Dosen Pengampu : Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si., Ak, CA.
OLEH KELOMPOK 7:
Isu mengenai cost dan benefit dari adanya regulasi dan apakah regulasi tersebut
diperlukan terus menjadi perdebatan walaupun pelaporan keuangan untuk perusahan
publik telah diatur di Amerika Serikat sejak tahun 1930an. Pihak yang tidak
menginginkan akuntansi diregulasi menggunakan beberapa argumen alasan untuk
mendukung keinginannya. Argumen-argumen yang menentang regulasi tersebut antara
lain:
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan hubungan dan prilaku antara manajemen
perusahaan dan pemilik perusahaan. Agen dipekerjakan oleh pemilik perusahaan untuk
mengelola aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan mewakili kepentingan pemilik
kepada pihak lainnya. Salah satu hubungan keagenan yang terpenting adalah kerjasama
antara kelompok manajemen dengan para pemilik perusahaan. Namun terkadang tujuan
yang hendak dicapai oleh manajer maupun pemilik perusahaan tidak sejalan bahkan
sering bertentangan karena didasari oleh kepentingan masing-masing individu yang
ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Manajer akan berusaha untuk
memaksimalkan utilitas yang mereka miliki demi mendapatkan apa yang mereka
inginkan.
Pemilik berkeinginan untuk memaksimalkan return on investement (ROI) dan
harga saham, sedangkan manajemen memiliki kebutuhan yang lebih luas dalam hal
ekonomi dan psikologis dimana manajemen menginginkan untuk mendapatkan
kompensasi yang maksimal dari pekerjaan yang telah mereka lakukan. Usaha yang
dapat dilakukan pemilik untuk meminimalkan konflik adalah dengan cara
memonitoring kontrak yang disepakati. Selain itu pelaporan secara rutin sangat
diperlukan untuk meminimalkan konflik yang terjadi. Namun dengan adanya
monitoring yang dilakukan pemilik perusahaan maka akan timbul monitoring cost yang
akan mengurangi kompensasi menajemen.
1
mendapatkan dana dari pasar modal maka manajemen harus meningkatkan kualitas dari
pelaporan keuangan yang mereka buat dimana laporan tersebut haruslah andal
(reliable) dan juga bisa dipercayai. Kemampuan suatu entitas untuk memperoleh modal
akan meningkat apabila entitas tersebut memiliki reputasi yang baik tercermin dari
laporan keuangan yang diungkapkan ke publik. Faktor lain yang mempengaruhi citra
perusahaan di pasar modal adalah pengadopsian perutaran akuntansi serta pemilihan
metode akuntansi karena perusahaan yang telah melakukan hal tersebut dengan tepat
dianggap sebagai perusahaan yang baik.
Entitas yang memiliki kinerja baik akan memiliki insentif kuat untuk
melaporkan hasilnya ke pasar modal. Adanya kompetisi antar perusahaan juga akan
memaksa suatu entitas untuk membuat laporan secara sukarela walaupun kinerja
mereka kurang baik karena tidak melakukan pelaporan maka akan dianggap sebagai
berita buruk oleh investor di pasar modal. Terdapat asimetri informasi antara entitas
dengan pihak-pihak luar karena pihak dalam entitas lebih mengetahui mengenai kondisi
perusahaan dan prospeknya dimasa yang akan datang dibandingkan apa yang dimiliki
investor sebagai pihak luar. Dengan adanya asimetri informasi tersebut pihak-pihak luar
entitas dalam hal ini para investor melindungi diri mereka dengan melakukan
permintaan harga yang lebih rendah dari yang ditawarkan.
2
subjek kekuatan permintaan dari para pengguna dan kemampuan penyaji dalam
memenuhinya. Pasar akan menyediakan informasi asal harga yang ditawarkan melebihi
biaya informasi tersebut.
Kegagalan Pasar
Terdapat beberapa argumen yang menyokong regulasi karena kegagalan pasar.
Argumen-argumen tersebut memberi perhatian pada:
a. Perusahaan Sebagai Pemasok Monopoli Informasi
Kegagalan pasar (market failure) terjadi karena perusahaan memonopoli
pasokan informasi tentang dirinya sendiri. Situasi ini dapat menyebabkan
adanya pembuatan informasi dan penentuan harga secara monopoli oleh
perusahaan jika pasar tidak diregulasi. Kewajiban untuk mengungkapkan hasil
kinerja perusahaan akan menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya yang
lebih rendah dari pada pasar yang tidak diregulasi. Dengan adanya regulasi akan
mewajibkan suatu perusahaan melakukan palaporan sehingga dapat
mengefektifkan biaya bagi pengguna untuk mendapatkan informasi yang lebih
spesifik.
b. Kegagalan Pelaporan Keuangan dan Audit
Dugaan bahwa kualitas laporan keuangan yang rendah membuat adanya kritik
terhadap praktik akuntansi dan proses penyusunan standar. Standar akuntansi
dan audit yang buruk, terlalu banyaknya fleksibilitas manajemen dalam memilih
metode akuntansi dan kelemahan auditor menjadi alasan yang mendasari kritik
tersebut. Pelaporan keuangan dinilai telah gagal melindungi kepentingan publik
karena kecurangan perusahaan tidak terdeteksi oleh auditor serta kelalaian
3
perusahaan yang tidak ditindaklanjuti. Keputusan investasi dan alokasi modal
tergantung pada informasi dari pelaporan keuangan yang baik, wajar jika
pelaporan keuangan yang kurang baik akan berdampak buruk pada keputusan
pengguna informasi. Persaingan yang terjadi di pasar modal dapat mengurangi
pelaporan keuangan yang menyesatkan. Kritik akan pelaporan akuntansi
menimbulkan pertanyaan berguna tentang nilai informasi akuntansi dan dapat
berfungsi sebagai dorongan untuk meninjau standar akuntansi dan audit.
Dengan demikian regulasi akuntansi sangat bermanfaat pada kepentingan publik
untuk mengurangi kemungkinan kecurangan dari pelaporan keuangan yang
buruk oleh perusahaan dan kelalaian yang tidak terdeteksi walaupun regulasi
tidak akan pernah dapat menghilangkan kesalahan dan kelalaian perusahaan
tersebut.
Tujuan Sosial
Kejujuran pasar modal merupakan kepentingan publik yang mengasumsikan
bahwa pasar modal dikatakan jujur hanya jika seluruh investor mempunyai kesetaraan
yang sama dalam mengakses informasi yang ada. Pelaporan keuangan perlu diregulasi
karena masyarakat ingin mencapai tujuan tertentu yang tidak tercapai oleh sistem pasar
bebas. Suatu informasi keuangan juga harus dapat dibandingkan yaitu mengacu pada
reliablitas laporan keuangan ketika membuat evaluasi menggunakan laporan keuangan
pada basis antar perusahaan. Misalnya, jika sebuah perusahaan menggunakan metode
FIFO untuk persediaanya sedangkan perusahaan lainnya menggunakan metode LIFO
maka akan sulit membandingkan current ratio-nya, kecuali sebuah penyesuaian dibuat
untuk menyeragamkan perusahaan pada dasar yang sama.
4
Pembenaran Penetapan Standar
Kodifikasi merupakan proses perubahan perlahan pada pengertian sistem untuk
dikembangkan dan diperbaiki. Fungsi ini muncul di lingkungan yang memiliki masalah
teori agensi, underproducion informasi akuntansi karena merupakan barang publik,
serta kurangnya comparability. Output dari sistem kodifikasi seperti standar akuntansi
belum tentu benar dalam hal logika produktif. Kodifikasi memberikan sebuah gagasan
yang baik dari apa yang bisa diterima pada saat masyarakat yang demokratis mencoba
untuk mengatasi masalah distribusi yang sulit. Disisi lain, kodifikasi dipandang sebagai
sebuah rasionalisasi yang diangkat dari status quo, walaupun secara defenisi
diasumsikan bahwa terdapat perbaikan institusional melebihi waktu menguraikan
masalah.
5
Proses Regulasi
Regulasi pada dasarnya adalah sebuah aktivitas politik. Tidak ada cara yang tepat untuk
menentukan regulasi yang optimal. Regulasi akan tetap menjadi sebuah hasil dari proses
politik sebagaimana proses ekonomi.
6
pembuatan peraturan, peraturan tersebut tidak akan bertahan lama karena proses
regulasi telah dikangkangi kepentingan suatu kelompok.
4. KONSEKUENSI EKONOMI DARI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Proses pembuatan aturan akuntansi adalah sebuah proses politik dengan
beragam konstituen yang melobi untuk kepentingan mereka. Pada saat agen penyusun
standar harus netral di antara kelompok yang bersaing dalam menyediakan informasi
yang bermanfaat untuk memprediksi arus kas dan untuk menilai kinerja manajemen.
Pembuatan kebijakan akuntansi bukan sekedar efisiensi atau optimalisasi ekonomi,
tetapi juga mempengaruhi distribusi kekayaan dan pendapatan. FASB dalam pengertian
yang terbatas menerima masalah ini dengan pertimbangan konsekuensi ekonomi dari
kebijakan yang diusulkan dengan mendefenisikan sebagai dampak laporan akuntansi
pada bisnis, pemerintah, negara, investor, dan kreditur. Jadi, sebenarnya belum ada
yang benar-benar bisa menentukan sosial cost-benefit pada pelaporan keuangan.
7
Review Article
The Rise of “Economic Consequences”
Stephen A. Zeff
LATAR BELAKANG
Para pembuat kebijakan akuntansi telah menyadari sejak tahun 1960 sudah ada
tekanan atau pengaruh dari pihak ketiga dalam proses penetapan standar. Individu dan
kelompok yang jarang menunjukkan minat pada pengaturan standar akuntansi mulai
ikut campur tangan secara aktif dan kuat pada proses ini, dan pendapat-pendapat selain
yang secara tradisional telah digunakan dalam diskusi akuntansi. Hal inilah awal
timbulnya literatur konsekuensi ekonomi menggantikan literatur politik dalam
pembentukan standar akuntansi.
APB sebagai badan pembuat standar akuntansi saat itu tidak mampu mengatasi
tekanan dari pihak ketiga untuk masalah konsekuensi ekonomi tersebut dan yang
8
akhirnya menyebabkan kehancurannya dan pembentukan FASB pada tahun 1973.
Konsekuensi ekonomi telah diminta dengan intensitas yang lebih besar secara jangka
pendek oleh FASB. Seperti pertanyaan akuntansi untuk biaya research and
development, asuransi diri dan cadangan bencana, perkembangan tingkatan perusahaan,
fluktuasi mata uang asing, penyewaan, rekstrukturisasi utang bermasalah, inflasi
domestik dan perubahan harga relatif, serta biaya penambangan dan pengeboran
perusahaan-perusahaan pada industri minyak mentah telah memicu minat perusahaan-
perusahaan tersebut dalam penggunanaan konsekuensi ekonomi sebagai literatur
standar akuntansi.
FENOMENA
Proses pembentukan standar akuntansi dengan konsekuensi ekonomi
menggantikan dasar literatur politik yang menjadikan literatur tersebut begitu populer.
Dalam menghadapi aksi politik dari golongan non profesional, Securities Exchange
Commission (SEC) sebagai badan pengatur standar didesak untuk memberikan
keamanan dalam pelaksanaan pernyataan akuntansi. Standar akuntansi yang telah
ditetapkan akan memberikan pengaruh kepada perilaku agen/manajemen dalam
pelaporan akuntansi.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang memiliki tujuan untuk
menemukan pengatahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian serta untuk
mengetahui hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan dokumentasi. Dokumentasi
adalah salah satu metode pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
Pada penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari sejarah perkembangan standar
akuntansi.
9
informasi menjadi berkembang karena didapat dari aspek yang lebih luas
seperti, aspek ekonomi/sosial, keperilakuan, dan literatur penggunaan keputusan
dalam akuntansi.
2. Perdebatan mengenai transaksi mata uang asing dan akuntansi untuk kegiatan
eksplorasi yang tidak berhasil dalam industri minyak dan gas, yang sangat
bergantung pada pendapat dari konsekuensi ekonomis, The Financial
Accounting Standard Board (FASB) dan Securities and Exchange Commisions
(SEC) telah menjadi sangat sensitif terhadap isu ini.
3. Prosedur akuntansi yang diadopsi oleh APB dan FASB masih terdapat
ketidakcukupan dalam hal pembaruan. Keputusan pedoman akuntansi dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan dengan memanipulasi laba agar laba terlihat
lebih tinggi atau rendah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
KESIMPULAN
Konsekuensi ekonomi merupakan sebuah revolusi yang benar dalam pemikiran
akuntansi. Konsekuensi ekonomi menjadi sangat bermanfaat, semakin besar
pengungkapan akan mengurangi asimetri informasi bagi publik untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya tentang suatu entitas yang terjadi di pasar. Publik juga tidak
akan tertipu oleh perbedaan pedomaan akuntansi karena penggunaan standar yang
konsisten antar entitas.
SARAN
Dampak dari laporan akuntansi dalam pengambilan keputusan menjadi isu
akuntansi yang paling menantang pada tahun 1970an. Kita telah memasuki era baru
dimana konsekuensi ekonomi dan sosial tidak akan lagi ditolak sebagai isu substantif
dalam penetapan standar akuntansi. Teori agensi merupakan salah satu teori yang dapat
digunakan dalam mengatasi konflik yang terjadi pada tahun 1970an. Pada era ini,
banyak resolusi baru bermunculan sehingga negara harus mampu menyesuaikannya
demi kepentingan ekonomi dan sosial negara itu sendiri.
10
REFERENSI
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College
Publishing.
Astika, IB. Putra. 2010. Teori Akuntansi : Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.
11