Anda di halaman 1dari 20

BERBAHAYAKAH INSTRUMEN DERIVATIF DALAM KONTEKS AKUNTANSI?

Dewa Putra Krishna Mahardika

Universitas Telkom, Jl. Terusan Buah Batu No. 01, Bandung 40257
surel: dewamahardika@telkomuniversity.ac.id

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9025

Abstrak: Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akun­


tansi? Penelitian ini berusaha untuk memperoleh gambaran yang ob-
jektif terkait penggunaan instrumen derivatif sebagai alat lindung nilai.
Metode deskriptif kualitatif dgunakan melalui analisis beragam pera-
turan. Penelitian ini menunjukkan bahwa peraturan lembaga pengawas
memungkinkan instrumen derivatif digunakan sebagai alat lindung nilai
dan spekulasi. Selain itu, peraturan akuntansi telah mengakui prinsip
saling mengkompensasi sehingga instrumen derivatif dapat dimanfaat-
kan sebagai alat manajemen risiko untuk menurunkan dampak fluktua-
si harga. Guna memperkecil dampak negatif dari penggunaan instrumen
derivatif, lembaga pengawas telah memberikan batasan harga.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL
Abstract: Are Derivative Instruments Risky in the Context of Ac-
Volume 9 counting? This study seeks to obtain an objective picture regarding the
Nomor 3 use of derivative instruments as hedging instruments. Qualitative descrip-
Halaman 417-436 tive methods are used through analysis of various regulations. This study
Malang, Desember 2018
ISSN 2086-7603
shows that regulatory regulatory body allows derivative instruments to be
e-ISSN 2089-5879 used as hedging and speculation tools. In addition, accounting regulations
have recognized the principle of mutual compensation so that derivative
Tanggal Masuk: instruments can be used as risk management tools to reduce the impact
27 September 2018 of price fluctuations. In order to minimize the negative impact of the use of
Tanggal Revisi: derivative instruments, regulatory agency has set the price limits.
28 November 2018
Tanggal Diterima: Kata kunci: lindung nilai, akuntansi, harga, manajemen risiko
31 Desember 2018

Pada September 2014 Kementerian rupsi pasal 2, yang mendefinsikan korupsi


BUMN menerbitkan Standard Operating Pro- sebagai “…secara melawan hukum melaku-
cedures (SOP) terkait pelaksanaan lin­
dung kan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
nilai. SOP tersebut telah disepakati oleh orang lain yang dapat merugikan keuangan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan negara….”. Tiga tahun setelah SOP tersebut
Reserse Kriminal Kepolisian (Bareskrim), dikeluarkan ternyata pada 2017 masih ba­
dan Kejaksaan Agung. Kesepakatan para nyak BUMN yang masih enggan melakukan
lembaga penegak hukum tersebut bertujuan lindung nilai. Untuk meningkatkan peng-
agar manajemen Badan Usaha Milik Nega- gunaan instrumen derivatif sebagai alat lin­
ra (BUMN) tidak ragu untuk menjalan­ kan dung nilai, pada Agustus 2017 Bank Indone-
transaksi lindung nilai dengan instrumen. sia (BI) mendorong BUMN untuk melakukan
Keraguan memang melingkupi manajemen lindung nilai atas pergerakan nilai tukar ru-
BUMN karena adanya anggapan di kalangan piah terhadap dolar Amerika.
manajemen BUMN bahwa jika dari peng- Ada juga anggapan di kalangan ma-
gunaan instrumen derivatif menimbulkan najemen perusahaan terkait hukuman dan
kerugian, maka kerugian tersebut akan di- penghargaan yang tidak simetris atas hasil
anggap sama dengan tindak pidana korupsi akhir penggunaan instrumen derivatif. Hu-
berdasarkan Undang-Undang No. 20/2001 kuman dan penghargaan yang tidak sime-
mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Ko- tris berupa tidak adanya penghargaan jika

417
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 418

dari transaksi lindung nilai menghasilkan paling sederhana pun dapat dinilai dengan
laba. Namun, jika transaksi lindung nilai salah. Pengungkapan penggunaan instru-
menghasilkan kerugian, pemegang saham men derivatif dalam laporan keuangan juga
akan mempersalahkan manajemen kare- menimbulkan masalah karena pengungkap­
na telah menggunakan instrumen deriva- an dalam laporan keuangan hanya terkait
tif (Ellersgaard, Jönsson & Poulsen, 2017; risiko instrumen derivatif, bukan terkait
Fong & Han, 2015; Olgun & Yetkiner, 2011). bagaimana instrumen derivatif digunakan
Kemun­ culan akun “kerugian dari instru- (Pirrong, 2010; Ryu, 2015).
men derivatif” dalam laporan keuangan juga Dengan beberapa fakta di atas terkait
dapat menimbulkan pertanyaan bagi banyak instrumen derivatif, penulis perlu memberi­
pihak. Walaupun penggunaan instrumen kan pandangan yang objektif terkait instru-
deriva­ tif ditujukan untuk meminimalkan men derivatif. Oleh karena itu, penelitian
dampak fluktuasi harga pada akun-akun ini akan menganalisis peraturan dalam
di laporan keuangan, sering memunculkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
akun “keru­ gian dari instrumen derivatif”. (PSAK) 55 mengenai Instrumen Keuangan
Dengan potensi terjadinya akun “kerugian yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indo-
dari ins­trumen derivatif”, akan ada anggap­ nesia (IAI), serta peraturan terkait instrumen
an bahwa penggunaan instrumen derivatif derivatif yang dikeluarkan oleh lembaga pe­
tidak menghilangkan masalah, tetapi meng- ngawas yaitu Bank Indonesia (BI) dan Badan
gantinya de­ ngan ma­ salah baru. Beragam Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
jenis kekhawatiran atas penggunaan instru- (Bappepti).
men deriva­tif pada akhirnya dapat membuat Sepanjang pengetahuan penulis, be-
manajemen memutuskan untuk tidak meng- lum ada penelitian lokal yang memfokuskan
gunakan instrumen derivatif dan bersikap diri pada perbandingan peraturan instru-
pasrah terhadap fluktuasi harga. men derivatif dari sisi peraturan akuntansi
Selain itu, pernyataan negatif dari ba­ dan sisi peraturan lembaga pengawas. Ke-
nyak pihak terkait instrumen derivatif juga tiadaan penelitian tersebut membuat ka-
berdampak pada anggapan yang salah me­ langan akademisi dan masyarakat umum
ngenai instrumen derivatif. Misalnya, Warren sulit untuk memperoleh gambaran terkait
Buffet yang mengatakan bahwa “derivatives instrumen derivatif dari sisi peraturan PSAK
are financial weapons of mass destruction”. 55 dan peraturan yang dikeluarkan oleh
Pernyataan tersebut dapat mempengaruhi BI dan Bappepti. Penelitian ini diharapkan
persepsi orang awam mengenai instrumen dapat memberi gambaran yang lebih seim-
derivatif. Pandangan Buffet yang dijuluki se- bang mengenai instrumen derivatif dari sisi
bagai investment guru dapat dianggap kebe- PSAK 55 dan sisi aturan lembaga pengawas.
naran bagi orang-orang yang tidak memaha- Penelusuran ketentuan dan beragam pera-
mi instrumen derivatif sehingga mereka ber- turan terkait instrumen derivatif juga dapat
sifat antipati terhadap instrumen derivatif. memberi gambaran mengenai batasan da-
Sikap antipati terhadap manfaat instrumen lam penggunaan instrumen derivatif di In-
derivatif juga dapat melingkupi para pihak donesia, dan memberi gambaran mengenai
yang telah menggunakan instrumen deriva- karakteristik beragam peraturan instrumen
tif sebagai bagian dari operasi perusahaan. derivatif yang diterbitkan oleh lembaga yang
Misalnya, sebuah survei kepada pengguna berbeda.
derivatif dan controller perusahaan mene-
mukan bahwa terdapat pengguna derivatif METODE
dan controller yang tidak melihat instrumen Penelitian ini menggunakan analisis
derivatif sebagai instrumen keuangan yang data kualitatif dengan metode content ana­
dapat mengatur risiko (Bezzina & Grima, lysis yang bertujuan untuk menganalisis be-
2012; Charumathi & Kota, 2012; Pal & Chat- ragam peraturan yang diterbitkan oleh IAI,
topadhyay, 2014). Dari sisi analis keuangan, BI, dan Bappepti. Metode deskriptif kuali-
juga sering terdapat kesalahan dalam me- tatif digunakan dalam penelitian ini karena
nilai dampak penggunaan instrumen deriva- memungkinkan peneliti untuk menganalisis
tif terhadap laba perusahaan (Sun, Donohoe, informasi yang terkandung dalam teks dan
& Sougiannis, 2016). Kerumitan menilai ins­ mengidentifikasi karakteristik yang terkan­
trumen derivatif juga dapat membuat peru- dung dalam teks tersebut (Scherp, 2013;
sahaan menghindari penggunaan instrumen Sekaran & Bougie, 2016; Sousa, 2014). Stu-
derivatif. Bahkan, instrumen derivatif yang di pustaka dengan metode content analysis
419 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

dilakukan dengan menelusuri dan menga- dihadapi (Birt, Rankin, & Song, 2013; Stulz,
nalisis peraturan dari IAI, BI, dan Bappepti 2013). Dengan kondisi ini setiap manaje-
serta hasil penelitian terdahulu yang terkait men harus mengetahui keunggulan kom-
instrumen derivatif. Penelusuran ketentuan paratifnya untuk menentukan risiko mana
dalam PSAK 55 dengan content analysis ber- yang harus dihadapi dan tidak dihadapi.
tujuan mengetahui karakteristik yang harus Sebagai contoh perusahaan furnitur
dipenuhi agar penggunaan instrumen deri- yang mengekspor produksinya ke luar ne­
vatif dapat dikategorikan sebagai akuntansi geri memiliki setidaknya dua jenis risiko
lindung nilai. yaitu risiko kegagalan desain dan risiko
Penelusuran juga dilakukan pada pera- kurs mata uang (karena menerima pemba-
turan yang dikeluarkan oleh BI dan Bappep- yaran dalam dolar). Risiko kegagalan desain
ti. Peraturan BI akan difokuskan pada Pera- merupakan risiko inti usaha dan risiko ini
turan Bank Indonesia No. 15/b/PBI/2013 harus dihadapi oleh perusahaan furnitur
mengenai Transaksi Lindung Nilai Kepada karena ia memiliki keunggulan kompara-
Bank. Sementara itu, peraturan Bappepti tif dalam mengelola risiko ini dibanding,
akan difokuskan pada beberapa aturan yai- misalnya, perbankan. Pada sisi lain, risiko
tu Peraturan Kepala Bappepti No. 123/BAP- kurs mata uang merupakan risiko perusa-
PEPTI/PER/08/2015 mengenai Subjek Kon- haan furnitur yang tidak mampu dihadapi­
trak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, nya karena memang inti usaha perusahaan
dan/atau Kontrak Derivatif Lainnya yang furnitur bukan memprediksi arah pergera-
diperdagangkan di Bursa Berjangka, Kepu- kan kurs mata uang melainkan menghasil-
tusan Ketua Bappepti No. 36/BAPPPEPTI/ kan produk dengan desain yang menarik.
KP/VIII/2002 mengenai Penetapan Posisi Kondisi ini membuat perusahaan furnitur
Wajib Lapor dan Batas Posisi Kontrak Ber- harus mengalihkan risiko terkait kurs mata
jangka Emas. Undang-Undang No. 10 ta- uang kepada pihak yang lebih memiliki
hun 2011 mengenai Perdagangan Berjangka keunggulan komparatif, yaitu perbankan.
Komoditi juga akan digunakan untuk men- Namun, dalam menghadapi risiko inti
dukung pembahasan dalam penelitian ini. usaha setiap perusahaan memiliki keter-
Penelusuran peraturan derivatif dari BI dan batasan sehingga tidak semua risiko inti
Bappepti dengan content analysis bertujuan usaha bisa ditanggung. Dengan adanya
untuk mengetahui karakteristik ketentu- keterbatasan pada kemampuan perusa-
an terkait penggunaan instrumen derivatif, haan dalam menanggung risiko inti usa-
termasuk pembatasan dalam penggunaan ha, perusahaan harus memprioritaskan
instrumen derivatif. Pada akhirnya, metode proyek yang akan menghasilkan nilai ter­
content analysis akan dapat memberi gam- tinggi bagi perusahaan (Bae, Kwon, & Park,
baran mengenai persamaan dan perbedaan 2009). Untuk dapat meningkatkan kapa-
karakteristik antara PSAK 55, peraturan BI, sitas dalam menanggung risiko inti usa-
dan peraturan Bappepti terkait instrumen ha, perusahaan harus meningkatkan nilai
derivatif. modal melalui penerbitan saham (Stulz,
2013). Peningkatan modal tersebut ber-
HASIL DAN PEMBAHASAN tujuan agar kegagalan perusahaan dalam
Ketidakpastian merupakan satu kom- menghadapi risiko inti usaha dapat dise­
ponen yang terkandung dalam dunia usaha. rap oleh modal perusahaan sehingga tidak
Ketidakpastian yang dihadapi perusahaan mengganggu kegiatan operasi perusahaan.
dapat memunculkan risiko yang berpoten- Kemunculan instrumen derivatif. Da-
si merugikan posisi perusahaan. Sebagian lam menghadapi risiko non-inti usaha ma-
dari risiko tersebut harus dihadapi, tetapi najemen harus mengalihkan, memperkecil,
risiko yang lain dapat dialihkan, diperke- atau menghindari karena memang tidak
cil, atau dihindari. Risiko yang tidak terkait memiliki keahlian untuk menghadapi risiko
dengan inti kegiatan usaha, di mana peru- jenis ini. Salah satu cara menghadapi risiko
sahaan tidak memiliki keunggulan kom- non-inti usaha menggunakan instrumen
paratif untuk mengelola risiko, seharusnya derivatif. Instrumen derivatif didefinisikan
risiko tersebut dialihkan, diperkecil, atau di- sebagai instrumen keuangan yang nilainya
hindari. Sementara itu, risiko yang merupa- bergantung pada variabel yang mendasari­
kan inti usaha, di mana perusahaan memi- nya (Donohe, 2015). Berdasarkan definisi
liki keunggulan komparatif untuk mengelola ini semua instrumen derivatif pasti memiliki
risiko tersebut, seharusnya risiko tersebut variabel dasar. Syarat penting untuk dapat
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 420

menjadi variabel dasar adalah terjadinya bih tinggi. Namun, aktivitas spekulasi yang
fluktuasi. Artinya, semua hal yang berfluk- tidak dikontrol dapat memicu terbentuk­
tuasi dapat dijadikan variabel dasar, sedang- nya asset bubble (Angel & Mccabe, 2009).
kan semua hal yang konstan tidak dapat Prinsip saling mengompensasi lin­
dijadikan variabel dasar. Variabel dasar ins­ dung nilai. Penggunaan instrumen deri-
trumen derivatif mengalami perkembang­ vatif sebagai sarana untuk lindung nilai
an dengan permulaannya hanya komoditas jika dirancang dengan benar pada dasar­
pertanian, lalu bertambah komoditas lo­ nya dapat mengompensasi kerugian yang
gam, peternakan, mata uang, energi sampai terjadi pada transaksi/item yang dilindu­
pada jasa (Riederová & Růžičková, 2011). ngi (Abdel-Khalik & Chen, 2015; Blanco &
Salah satu pendorong kemunculan Wehrheim, 2017; Li, 2017). Prinsip saling
instrumen derivatif berawal dari keluhan kompensasi dalam instrumen derivatif ter-
petani gandum di Amerika pada abad-19, di jadi karena penerapan fair value. Penerapan
mana harga gandum cenderung turun saat fair value pada laporan keuangan menye-
terjadi panen raya dan cenderung naik saat babkan nilai akun dapat bergerak naik atau
masa panen sudah terlewati. Untuk me­ng­ turun bergantung pada nilai pasar dari akun
atasi penurunan harga saat musim panen tersebut. Hal ini berbeda dengan histrorical
dibuatlah to-arrive contract yang memung­ cost yang tidak terpengaruh oleh pergerakan
kinkan petani gandum mengunci harga nilai pasar sehingga nilai akun berdasar-
untuk transaksi di masa depan. Pada saat kan historical cost akan tetap atau turun
pelaksanaan transaksi, petani akan mem- (jika aset tersebut mengalami penyusutan).
peroleh harga yang telah dikunci sebelum­nya Penerapan fair value pada akun di
sehingga dengan skema ini petani gandum lapor­an keuangan dapat menimbulkan fluk-
memperoleh kepastian harga saat terjadi tuasi nilai laba perusahaan karena saat ter-
penjualan di masa depan (Brav, Jiang, Ma, & jadi penurunan nilai, penurunan tersebut
Tian, 2018; Fischer, Hanauer, & Heigermos- akan mempengaruhi laporan laba rugi. Mi­
er, 2016; Rakowski, Shirley, & Stark, 2017). salnya, berdasarkan ketentuan PSAK 14 per-
To-arrive contract pada dasarnya me­ sediaan dinilai berdasarkan nilai terendah
rupakan kontrak forward yang merupakan antara biaya perolehan atau nilai realisasi
instrumen derivatif yang paling sederhana. neto. Berdasarkan ketentuan ini, nilai per-
Kemunculan derivatif pada saat itu untuk sediaan dapat diturunkan jika nilai realisasi
mengalihkan risiko non inti usaha para peta­ neto lebih rendah daripada biaya perolehan.
ni yaitu risiko fluktuasi harga gandum. Petani Penurunan nilai persediaan ini akan masuk
gandum tidak memiliki kemampuan dalam ke dalam laporan laba rugi sebagai akun “be-
mengelola risiko fluktuasi harga gandum ban dari penurunan nilai persediaan” dan
karena memang risiko inti usaha petani gan- kemunculan akun ini akan menurun­ kan
dum adalah dalam hal produksi gandum. Da- laba perusahaan. Dalam kondisi ini fluk-
lam kondisi ini sangat wajar jika petani gan- tuasi pada nilai persediaan dapat langsung
dum menginginkan suatu mekanisme trans- membuat fluktuasi pada laporan laba rugi.
fer risiko fluktuasi harga gandum kepada Penurunan nilai laba perusahaan
pihak yang memiliki keunggulan komparatif akibat penerapan fair value mungkin ti-
dalam menghadapi fluktuasi harga gandum. dak dapat diterima oleh manajemen kare-
Walau kemunculan instrumen deriva- na memang penurunan tersebut di luar
tif pada awalnya memang ditujukan untuk kontrol manajemen. Menggunakan baha-
memberikan perlindungan atas fluktuasi sa risiko pada paragraf sebelumnya, risiko
harga, dalam perkembangannya instrumen penurunan nilai persediaan merupakan
derivatif dapat digunakan sebagai sarana risiko non-inti usaha karena manajemen
spekulasi. Aktivitas spekulasi tidak selalu tidak memiliki keunggulan komparatif da-
berkonotasi negatif karena sisi positif juga lam mengelola nilai pasar persediaannya.
terkandung pada aktivitas spekulasi melalui Berdasakan ketentuan PSAK 55, se­
kemampuan spekulan dalam menanggung perti yang akan dijelaskan lebih mendalam
risiko yang tidak bisa ditanggung oleh pi- pada beberapa paragraf di bawah, instru-
hak lain (Narasimhan & Kalra, 2014). Se- men derivatif juga harus dicatat berdasar-
lain itu, spekulan juga membuat pasar ber- kan nilai wajarnya, yang artinya fair value
fungsi lebih baik karena aktivitas mereka juga dite­rapkan pada instrumen derivatif.
membantu informasi tercermin pada harga Persyaratan untuk menilai instrumen deri-
dan membuat tingkat likuiditas pasar le­ vatif dengan fair value dapat dimanfaatkan
421 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

Transaksi /Item 2 Transaksi Instrumen


1
yang dilindungi De rivatif

Saling Rugi
Laba Me ngompe nsasi

Rugi Saling Laba


Me ngompe nsasi

Contoh: Contoh:
1. Pe njualan 1. Forward
2. Pe mbe lian 2. Futures
3. Pe rse diaan 3. Option
4. Hutang 4. Swap

Gambar 1. Prinsip Saling Mengompensasi Menggunakan Instrumen Derivatif

oleh perusahaan untuk mengurangi dampak nilai pada transaksi 1. Kompensasi tersebut
fluktuasi akun dalam laporan keuangan mengharuskan pergerakan nilai transaksi 1
yang menerapkan fair value. Dengan bera­ berlawanan dengan pergerakan transaksi 2.
gamnya instrumen derivatif yang tersedia, Misalnya, jika produsen mengkhawatirkan
manajemen perlu memilih instrumen deriva- penurunan nilai penjualan di masa depan
tif yang dapat mengurangi fluktuasi fair value akibat penurunan harga komoditas dan ia
pada suatu akun. Hal ini berakibat berlaku­ ingin melindungi diri dari kerugian akibat
nya fair value dalam laporan keuangan ber- penurunan harga komoditas pada transaksi
dampak pada penerapan risiko manajemen 1, maka ia harus menggunakan instrumen
melalui pemilihan instrumen derivatif (Anan- derivatif yang dapat memberikan keuntung­
tharaman & Chuck, 2018; Lins, Servaes, & an saat harga komoditas turun. Dengan
Tamayo, 2011; Smith & Kohlbeck, 2008). memperoleh kerugian transaksi 1 (akibat
Cara kerja prinsip saling mengompen- penurunan harga komoditas) dan keuntung­
sasi terlihat pada Gambar 1. Seperti yang an pada transaksi 2 (juga akibat penurunan
telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap harga komoditas), maka hasil akhirnya ada-
instrumen derivatif memiliki variabel dasar lah produsen tersebut akan terlindungi dari
dan dalam akuntansi variabel dasar terse- penurunan nilai penjualan komoditas dapat
but merupakan akun yang dilindungi dan berakibat pada penurunan laba bersih.
nilainya berfluktuasi. Akun tersebut dapat Berdasarkan prinsip saling meng-
berupa persediaan, utang, penjualan, atau kompensasi pada Gambar 1, sangat tidak
pembelian. Penggunaan instrumen deriva- relevan jika penilaian penggunaan instrumen
tif dapat mengurangi fluktuasi pada akun derivatif hanya melihat keuntungan/keru-
yang dilindungi melalui penerapan prin- gian dari instrumen derivatif pada transaksi
sip saling mengompensasi. Artinya, saat 2. Guna memberikan penilaian objektif atas
transaksi/item yang dilindungi mengala- penggunaan instrumen derivatif maka prin-
mi kerugian, instrumen derivatif akan me­ sip saling mengkompensasi harus diterap-
ngompensasi dengan memberikan keuntung­ kan pada tahap penilaian. Artinya, penilaian
an, seperti yang terlihat pada Gambar 1. penggunaan instrumen derivatif harus me-
Pada Gambar 1 transaksi 1 merupa- lihat transaksi 1 dan 2 secara bersamaan.
kan transaksi/item yang dilindungi dan Dengan prinsip saling mengkompensasi
transaksi 2 merupakan transaksi instru- maka fluktuasi yang terjadi pada transaksi
men derivatif. Agar dapat dimanfaatkan se- 1 akan dikompensasi oleh transaksi 2 se­
bagai lindung nilai, instrumen derivatif pada hingga hasil akhirnya nilai transaksi 1 dapat
transaksi 2 harus dapat mengompensasi sesuai dengan nilai yang telah dianggarkan/
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 422

Arus Kas

Li ndung Ni lai
PSAK 55
Ni lai Wajar

Instrume n
De ri vati f Inve stasi
Ne to
Spe kulasi

Gambar 2. Tujuan Penggunaan Instrumen Derivatif

ditargetkan (penjelasan keterkaitan antara Tanpa penggunaan instrumen derivatif,


instrumen derivatif dengan nilai anggaran fluktuasi harga pasar dapat langsung mem-
akan dijelaskan pada penjelasan di bawah). pengaruhi laporan laba rugi (jika fluktuasi
Prinsip saling mengompensasi antara harga mempengaruhi akun dalam laporan
transaksi 1 dan 2 pada Gambar 1 dinyatakan laba rugi) atau laporan posisi keuangan peru-
dalam PSAK 55 paragraf 85 yaitu “akuntan- sahaan (jika fluktuasi harga mempengaruhi
si lindung nilai mengakui dampak saling akun dalam laporan posisi keuangan). Se-
hapus pada laba rugi atas perubahan nilai makin besar fluktuasi harga, semakin besar
wajar dari instrumen lindung nilai dan item pula fluktuasinya pada laba, nilai aset, dan
yang dilindung nilai.” Dampak saling hapus utang perusahaan. Walau instrumen deriva-
yang dimaksud pada paragraf 85 mengha- tif dapat mengurangi fluktuasi laba dengan
ruskan setiap instrumen derivatif memiliki prinsip saling mengkompensasi, namun ins­
pa­sangan berupa transaksi/item yang dilin­ trumen derivatif sulit dipahami oleh banyak
dungi. Persyaratan adanya pasangan tran- pihak, termasuk para analis keuangan, aki-
saksi merupakan salah satu syarat penting bat kerumitan yang terkandung pada instru-
agar penggunaan instrumen derivatif dapat men derivatif. Adanya standar akuntansi
dika­tegorikan sebagai akuntansi lindung terkait instrumen derivatif dapat memban-
nilai. tu para analis keuangan dalam peramalan
Ketentuan variabel dasar dalam lin­ kondisi keuangan perusahaan (Beneda,
dung nilai. Penggunaan instrumen deriva- 2012; Sun, Donohoe, & Sougiannis, 2016).
tif tanpa adanya transaksi/item yang dilin­ PSAK 55 mengategorikan lindung nilai
dungi tidak akan memenuhi dampak saling ke dalam tiga jenis akuntansi lin­dung nilai
hapus (saling mengompensasi) yang diper- berdasarkan pada transaksi/item yang
syaratkan dalam PSAK. Dalam kondisi ini dilindung­i. Pembagian tersebut akan mem-
penggunaan transaksi derivatif akan dika­ pengaruhi penempatan akun “laba/rugi dari
tegorikan sebagai kegiatan spekulasi karena transaksi derivatif”, seperti yang terlihat
penggunaan instrumen derivatif tidak akan pada Tabel 1.
memenuhi kriteria penting untuk dapat di­ Pada saat pelaksanaan transaksi lin­
kategorikan sebagai kegiatan lindung nilai dung nilai perusahaan harus menentukan
dan konsekuensinya tidak masuk dalam ru- transaksi/item apa yang akan dilindungi.
ang lingkup akuntansi lindung nilai sesuai Jika item yang dilindung nilai merupakan
PSAK. Penggunaan ins­trumen derivatif ber- akun aset, utang, dan transaksi dengan si-
dasarkan penggunaan tujuannya dapat dili- fat komitmen (misalnya penjualan dengan
hat pada Gambar 2. komitmen), PSAK 55 mengategorikan se-
Setiap penggunaan instrumen derivatif bagai lindung nilai atas nilai wajar. Perubah­
akan dapat dikategorikan berdasarkan dua an pada transaksi/item yang dinilai ber-
tujuan yaitu lindung nilai dan spekulatif. Pe- dasarkan nilai wajar akan mempengaruhi
nentuan tujuan penggunaan instrumen deri- laporan laba rugi. Hasil penilaian instrumen
vatif akan ditentukan antara lain berdasar- derivatif yang masuk kategori lindung nilai
kan ada atau tidaknya transaksi/item yang atas nilai wajar juga akan tercermin pada
dilindungi dan tingkat efektifitas instru- laporan laba rugi sehingga laba/rugi dari
men derivatif, seperti yang akan dijelaskan instrumen derivatif akan mengompensasi
pada bagian perhitungan tingkat efektifitas. laba/rugi dari perubahan nilai wajar suatu
423 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

Tabel 1. Perbandingan Jenis Akuntansi Lindung Nilai

Lindung Nilai atas Lindung Nilai atas Lindung Nilai atas


Nilai W ajar Arus Kas Investasi Neto
Arus Kas
be rdasarkan Inve stasi ne to pada
Ite m yang Ase t, Ke wajiban dan
prakiraan transaksi ke giatan usaha luar
dilindung nilai Komitme n Pasti
yang ke mungkinan ne ge ri
be sar te rjadi

Posisi Hasil Laba/Rugi dari Pe nghasilan Pe nghasilan


Pe nilaian De rivatif Transaksi De rivatif Kompre he nsif Lain Kompre he nsif Lain

transaksi/item yang dilindungi. Dengan di- saha luar negeri.


masukkannya perubahan nilai instrumen Ketentuan yang sama juga diterapkan
derivatif dan perubahan nilai wajar item/ pada PBI No. 15/8/PBI/2013 mengenai
transaksi pada lapor­an laba rugi di periode Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank pa­
yang sama, maka dampak fluktuasi har- sal 1 ayat 4 yang menyatakan bahwa “tran-
ga komoditas pada laporan laba rugi akan saksi yang dilakukan oleh nasabah kepada
berkurang. bank dalam rangka memitigasi risiko atau
Sementara itu, jika lindung nilai dilak- melindungi nilai suatu aset, kewajiban,
sanakan untuk melindungi item berupa tran- pendapatan, dan/tau beban nasabah terha-
saksi di masa depan yang besar kemung­ dap fluktuasi nilai mata uang di masa yang
kinan terjadi tetapi tidak bersifat komitmen akan datang.” Ketentuan ini mengisyarat-
(misalnya pembelian bahan baku), PSAK 55 kan bahwa instrumen derivatif ditujukan
mengategorikan sebagai lindung nilai atas untuk melindungi nilai akun dalam laporan
arus kas. Hasil penilaian instrumen derivatif keuangan dan tidak ditujukan sebagai sa-
yang masuk kategori lindung nilai atas arus rana untuk melakukan kegiatan spekulatif.
kas akan tercermin pada akun “penghasilan Terdapat dua ketentuan dalam PBI
komprehensif lain” (other comprehensive in- yang menegaskan penggunaan instrumen
come) yang merupakan salah satu akun da- derivatif hanya untuk kegiatan lindung nilai,
lam komponen ekuitas. Pada saat transaksi yaitu pada pasal 3 ayat 1 dan pasal 4 ayat
dilaksanakan di masa depan, saldo laba/rugi 1. Pasal 3 ayat 1 mempersyaratkan bahwa
dari instrumen derivatif yang terdapat pada lin­dung nilai “dilakukan berdasarkan under-
akun “penghasilan komprehensif lain” akan lying kegiatan ekonomi, antara lain berupa
direklasifikasi ke dalam lapor­an laba rugi. pembayaran utang dalam valuta asing, ke-
Reklasifikasi tersebut akan memastikan giatan ekspor impor, dan kegiatan investa-
bahwa nilai transaksi di masa depan (yang si.” Sementara itu, pasal 4 ayat 1 menga-
tercermin pada laporan laba rugi) akan di- tur bahwa “transaksi lindung nilai beli wa-
kompensasi dengan saldo akun “penghasil­ jib didukung dokumen underlying ekonomi
an komprehensif lain”. Dengan reklasifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan.”
saldo “penghasilan komprehensif lain” ke Ketentuan PBI pada paragraf sebe­
dalam laporan laba rugi, dampak­nya adalah lumnya mengharuskan instrumen derivatif
nilai transaksi di masa depan. Hal ini tercer- ditujukan hanya untuk kebutuhan lindung
min pada laporan laba rugi sesuai dengan nilai bukan untuk sarana spekulasi. Meng-
nilai yang telah dianggarkan. gunakan ilustrasi pada Gambar 1, ketentu-
Jika item yang dilindungi berupa in- an PBI yang mengharuskan adanya under-
vestasi neto di luar negeri, PSAK 55 menga­ lying kegiatan ekonomi setiap kali menggu-
tegorikan sebagai lindung nilai atas investa- nakan instrumen derivatif dapat diartikan
si neto dan perlakukan penilaian derivatif bahwa pelaksanaan transaksi 2 didahului
akan masuk pada akun “penghasilan kom- oleh transaksi 1.
prehensif lain”. Saldo akun “laba/rugi dari Dalam beberapa peraturan Bappepti
instrumen derivatif” yang terdapat pada yang mengatur tata cara perdagangan kon-
“penghasil­an komprehensif lain” akan di- trak berjangka (futures) di bursa berjangka
reklasifikasi ke dalam laporan laba rugi pada tidak terdapat ketentuan yang mewajibkan
saat terjadi pelepasan sebagian kegiatan u­ adanya transaksi/item yang dilindung­ i se-
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 424

bagai syarat penggunaan instrumen futures. tif akan batal akibat adanya posisi kedua.
Ketiadaan ketentuan persyaratan transak- Walau instrumen derivatif dapat di-
si/item yang dilindungi membuat transak- gunakan untuk tujuan lindung nilai dan
si futures dapat digunakan sebagai sarana spekulasi, berdasarkan survei pada 47 nega-
spekulasi. Seperti telah dijelaskan sebelum- ra ditemukan bahwa penggunaan instrumen
nya bahwa kegiatan spekulasi tidak selalu derivatif oleh perusahaan bertujuan untuk
berkonotasi negatif karena spekulan dapat lindung nilai, bukan untuk spekulasi, kecuali
menanggung risiko yang tidak bisa ditang- pada eksposur komoditas. Penggunaan ins­
gung oleh pihak lain sehingga hedger dapat trumen derivatif dengan tujuan lindung nilai
menemukan lawan transaksi dalam kegia- tersebut terlepas dari akses untuk menggu-
tan lindung nilai. nakan instrumen derivatif dan tingkat corpo-
Dorongan untuk melakukan kegiatan rate governance nasional (Bartram, Brown,
spekulasi menggunakan instrumen futures & Conrad, 2011; Giraldo-Prieto, Uribe, Ber-
juga didukung dengan ketentuan yang me- mejo, & Herrera, 2017). Berdasarkan survei
mungkinkan kontrak futures dibatalkan oleh pula ditemukan bahwa penggunaan instru-
satu pihak sebelum kontrak jatuh tempo. men derivatif ditentukan dengan memper-
Pembatalan kontrak futures oleh satu pihak timbangkan faktor keuangan dan operasi.
dilakukan dengan cara menempatkan posisi Ilustrasi lindung nilai. PSAK 55 tidak
yang berlawanan dengan posisi awal, tetapi membatasi transaksi/item yang dilindung
dengan jenis dan kuantitas komoditas yang nilai. Artinya, perusahaan yang memiliki
sama, serta dengan jatuh tempo (tenor) kon- eksposur terhadap fluktuasi mata uang, ko-
trak yang sama. Misalnya, posisi awal dalam moditas logam dan pertanian, suku bunga,
futures adalah 5 posisi beli (long) kontrak dan indeks saham dapat melakukan lin­
emas yang akan jatuh tempo pada 31 Desem- dung nilai menggunakan instrumen deri-
ber 2018; dan untuk membatalkan kontrak vatif. Paragraf 78 menyebutkan transaksi/
tersebut harus menggunakan posisi kedua item yang dapat dilindung nilai antara lain
yaitu 5 posisi jual (short) kontrak emas yang aset, utang, komitmen pasti, prakiraan tran-
jatuh tempo pada 31 Desember 2018. Kedua saksi yang kemungkinan besar terjadi atau
posisi yang berlawanan tetapi sama dalam investasi neto pada kegiatan usaha luar
hal jenis dan kuantitas komoditas (5 kon- ne­geri. De­ngan ketentuan tersebut semua
trak emas), dan dalam hal masa jatuh tempo akun di ne­raca dan laba rugi pada dasarnya
(31 Desember 2018) akan berdampak saling dapat dilin­dung nilai menggunakan instru-
menghapus sehingga posisi awal secara efek- men derivatif.

Kontrak Forward Le mbaga


Pe mbe li
Harga Eksekusi = X Ke uangan

J
Saat Ini a
n
g
k
a
W
a
k
t
u 2
1
6
b
u
l
Masa Depan a Jika X < M, maka
n Bank membayar
Pembeli sebesar M -
X
Le mbaga
Transaksi Jual Beli Ke uangan
Pe njual Pe mbe li
Harga Pasar = M
Jika X > M, maka
Bank membayar
Pembeli sebesar X -
M

Gambar 3. Skema Umum Lindung Nilai


425 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

Guna memahami ketentuan skema – M = X. Namun, jika harga pasar tembaga M


lindung nilai dalam PSAK 55, Gambar 3 mem- lebih rendah dari harga eksekusi X (M < X),
perlihatkan ilustrasi penggunaan instrumen pembeli akan membayar kas kepada lemba-
derivatif untuk melindungi nilai suatu tran- ga keuangan pada transaksi 2 sebesar X – M
saksi/item. Gambar 3 memperlihatkan ske- dan akan mengeluarkan kas sebesar harga
ma lindung nilai di mana pembeli tembaga, pasar M pada transaksi 1 sehingga kas yang
yang mengkhawatirkan harga tembaga naik dikeluarkan pembeli adalah (X – M) – M = X.
dalam enam bulan ke depan, melakukan Berdasarkan ilustrasi pada Gambar 3
lindung nilai untuk melindungi diri dari ke- apa pun yang terjadi pada harga tembaga
naikan harga tembaga pada saat pembeli- enam bulan yang akan datang pembeli ha-
an tembaga terjadi enam bulan kemudian. nya akan membayar harga X, yang meru­
Transaksi 1 pada Gambar 3 merupakan pakan harga yang yang telah dianggarkan.
transaksi jual beli tembaga di masa depan Inilah inti dari transaksi lindung nilai, yaitu
antara penjual dan pembeli pada harga pa­ transaksi di masa depan akan direalisasikan
sar M, yang merupakan harga pasar temba- berdasarkan harga yang te­lah dianggarkan.
ga yang berlaku di enam bulan kemudian. Harga pasar yang berlaku di masa depan
Pada saat ini baik pembeli maupun penjual tidak mempengaruhi nilai transaksi kare-
tembaga tidak mengetahui berapa harga na memang harga telah dikunci sehingga
pasar M, tetapi pembeli telah menganggar- nilai transaksi yang te­lah dianggarkan akan
kan nilai pembelian tembaga tersebut pada dapat direalisasikan.
enam bulan kemudian adalah sebesar X. Dengan kondisi bahwa anggaran peru-
Guna melindungi diri dari kenaikan sahaan akan terealisasi pada saat pelaksa-
harga pasar tembaga enam bulan kemudi- naan transaksi di masa depan, manajemen
an saat transaksi 1 dilaksanakan, pembeli tidak perlu mengkhawatirkan terjadinya
mengadakan transaksi forward dengan lem- kerugian dari transaksi instrumen deriva­
baga keuangan dengan harga eksekusi X, tif karena tujuan utama melakukan lindung
yang merupakan nilai pembelian tembaga nilai adalah mengamankan nilai anggaran
yang dianggarkan oleh pembeli. Transaksi (Listokin, 2013). Dalam penggunaan instru-
2 pada Gambar 3 merupakan transaksi for- men derivatif memang dapat terjadi kerugian
ward dengan variabel dasar berupa tembaga dari instrumen derivatif. Namun, kerugian
antara pembeli dengan lembaga keuang­an, tersebut akan mengompensasi laba yang
di mana keduanya bersepakat bahwa salah terjadi pada item/transaksi yang dilin­dung
satu dari mereka akan membayar kepada nilai sehingga dampak akhirnya adalah laba
yang lain pada saat kontrak forward ber­ perusahaan tidak terpengaruh oleh fluktua-
akhi­r, yaitu enam bulan kemudian. si pada transaksi/item yang dilin­dung nilai.
Ketentuan siapa yang harus memba- Dengan kata lain, lindung nilai dapat me­
yar dalam kontrak forward dan berapa be- ngurangi realisasi negatif suatu transaksi
sar pembayarannya bergantung pada harga sehingga dapat mengurangi biaya akibat fi-
pasar M pada enam bulan kemudian. Jika di nancial distress (Dye & Sridhar, 2016; Dono-
masa depan harga pasar M lebih tinggi dari hoe, 2016; Campello, Lin, Ma, & Zou, 2016).
harga eksekusi X, lembaga keuangan akan Sangat tidak bijaksana jika penilaian
membayar kepada pembeli sebesar M – X. hasil atas penggunaan instrumen derivatif
Meskipun demikian, jika di masa depan har- menggunakan perbandingan antara harga
ga pasar M lebih rendah dari harga eksekusi eksekusi dengan harga pasar saat instrumen
X, pembeli akan membayar kepada lembaga derivatif jatuh tempo. Misalnya, seorang pem-
keuangan sebesar X – M. Penyelesaian kon- beli telur yang berencana membeli telur satu
trak forward dengan metode ini merupakan tahun kemudian pada harga Rp20.000,00/
penyelesaian kontrak secara cash settlement. kg. Pembeli tersebut menganggarkan ren-
Kedua skenario tersebut menghasilkan cana pembelian telur dengan menyisihkan
akhir yang sama yaitu pembeli akan memba- Rp20.000,00 guna pelaksanaan transaksi
yar tembaga dengan harga X. Jika harga pa­ tahun depan dan memutuskan untuk me-
sar tembaga M lebih tinggi dari harga ekseku- ngunci harga pada harga Rp20.000,00/kg
si X (M > X), pembeli akan menerima kas dari guna menghindari ketidakpastian harga saat
lembaga keuangan pada transaksi 2 sebesar pelaksanaan transaksi. Satu tahun kemudi-
M – X dan akan mengeluarkan kas sebesar an saat pelaksanaan transaksi ternyata har-
harga pasar M pada transaksi1 sehingga total ga pasar telur Rp16.000,00/kg. Karena telah
kas yang dikeluarkan pembeli adalah (M – X) mengunci harga, pembeli telur harus mem-
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 426

bayar Rp20.000,00/kg. PSAK 55 Paragraf Penjelas (PP) 105


Jika penilaian penggunaan instrumen mempersyaratkan agar instrumen derivatif
derivatif dilakukan dengan membandingkan dapat dikategorikan efektif, maka keuntung­
antara harga eksekusi dengan harga pasar an atau kerugian pada transaksi 2 harus
yang berlaku pada saat jatuh tempo, pembeli dapat mengompensasi 80-125% setiap keru­
tersebut mengalami kerugian karena harus gian atau keuntungan transaksi 1, seperti
membayar Rp20.000,00/kg pada saat har- yang terlihat pada Gambar 4. Berdasarkan
ga pasar Rp16.000,00/kg. Penilaian seperti ketentuan rentang 80-125%, penggunaan
ini sangat tidak relevan bagi pembeli karena instrumen derivatif masih dapat dikatakan
melihat penggunaan instrumen derivatif ha- efektif dalam memberikan perlindungan dari
nya dari satu sisi dan tidak mempertimbang- fluktuasi harga walau nilai instrumen deri-
kan tujuan penguncian harga. Pembeli me­ vatif pada transaksi 2 bergerak secara tidak
ngunci harga karena ingin nilai transaksinya sempurna mengikuti pergerakan transaksi/
di masa depan tidak meleset dari nilai ang- item yang dilindung nilai pada transaksi 1.
garan. Jika nilai anggaran transaksi adalah Berdasarkan tingkat efektifitasnya
Rp20.000,00/kg dan nilai realisasi transaksi ins­­
trumen lindung nilai akan dikategori-
juga Rp20.000,00/kg, maka tujuan pengun- kan sangat efektif jika tingkat efektifitasnya
cian harga tercapai tanpa melihat berapa 100%. Artinya, jika nilai transaksi/item yang
harga pasar pada saat realisasi transaksi. dilindungi bergerak 1 satuan nilai instrumen
Berdasarkan uraian pada paragraf ter- derivatif juga bergerak 1 satuan tetapi de­
kait penjelasan Gambar 3, diperlukan adanya ngan arah yang berlawanan (lihat Gambar 1
metode pengukuran keberhasilan dalam lin­ prinsip saling mengompensasi). Jika tingkat
dung nilai. Pengukuran tersebut harus meng- efektifitas adalah 90%, maka nilai instrumen
gabungkan instrumen derivatif dan transak- derivatif bergerak 0,9 satuan saat nilai item/
si/item yang dilindung nilai, tanpa adanya transaksi yang dilindungi berge­rak 1 satuan
pemisahan antara keduanya. Pengukuran dengan arah yang berlawanan.
tingkat efektifitas lindung nilai dapat digu- Namun, PSAK 55 tidak mempersya­
nakan sebagai acuan penilaian keberhasilan ratkan bagaimana pengukuran efektifitas
penggunaan instrumen derivatif seperti yang suatu instrumen derivatif dalam melin­dungi
dijelaskan pada pembahasan berikutnya. nilai suatu transaksi atau item. Dengan ti-
Penilaian efektifitas lindung nilai. dak adanya ketentuan metode secara spe-
PSAK 55 paragraf 88 mempersyarakatkan sifik dalam mengukur efektifitas, beberapa
adanya hubungan antara instrumen deri- metode dapat digunakan oleh akuntan da-
vatif dengan transaksi/item yang dilindung lam menilai efektifitas instrumen derivatif.
nilai. Hubungan tersebut diukur dengan Dalam PP 107 disebutkan bahwa pemilihan
melihat tingkat efektifitas instrumen deri- “metode yang digunakan dalam menilai efek-
vatif dalam menghapus setiap keuntungan/ tifitas instrumen lindung nilai bergantung
kerugian yang terjadi pada transaksi/item pada strategi pengelolaan risikonya.” Kare-
yang dilindung nilai. Jika dikaitkan dengan na setiap program lindung nilai memiliki
Gambar 1, agar dapat saling menghapus perbedaan (misalnya dalam hal item yang
maka pergerakan nilai pada transaksi 2 ha- dilindung nilai), metode pengukuran efek-
rus memiliki arah yang berlawanan dengan tifitas yang berbeda dapat diterapkan pada
pergerakan nilai pada transaksi 1, seperti setiap jenis lindung nilai yang berbeda.
yang telah dijelaskan pada paragraf sebe­ PP 105 secara eksplisit mengategori-
lumnya. Karena tingkat efektifitas instru- kan beragam penilaian metode efektifitas
men lindung nilai juga menjadi syarat lain ke dalam dua kategori, yaitu penilaian se-
dalam PSAK agar instrumen derivatif dapat cara prospektif dan penilaian secara retro-
dikategorikan sebagai akuntansi lindung spektif. Dalam penilaian secara prospektif
nilai, maka pembahasan beberapa paragraf efektifitas dinilai berdasarkan perkiraan
berikutnya akan memfokuskan pada metode kondisi di masa depan; sedangkan da-
perhitungan tingkat efektifitas lindung nilai. lam penilaian secara retrospektif efektifitas

<80% 80-125% >125%


Ti dak Efektif Ti dak Efe kti f

Gambar 4. Kriteria Efektifitas Instrumen Lindung Nilai


427 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

Awal Lindung Nilai Pe rte ngahan Lindung Nilai Akhir Lindung Nilai

Jangka Waktu Lindung Nilai

Awal Lindung Nilai Pe nilaianProspe ktif

Pe nilaian Re trospe ktif Pe rte ngahan Lindung Nilai Pe nilaian Prospe ktif

Pe nilaian Re trospe ktif Akhir Lindung Nilai

Gambar 5. Perbandingan Penilaian Efektifitas Lindung Nilai

dinilai berdasarkan kondisi aktual di masa perubahan nilai instrumen derivatif berki­
lalu, seperti yang terlihat pada Gambar 5. sar antara 80-125% dari perubahan nilai
Penilaian efektifitas instrumen derivatif transaksi/item yang dilindungi, instrumen
secara retrospektif mengharuskan dijalan­ deriva­tif dikategorikan efektif, seperti yang
kannya proses Mark to Market (MTM) untuk terlihat pada Gambar 4. Rasio ini dapat di-
menentukan apakah instrumen derivatif ber- ukur dengan rumus 1. Analisis rasio pada
nilai positif (laba) atau negatif (rugi) dan me- rumus 1 dihitung dengan membandingkan
nentukan besarnya laba/rugi. Berdasarkan perubahan nilai pada instrumen derivatif de­
proses MTM jika instrumen derivatif bernilai ngan perubahan nilai item yang dilindungi.
positif, instrumen derivatif tersebut akan
menjadi aset pada laporan perubahan posisi Analisis Rasio =(Δ Nilai instrumen derivatif)/
keuangan; sedangkan jika bernilai negatif, (Δ Nilai item yang dilindungi) (1)
instrumen derivatif akan menjadi kewajiban
pada laporan perubahan posisi keuangan. Analisis regresi dengan metode statis­
Beberapa metode dapat digunakan da- tika adalah untuk menentukan apakah suatu
lam mengukur efektifitas instrumen derivatif instrumen derivatif efektif dalam melaku-
dalam menghapus setiap keuntungan atau kan lindung nilai suatu transaksi/item. Pe-
kerugian dari transaksi/item yang dilindung rubahan nilai instrumen derivatif dan nilai
nilai. Beberapa metode untuk mengukur item yang dilindung nilai diregresi meng-
tingkat efektifitas adalah criti­cal terms, ana­ gukanakan metode Ordinary Least Square
lisis rasio, anaisis regresi, analisis skenario, (OLS). Dari persamaan regresi tersebut efek-
dan volatility risk reduction (Bean & Irvine, tifitas lindung nilai dapat dilihat melalui ang­
2015; Ramirez, 2013). ka slope persamaan regresi dan angka pada
Metode critical terms merupakan pa­ling R2. Untuk dapat dikatakan efektif angka
mudah diterapkan untuk menilai efektifitas slope pada persamaan regresi harus berada
instrumen derivatif (Ramirez, 2013; Stoll, pada kisaran -0,8 sampai -1,25 dan angka R2
2014). Metode ini pada dasarnya memper- sama dengan atau melebihi 80% (Ramirez,
timbangkan kesamaan beberapa hal yang 2013; Sanfelici, Curato, & Mancino, 2015).
terdapat pada transaksi 1 dan 2 pada Gam- Angka R2 mengindikasikan fluktuasi
bar 2, antara lain nilai nominal instrumen pada nilai item yang dilindungi yang dapat
derivatif dengan nilai nominal transaksi/ dijelaskan oleh perubahan nilai ins­ trumen
item yang dilindung nilai, jangka waktu jatuh derivatif. Penggunaan ukuran R2 sebagai in-
tempo instrumen derivatif de­ ngan jangka dikasi ukuran efektifitas lindung nilai meng-
waktu transaksi/item yang dilin­ dung nilai, haruskan pihak yang melakukan lindung
variabel dasar instrumen derivatif dengan nilai (hedger) menggunakan angka slope koe-
transaksi/item yang dilindung nilai, nilai in- fisien sebagai porsi penentuan nilai instru-
trinsik instrumen derivatif harus bernilai nol men derivatif dalam melindungi transaksi/
pada saat awal kesepakatan. item yang dilindung nilai (Bezzina & Grima,
Analisis rasio pada dasarnya mem- 2012; Kawaller & Koch, 2013; Nunez, 2012;
bandingkan antara perubahan nilai deri- Trang, 2018).
vatif dengan nilai transaksi/item yang Analisis skenario adalah untuk meli-
dilin­dungi. Menurut PSAK 55 PP 105 jika hat pergerakan nilai instrumen derivatif dan
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 428

nilai item yang dilindungi. Simulasi Monte N = nilai notional derivatif


Carlo dapat digunakan untuk melakukan ΔDt = perubahan nilai pada instrumen
beragam skenario dan melihat tingkat efek- derivatif
tifitas lindung nilai dalam beragam skenario. P0 = nilai awal item yang dilindungi
Sementara itu, metode volatility risk reduc-
tion membandingkan antara tingkat volati­ Rumus 1 dan 2 menggunakan rent-
litas nilai instrumen derivatif dan nilai item ang waktu penilaian yang berbeda. Sesu­
yang dilindung nilai dengan tingkat volati­ ai ketentuan PSAK 55 paragraf 106, yang
litas nilai item yang dilindung nilai (Fong & memper­syaratkan penentuan efektifitas se-
Han, 2015; Ramirez, 2013). tiap laporan tahunan atau laporan inte­rim
Jika berdasarkan metode pengukuran terbit, maka Rumus 1 akan menghitung
tingkat efektifitas dengan menggunakan tingkat efektifitas berdasarkan perubahan
salah satu metode di atas ternyata hasil­nya nilai dalam satu kuarter (nilai kuarter saat
tidak efektif, maka dapat disimpulkan bah- ini dibandingkan dengan nilai satu kuarter
wa instrumen derivatif tidak efektif dalam sebelumnya). Sementara itu, jika menggu-
melindungi nilai item yang dilindung nilai nakan Rumus 2 dalam menghitung tingkat
sehingga penggunaan instrumen deriva­ tif efektifi­tas rentang waktunya adalah meng-
dikategorikan sebagai tindakan spekula­ hitung perubahan nilai kumulatif instru-
tif. Hal ini berakibat penggunaan transaksi men derivatif dan item yang dilindungi sejak
derivatif tidak dapat dikategorikan sebagai pelaksanaan lindung nilai sampai kuarter
akuntansi lindung nilai sehingga keuntung­ terakhir.
an dan kerugian yang terjadi pada transaksi Penggunaan nilai awal item yang dilin­
derivatif akan masuk pada akun “laba/rugi dungi sebagai angka pembagi dalam Rumus
lain-lain” di laporan laba rugi. 2 menghindari angka PQR akan sangat ting-
PP 106 mempersyaratkan penilaian gi yang menyebabkan gagalnya penggunaan
efektifitas instrumen lindung nilai wajib instrumen derivatif dikategorikan efektif.
dilakukan minimal saat penerbitan laporan Dalam kasus tertentu angka PQR juga dapat
keuang­ an tahunan atau inte­ rim. Dengan sangat tinggi jika saat pelaksanaan lin­
kata lain, penentuan efektifi­tas dilakukan dung nilai, nilai awal item yang dilin­
dungi
setiap kuarter. Sebagaimana telah dijelaskan mendekati nol (Kawaller & Koch, 2013).
sebelumnya bahwa dari beberapa metode Kelemahan pada analisis regresi meng-
perhitungan efektifitas di atas, PSAK tidak gunakan OLS adalah penggunaan angka
mewajibkan metode tertentu dalam menilai slop sebagai porsi penentuan nilai instru-
efektifitas. men derivatif dalam melindungi transaksi/
Kelemahan dari analisis rasio dalam item yang dilindung nilai. Seperti telah di-
mengukur efektifitas adalah instrumen deri- jelaskan sebelumnya bahwa menggunakan
vatif mengalami perubahan nilai, sedang- ukuran R2 sebagai indikasi ukuran efek-
kan item yang dilindungi tidak mengalami tifitas lindung nilai mengharuskan hedger
perubahan nilai. Dalam kondisi ini analisis menggunakan slop koefisien dalam penen-
rasio akan memberikan hasil ∞ (tak terhing­ tuan nilai instrumen derivatif dalam me-
ga). Analisis rasio juga dapat menyebab- lindungi suatu transaksi/item. Dalam ke­
kan ins­trumen derivatif dikategorikan tidak nyataannya, hedger sering tidak mendasar-
efektif akibat terjadi perubahan nilai instru- kan slop koefisien dalam penentuan nilai
men derivatif dan nilai item yang dilindungi, instrumen derivatif (Ghoddusi & Emamzade-
tetapi perubahan nilai pada item yang dilin­ hfard, 2017; Lien & Yu, 2017; Olson, Vivi-
dungi sangat kecil (Kawaller & Koch, 2013). an, & Wohar, 2017). Penggunaan slope koe-
Guna mengatasi kelemahan pada anal- fisien regresi dalam menentukan rasio lin­
isis rasio, Kawaller & Koch (2013) mengu- dung nilai memiliki kelemahan yaitu hedger
sulkan Percentage Offset Ratio (POR). Hal ini akan memperoleh hasil yang berbeda saat
tertuang pada rumus 2. menggunakan rentang waktu yang berbeda
dalam menghasilkan model regresi (Jiang,
POR = (Q x ΔPt-N x ΔDt)/(Q x P0) (2) Kawaller, & Koch, 2016; Lee, 2016; Meyer &
Guernsey, 2017; Shum, Kan, & Chen, 2014).
Keterangan: Gambar 6 memperlihatkan hubung­
Q = nilai item yang dilindungi an antara beragam jenis instrumen deriva-
ΔPt = perubahan nilai item yang dilin­- tif dengan derajat keefektifannya dalam me-
dungi lindungi nilai transaksi/item. Forward yang
429 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

Potential
Favorable
Move (One
Std. Dev
KIKO Forward

$ 20 Mn
Knock-In Forward

Participating Forward
$ 10 Mn

Tunnel

$ 0 Mn Forward
Degree of
Hedge
Accounting
Low Medium High
Compliance

Gambar 6. Derajat Efektifitas Instrumen Derivatif


Sumber: Ramirez (2013)
merupakan jenis instrumen derivatif dengan Walau program lindung nilainya menjadi
tingkat efektivitas tertinggi digunakan se- tidak efektif, perusahaan tersebut menerap­
bagai instrumen lindung nilai. Sementara kan risiko manajemen dengan lebih hati-ha-
itu, variabel lain mengandung unsur speku- ti dibanding perusahaan yang program lin­
latif yang derajat keefektifitannya lebih dung nilainya efektif (Kvamvold & Lindset,
rendah dibanding forward. 2017; Zhang, 2009). Penggunaan instrumen
Penilaian efektifitas instrumen deriva- derivatif juga cenderung digunakan oleh pe-
tif pada dasarnya mengharuskan penilaian rusahaan dengan laba opera­si yang rendah
instrumen derivatif menggunakan nilai wa- karena lindung nilai dapat bertujuan men-
jar. Penilaian wajar tersebut dapat mempe­ jaga nilai laba operasi (Ameer, 2009; Lau,
ngaruhi penerapan manajemen risiko. Peru- 2016; Shen & Hartarska, 2013).
sahaan cenderung dapat menghindari ins­ Ketentuan lebih lanjut dalam PSAK,
trumen derivatif yang penggunaan­nya tidak PBI, dan Bappepti. Selain adanya transaksi
dikategorikan sebagai akuntansi lindung dasar yang menjadi item yang dilindung nilai,
nilai (Lins, Servaes & Tamayo, 2011). Peng- PBI pasal 4 ayat 2 mermpersyaratkan “nilai
gunaan instrumen derivatif untuk lindung nominal transaksi lindung nilai beli paling
nilai tidak terkait dengan akses terhadap banyak sebesar nilai nominal underlying ke-
instrumen derivatif dan juga tingkat corpo- giatan ekonomi yang tercantum di dalam do-
rate governance lokal (Ayturk, Gurbuz, & Ya­ kumen underlying.” Persyaratan ini mengha-
nik, 2016; Donati, Zuppiroli, Riani, & Verga, ruskan nilai nominal instrumen derivatif ti-
2016; Ebell, 2016, Muellerleile, 2015). dak melebihi transaksi/item yang dilin­dungi
Klasifikasi apakah penggunaan instru- (overhedge), tetapi tidak dilarang untuk
men derivatif efektif atau tidak efektif dapat melakukan lindung nilai dengan nilai kurang
mempengaruhi penerapan risiko manaje- dari nilai/item yang dilindungi (underhedge).
men perusahaan. Walau banyak perusa- Diperbolehkannya melakukan under-
haan ingin mengateogrikan penggunaan in- hedge dalam pasar valuta asing merupakan
strumen derivatifnya efektif sehingga dapat suatu sisi positif karena lindung yang opti-
mengompensasi fluktuasi item/transak- mal dalam pasar valas saat kondisi under-
si pada laporan keuangan, banyak alasan hedge terjadi (Angel & Mc Cabe, 2009; Baner-
yang menyebabkan penggunaan instrumen jee & Graveline, 2014; Golez, 2014). Jika lin­
derivatif tidaklah efektif. Adanya basis risk dung nilai yang optimal terjadi pada kondisi
merupakan salah satu alasan hasil per- underhedge, tidak semua nilai item/tran-
hitungan efektifitas lindung nilai ber­ada di saksi yang dilindungi perlu dilindung nilai.
luar kisaran yang ditetapkan yang menye- Berbeda dengan peraturan PBI, PSAK
babkan lindung nilai menjadi tidak efektif. 55 tidak membatasi kondisi overhedge atau
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 430

underhedge. Artinya, perusahan dapat dapat pembatasan terkait nilai nominal dan
menggunakan instrumen derivatif dengan jangka waktu instrumen derivatif. Misalnya,
nilai yang melebihi atau kurang dari nilai berdasarkan peraturan No. 36/BAPPEPTI/
item/transaksi yang dilindungi. PP100 mem- KP/VIII/2002 terdapat ketentuan mengenai
perkenankan “penggunaan instrumen deri- pembatasan penggunaan instrumen futures
vatif yang nilainya lebih besar atau lebih ke- emas dengan batas posisi adalah 500 lot.
cil dari jumlah item yang dilindungi selama Pembatasan tersebut ditujukan bagi pihak
hal tersebut dapat meningkatkan efektifitas yang memanfaatkan instrumen futures tan-
hubungan lindung nilai.” Diperkenankan- pa memiliki item/transaksi yang dilindungi.
nya melakukan overhedge dan underhedge Lebih lanjut peraturan Bappepti tersebut
oleh PSAK dapat mengakomodasi kesulit­an memperbolehkan batas posisi melebihi 500
yang dihadapi saat melakukan lindung nilai lot jika penggunaan instrumen futures ditu-
komoditas pertanian, peternakan dan logam. jukan untuk kegiatan lindung nilai. Keten-
Ketiga komoditas tersebut memiliki kualitas tuan ini secara implisit membedakan peng-
yang sangat beragam sehingga sangat sulit gunaan instrumen futures untuk kegiatan
mencari instrumen derivatif yang karakteris- lindung nilai dan untuk kegiatan spekulasi.
tiknya sama dengan karakteristik komoditas Terkait tenor dalam instrumen futures
yang dilindung nilai. di bursa berjangka, setiap bursa berhak me-
Sampai saat ini juga BI dan OJK ti- netapkan jangka waktu kontrak futures, se-
dak memperkenankan lembaga keuangan dangkan pihak yang menggunakan futures
menawarkan produk derivatif dengan vari- hanya dapat menggunakan instrumen fu-
abel dasar selain nilai tukar mata uang. tures sesuai ketetapan bursa. Pada umum-
Bagi perusahaan yang memiliki eksposur nya jangka waktu instrumen futures adalah
terhadap fluktuasi harga komoditas perta- 1, 2, dan 3 bulan. Instrumen dengan tenor
nian, peternakan, dan logam, maka untuk tersingkat umumnya instrumen yang paling
melindungi diri dari fluktuasi harga adalah likuid.
dengan menggunakan instrumen futures Instrumen derivatif untuk spekulasi.
yang diperdagangkan di bursa berjangka. Setelah menjelaskan mengenai beragam per-
Persyaratan lain dalam PBI pasal 4 ayat syaratan PSAK agar dapat dikategorikan se-
3 adalah “jangka waktu transaksi lin­ dung bagai akuntansi lindung nilai, bagian berikut
nilai paling lama sama dengan jangka waktu akan melihat penggunaan instrumen deriva-
underlying kegiatan ekonomi yang tercantum tif untuk tujuan spekulasi. Menggunakan
dalam dokumen underlying.” Persyaratan ini kembali Gambar 3 sebagai ilustrasi penggu-
menunjukkan jangka waktu instrumen deri- naan instrumen derivatif untuk spekulasi.
vatif tidak boleh melebihi jangka waktu tran- Jika transaksi 2 saja yang dijalankan pada
saksi/item yang dilindung nilai. Persyaratan Gambar 3 berarti penggunaan instrumen
ini pada dasarnya ditujukan untuk mence- derivatif dilakukan tanpa adanya transaksi/
gah terjadinya penggunaan instrumen deri- item yang dilindung nilai. Dalam kondisi ini
vatif untuk tujuan spekulasi. penggunaan instrumen derivatif tidak ditu-
Jika kita memperhatikan tiga keten- jukan sebagai tindakan lindung nilai, me-
tuan BI mengenai persyaratan adanya un- lainkan sebagai tindakan spekulasi. Pada
derlying, nilai nominal instrumen derivatif saat kontrak jatuh tempo, spekulan hanya
yang tidak melebihi nilai underlying, dan menjalankan transaksi 2 tanpa menjalan­
jangka waktu derivatif yang tidak melebihi kan transaksi 1. Spekulan akan memperoleh
jangka waktu underlying kegiatan ekonomi, pembayaran dari bank sebesar M – X jika M
pada dasarnya ketiga ketentuan tersebut > X tetapi spekulan harus membayar kepada
bertujuan untuk menghindari penggunaan bank sebesar X – M jika M < X.
instrumen derivatif untuk tujuan spekula- Jika transaksi 2 dapat dijalankan tanpa
si. Implikasinya, kemungkinan penggunaan transaksi 1 pada Gambar 3, siapa pun dapat
instrumen derivatif untuk dapat dikategori- menjalankan instrumen derivatif walaupun
kan sebagai akuntansi lindung nilai sema- ia tidak memiliki kepentingan atas variabel
kin besar. Selain itu, hal ini juga sesuai per- dasar instrumen derivatif tersebut. Misal­nya,
syaratan metode critical terms. seseorang yang tidak memiliki kepentingan
Sementara itu, dalam perdagangan in- terhadap avtur (dalam arti ia bukan produ-
strumen futures di bursa berjangka, tidak ter- sen dan pengguna avtur) meyakini harga av-
dapat ketentuan yang mengharuskan ada­nya tur akan naik, maka ia dapat memperoleh
underlying kegiatan ekonomi. Namun, ter- keuntungan dari kenaikan harga avtur ha-
431 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

nya dengan memanfaatkan instrumen deri- ragam risiko jika harus memiliki komoditas
vatif. Guna memperoleh keuntungan dari (seperti risiko kebakaran, kehilangan, atau
kenaikan harga avtur tanpa harus memiliki penurunan kualitas).
avtur, spekulan dapat menggunakan instru- Jika penggunaan instrumen derivatif
men derivatif dengan variabel dasar harga dilakukan tanpa adanya transaksi/item yang
avtur untuk menjalankan transaksi 2 pada dilindungi, transaksi tersebut akan dikate-
Gambar 3. Dengan hanya menjalankan tran- gorikan sebagai spekulatif dan konsekuen-
saksi 2 akan diperoleh eksposur atas perge­ sinya segala laba atau rugi dari instrumen
rakan harga avtur tanpa harus memiliki av- derivatif akan masuk dalam laporan laba
tur. Jika harga avtur naik di atas nilai M (X rugi. Proses efektifitas lindung nilai tidak
> M), spekulan tersebut menerima pemba- perlu dilakukan jika memang tujuan peng-
yaran M – X dari bank; sebaliknya jika harga gunaan instrumen derivatif adalah speku-
avtur turun di bawah nilai M (X < M), speku- lasi. Namun, proses penilaian instrumen
lan tersebut membayar X – M kepada bank. derivatif tetap dilakukan setiap penerbitan
Penggunaan instrumen derivatif se- laporan keuangan dengan tujuan mengeta-
bagai alat untuk spekulasi lebih sederha- hui nilai instrumen derivatif tersebut (Emm
na dibandingkan jika harus membeli suatu & Ince, 2011). Walau bursa berjangka dapat
komoditas, menyimpannya dan kemudian mengakomodasi transaksi instrumen deriva-
menjualnya saat harga naik. Kesederhanaan tif dengan tujuan lindung nilai dan speku-
tersebut berupa modal yang disediakan le­ latif, Bappepti sebagai pengawas di bidang
bih kecil jika menggunakan instrumen deri- komoditi berjangka berusaha mewujudkan
vatif, penghematan biaya terkait penyim- agar bursa berjangka berfungsi sebagai sa-
panan komoditas dan penghindar­an dari be- rana pengelolaan risiko dan pembentukan

Tabel 2. Perbedaan ketentuan PSAK, PBI dan peraturan Bappepti terkait Instrumen
Derivatif
PSAK 55 PBI No. 15/8/PBI/2013 Peraturan Bappepti
Be ragam komoditas
pe rtanian, pe rikanan,
Variabe l Dasar Tidak dibatasi Mata uang
ke lautan, logam, e ne rgi,
industri dan ke uangan
Plain vanilla se pe rti
Je nis Instrume n
Tidak dibatasi forward dan Futures
De rivatif swap
Lindung nilai dan
Tujuan Lindung nilai Lindung nilai
spe kulasi
Harus me miliki
transaksi/item yang
dilindungi de ngan
Pe rsayaratan tingkat Harus me miliki Tidak harus me miliki
Transaksi/Item e fe ktifitas yang transaksi/item yang transaksi/item yang
yang dilindungi tinggi agar dapat dilindungi dilindungi
dikate gorikan
akuntansi lindung
nilai
Dapat me le bihi nilai Maksimal 500 lot jika
Tidak dipe rke nankan
transaksi/item yang untuk ke giatan
me le bihi nilai
Nominal De rivatif dilindung nilai jika spe kulatif, te tapi tidak
transaksi/item yang
dapat me ningkatkan dibatasi jika untuk
dilindung nilai
e fe ktifitas ke giatan lindung nilai
Jangka Waktu Maksimal se lama jangka Me ngikuti ke te ntuan
Instrume n Tidak ada ke te ntuan waktu transaksi/item bursa, umumnya 1, 2 dan
De rivatif yang dilindung nilai 3 bulan
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 432

harga yang transparan. Pengembangan Peraturan Bappepti, khususnya No.


pasar derivatif di negara berkembang perlu 17/BAPPEPTI/PER/2015, tidak member-
didukung dengan karakterstik dasar ma­ lakukan adanya persyaratan adanya tran-
kroekonomi, kebijakan keuangan, dan pera- saksi/item yang dilindungi saat menggu-
turan (Lien & Zhang, 2008; Zhou. Li, & Pai, nakan instrumen derivatif berupa futures.
2016). Konsekuensinya, futures dapat digunakan
Perbandingan beragam peraturan. sebagai alat lindung nilai dan juga alat
Sebagai rangkuman Tabel 2 meringkas per- spekulasi. Namun, perlu diketahui bahwa
bedaan antara PSAK, PBI, dan beragam futures merupakan instrumen yang diperda-
peraturan Bappepti. Pertama, terkait vari- gangkan di bursa berjangka dan pihak bur-
abel dasar instrumen derivatif, PSAK No. sa berjangka mengenakan beragam peratur-
55 tidak membatasi variabel dasar karena an yang diterapkan agar aktivitas spekulasi
setiap perusahaan memiliki beragam jenis tidak membahayakan proses pembentukan
transaksi/item yang ingin dilindungi. Pera- harga di bursa berjangka. Guna mencegah
turan Bappepti juga memberikan keleluas­ dampak negatif aktivitas spekulasi bursa
an pilihan variabel dasar instrumen deri- berjangka berhak mengenakan margin atas
vatif seperti komoditas pertanian (misalnya setiap transaksi futures.
kopi, karet, dan kakao), perikanan (misalnya Keempat, dalam hal nilai nominal in-
udang, rumput laut, dan ikan), logam (mi­ strumen derivatif PSAK tidak memper­
salnya emas, timah dan aluminium), indus- syaratkan batasan dalam nominal instru-
tri (misalnya gula pasir, semen, dan pupuk), men derivatif yang digunakan untuk lindung
dan keuangan (mi­ salnya mata uang asing nilai. PSAK memperbolehkan dilakukannya
dan surat utang negara). Sementara itu, PBI under- atau overhedge atas suatu transak-
hanya membatasi variabel dasar dari instru- si/item yang dilindungi. PSAK memperboleh-
men derivatif berupa mata uang asing. kan dilakukannya overhedge bukan dengan
Kedua, dalam hal jenis instrumen deri- maksud untuk tujuan spekulasi, melainkan
vatif PSAK tidak membatasi jenis instrumen dengan tujuan untuk memperbesar tingkat
derivatif yang digunakan untuk kegiatan perhitungan efektifitas lin­dung nilai seperti
lindung nilai dan untuk dapat dikategorikan yang telah dijelaskan pada bagian perhitung­
sebagai akuntansi lindung nilai. Sementara an tingkat efektifitas de­ngan diperbolehkan-
itu, PBI membatasi penggunaan instrumen nya kondisi overhedge.
derivatif dengan kategori plain vanilla (se­ PBI membatasi nilai nominal instrumen
perti forward dan swap) untuk melindungi derivatif maksimal sebesar nilai dari tran-
diri dari fluktuasi mata uang, dan peratur- saksi/item yang dilindungi dengan kata lain,
an Bappepti hanya mengatur penggunaan tidak diperkenankan melakukan overhedge.
instrumen derivatif berupa futures. Tidak Pembatasan ini diterapkan oleh BI guna
adanya pembatasan dalam jenis instrumen menghindari penggunaan instrumen deriva-
derivatif dalam ketentuan PSAK membuat tif dengan variabel dasar mata uang sebagai
hedger dapat menggunakan beragam jenis alat spekulasi. Sementara itu, dalam pera-
instrumen derivatif dengan beragam varia- turan Bappepti terdapat pembatasan posisi
bel dasar dan hedger tersebut masih dapat neto dalam futures sebesar 500 kontrak. Na-
mengategorikan instrumen deriavtif tersebut mun, ketentuan Bappepti tersebut memung­
sebagai akuntansi lin­dung nilai (jika syarat kinkan untuk melakukan overhedge. Hal ini
yang ditetapkan PSAK terkait akuntansi merupakan konsekuensi dari tidak ada­nya
lindung nilai terpenuhi). persyaratan transaksi/item yang dilin­dung­i
Ketiga, dalam hal persyaratan adanya saat menggunakan instrumen futures.
transaksi/item yang dilindung nilai, PSAK Kelima, dalam hal jangka waktu instru-
dan PBI mempersyaratkan adanya transak- men derivatif PSAK tidak mempersyaratkan
si/item yang dilindung nilai. PSAK member- secara eksplisit terkait jangka waktu. Na-
lakukan persyaratan tersebut agar peng- mun, bagi pihak yang ingin me­ngategorikan
gunaan instrumen derivatif dapat dikate- penggunaan instrumen derivatif sebagai
gorikan sebagai akuntansi lindung nilai; akuntansi lindung nilai, jangka waktu ins­
sedangkan PBI memberlakukan persyaratan trumen derivatif dengan jangka waktu tran-
tersebut dengan tujuan agar instrumen deri- saksi/item yang dilindung nilai harus sama.
vatif dengan variabel dasar mata uang tidak Karena BI mendorong penggunaan ins­
digunakan sebagai sarana berspekulasi. trumen derivatif hanya untuk lin­dung nilai,
433 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

dalam PBI jangka waktu instrumen deriva- masih memberikan kemungkinan instrumen
tif tidak boleh melebihi jangka waktu item/ derivatif digunakan sebagai alat spekula-
transaksi yang dilindung nilai. Sementara si. Spekulasi dalam pasar derivatif tidaklah
itu, dalam peraturan Bappepti jangka wak- buruk karena memang para spekulan mam-
tu instrumen derivatif mengikuti ketentu- pu menanggung risiko yang tidak bisa di-
an yang ditetapkan bursa berjangka yang tanggung oleh pihak lain. Untuk mencegah
u­mum­nya 1, 2, dan 3 bulan. dampak negatif kegiatan spekulasi, bera­
gam persyaratan juga telah dikeluarkan oleh
SIMPULAN lembaga pengawas di Indonesia agar aktivi-
PSAK 55 sebagai peraturan tentang tas spekulasi tidak berdampak pada distorsi
pencatatan instrumen derivatif telah mem- harga pada bursa berjangka, seperti penge-
berikan persyaratan bagaimana agar peng- naan margin requirement dan pembatasan
gunaan instrumen derivatif dapat dikategori- jumlah kontrak yang dapat dimiliki.
kan sebagai lindung nilai. Salah satu per­ Penelitian ini hanya membandingkan
syaratan penting adalah keharusan adanya karakteristik peraturan PSAK 55, BI dan
transaksi/item yang dilindungi. Tanpa ada­ Bappepti terkait penggunaan instrumen
nya transaksi/item yang dilindungi penggu- derivatif dengan metode content analysis.
naan instrumen derivatif hanyalah kegiatan Salah satu ketentuan PSAK 55 agar peng-
spekulasi. PSAK 55 juga mengakui prinsip gunaan instrumen derivatif dapat dikate-
saling mengkompensasi antara instrumen gorikan sebagai lindung nilai adalah tingkat
derivatif dengan transaksi/item yang dilin­ efektifitas lindung nilai berada pada ren­tang
dungi sehingga penggunaan instrumen deri- 80-125%. Sejauh pengetahuan penulis, pe-
vatif yang dirancang dengan benar dapat di- nelitian yang menilai tingkat efektifitas be-
manfaatkan sebagai alat manajemen risiko ragam instrumen derivatif yang ada di Indo-
dan dapat menurunkan fluktuasi laba pe- nesia masih belum ada sehingga penelitian
rusahaan akibat fluktuasi harga. Dengan di masa depan terkait instrumen derivatif
adanya prinsip saling mengompensasi yang dapat difokuskan pada penilaian tingkat
telah diakomodasi dalam PSAK 55, tidaklah efektifitas beragam instrumen derivatif di
bijaksana untuk menghindari instrumen Indonesia. Pengetahuan mengenai tingkat
derivatif hanya karena khawatir terjadi ke­ efektifitas instrumen derivatif sangat pen­
rugian dari instrumen derivatif. Kekhawa- ting bagi pengguna instrumen derivatif kare-
tiran terjadinya kerugian dari penggunaan na tingkat efektifitas lindung nilai menjadi
instrumen derivatif hanyalah pandangan salah satu penentu apakah instrumen deri-
yang melihat hanya dari satu sisi. Penilaian vatif yang digunakan akan dikategorikan se-
yang bijaksana terkait penggunaan instru- bagai lindung nilai atau spekulasi.
men derivatif haruslah melihat tidak hanya
instrumen derivatif saja, tetapi juga melihat DAFTAR RUJUKAN
transaksi/item yang dilindungi. Abdel-Khalik, A. R., & Chen, P. C. (2015).
Saat ini beragam jenis instrumen Growth in Financial Derivatives: The
derivatif banyak ditawarkan oleh lembaga Public Policy and Accounting Incen-
keuangan dan setiap jenis instrumen deriva- tives. Journal of Accounting and Pub-
tif memiliki karakteristik yang unik. Manaje- lic Policy, 34(3), 291-318. https://doi.
men perusahaan harus mengetahui dengan org/10.1016/j.jaccpubpol.2015.01.002
detail karakteristik unik setiap instrumen Ameer, R. (2009). Value Relevance of Fore-
derivatif, termasuk perlakuan akuntansi ign Exchange and Interest Rate De-
un­tuk setiap instrumen sebelum memutus- rivatives Disclosure: The Case of Ma-
kan untuk menggunakan instrumen deriva- laysian Firms. The Journal of Risk
tif untuk tujuan lindung nilai. Penggunaan Finance, 10(1), 78-90. https://doi.
instrumen derivatif untuk tujuan lindung org/10.1108/15265940910924517
nilai jika dirancang dengan salah dapat ber­ Anantharaman, D., & Chuk, E. C. (2018).
akibat pada kebangkrutan seperti kasus The Economic Consequences of Ac-
Metallgesellschaft AG pada dekade 1990-an. counting Standards: Evidence from
Peraturan akuntansi dan peraturan lemba- Risk-Taking in Pension Plans. The Ac-
ga pengawas di Indonesia telah memberikan counting Review, 93(4), 23-51. https://
batasan dalam penggunaan instrumen deri- doi.org/10.2308/accr-51937
vatif agar dapat dikategorikan sebagai lin­ Angel, J. J., & Mccabe, D. M. (2009). The
dung nilai. Namun, peraturan tersebut juga Ethics of Speculation. Journal of Busi-
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 434

ness Ethics, 90(Supplement 3), 277– Blanco, I., & Wehrheim, D. (2017). The
286. https://doi.org/10.1007/s10551- Bright Side of Financial Derivatives:
010-0421-5 Options Trading and Firm Innovation.
Aragon, G. O., & Martin, J. S. (2012). A Unique Journal of Financial Economics, 125(1),
View of Hedge Fund Derivatives U­sage: 99-109. https://doi.org/10.1016/j.jfi-
Safeguard or Speculation? Journal neco.2017.04.004
of Financial Economics, 105(2), 436- Brav, A., Wei, J., Song, M., & Xuan, T. (2018).
456. https://doi.org/10.1016/j.jfine- How does Hedge Fund Activism Re-
co.2012.02.004 shape Corporate Innovation? Journal
Ayturk, Y., Gurbuz, A. O., & Yanik, S. of Financial Economics, 130(2), 237-
(2016). Corporate Derivatives Use and 264. https://doi.org/10.1016/j.jfineco.
Firm Value: Evidence from Turkey. 2018.06.012
Borsa Istanbul Review, 16(2), 108-120. Campello, M., Lin, C., Ma, , & Zou, H.
https://doi.org/10.1016/j.bir.2016. (2011). The Real and Financial Im-
02.001 plications of Corporate Hedging. The
Bae, S. C., Kwon, T. H., & Park, J. W. Journal of Finance, 66(5), 1615–1647.
(2009), Derivatives Trading, Volatili- https://doi.org/10.1111/j.1540-
ty Spillover, and Regulation: Evidence 6261.2011.01683.x
from the Korean Securities Markets. Charumathi, B., & Kota, H. B. (2012). On
The Journal of Future Markets, 29(6), the Determinants of Derivative Usage
563-597. https://doi.org/10.1002/fut. by Large Indian Non-Financial Firms.
20384 Global Business Review, 13(2), 251–
Banerjee, S., & Graveline, J. J. (2014). 267. https://doi.org/10.1177/097215
Trading in Derivatives When the Under- 091201300205
lying is Scarce. Journal of Financial Eco- Donati, M., Zuppiroli, M., Riani, M., & Ver-
nomics, 111(3), 589-608. https://doi. ga, G. (2016). The Impact of Investors
org/10.1016/j.jfineco.2013.11.008 in Agricultural Commodity Deriva-
Bartram, S. M., Brown, G. W., & Conrad, J. tive Markets. Outlook on Agriculture,
(2011). The Effects of Derivatives on 45(1), 25–31. https://doi.org/10.5367/
Firm Risk and Value. Journal of Finan- oa.2016.0233
cial and Quantitative Analysis, 46(4), Donohoe, M. P. (2015). Financial Deriva-
967–999. https://doi.org/10.1017/S0 tives in Corporate Tax Avoidance: A
022109011000275 Conceptual Perspective. The Journal
Bean, A., & Irvine, H. (2015). Derivatives of the American Taxation Association,
Disclosure in Corporate Annual Re- 37(1), 37-68. https://doi.org/10.2308/
ports: Bank Analysts’ Perceptions of atax-50907
Usefulness. Accounting and Business Dye, R. A., & Sridhar, S. S. (2016) Hedging
Research, 45(5), 602-619. https://doi. Executive Compensation Risk through
org/ 10.1080/00014788.2015.1059312 Investment Banks. The Accounting Re-
Beneda, N. (2012). The Impact of Hedging view, 91(4), 1109-1138. https://doi.
with Derivative Instruments on Report- org/10.2308/accr-51291
ed Earnings Volatility. Applied Financial Ebell, M. (2016). Assessing the Impact of
Economics, 23(2), 165-179. https://doi. Trade Agreements on Trade. National
org/10.1080/09603107.2012.709599 Institute Economic Review, 238(1), 31–
Bezzina, F. H., & Grima, S. (2012). Explor- 42. https://doi.org/10.1177/0027950
ing Factors Affecting the Proper Use of 11623800113
Derivatives: An Empirical Study with Ellersgaard, S., Jönsson, M., & Poulsen,
Active Users and Controllers of Deriv- R. (2017). The Fundamental Theorem
atives. Managerial Finance, 38(4), 414– of Derivative Trading - Exposition, Ex-
435. https://doi.org/10.1108/030743 tensions and Experiments. Quantitative
51211207554 Finance, 17(4), 515-529. https://doi.or
Birt, J. , Rankin, M., & Song, C. L. (2013), g/10.1080/14697688.2016.1222078
Derivatives Use and Financial Instru- Emm, E. E., & Ince, U. (2011). Systemic Risk
ment Disclosure in the Extractives In- and Competition in OTC Derivatives
dustry. Accounting & Finance, 53(1), Dealing: Evidence from Client Failures.
55-83. https://doi.org/10.1111/acfi.12 Managerial Finance, 37(12), 1161-1189.
001 https://doi.org/10.1108/030743511
435 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 3, Desember 2018, Hlm 417-436

11175083 Li, J. (2017). Accounting for Banks, Capital


Fischer, M., Hanauer, M. X., & Heigermo- Regulation and Risk-Taking. Journal
ser, R. (2016). Synthetic Hedge Funds. of Banking & Finance, 74, 102-121.
Review of Financial Economics, 29, https://doi.org/10.1016/j.jbank-
12-22. https://doi.org/10.1016/j.rfe. fin.2016.09.003
2016.02.002 Lien, D., & Yu, C. F. J. (2017). Production
Fong, L., & Han, C. (2015). Impacts of De- and Hedging with Optimism and Pes-
rivative Markets on Spot Market Vo­ simism under Ambiguity. Internatio­nal
latility and Their Persistence. Applied Review of Economics & Finance, 50,
Economics, 47(22), 2250-2258. https:// 122-135. https://doi.org/10.1016/j.
doi.org/10.1080/00036846.2015.1005 iref.2017.04.001
813 Lien, D., & Zhang, M. (2008). A Survey of
Ghoddusi, H., & Emamzadehfard, S. (2017). Emerging Derivatives Markets. Emerg-
Optimal Hedging in the US Natu- ing Markets Finance and Trade, 44(2),
ral Gas Market: The Effect of Matu- 39–69. https://doi.org/10.2753/REE-
rity and Cointegration. Energy Eco- 1540-496X440203
nomics, 63, 92-105. https://doi. Lins, K. V., Servaes, H., & Tamayo, A. (2011).
org/10.1016/j.eneco.2017.01.018 Does Fair Value Reporting Affect Risk
Giraldo-Prieto, C. A., Uribe, G. J. G., Ber- Management? International Survey Ev-
mejo, C. V., & Herrera, D. C. F. (2017). idence. Financial Management, 40(3),
Financial Hedging with Derivatives and 525–551. https://doi.org/10.1111/j.1-
Its Impact on the Colombian Market 755-053X.2011.01152.x
Value for Listed Companies. Contadu- Listokin, S. (2013). Meta Regulation of OTC
ría y Administración, 62(5), 1572-1590. Derivatives Contracts Post Reform.
https://doi.org/10.1016/j.cya.2017. Journal of Financial Regulation and
04.009 Compliance, 21(2), 188-200. https://
Golez, B. Expected Returns and Dividend doi.org/10.1108/13581981311315677
Growth Rates Implied by Deriva- Meyer, D. R., & Guernsey, G. (2017). Hong
tive Markets. The Review of Financial Kong and Singapore Exchanges Con-
Studies, 27(3), 790–822. https://doi. front High Frequency Trading. Asia
org/10.1093/rfs/hht131 Pacific Business Review, 23(1), 63-89.
Jiang, C., Kawaller, I. G., & Koch, P. D. (2016). https://doi.org/10.1080/13602381.20
Designing a Proper Hedge: Theory ver- 16.1157927
sus Practice. Journal of Financial Re- Muellerleile, C. (2015). Speculative bounda-
search, 39(2), 123–144. https://doi. ries: Chicago and the Regulatory Histo-
org/10.1111/jfir.12091 ry of US Financial Derivative Markets.
Kawaller, I. G., & Koch, P. D. (2013). Hedge Environment and Planning A: Economy
Effectiveness Testing Revisited. The and Space, 47(9), 1805–1823. https://
Journal of Derivatives, 21(1), 83–94. doi.org/10.1068/a130343p
https://doi.org/10.3905/jod.2013.21. Narasimhan, M. S., & Kalra, S. (2014). The
1.083 Impact of Derivative Trading on the
Kvamvold, J. & Lindset, S. (2017). Index Liquidity of Stocks. Vikalpa, 39(3),
Trading and Portfolio Risk. Journal of 51–66. https://doi.org/10.1177/02560
Economics and Finance, 41(1), 78-99. 90920140304
https://doi.org/10.1007/s12197-015- Nunez, K. (2012). The Federal Energy
9334-6 Regulatory Commission and Deriva-
Lau, C. K. (2016). How Corporate Derivatives tives. Journal of Financial Reporting and
Use Impact Firm Performance? Pacific Accounting, 10(1), 55-72. https://doi.
Basin Finance Journal, 40, 102–114. org/10.1108/19852511211237444
https://doi.org/10.1016/j.pacfin. Olgun, O., & Yetkiner, I. H. (2011). Determi-
2016.10.001 nation of Optimal Hedging Strategy for
Lee, H. J. (2016). Individuals’ Feed back Index Futures: Evidence from Turkey.
Trading in Market and Limit Trades: Emerging Markets Finance and Trade,
Trading Behaviours on the Korean 47(6), 68-79. https://doi.org/10.2753/
Stock Market. Investment Analysts REE1540-496X470604
Journal, 45(3), 212-232. https://doi.or Olson, E., Vivian, A., & Wohar, M. E. (2017).
g/10.1080/10293523.2016.1173315 Do Commodities Make Effective Hedg-
Mahardika, Berbahayakah Instrumen Derivatif dalam Konteks Akuntansi? 436

es for Equity Investors? Research in In- https://doi.org/10.1108/AFR-07-


ternational Business and Finance, 42, 2012-0036
1274-1288. https://doi.org/10.1016/j. Shum, W. C., Kan, A. C. N., & Chen, T.
ribaf.2017.07.064 (2014). Does Warrant Trading Matter
Pal, S. N., & Chattopadhyay, A. K. (2014). in Tracking Errors of China-Focused
Impact of Introducing Different Finan- Exchange-Traded Funds? The Chinese
cial Derivative Instruments in India Economy, 47(1), 53-66. https://doi.
on Its Stock Market Volatility. Para­ org/10.2753/CES1097-1475470103
digm, 18(2), 135–153. https://doi. Smith, P. A., & Kohlbeck, M. A. (2008). Ac-
org/10.1177/0971890714558704 counting for Derivatives and Hedging
Pirrong, C. (2010), Derivatives Clearing Man- Activities: Comparison of Cash Flow
dates: Cure or Curse? Journal of Ap- versus Fair Value Hedge Accounting.
plied Corporate Finance, 22(3), 48-55. Issues in Accounting Education, 23(1),
https://doi.org/10.1111/j.1745-6622. 103-117. https://doi.org/10.2308/ia-
2010.00289.x ce.2008.23.1.103
Rakowski, D., Shirley, S. E., & Stark, J. R. Sousa, D. (2014). Validation in Qualitative
(2017). Tail-Risk Hedging, Dividend Research: General Aspects and Spec-
Chasing, and Investment Constraints: ificities of the Descriptive Phenomeno-
The Use of Exchange-Traded Notes logical Method. Qualitative Research in
by Mutual Funds. Journal of Empiri- Psychology, 11(2), 211-227. https://
cal Finance, 44, 91-107. https://doi. doi.org/10.1080/14780887.2013.8538
org/10.1016/j.jempfin.2017.08.003 55
Ramirez, J. (2013). Accounting for Deriva- Stoll, H. R. (2014), High Speed Equities
tives: Advanced Hedging under IFRS. Trading: 1993–2012. Asia-Pacific Jour-
West Sussex: John Wiley & Sons Ltd. nal of Financial Studies, 43(6), 767-797.
Riederová, S., & Růžičková, K. (2011). His- https://doi.org/10.1111/ajfs.12078
torical Development of Derivatives’ Un- Stulz, R. M. (2013). How Companies Can
derlying Assets. Acta Universitatis Ag- Use Hedging to Create Shareholder
riculturae et Silviculturae Mendelianae Value. Journal of Applied Corporate Fi-
Brunensis, 59(7), 521–526. https://doi. nance, 25(4), 74–86. https://doi.org/
org/10.11118/actaun201159070521 10.1111/jacf.12281
Ryu, D. (2015), The Information Content of Sun, H., Donohoe, M., & Sougiannis, T. (2016).
Trades: An Analysis of KOSPI 200 Index Do Analysts Understand the Economic
Derivatives. Journal of Futures Markets, and Reporting Complexities of Deriva-
35(3), 201-221. https://doi.org/10.10- tives ? Journal of Accounting and Eco-
02/fut.21637 nomics, 61(2–3), 584–604. https://doi.
Sanfelici, S., Curato, I. V., & Mancino, M. EV. org/10.1016/j.jacceco.2015.07.005
(2015). High-Frequency Volatility of Vo­ Trang, K. H. (2018). Financial Deriva
latility Estimation Free from Spot Vo­ tives Use and Multifaceted Exposures:
latility Estimates, Quantitative Finance, Evidence from East Asian Non-Finan-
15(8), 1331-1345, https://doi.org/ cial Firms. Journal of Asian Business
10.1080/14697688.2015.1032542 and Economic Studies, 25(1), 86-108.
Scherp, H. A. (2013). Quantifying Quali- https://doi.org/10.1108/JABES-04-
tative Data Using Cognitive Maps. Inter- 2018-0004
national Journal of Research & Method Zhang, H. (2009). Effect of Derivative Ac-
in Education, 36(1), 67-81. https://doi. counting Rules on Corporate Risk-
org/10.1080/1743727X.2012.696244 Ma­nagement Behavior. Journal of Ac-
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research counting and Economics, 47(3), 244–
Method for Business: A Skill-Buidling 264. https://doi.org/10.1016/j.jacce-
Approach (7th ed.). West Sussex: John co.2008.11.007
Wiley & Sons Ltd. Zhou, R., Li, J. S. H., & Pai, J. (2016).
Shen, X., & Hartarska, V. (2013). Deriva- Hedging Crop Yield with Exchange-Trad-
tives as Risk Management and Perfor- ed Weather Derivatives. Agricultural Fi-
mance of Agricultural Banks. Agricul- nance Review, 76(1), 172-186. https://
tural Finance Review, 73(2), 290-309. doi.org/10.1108/AFR-11-2015-0045

Anda mungkin juga menyukai