1060 4157 1 PB
1060 4157 1 PB
Universitas Telkom, Jl. Terusan Buah Batu No. 01, Bandung 40257
surel: dewamahardika@telkomuniversity.ac.id
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9025
417
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 418
dari transaksi lindung nilai menghasilkan paling sederhana pun dapat dinilai dengan
laba. Namun, jika transaksi lindung nilai salah. Pengungkapan penggunaan instru-
menghasilkan kerugian, pemegang saham men derivatif dalam laporan keuangan juga
akan mempersalahkan manajemen kare- menimbulkan masalah karena pengungkap
na telah menggunakan instrumen deriva- an dalam laporan keuangan hanya terkait
tif (Ellersgaard, Jönsson & Poulsen, 2017; risiko instrumen derivatif, bukan terkait
Fong & Han, 2015; Olgun & Yetkiner, 2011). bagaimana instrumen derivatif digunakan
Kemun culan akun “kerugian dari instru- (Pirrong, 2010; Ryu, 2015).
men derivatif” dalam laporan keuangan juga Dengan beberapa fakta di atas terkait
dapat menimbulkan pertanyaan bagi banyak instrumen derivatif, penulis perlu memberi
pihak. Walaupun penggunaan instrumen kan pandangan yang objektif terkait instru-
deriva tif ditujukan untuk meminimalkan men derivatif. Oleh karena itu, penelitian
dampak fluktuasi harga pada akun-akun ini akan menganalisis peraturan dalam
di laporan keuangan, sering memunculkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
akun “keru gian dari instrumen derivatif”. (PSAK) 55 mengenai Instrumen Keuangan
Dengan potensi terjadinya akun “kerugian yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indo-
dari instrumen derivatif”, akan ada anggap nesia (IAI), serta peraturan terkait instrumen
an bahwa penggunaan instrumen derivatif derivatif yang dikeluarkan oleh lembaga pe
tidak menghilangkan masalah, tetapi meng- ngawas yaitu Bank Indonesia (BI) dan Badan
gantinya de ngan ma salah baru. Beragam Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
jenis kekhawatiran atas penggunaan instru- (Bappepti).
men derivatif pada akhirnya dapat membuat Sepanjang pengetahuan penulis, be-
manajemen memutuskan untuk tidak meng- lum ada penelitian lokal yang memfokuskan
gunakan instrumen derivatif dan bersikap diri pada perbandingan peraturan instru-
pasrah terhadap fluktuasi harga. men derivatif dari sisi peraturan akuntansi
Selain itu, pernyataan negatif dari ba dan sisi peraturan lembaga pengawas. Ke-
nyak pihak terkait instrumen derivatif juga tiadaan penelitian tersebut membuat ka-
berdampak pada anggapan yang salah me langan akademisi dan masyarakat umum
ngenai instrumen derivatif. Misalnya, Warren sulit untuk memperoleh gambaran terkait
Buffet yang mengatakan bahwa “derivatives instrumen derivatif dari sisi peraturan PSAK
are financial weapons of mass destruction”. 55 dan peraturan yang dikeluarkan oleh
Pernyataan tersebut dapat mempengaruhi BI dan Bappepti. Penelitian ini diharapkan
persepsi orang awam mengenai instrumen dapat memberi gambaran yang lebih seim-
derivatif. Pandangan Buffet yang dijuluki se- bang mengenai instrumen derivatif dari sisi
bagai investment guru dapat dianggap kebe- PSAK 55 dan sisi aturan lembaga pengawas.
naran bagi orang-orang yang tidak memaha- Penelusuran ketentuan dan beragam pera-
mi instrumen derivatif sehingga mereka ber- turan terkait instrumen derivatif juga dapat
sifat antipati terhadap instrumen derivatif. memberi gambaran mengenai batasan da-
Sikap antipati terhadap manfaat instrumen lam penggunaan instrumen derivatif di In-
derivatif juga dapat melingkupi para pihak donesia, dan memberi gambaran mengenai
yang telah menggunakan instrumen deriva- karakteristik beragam peraturan instrumen
tif sebagai bagian dari operasi perusahaan. derivatif yang diterbitkan oleh lembaga yang
Misalnya, sebuah survei kepada pengguna berbeda.
derivatif dan controller perusahaan mene-
mukan bahwa terdapat pengguna derivatif METODE
dan controller yang tidak melihat instrumen Penelitian ini menggunakan analisis
derivatif sebagai instrumen keuangan yang data kualitatif dengan metode content ana
dapat mengatur risiko (Bezzina & Grima, lysis yang bertujuan untuk menganalisis be-
2012; Charumathi & Kota, 2012; Pal & Chat- ragam peraturan yang diterbitkan oleh IAI,
topadhyay, 2014). Dari sisi analis keuangan, BI, dan Bappepti. Metode deskriptif kuali-
juga sering terdapat kesalahan dalam me- tatif digunakan dalam penelitian ini karena
nilai dampak penggunaan instrumen deriva- memungkinkan peneliti untuk menganalisis
tif terhadap laba perusahaan (Sun, Donohoe, informasi yang terkandung dalam teks dan
& Sougiannis, 2016). Kerumitan menilai ins mengidentifikasi karakteristik yang terkan
trumen derivatif juga dapat membuat peru- dung dalam teks tersebut (Scherp, 2013;
sahaan menghindari penggunaan instrumen Sekaran & Bougie, 2016; Sousa, 2014). Stu-
derivatif. Bahkan, instrumen derivatif yang di pustaka dengan metode content analysis
419 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436
dilakukan dengan menelusuri dan menga- dihadapi (Birt, Rankin, & Song, 2013; Stulz,
nalisis peraturan dari IAI, BI, dan Bappepti 2013). Dengan kondisi ini setiap manaje-
serta hasil penelitian terdahulu yang terkait men harus mengetahui keunggulan kom-
instrumen derivatif. Penelusuran ketentuan paratifnya untuk menentukan risiko mana
dalam PSAK 55 dengan content analysis ber- yang harus dihadapi dan tidak dihadapi.
tujuan mengetahui karakteristik yang harus Sebagai contoh perusahaan furnitur
dipenuhi agar penggunaan instrumen deri- yang mengekspor produksinya ke luar ne
vatif dapat dikategorikan sebagai akuntansi geri memiliki setidaknya dua jenis risiko
lindung nilai. yaitu risiko kegagalan desain dan risiko
Penelusuran juga dilakukan pada pera- kurs mata uang (karena menerima pemba-
turan yang dikeluarkan oleh BI dan Bappep- yaran dalam dolar). Risiko kegagalan desain
ti. Peraturan BI akan difokuskan pada Pera- merupakan risiko inti usaha dan risiko ini
turan Bank Indonesia No. 15/b/PBI/2013 harus dihadapi oleh perusahaan furnitur
mengenai Transaksi Lindung Nilai Kepada karena ia memiliki keunggulan kompara-
Bank. Sementara itu, peraturan Bappepti tif dalam mengelola risiko ini dibanding,
akan difokuskan pada beberapa aturan yai- misalnya, perbankan. Pada sisi lain, risiko
tu Peraturan Kepala Bappepti No. 123/BAP- kurs mata uang merupakan risiko perusa-
PEPTI/PER/08/2015 mengenai Subjek Kon- haan furnitur yang tidak mampu dihadapi
trak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, nya karena memang inti usaha perusahaan
dan/atau Kontrak Derivatif Lainnya yang furnitur bukan memprediksi arah pergera-
diperdagangkan di Bursa Berjangka, Kepu- kan kurs mata uang melainkan menghasil-
tusan Ketua Bappepti No. 36/BAPPPEPTI/ kan produk dengan desain yang menarik.
KP/VIII/2002 mengenai Penetapan Posisi Kondisi ini membuat perusahaan furnitur
Wajib Lapor dan Batas Posisi Kontrak Ber- harus mengalihkan risiko terkait kurs mata
jangka Emas. Undang-Undang No. 10 ta- uang kepada pihak yang lebih memiliki
hun 2011 mengenai Perdagangan Berjangka keunggulan komparatif, yaitu perbankan.
Komoditi juga akan digunakan untuk men- Namun, dalam menghadapi risiko inti
dukung pembahasan dalam penelitian ini. usaha setiap perusahaan memiliki keter-
Penelusuran peraturan derivatif dari BI dan batasan sehingga tidak semua risiko inti
Bappepti dengan content analysis bertujuan usaha bisa ditanggung. Dengan adanya
untuk mengetahui karakteristik ketentu- keterbatasan pada kemampuan perusa-
an terkait penggunaan instrumen derivatif, haan dalam menanggung risiko inti usa-
termasuk pembatasan dalam penggunaan ha, perusahaan harus memprioritaskan
instrumen derivatif. Pada akhirnya, metode proyek yang akan menghasilkan nilai ter
content analysis akan dapat memberi gam- tinggi bagi perusahaan (Bae, Kwon, & Park,
baran mengenai persamaan dan perbedaan 2009). Untuk dapat meningkatkan kapa-
karakteristik antara PSAK 55, peraturan BI, sitas dalam menanggung risiko inti usa-
dan peraturan Bappepti terkait instrumen ha, perusahaan harus meningkatkan nilai
derivatif. modal melalui penerbitan saham (Stulz,
2013). Peningkatan modal tersebut ber-
HASIL DAN PEMBAHASAN tujuan agar kegagalan perusahaan dalam
Ketidakpastian merupakan satu kom- menghadapi risiko inti usaha dapat dise
ponen yang terkandung dalam dunia usaha. rap oleh modal perusahaan sehingga tidak
Ketidakpastian yang dihadapi perusahaan mengganggu kegiatan operasi perusahaan.
dapat memunculkan risiko yang berpoten- Kemunculan instrumen derivatif. Da-
si merugikan posisi perusahaan. Sebagian lam menghadapi risiko non-inti usaha ma-
dari risiko tersebut harus dihadapi, tetapi najemen harus mengalihkan, memperkecil,
risiko yang lain dapat dialihkan, diperke- atau menghindari karena memang tidak
cil, atau dihindari. Risiko yang tidak terkait memiliki keahlian untuk menghadapi risiko
dengan inti kegiatan usaha, di mana peru- jenis ini. Salah satu cara menghadapi risiko
sahaan tidak memiliki keunggulan kom- non-inti usaha menggunakan instrumen
paratif untuk mengelola risiko, seharusnya derivatif. Instrumen derivatif didefinisikan
risiko tersebut dialihkan, diperkecil, atau di- sebagai instrumen keuangan yang nilainya
hindari. Sementara itu, risiko yang merupa- bergantung pada variabel yang mendasari
kan inti usaha, di mana perusahaan memi- nya (Donohe, 2015). Berdasarkan definisi
liki keunggulan komparatif untuk mengelola ini semua instrumen derivatif pasti memiliki
risiko tersebut, seharusnya risiko tersebut variabel dasar. Syarat penting untuk dapat
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 420
menjadi variabel dasar adalah terjadinya bih tinggi. Namun, aktivitas spekulasi yang
fluktuasi. Artinya, semua hal yang berfluk- tidak dikontrol dapat memicu terbentuk
tuasi dapat dijadikan variabel dasar, sedang- nya asset bubble (Angel & Mccabe, 2009).
kan semua hal yang konstan tidak dapat Prinsip saling mengompensasi lin
dijadikan variabel dasar. Variabel dasar ins dung nilai. Penggunaan instrumen deri-
trumen derivatif mengalami perkembang vatif sebagai sarana untuk lindung nilai
an dengan permulaannya hanya komoditas jika dirancang dengan benar pada dasar
pertanian, lalu bertambah komoditas lo nya dapat mengompensasi kerugian yang
gam, peternakan, mata uang, energi sampai terjadi pada transaksi/item yang dilindu
pada jasa (Riederová & Růžičková, 2011). ngi (Abdel-Khalik & Chen, 2015; Blanco &
Salah satu pendorong kemunculan Wehrheim, 2017; Li, 2017). Prinsip saling
instrumen derivatif berawal dari keluhan kompensasi dalam instrumen derivatif ter-
petani gandum di Amerika pada abad-19, di jadi karena penerapan fair value. Penerapan
mana harga gandum cenderung turun saat fair value pada laporan keuangan menye-
terjadi panen raya dan cenderung naik saat babkan nilai akun dapat bergerak naik atau
masa panen sudah terlewati. Untuk meng turun bergantung pada nilai pasar dari akun
atasi penurunan harga saat musim panen tersebut. Hal ini berbeda dengan histrorical
dibuatlah to-arrive contract yang memung cost yang tidak terpengaruh oleh pergerakan
kinkan petani gandum mengunci harga nilai pasar sehingga nilai akun berdasar-
untuk transaksi di masa depan. Pada saat kan historical cost akan tetap atau turun
pelaksanaan transaksi, petani akan mem- (jika aset tersebut mengalami penyusutan).
peroleh harga yang telah dikunci sebelumnya Penerapan fair value pada akun di
sehingga dengan skema ini petani gandum laporan keuangan dapat menimbulkan fluk-
memperoleh kepastian harga saat terjadi tuasi nilai laba perusahaan karena saat ter-
penjualan di masa depan (Brav, Jiang, Ma, & jadi penurunan nilai, penurunan tersebut
Tian, 2018; Fischer, Hanauer, & Heigermos- akan mempengaruhi laporan laba rugi. Mi
er, 2016; Rakowski, Shirley, & Stark, 2017). salnya, berdasarkan ketentuan PSAK 14 per-
To-arrive contract pada dasarnya me sediaan dinilai berdasarkan nilai terendah
rupakan kontrak forward yang merupakan antara biaya perolehan atau nilai realisasi
instrumen derivatif yang paling sederhana. neto. Berdasarkan ketentuan ini, nilai per-
Kemunculan derivatif pada saat itu untuk sediaan dapat diturunkan jika nilai realisasi
mengalihkan risiko non inti usaha para peta neto lebih rendah daripada biaya perolehan.
ni yaitu risiko fluktuasi harga gandum. Petani Penurunan nilai persediaan ini akan masuk
gandum tidak memiliki kemampuan dalam ke dalam laporan laba rugi sebagai akun “be-
mengelola risiko fluktuasi harga gandum ban dari penurunan nilai persediaan” dan
karena memang risiko inti usaha petani gan- kemunculan akun ini akan menurun kan
dum adalah dalam hal produksi gandum. Da- laba perusahaan. Dalam kondisi ini fluk-
lam kondisi ini sangat wajar jika petani gan- tuasi pada nilai persediaan dapat langsung
dum menginginkan suatu mekanisme trans- membuat fluktuasi pada laporan laba rugi.
fer risiko fluktuasi harga gandum kepada Penurunan nilai laba perusahaan
pihak yang memiliki keunggulan komparatif akibat penerapan fair value mungkin ti-
dalam menghadapi fluktuasi harga gandum. dak dapat diterima oleh manajemen kare-
Walau kemunculan instrumen deriva- na memang penurunan tersebut di luar
tif pada awalnya memang ditujukan untuk kontrol manajemen. Menggunakan baha-
memberikan perlindungan atas fluktuasi sa risiko pada paragraf sebelumnya, risiko
harga, dalam perkembangannya instrumen penurunan nilai persediaan merupakan
derivatif dapat digunakan sebagai sarana risiko non-inti usaha karena manajemen
spekulasi. Aktivitas spekulasi tidak selalu tidak memiliki keunggulan komparatif da-
berkonotasi negatif karena sisi positif juga lam mengelola nilai pasar persediaannya.
terkandung pada aktivitas spekulasi melalui Berdasakan ketentuan PSAK 55, se
kemampuan spekulan dalam menanggung perti yang akan dijelaskan lebih mendalam
risiko yang tidak bisa ditanggung oleh pi- pada beberapa paragraf di bawah, instru-
hak lain (Narasimhan & Kalra, 2014). Se- men derivatif juga harus dicatat berdasar-
lain itu, spekulan juga membuat pasar ber- kan nilai wajarnya, yang artinya fair value
fungsi lebih baik karena aktivitas mereka juga diterapkan pada instrumen derivatif.
membantu informasi tercermin pada harga Persyaratan untuk menilai instrumen deri-
dan membuat tingkat likuiditas pasar le vatif dengan fair value dapat dimanfaatkan
421 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436
Saling Rugi
Laba Me ngompe nsasi
Contoh: Contoh:
1. Pe njualan 1. Forward
2. Pe mbe lian 2. Futures
3. Pe rse diaan 3. Option
4. Hutang 4. Swap
oleh perusahaan untuk mengurangi dampak nilai pada transaksi 1. Kompensasi tersebut
fluktuasi akun dalam laporan keuangan mengharuskan pergerakan nilai transaksi 1
yang menerapkan fair value. Dengan bera berlawanan dengan pergerakan transaksi 2.
gamnya instrumen derivatif yang tersedia, Misalnya, jika produsen mengkhawatirkan
manajemen perlu memilih instrumen deriva- penurunan nilai penjualan di masa depan
tif yang dapat mengurangi fluktuasi fair value akibat penurunan harga komoditas dan ia
pada suatu akun. Hal ini berakibat berlaku ingin melindungi diri dari kerugian akibat
nya fair value dalam laporan keuangan ber- penurunan harga komoditas pada transaksi
dampak pada penerapan risiko manajemen 1, maka ia harus menggunakan instrumen
melalui pemilihan instrumen derivatif (Anan- derivatif yang dapat memberikan keuntung
tharaman & Chuck, 2018; Lins, Servaes, & an saat harga komoditas turun. Dengan
Tamayo, 2011; Smith & Kohlbeck, 2008). memperoleh kerugian transaksi 1 (akibat
Cara kerja prinsip saling mengompen- penurunan harga komoditas) dan keuntung
sasi terlihat pada Gambar 1. Seperti yang an pada transaksi 2 (juga akibat penurunan
telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap harga komoditas), maka hasil akhirnya ada-
instrumen derivatif memiliki variabel dasar lah produsen tersebut akan terlindungi dari
dan dalam akuntansi variabel dasar terse- penurunan nilai penjualan komoditas dapat
but merupakan akun yang dilindungi dan berakibat pada penurunan laba bersih.
nilainya berfluktuasi. Akun tersebut dapat Berdasarkan prinsip saling meng-
berupa persediaan, utang, penjualan, atau kompensasi pada Gambar 1, sangat tidak
pembelian. Penggunaan instrumen deriva- relevan jika penilaian penggunaan instrumen
tif dapat mengurangi fluktuasi pada akun derivatif hanya melihat keuntungan/keru-
yang dilindungi melalui penerapan prin- gian dari instrumen derivatif pada transaksi
sip saling mengompensasi. Artinya, saat 2. Guna memberikan penilaian objektif atas
transaksi/item yang dilindungi mengala- penggunaan instrumen derivatif maka prin-
mi kerugian, instrumen derivatif akan me sip saling mengkompensasi harus diterap-
ngompensasi dengan memberikan keuntung kan pada tahap penilaian. Artinya, penilaian
an, seperti yang terlihat pada Gambar 1. penggunaan instrumen derivatif harus me-
Pada Gambar 1 transaksi 1 merupa- lihat transaksi 1 dan 2 secara bersamaan.
kan transaksi/item yang dilindungi dan Dengan prinsip saling mengkompensasi
transaksi 2 merupakan transaksi instru- maka fluktuasi yang terjadi pada transaksi
men derivatif. Agar dapat dimanfaatkan se- 1 akan dikompensasi oleh transaksi 2 se
bagai lindung nilai, instrumen derivatif pada hingga hasil akhirnya nilai transaksi 1 dapat
transaksi 2 harus dapat mengompensasi sesuai dengan nilai yang telah dianggarkan/
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 422
Arus Kas
Li ndung Ni lai
PSAK 55
Ni lai Wajar
Instrume n
De ri vati f Inve stasi
Ne to
Spe kulasi
bagai syarat penggunaan instrumen futures. tif akan batal akibat adanya posisi kedua.
Ketiadaan ketentuan persyaratan transak- Walau instrumen derivatif dapat di-
si/item yang dilindungi membuat transak- gunakan untuk tujuan lindung nilai dan
si futures dapat digunakan sebagai sarana spekulasi, berdasarkan survei pada 47 nega-
spekulasi. Seperti telah dijelaskan sebelum- ra ditemukan bahwa penggunaan instrumen
nya bahwa kegiatan spekulasi tidak selalu derivatif oleh perusahaan bertujuan untuk
berkonotasi negatif karena spekulan dapat lindung nilai, bukan untuk spekulasi, kecuali
menanggung risiko yang tidak bisa ditang- pada eksposur komoditas. Penggunaan ins
gung oleh pihak lain sehingga hedger dapat trumen derivatif dengan tujuan lindung nilai
menemukan lawan transaksi dalam kegia- tersebut terlepas dari akses untuk menggu-
tan lindung nilai. nakan instrumen derivatif dan tingkat corpo-
Dorongan untuk melakukan kegiatan rate governance nasional (Bartram, Brown,
spekulasi menggunakan instrumen futures & Conrad, 2011; Giraldo-Prieto, Uribe, Ber-
juga didukung dengan ketentuan yang me- mejo, & Herrera, 2017). Berdasarkan survei
mungkinkan kontrak futures dibatalkan oleh pula ditemukan bahwa penggunaan instru-
satu pihak sebelum kontrak jatuh tempo. men derivatif ditentukan dengan memper-
Pembatalan kontrak futures oleh satu pihak timbangkan faktor keuangan dan operasi.
dilakukan dengan cara menempatkan posisi Ilustrasi lindung nilai. PSAK 55 tidak
yang berlawanan dengan posisi awal, tetapi membatasi transaksi/item yang dilindung
dengan jenis dan kuantitas komoditas yang nilai. Artinya, perusahaan yang memiliki
sama, serta dengan jatuh tempo (tenor) kon- eksposur terhadap fluktuasi mata uang, ko-
trak yang sama. Misalnya, posisi awal dalam moditas logam dan pertanian, suku bunga,
futures adalah 5 posisi beli (long) kontrak dan indeks saham dapat melakukan lin
emas yang akan jatuh tempo pada 31 Desem- dung nilai menggunakan instrumen deri-
ber 2018; dan untuk membatalkan kontrak vatif. Paragraf 78 menyebutkan transaksi/
tersebut harus menggunakan posisi kedua item yang dapat dilindung nilai antara lain
yaitu 5 posisi jual (short) kontrak emas yang aset, utang, komitmen pasti, prakiraan tran-
jatuh tempo pada 31 Desember 2018. Kedua saksi yang kemungkinan besar terjadi atau
posisi yang berlawanan tetapi sama dalam investasi neto pada kegiatan usaha luar
hal jenis dan kuantitas komoditas (5 kon- negeri. Dengan ketentuan tersebut semua
trak emas), dan dalam hal masa jatuh tempo akun di neraca dan laba rugi pada dasarnya
(31 Desember 2018) akan berdampak saling dapat dilindung nilai menggunakan instru-
menghapus sehingga posisi awal secara efek- men derivatif.
J
Saat Ini a
n
g
k
a
W
a
k
t
u 2
1
6
b
u
l
Masa Depan a Jika X < M, maka
n Bank membayar
Pembeli sebesar M -
X
Le mbaga
Transaksi Jual Beli Ke uangan
Pe njual Pe mbe li
Harga Pasar = M
Jika X > M, maka
Bank membayar
Pembeli sebesar X -
M
Awal Lindung Nilai Pe rte ngahan Lindung Nilai Akhir Lindung Nilai
Pe nilaian Re trospe ktif Pe rte ngahan Lindung Nilai Pe nilaian Prospe ktif
dinilai berdasarkan kondisi aktual di masa perubahan nilai instrumen derivatif berki
lalu, seperti yang terlihat pada Gambar 5. sar antara 80-125% dari perubahan nilai
Penilaian efektifitas instrumen derivatif transaksi/item yang dilindungi, instrumen
secara retrospektif mengharuskan dijalan derivatif dikategorikan efektif, seperti yang
kannya proses Mark to Market (MTM) untuk terlihat pada Gambar 4. Rasio ini dapat di-
menentukan apakah instrumen derivatif ber- ukur dengan rumus 1. Analisis rasio pada
nilai positif (laba) atau negatif (rugi) dan me- rumus 1 dihitung dengan membandingkan
nentukan besarnya laba/rugi. Berdasarkan perubahan nilai pada instrumen derivatif de
proses MTM jika instrumen derivatif bernilai ngan perubahan nilai item yang dilindungi.
positif, instrumen derivatif tersebut akan
menjadi aset pada laporan perubahan posisi Analisis Rasio =(Δ Nilai instrumen derivatif)/
keuangan; sedangkan jika bernilai negatif, (Δ Nilai item yang dilindungi) (1)
instrumen derivatif akan menjadi kewajiban
pada laporan perubahan posisi keuangan. Analisis regresi dengan metode statis
Beberapa metode dapat digunakan da- tika adalah untuk menentukan apakah suatu
lam mengukur efektifitas instrumen derivatif instrumen derivatif efektif dalam melaku-
dalam menghapus setiap keuntungan atau kan lindung nilai suatu transaksi/item. Pe-
kerugian dari transaksi/item yang dilindung rubahan nilai instrumen derivatif dan nilai
nilai. Beberapa metode untuk mengukur item yang dilindung nilai diregresi meng-
tingkat efektifitas adalah critical terms, ana gukanakan metode Ordinary Least Square
lisis rasio, anaisis regresi, analisis skenario, (OLS). Dari persamaan regresi tersebut efek-
dan volatility risk reduction (Bean & Irvine, tifitas lindung nilai dapat dilihat melalui ang
2015; Ramirez, 2013). ka slope persamaan regresi dan angka pada
Metode critical terms merupakan paling R2. Untuk dapat dikatakan efektif angka
mudah diterapkan untuk menilai efektifitas slope pada persamaan regresi harus berada
instrumen derivatif (Ramirez, 2013; Stoll, pada kisaran -0,8 sampai -1,25 dan angka R2
2014). Metode ini pada dasarnya memper- sama dengan atau melebihi 80% (Ramirez,
timbangkan kesamaan beberapa hal yang 2013; Sanfelici, Curato, & Mancino, 2015).
terdapat pada transaksi 1 dan 2 pada Gam- Angka R2 mengindikasikan fluktuasi
bar 2, antara lain nilai nominal instrumen pada nilai item yang dilindungi yang dapat
derivatif dengan nilai nominal transaksi/ dijelaskan oleh perubahan nilai ins trumen
item yang dilindung nilai, jangka waktu jatuh derivatif. Penggunaan ukuran R2 sebagai in-
tempo instrumen derivatif de ngan jangka dikasi ukuran efektifitas lindung nilai meng-
waktu transaksi/item yang dilin dung nilai, haruskan pihak yang melakukan lindung
variabel dasar instrumen derivatif dengan nilai (hedger) menggunakan angka slope koe-
transaksi/item yang dilindung nilai, nilai in- fisien sebagai porsi penentuan nilai instru-
trinsik instrumen derivatif harus bernilai nol men derivatif dalam melindungi transaksi/
pada saat awal kesepakatan. item yang dilindung nilai (Bezzina & Grima,
Analisis rasio pada dasarnya mem- 2012; Kawaller & Koch, 2013; Nunez, 2012;
bandingkan antara perubahan nilai deri- Trang, 2018).
vatif dengan nilai transaksi/item yang Analisis skenario adalah untuk meli-
dilindungi. Menurut PSAK 55 PP 105 jika hat pergerakan nilai instrumen derivatif dan
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 428
Potential
Favorable
Move (One
Std. Dev
KIKO Forward
$ 20 Mn
Knock-In Forward
Participating Forward
$ 10 Mn
Tunnel
$ 0 Mn Forward
Degree of
Hedge
Accounting
Low Medium High
Compliance
underhedge. Artinya, perusahan dapat dapat pembatasan terkait nilai nominal dan
menggunakan instrumen derivatif dengan jangka waktu instrumen derivatif. Misalnya,
nilai yang melebihi atau kurang dari nilai berdasarkan peraturan No. 36/BAPPEPTI/
item/transaksi yang dilindungi. PP100 mem- KP/VIII/2002 terdapat ketentuan mengenai
perkenankan “penggunaan instrumen deri- pembatasan penggunaan instrumen futures
vatif yang nilainya lebih besar atau lebih ke- emas dengan batas posisi adalah 500 lot.
cil dari jumlah item yang dilindungi selama Pembatasan tersebut ditujukan bagi pihak
hal tersebut dapat meningkatkan efektifitas yang memanfaatkan instrumen futures tan-
hubungan lindung nilai.” Diperkenankan- pa memiliki item/transaksi yang dilindungi.
nya melakukan overhedge dan underhedge Lebih lanjut peraturan Bappepti tersebut
oleh PSAK dapat mengakomodasi kesulitan memperbolehkan batas posisi melebihi 500
yang dihadapi saat melakukan lindung nilai lot jika penggunaan instrumen futures ditu-
komoditas pertanian, peternakan dan logam. jukan untuk kegiatan lindung nilai. Keten-
Ketiga komoditas tersebut memiliki kualitas tuan ini secara implisit membedakan peng-
yang sangat beragam sehingga sangat sulit gunaan instrumen futures untuk kegiatan
mencari instrumen derivatif yang karakteris- lindung nilai dan untuk kegiatan spekulasi.
tiknya sama dengan karakteristik komoditas Terkait tenor dalam instrumen futures
yang dilindung nilai. di bursa berjangka, setiap bursa berhak me-
Sampai saat ini juga BI dan OJK ti- netapkan jangka waktu kontrak futures, se-
dak memperkenankan lembaga keuangan dangkan pihak yang menggunakan futures
menawarkan produk derivatif dengan vari- hanya dapat menggunakan instrumen fu-
abel dasar selain nilai tukar mata uang. tures sesuai ketetapan bursa. Pada umum-
Bagi perusahaan yang memiliki eksposur nya jangka waktu instrumen futures adalah
terhadap fluktuasi harga komoditas perta- 1, 2, dan 3 bulan. Instrumen dengan tenor
nian, peternakan, dan logam, maka untuk tersingkat umumnya instrumen yang paling
melindungi diri dari fluktuasi harga adalah likuid.
dengan menggunakan instrumen futures Instrumen derivatif untuk spekulasi.
yang diperdagangkan di bursa berjangka. Setelah menjelaskan mengenai beragam per-
Persyaratan lain dalam PBI pasal 4 ayat syaratan PSAK agar dapat dikategorikan se-
3 adalah “jangka waktu transaksi lin dung bagai akuntansi lindung nilai, bagian berikut
nilai paling lama sama dengan jangka waktu akan melihat penggunaan instrumen deriva-
underlying kegiatan ekonomi yang tercantum tif untuk tujuan spekulasi. Menggunakan
dalam dokumen underlying.” Persyaratan ini kembali Gambar 3 sebagai ilustrasi penggu-
menunjukkan jangka waktu instrumen deri- naan instrumen derivatif untuk spekulasi.
vatif tidak boleh melebihi jangka waktu tran- Jika transaksi 2 saja yang dijalankan pada
saksi/item yang dilindung nilai. Persyaratan Gambar 3 berarti penggunaan instrumen
ini pada dasarnya ditujukan untuk mence- derivatif dilakukan tanpa adanya transaksi/
gah terjadinya penggunaan instrumen deri- item yang dilindung nilai. Dalam kondisi ini
vatif untuk tujuan spekulasi. penggunaan instrumen derivatif tidak ditu-
Jika kita memperhatikan tiga keten- jukan sebagai tindakan lindung nilai, me-
tuan BI mengenai persyaratan adanya un- lainkan sebagai tindakan spekulasi. Pada
derlying, nilai nominal instrumen derivatif saat kontrak jatuh tempo, spekulan hanya
yang tidak melebihi nilai underlying, dan menjalankan transaksi 2 tanpa menjalan
jangka waktu derivatif yang tidak melebihi kan transaksi 1. Spekulan akan memperoleh
jangka waktu underlying kegiatan ekonomi, pembayaran dari bank sebesar M – X jika M
pada dasarnya ketiga ketentuan tersebut > X tetapi spekulan harus membayar kepada
bertujuan untuk menghindari penggunaan bank sebesar X – M jika M < X.
instrumen derivatif untuk tujuan spekula- Jika transaksi 2 dapat dijalankan tanpa
si. Implikasinya, kemungkinan penggunaan transaksi 1 pada Gambar 3, siapa pun dapat
instrumen derivatif untuk dapat dikategori- menjalankan instrumen derivatif walaupun
kan sebagai akuntansi lindung nilai sema- ia tidak memiliki kepentingan atas variabel
kin besar. Selain itu, hal ini juga sesuai per- dasar instrumen derivatif tersebut. Misalnya,
syaratan metode critical terms. seseorang yang tidak memiliki kepentingan
Sementara itu, dalam perdagangan in- terhadap avtur (dalam arti ia bukan produ-
strumen futures di bursa berjangka, tidak ter- sen dan pengguna avtur) meyakini harga av-
dapat ketentuan yang mengharuskan adanya tur akan naik, maka ia dapat memperoleh
underlying kegiatan ekonomi. Namun, ter- keuntungan dari kenaikan harga avtur ha-
431 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436
nya dengan memanfaatkan instrumen deri- ragam risiko jika harus memiliki komoditas
vatif. Guna memperoleh keuntungan dari (seperti risiko kebakaran, kehilangan, atau
kenaikan harga avtur tanpa harus memiliki penurunan kualitas).
avtur, spekulan dapat menggunakan instru- Jika penggunaan instrumen derivatif
men derivatif dengan variabel dasar harga dilakukan tanpa adanya transaksi/item yang
avtur untuk menjalankan transaksi 2 pada dilindungi, transaksi tersebut akan dikate-
Gambar 3. Dengan hanya menjalankan tran- gorikan sebagai spekulatif dan konsekuen-
saksi 2 akan diperoleh eksposur atas perge sinya segala laba atau rugi dari instrumen
rakan harga avtur tanpa harus memiliki av- derivatif akan masuk dalam laporan laba
tur. Jika harga avtur naik di atas nilai M (X rugi. Proses efektifitas lindung nilai tidak
> M), spekulan tersebut menerima pemba- perlu dilakukan jika memang tujuan peng-
yaran M – X dari bank; sebaliknya jika harga gunaan instrumen derivatif adalah speku-
avtur turun di bawah nilai M (X < M), speku- lasi. Namun, proses penilaian instrumen
lan tersebut membayar X – M kepada bank. derivatif tetap dilakukan setiap penerbitan
Penggunaan instrumen derivatif se- laporan keuangan dengan tujuan mengeta-
bagai alat untuk spekulasi lebih sederha- hui nilai instrumen derivatif tersebut (Emm
na dibandingkan jika harus membeli suatu & Ince, 2011). Walau bursa berjangka dapat
komoditas, menyimpannya dan kemudian mengakomodasi transaksi instrumen deriva-
menjualnya saat harga naik. Kesederhanaan tif dengan tujuan lindung nilai dan speku-
tersebut berupa modal yang disediakan le latif, Bappepti sebagai pengawas di bidang
bih kecil jika menggunakan instrumen deri- komoditi berjangka berusaha mewujudkan
vatif, penghematan biaya terkait penyim- agar bursa berjangka berfungsi sebagai sa-
panan komoditas dan penghindaran dari be- rana pengelolaan risiko dan pembentukan
Tabel 2. Perbedaan ketentuan PSAK, PBI dan peraturan Bappepti terkait Instrumen
Derivatif
PSAK 55 PBI No. 15/8/PBI/2013 Peraturan Bappepti
Be ragam komoditas
pe rtanian, pe rikanan,
Variabe l Dasar Tidak dibatasi Mata uang
ke lautan, logam, e ne rgi,
industri dan ke uangan
Plain vanilla se pe rti
Je nis Instrume n
Tidak dibatasi forward dan Futures
De rivatif swap
Lindung nilai dan
Tujuan Lindung nilai Lindung nilai
spe kulasi
Harus me miliki
transaksi/item yang
dilindungi de ngan
Pe rsayaratan tingkat Harus me miliki Tidak harus me miliki
Transaksi/Item e fe ktifitas yang transaksi/item yang transaksi/item yang
yang dilindungi tinggi agar dapat dilindungi dilindungi
dikate gorikan
akuntansi lindung
nilai
Dapat me le bihi nilai Maksimal 500 lot jika
Tidak dipe rke nankan
transaksi/item yang untuk ke giatan
me le bihi nilai
Nominal De rivatif dilindung nilai jika spe kulatif, te tapi tidak
transaksi/item yang
dapat me ningkatkan dibatasi jika untuk
dilindung nilai
e fe ktifitas ke giatan lindung nilai
Jangka Waktu Maksimal se lama jangka Me ngikuti ke te ntuan
Instrume n Tidak ada ke te ntuan waktu transaksi/item bursa, umumnya 1, 2 dan
De rivatif yang dilindung nilai 3 bulan
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 432
dalam PBI jangka waktu instrumen deriva- masih memberikan kemungkinan instrumen
tif tidak boleh melebihi jangka waktu item/ derivatif digunakan sebagai alat spekula-
transaksi yang dilindung nilai. Sementara si. Spekulasi dalam pasar derivatif tidaklah
itu, dalam peraturan Bappepti jangka wak- buruk karena memang para spekulan mam-
tu instrumen derivatif mengikuti ketentu- pu menanggung risiko yang tidak bisa di-
an yang ditetapkan bursa berjangka yang tanggung oleh pihak lain. Untuk mencegah
umumnya 1, 2, dan 3 bulan. dampak negatif kegiatan spekulasi, bera
gam persyaratan juga telah dikeluarkan oleh
SIMPULAN lembaga pengawas di Indonesia agar aktivi-
PSAK 55 sebagai peraturan tentang tas spekulasi tidak berdampak pada distorsi
pencatatan instrumen derivatif telah mem- harga pada bursa berjangka, seperti penge-
berikan persyaratan bagaimana agar peng- naan margin requirement dan pembatasan
gunaan instrumen derivatif dapat dikategori- jumlah kontrak yang dapat dimiliki.
kan sebagai lindung nilai. Salah satu per Penelitian ini hanya membandingkan
syaratan penting adalah keharusan adanya karakteristik peraturan PSAK 55, BI dan
transaksi/item yang dilindungi. Tanpa ada Bappepti terkait penggunaan instrumen
nya transaksi/item yang dilindungi penggu- derivatif dengan metode content analysis.
naan instrumen derivatif hanyalah kegiatan Salah satu ketentuan PSAK 55 agar peng-
spekulasi. PSAK 55 juga mengakui prinsip gunaan instrumen derivatif dapat dikate-
saling mengkompensasi antara instrumen gorikan sebagai lindung nilai adalah tingkat
derivatif dengan transaksi/item yang dilin efektifitas lindung nilai berada pada rentang
dungi sehingga penggunaan instrumen deri- 80-125%. Sejauh pengetahuan penulis, pe-
vatif yang dirancang dengan benar dapat di- nelitian yang menilai tingkat efektifitas be-
manfaatkan sebagai alat manajemen risiko ragam instrumen derivatif yang ada di Indo-
dan dapat menurunkan fluktuasi laba pe- nesia masih belum ada sehingga penelitian
rusahaan akibat fluktuasi harga. Dengan di masa depan terkait instrumen derivatif
adanya prinsip saling mengompensasi yang dapat difokuskan pada penilaian tingkat
telah diakomodasi dalam PSAK 55, tidaklah efektifitas beragam instrumen derivatif di
bijaksana untuk menghindari instrumen Indonesia. Pengetahuan mengenai tingkat
derivatif hanya karena khawatir terjadi ke efektifitas instrumen derivatif sangat pen
rugian dari instrumen derivatif. Kekhawa- ting bagi pengguna instrumen derivatif kare-
tiran terjadinya kerugian dari penggunaan na tingkat efektifitas lindung nilai menjadi
instrumen derivatif hanyalah pandangan salah satu penentu apakah instrumen deri-
yang melihat hanya dari satu sisi. Penilaian vatif yang digunakan akan dikategorikan se-
yang bijaksana terkait penggunaan instru- bagai lindung nilai atau spekulasi.
men derivatif haruslah melihat tidak hanya
instrumen derivatif saja, tetapi juga melihat DAFTAR RUJUKAN
transaksi/item yang dilindungi. Abdel-Khalik, A. R., & Chen, P. C. (2015).
Saat ini beragam jenis instrumen Growth in Financial Derivatives: The
derivatif banyak ditawarkan oleh lembaga Public Policy and Accounting Incen-
keuangan dan setiap jenis instrumen deriva- tives. Journal of Accounting and Pub-
tif memiliki karakteristik yang unik. Manaje- lic Policy, 34(3), 291-318. https://doi.
men perusahaan harus mengetahui dengan org/10.1016/j.jaccpubpol.2015.01.002
detail karakteristik unik setiap instrumen Ameer, R. (2009). Value Relevance of Fore-
derivatif, termasuk perlakuan akuntansi ign Exchange and Interest Rate De-
untuk setiap instrumen sebelum memutus- rivatives Disclosure: The Case of Ma-
kan untuk menggunakan instrumen deriva- laysian Firms. The Journal of Risk
tif untuk tujuan lindung nilai. Penggunaan Finance, 10(1), 78-90. https://doi.
instrumen derivatif untuk tujuan lindung org/10.1108/15265940910924517
nilai jika dirancang dengan salah dapat ber Anantharaman, D., & Chuk, E. C. (2018).
akibat pada kebangkrutan seperti kasus The Economic Consequences of Ac-
Metallgesellschaft AG pada dekade 1990-an. counting Standards: Evidence from
Peraturan akuntansi dan peraturan lemba- Risk-Taking in Pension Plans. The Ac-
ga pengawas di Indonesia telah memberikan counting Review, 93(4), 23-51. https://
batasan dalam penggunaan instrumen deri- doi.org/10.2308/accr-51937
vatif agar dapat dikategorikan sebagai lin Angel, J. J., & Mccabe, D. M. (2009). The
dung nilai. Namun, peraturan tersebut juga Ethics of Speculation. Journal of Busi-
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 434
ness Ethics, 90(Supplement 3), 277– Blanco, I., & Wehrheim, D. (2017). The
286. https://doi.org/10.1007/s10551- Bright Side of Financial Derivatives:
010-0421-5 Options Trading and Firm Innovation.
Aragon, G. O., & Martin, J. S. (2012). A Unique Journal of Financial Economics, 125(1),
View of Hedge Fund Derivatives Usage: 99-109. https://doi.org/10.1016/j.jfi-
Safeguard or Speculation? Journal neco.2017.04.004
of Financial Economics, 105(2), 436- Brav, A., Wei, J., Song, M., & Xuan, T. (2018).
456. https://doi.org/10.1016/j.jfine- How does Hedge Fund Activism Re-
co.2012.02.004 shape Corporate Innovation? Journal
Ayturk, Y., Gurbuz, A. O., & Yanik, S. of Financial Economics, 130(2), 237-
(2016). Corporate Derivatives Use and 264. https://doi.org/10.1016/j.jfineco.
Firm Value: Evidence from Turkey. 2018.06.012
Borsa Istanbul Review, 16(2), 108-120. Campello, M., Lin, C., Ma, , & Zou, H.
https://doi.org/10.1016/j.bir.2016. (2011). The Real and Financial Im-
02.001 plications of Corporate Hedging. The
Bae, S. C., Kwon, T. H., & Park, J. W. Journal of Finance, 66(5), 1615–1647.
(2009), Derivatives Trading, Volatili- https://doi.org/10.1111/j.1540-
ty Spillover, and Regulation: Evidence 6261.2011.01683.x
from the Korean Securities Markets. Charumathi, B., & Kota, H. B. (2012). On
The Journal of Future Markets, 29(6), the Determinants of Derivative Usage
563-597. https://doi.org/10.1002/fut. by Large Indian Non-Financial Firms.
20384 Global Business Review, 13(2), 251–
Banerjee, S., & Graveline, J. J. (2014). 267. https://doi.org/10.1177/097215
Trading in Derivatives When the Under- 091201300205
lying is Scarce. Journal of Financial Eco- Donati, M., Zuppiroli, M., Riani, M., & Ver-
nomics, 111(3), 589-608. https://doi. ga, G. (2016). The Impact of Investors
org/10.1016/j.jfineco.2013.11.008 in Agricultural Commodity Deriva-
Bartram, S. M., Brown, G. W., & Conrad, J. tive Markets. Outlook on Agriculture,
(2011). The Effects of Derivatives on 45(1), 25–31. https://doi.org/10.5367/
Firm Risk and Value. Journal of Finan- oa.2016.0233
cial and Quantitative Analysis, 46(4), Donohoe, M. P. (2015). Financial Deriva-
967–999. https://doi.org/10.1017/S0 tives in Corporate Tax Avoidance: A
022109011000275 Conceptual Perspective. The Journal
Bean, A., & Irvine, H. (2015). Derivatives of the American Taxation Association,
Disclosure in Corporate Annual Re- 37(1), 37-68. https://doi.org/10.2308/
ports: Bank Analysts’ Perceptions of atax-50907
Usefulness. Accounting and Business Dye, R. A., & Sridhar, S. S. (2016) Hedging
Research, 45(5), 602-619. https://doi. Executive Compensation Risk through
org/ 10.1080/00014788.2015.1059312 Investment Banks. The Accounting Re-
Beneda, N. (2012). The Impact of Hedging view, 91(4), 1109-1138. https://doi.
with Derivative Instruments on Report- org/10.2308/accr-51291
ed Earnings Volatility. Applied Financial Ebell, M. (2016). Assessing the Impact of
Economics, 23(2), 165-179. https://doi. Trade Agreements on Trade. National
org/10.1080/09603107.2012.709599 Institute Economic Review, 238(1), 31–
Bezzina, F. H., & Grima, S. (2012). Explor- 42. https://doi.org/10.1177/0027950
ing Factors Affecting the Proper Use of 11623800113
Derivatives: An Empirical Study with Ellersgaard, S., Jönsson, M., & Poulsen,
Active Users and Controllers of Deriv- R. (2017). The Fundamental Theorem
atives. Managerial Finance, 38(4), 414– of Derivative Trading - Exposition, Ex-
435. https://doi.org/10.1108/030743 tensions and Experiments. Quantitative
51211207554 Finance, 17(4), 515-529. https://doi.or
Birt, J. , Rankin, M., & Song, C. L. (2013), g/10.1080/14697688.2016.1222078
Derivatives Use and Financial Instru- Emm, E. E., & Ince, U. (2011). Systemic Risk
ment Disclosure in the Extractives In- and Competition in OTC Derivatives
dustry. Accounting & Finance, 53(1), Dealing: Evidence from Client Failures.
55-83. https://doi.org/10.1111/acfi.12 Managerial Finance, 37(12), 1161-1189.
001 https://doi.org/10.1108/030743511
435 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436