian APD (iya mengenai pelatihan tentang
pemakaian APD)
P: Oh jadi bukan ee soal ee jumlah ya? (Jadi buka dari kuantitasnya?)

R: Iye (iya)

P: kalau jumlah, jumlah cukup ji selama ini ya? (apakah jumlah APD cukup selama ini?)

R: kalau selama saya tugas pak sangat banyak sekali karena kalau seumpama bukan masuk
untuk kategori kami ee ndak di pake, kecuali ini kalau masker N95 pak ini masker yang
bagus itu ee yang sekarang mungkin harganya 40 ribuan itu jarang mi di pake pak. (saya
rasa untuk APD sangat banyak dan mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan)

P: Terus apa harapan ta terhadap rumah sakit terkait penanganan covid? (kemudian apa
harapan anda terhadap rumah sakit terkait penanganan covid 19?)

R: Ee harapannya, pertama sering diberi kelolosan kepada nakes bagaimana cara karena
kalau saya lihat di rumah sakit kami itu ee jumlah proposinya pasien dengan nakes itu ee
hampir kurang karena kalau di ruangan ICU biasanya 2 banding 1 perawatnya itupun
kalau total care semua mungkin lebih banyak di tambahkan nakes lagi pak begitu. (saya
berharap bahwa penambahan tenaga kesehatan sagat diperlukan untuk memenuhi
pelayanan covid yang semakin bertambah)

P: Jadi tenaga ya? (jadi tambahan tenaga kesehatan?)

R: Iye (iya)

P: Ada lagi? (apakah ada lagi?)

R: Kalau perawatannya cukup pak di atas (untuk perawatan saya rasa cukup dia atas)

P: Oke,terus ee terkait pemerintah apa harapan ta terhadap pemerintah terkait penanganan


covid ini? (terkait pemerintah, apa harapan anda terhadap pemerintah dalam
penanganan covid 19?)

R: Ee kalau khusus pemerintah disini itu pertama untuk sekarang ini ee menyediakan tempat
tinggal buat khusus nakes tapi kebanyakan rumah sakit- rumah sakit swasta itu masih
tinggal dirumah sendiri bukan di dalam perlindungan ataukah tim gugus dinaungi sama
tim gugus satgas kayak seperti wahidin di tempatkan di hotel dalton ataukah unhas juga di
dalton sama di max one ee yang khusus rumah sakit swasta itu kurang berefek kesitu pak,
harusnya di swasta maupun negeri disamakan semua karena beresiko, walaupun negeri itu
tidak bercampur dengan keluarga kalau seumpama swasta terus ketemu dengan kita bisa
juga tertular kalau begitu. (saya berharap pemerintah untuk menyediakan tempat tinggal
khusus tenaga kesehatan baik rumah sakit swasta maupun negeri karena sama-sama
berisiko untuk tertular covid 19)

P: Oh iye, jadi programnya yang nakes untuk tinggal di hotel selama proses perawatan itu
hanya untuk rumah sakit negeri ya? (jadi apakah selama ini tenaga kesehatan yang
dikarantina di hotel hanya rumah sakit negeri?)

R: Iye pak, saya liat itu pak kayak unhas, ee dadi kalau kayak ee stela maris, faisal saya liat
tinggal dirumah ji sendiri pak begitu, harusnya jangan di bedakan swasta dengan negeri,
kalau untuk pemerintah pusat itu pak lebih di upgrade lagi karena, karena saya baca tidak
singkron dengan real dilapangan dengan di pusat dan ini saya baca di mata najwa kenapa
pak menteri ndak mau datang bahas masalah covid supaya masyarakat tahu bagaimana
jumlah proporsinya yang meningal karena tidak real pak tidak singkron ki begitu. (iya,
saya rasa seperti itu dan untuk pemeritah pusat untuk mengsinkronkan data yang ada
dilapangan dan menteri kesehatan untuk lebih aktif memberikan informasi mengenai
covid 19 agar masyarakat mengetahui perkembangan dari pencegahan kasus covid19)

P: dalam hal apanya yang tidak singkron itu? (dalam hal apakah yang tidak singkron
tersebut?)

R: Katanya jumlah anunya ners ee jumlah kematian maupun ee apa terkonfirmasi karena
beda (jumlah kematian dan terkonfirmasi sangat berbeda)

P: Beda antara pusat dengan daerah begitu? (apakah beda antara pusat dengan daerah?)

R: Ee beda yang di daerah dengan dilapangan ners saya dengar begitu (beda di daerah
dengan yang terjadi di lapangan)

P: Oh begitu, terus ee apa harapan ta terhadap masyarakat hubungan dengan penanganan


covid ini? (kemudian apa haapan anda terhadap masyarakat terhadap penaganan covid
19?)

R: Kalau harapannya sama masyarakat lebih yang pertama itu selalu patuhi yang namanya
3m, terus yang kedua ee kalau seumpama ini kan masa sbb, sbb apa ya ee yang masa
bahasanya normal lebih kalau seumpama penting-penting bisa keluar rumah tapi kalau
seumpama tidak penting tinggal saja dirumah begitu pak. (harapan saya untuk masyarakat
selalu patuhi 3 m, patuhi peraturan pemerintah, dan ikuti protokol kesehatan)
P: oh begitu, memang menurut ta bagaimanakah kepatuhannya masyarakat sekarang?
(menurut anda bagaimanakah kepatuhan masyarakat sekarang?)

R: Kalau kepatuhannya kurang sekali karena biasa apalagi orang makassar, orang makassar
kalau semua di tegur malah bandel kalau seumpama di suruh malah menjadi-jadi itu susah
sekali pak kalau seumpama ee banyak juga di lapangan bilang seumpama lebih baik mati
covid dari pada meninggal kelaparan karena efek sosialnya pasti jelek di mata masyarakat
begitu pak, masalah ekonomi juga ini pak yang mengacu pak biar kita ee apa tidak kerja
kalau tidak ada bantuan pemerintah kasihan juga kalau begitu. (menurut saya tingkat
kepatuhan masyarakat sangat kurang terlebih masyarakat makassar yang susah untuk
mengikuti anjuran protokol kesehatan dikarenakan adanya stigma bahwa lebih baik maati
karena covid dari pada mati kelaparan, namun jika tanpa bantuan pemerintah pula
masyarakat akan merasa berat menerima aturan protokol kesehatan)

P: Begitu ya, jadi serba salah, ada lagi yang informasi yang mau kita sampaikan terkait ini?
(apakah ada lagi informasi yang ingin anda sampaikan?)

R: ee cuman itu kayaknya pak (saya rasa hanya itu saja)

P: dari kemarin ini kita ee tiga kali sesi wawancara ini siapa tahu ada yang mising ternyata oh
ini ternyata, ndak adami lagi? (apakah ada lagi?)

R: Emm sudah cukup kayaknya pak (mungkin sudah cukup)

P: Cukup di’, jadi ee saya kira itu saja wawancaranya di’saya stop ee rekamannya. (baik, jadi
saya akhiri wawancara pada hari ini)

Anda mungkin juga menyukai