Anda di halaman 1dari 12

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN (MAK 101)

Sisi Ekonomik dari Regulasi Pelaporan Keuangan

Dosen Pengampu : Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si., Ak, CA.

OLEH KELOMPOK 7:

Nama : NIM : No. Absen:

Gede Rama Wirya Nanda 2181611011 11


I Made Bhaskara Sastra 2181611012 12

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
1. INFORMASI AKUNTANSI PADA PASAR YANG TIDAK DIREGULASI

Isu mengenai cost dan benefit dari adanya regulasi dan apakah regulasi tersebut
diperlukan terus menjadi perdebatan walaupun pelaporan keuangan untuk perusahan
publik telah diatur di Amerika Serikat sejak tahun 1930an. Pihak yang tidak
menginginkan akuntansi diregulasi menggunakan beberapa argumen alasan untuk
mendukung keinginannya. Argumen-argumen yang menentang regulasi tersebut antara
lain:
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan hubungan dan prilaku antara manajemen
perusahaan dan pemilik perusahaan. Agen dipekerjakan oleh pemilik perusahaan untuk
mengelola aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan mewakili kepentingan pemilik
kepada pihak lainnya. Salah satu hubungan keagenan yang terpenting adalah kerjasama
antara kelompok manajemen dengan para pemilik perusahaan. Namun terkadang tujuan
yang hendak dicapai oleh manajer maupun pemilik perusahaan tidak sejalan bahkan
sering bertentangan karena didasari oleh kepentingan masing-masing individu yang
ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Manajer akan berusaha untuk
memaksimalkan utilitas yang mereka miliki demi mendapatkan apa yang mereka
inginkan.
Pemilik berkeinginan untuk memaksimalkan return on investement (ROI) dan
harga saham, sedangkan manajemen memiliki kebutuhan yang lebih luas dalam hal
ekonomi dan psikologis dimana manajemen menginginkan untuk mendapatkan
kompensasi yang maksimal dari pekerjaan yang telah mereka lakukan. Usaha yang
dapat dilakukan pemilik untuk meminimalkan konflik adalah dengan cara
memonitoring kontrak yang disepakati. Selain itu pelaporan secara rutin sangat
diperlukan untuk meminimalkan konflik yang terjadi. Namun dengan adanya
monitoring yang dilakukan pemilik perusahaan maka akan timbul monitoring cost yang
akan mengurangi kompensasi menajemen.

Pasar Modal dan Signalling Incentives


Signalling theory menjelaskan pengungkapan sukarela yang dilakukan
manajemen untuk melaporkan informasi-informasi kepada pasar modal walaupun tidak
ada ketentuan yang mengharuskan. Menurut teori ini jika suatu perusahan ingin

1
mendapatkan dana dari pasar modal maka manajemen harus meningkatkan kualitas dari
pelaporan keuangan yang mereka buat dimana laporan tersebut haruslah andal
(reliable) dan juga bisa dipercayai. Kemampuan suatu entitas untuk memperoleh modal
akan meningkat apabila entitas tersebut memiliki reputasi yang baik tercermin dari
laporan keuangan yang diungkapkan ke publik. Faktor lain yang mempengaruhi citra
perusahaan di pasar modal adalah pengadopsian perutaran akuntansi serta pemilihan
metode akuntansi karena perusahaan yang telah melakukan hal tersebut dengan tepat
dianggap sebagai perusahaan yang baik.
Entitas yang memiliki kinerja baik akan memiliki insentif kuat untuk
melaporkan hasilnya ke pasar modal. Adanya kompetisi antar perusahaan juga akan
memaksa suatu entitas untuk membuat laporan secara sukarela walaupun kinerja
mereka kurang baik karena tidak melakukan pelaporan maka akan dianggap sebagai
berita buruk oleh investor di pasar modal. Terdapat asimetri informasi antara entitas
dengan pihak-pihak luar karena pihak dalam entitas lebih mengetahui mengenai kondisi
perusahaan dan prospeknya dimasa yang akan datang dibandingkan apa yang dimiliki
investor sebagai pihak luar. Dengan adanya asimetri informasi tersebut pihak-pihak luar
entitas dalam hal ini para investor melindungi diri mereka dengan melakukan
permintaan harga yang lebih rendah dari yang ditawarkan.

Peluang untuk Melakukan Kontrak Pribadi (Private Contracting Opportunities)


Terdapat asumsi bahwa setiap orang yang benar-benar ingin memperoleh
informasi tentang suatu entitas akan mampu memperoleh informasi tersebut. Setiap
orang dapat melakukan kontrak pribadi untuk memperoleh informasi dari entitas yang
diinginkan dengan pemilik atau malalui analisis saham. Pengujian atas pasar saham
menunjukkan bahwa setiap orang sesungguhnya telah melakukan kontrak pribadi untuk
memperoleh informasi. Jadi, alokasi sumber daya pembuatan informasi dipasar akan
optimal dan pembuatan peraturan untuk mengungkapkan hasil kinerja perusahaan tidak
lagi dibutuhkan.

Pendekatan Pasar Bebas


Pendekatan pasar bebas dalam bidang informasi menghasilkan standar
akuntansi dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah
produk yang bersifat ekonomis. Atas dasar tersebut informasi akuntansi merupakan

2
subjek kekuatan permintaan dari para pengguna dan kemampuan penyaji dalam
memenuhinya. Pasar akan menyediakan informasi asal harga yang ditawarkan melebihi
biaya informasi tersebut.

2. INFORMASI AKUNTANSI PADA PASAR YANG DIREGULASI

Regulasi pasar dibuat berhubungan dengan kepentingan publik. Regulasi dapat


dipertahankan dengan alasan kemungkinan terjadinya kesalahan pada sistem pasar
bebas (market failure), kemungkinan pasar bebas bertentangan dengan tujuan sosial,
serta informasi yang ada pada pasar bebas menjadi tidak optimal sehingga tidak dapat
dibandingkan antar perusahaan. Dapat dikatakan bahwa pasar bebas tidak cukup
memberikan informasi yang seharusnya didapat manajemen dan pemegang saham atau
dengan kata lain informasi yang didapat bisa saja berbeda.

Kegagalan Pasar
Terdapat beberapa argumen yang menyokong regulasi karena kegagalan pasar.
Argumen-argumen tersebut memberi perhatian pada:
a. Perusahaan Sebagai Pemasok Monopoli Informasi
Kegagalan pasar (market failure) terjadi karena perusahaan memonopoli
pasokan informasi tentang dirinya sendiri. Situasi ini dapat menyebabkan
adanya pembuatan informasi dan penentuan harga secara monopoli oleh
perusahaan jika pasar tidak diregulasi. Kewajiban untuk mengungkapkan hasil
kinerja perusahaan akan menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya yang
lebih rendah dari pada pasar yang tidak diregulasi. Dengan adanya regulasi akan
mewajibkan suatu perusahaan melakukan palaporan sehingga dapat
mengefektifkan biaya bagi pengguna untuk mendapatkan informasi yang lebih
spesifik.
b. Kegagalan Pelaporan Keuangan dan Audit
Dugaan bahwa kualitas laporan keuangan yang rendah membuat adanya kritik
terhadap praktik akuntansi dan proses penyusunan standar. Standar akuntansi
dan audit yang buruk, terlalu banyaknya fleksibilitas manajemen dalam memilih
metode akuntansi dan kelemahan auditor menjadi alasan yang mendasari kritik
tersebut. Pelaporan keuangan dinilai telah gagal melindungi kepentingan publik
karena kecurangan perusahaan tidak terdeteksi oleh auditor serta kelalaian

3
perusahaan yang tidak ditindaklanjuti. Keputusan investasi dan alokasi modal
tergantung pada informasi dari pelaporan keuangan yang baik, wajar jika
pelaporan keuangan yang kurang baik akan berdampak buruk pada keputusan
pengguna informasi. Persaingan yang terjadi di pasar modal dapat mengurangi
pelaporan keuangan yang menyesatkan. Kritik akan pelaporan akuntansi
menimbulkan pertanyaan berguna tentang nilai informasi akuntansi dan dapat
berfungsi sebagai dorongan untuk meninjau standar akuntansi dan audit.
Dengan demikian regulasi akuntansi sangat bermanfaat pada kepentingan publik
untuk mengurangi kemungkinan kecurangan dari pelaporan keuangan yang
buruk oleh perusahaan dan kelalaian yang tidak terdeteksi walaupun regulasi
tidak akan pernah dapat menghilangkan kesalahan dan kelalaian perusahaan
tersebut.

c. Akuntansi sebagai Barang Publik


Barang publik adalah komoditas yang dapat dikonsumsi oleh banyak orang
tanpa mengurangi kesempatan orang lain untuk menikmatinya juga. Informasi
akuntansi merupakan barang publik, hal ini dikarenakan perusahaan mempunyai
keterbatasan insentif untuk membuat lalu menjual informasi akuntansi tentang
dirinya sendiri. Informasi akuntansi adalah media publikasi yang dapat
disampaikan dari orang ke orang, setiap orang dapat mengkonsumsi isi
informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan .

Tujuan Sosial
Kejujuran pasar modal merupakan kepentingan publik yang mengasumsikan
bahwa pasar modal dikatakan jujur hanya jika seluruh investor mempunyai kesetaraan
yang sama dalam mengakses informasi yang ada. Pelaporan keuangan perlu diregulasi
karena masyarakat ingin mencapai tujuan tertentu yang tidak tercapai oleh sistem pasar
bebas. Suatu informasi keuangan juga harus dapat dibandingkan yaitu mengacu pada
reliablitas laporan keuangan ketika membuat evaluasi menggunakan laporan keuangan
pada basis antar perusahaan. Misalnya, jika sebuah perusahaan menggunakan metode
FIFO untuk persediaanya sedangkan perusahaan lainnya menggunakan metode LIFO
maka akan sulit membandingkan current ratio-nya, kecuali sebuah penyesuaian dibuat
untuk menyeragamkan perusahaan pada dasar yang sama.

4
Pembenaran Penetapan Standar
Kodifikasi merupakan proses perubahan perlahan pada pengertian sistem untuk
dikembangkan dan diperbaiki. Fungsi ini muncul di lingkungan yang memiliki masalah
teori agensi, underproducion informasi akuntansi karena merupakan barang publik,
serta kurangnya comparability. Output dari sistem kodifikasi seperti standar akuntansi
belum tentu benar dalam hal logika produktif. Kodifikasi memberikan sebuah gagasan
yang baik dari apa yang bisa diterima pada saat masyarakat yang demokratis mencoba
untuk mengatasi masalah distribusi yang sulit. Disisi lain, kodifikasi dipandang sebagai
sebuah rasionalisasi yang diangkat dari status quo, walaupun secara defenisi
diasumsikan bahwa terdapat perbaikan institusional melebihi waktu menguraikan
masalah.

Perbedaan Pasar yang Diregulasi dengan yang Tidak Diregulasi


Salah satu argumen pro-regulasi adalah perusahaan di pasar bebas akan
memonopoli informasi tentang dirinya sendiri hal ini dipandang sebagai kegagalan dari
pasar yang tidak diregulasi. Jika perusahaan tidak melakukan monopoli terhadap
informasinya maka akan memudahkan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi
secara bebas dari pada melakukan kontrak secara pribadi dan membayar untuk
mendapatkan informasi tersebut. Dengan adanya regulasi penyeragaman antar
perusahaan dapat dengan mudah dilakukan sehingga para investor dapat melakukan
perbandingan informasi keuangan disetiap perusahaan.

3. PARADOK DAN PROSES REGULASI


Paradok Regulasi
Regulasi pasar akan dibenarkan jika terjadi kegagalan pasar dimana atau jika pasar
bebas menghasilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan sosial. Ekonom
berargumen tidak mungkin mengganti kebijakan yang diketahui akan memaksimalkan
kesejahteraan sosial, namun aturan akuntansi dianggap tidak memberikan solusi yang
optimal untuk masalah-masalah tertentu dalam laporan keuangan . Ekonom juga
berpendapat barang publik yang ditawarkan dalam hal ini informasi akuntansi akan
over produksi karena terus adanya supply namun permintaan yang sedikit , kedua hal
tersebut menjadi sebuah paradok dalam regulasi.

5
Proses Regulasi
Regulasi pada dasarnya adalah sebuah aktivitas politik. Tidak ada cara yang tepat untuk
menentukan regulasi yang optimal. Regulasi akan tetap menjadi sebuah hasil dari proses
politik sebagaimana proses ekonomi.

a. Sifat Politik Regulasi


Pembuatan peraturan akuntansi tidak bisa lepas dari politik karena dalam
pembuatannya terdapat negosiasi. Dalam menyusun kebijakan, sebuah agen
regulasi mencoba melibatkan semua bagian yang terpengaruh, hal ini penting
untuk menjaga legitimasi dari proses regulasi. Dengan kata lain setiap orang
yang terpengaruh oleh kebijakan mempunyai kesempatan memberikan masukan
pada proses pembuatan keputusan.
b. Perilaku Regulasi
Setiap kelompok pada akhirnya akan teregulasi dan menggunakan proses
regulasi untuk memajukan kepentingannya. Teori siklus hidup menyatakan
bahwa agen regulasi akan melewati beberapa tahapan yang berbeda. Meskipun
dimulai dengan kepentingan publik, regulasi akan menjadi instrumen untuk
melindungi kelompok tertentu yang diregulasi. Menjadi hal yang sangat sulit
bagi pembuat regulasi untuk menjadi independen sejati karena kelangsungan
regulasi sendiri tergantung pada seberapa baik kebijakan diterima oleh
kelompok yang teregulasi.  Bahkan yang sering terjadi, badan peregulasi
melindungi kelompok teregulasi dari persaingan.
c. Perilaku Perusahaan, Auditor dan Free Riders
Manajemen memiliki respon yang berbeda terhadap pembuatan peraturan
karena peraturan tersebut bisa mempengaruhi perusahaan atau bahkan dirinya
sendiri. Sedangkan auditor cenderung mendukung pembuatan peraturan yang
mengurangi resiko audit dan menentang pembuatan peraturan yan dapat
memperluas fungsi audit ke area-area subjektif. Free riders memiliki motivasi
besar untuk meminta informasi akuntansi yang dapat merka masukkan ke dalam
penelitian investasi dan surat kabar. Pembuatan kebijakan akuntansi semestinya
tidak melayani kelompok tertentu.  Ketika suatu kelompok mendominasi

6
pembuatan peraturan, peraturan tersebut tidak akan bertahan lama karena proses
regulasi telah dikangkangi kepentingan suatu kelompok.
4. KONSEKUENSI EKONOMI DARI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Proses pembuatan aturan akuntansi adalah sebuah proses politik dengan
beragam konstituen yang melobi untuk kepentingan mereka. Pada saat agen penyusun
standar harus netral di antara kelompok yang bersaing dalam menyediakan informasi
yang bermanfaat untuk memprediksi arus kas dan untuk menilai kinerja manajemen.
Pembuatan kebijakan akuntansi bukan sekedar efisiensi atau optimalisasi ekonomi,
tetapi juga mempengaruhi distribusi kekayaan dan pendapatan. FASB dalam pengertian
yang terbatas menerima masalah ini dengan pertimbangan konsekuensi ekonomi dari
kebijakan yang diusulkan dengan mendefenisikan sebagai dampak laporan akuntansi
pada bisnis, pemerintah,  negara, investor, dan kreditur. Jadi, sebenarnya belum ada
yang benar-benar bisa menentukan sosial cost-benefit pada pelaporan keuangan.

7
Review Article
The Rise of “Economic Consequences”
Stephen A. Zeff

LATAR BELAKANG

Para pembuat kebijakan akuntansi telah menyadari sejak tahun 1960 sudah ada
tekanan atau pengaruh dari pihak ketiga dalam proses penetapan standar. Individu dan
kelompok yang jarang menunjukkan minat pada pengaturan standar akuntansi mulai
ikut campur tangan secara aktif dan kuat pada proses ini, dan pendapat-pendapat selain
yang secara tradisional telah digunakan dalam diskusi akuntansi. Hal inilah awal
timbulnya literatur konsekuensi ekonomi menggantikan literatur politik dalam
pembentukan standar akuntansi.

Konsekuensi ekonomis merupakan sebuah revolusi yang benar dalam pemikiran


akuntansi. Konsekuensi Ekonomis adalah dampak dari laporan akuntansi pada perilaku
pengambilan keputusan dalam bisnis, pemerintahan, serikat kerja, investor dan kreditor.
Hal ini bisa diperdebatkan bahwa hasil dari perilaku individu dan kelompok bisa
merugikan kepentingan pihak-pihak lain yang terkait. Penyusun standar akuntansi harus
mempertimbangkan konsekuensi yang diduga merugikan ketika memutuskan standar
akuntansi. Zeff mendokumentasikan beberapa contoh dimana bisnis, asosiasi industri,
dan pemerintah berusaha untuk mempengaruhi standar akuntansi yang dibuat
oleh Accounting Principle Board (APB) dan pendahulunya The Committee on
Accounting Procedure (CAP). Intervensi pihak ketiga ini, memperumit penyusunan
standar akuntansi. Jika kebijakan akuntansi tidak penting, pemilihan kebijakan tersebut
akan dilakukan secara ketat antara badan pembuat standar akuntansi dan auditor yang
tugasnya mengimplementasikan standar karena mereka adalah bagian utama yang
terlibat dalam pemilihan kebijakan akuntansi.

APB sebagai badan pembuat standar akuntansi saat itu tidak mampu mengatasi
tekanan dari pihak ketiga untuk masalah konsekuensi ekonomi tersebut dan yang

8
akhirnya menyebabkan kehancurannya dan pembentukan FASB pada tahun 1973.
Konsekuensi ekonomi telah diminta dengan intensitas yang lebih besar secara jangka
pendek oleh FASB. Seperti pertanyaan akuntansi untuk biaya research and
development, asuransi diri dan cadangan bencana, perkembangan tingkatan perusahaan,
fluktuasi mata uang asing, penyewaan, rekstrukturisasi utang bermasalah, inflasi
domestik dan perubahan harga relatif, serta biaya penambangan dan pengeboran
perusahaan-perusahaan pada industri minyak mentah telah memicu minat perusahaan-
perusahaan tersebut dalam penggunanaan konsekuensi ekonomi sebagai literatur
standar akuntansi.

FENOMENA
Proses pembentukan standar akuntansi dengan konsekuensi ekonomi
menggantikan dasar literatur politik yang menjadikan literatur tersebut begitu populer.
Dalam menghadapi aksi politik dari golongan non profesional, Securities Exchange
Commission (SEC) sebagai badan pengatur standar didesak untuk memberikan
keamanan dalam pelaksanaan pernyataan akuntansi. Standar akuntansi yang telah
ditetapkan akan memberikan pengaruh kepada perilaku agen/manajemen dalam
pelaporan akuntansi.

METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang memiliki tujuan untuk
menemukan pengatahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian serta untuk
mengetahui hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan dokumentasi. Dokumentasi
adalah salah satu metode pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
Pada penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari sejarah perkembangan standar
akuntansi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Profesi akuntansi Amerika telah menyadari terdapat faktor eksternal (pihak
ketiga) yang mempengaruhi proses pembuatan standar akuntansi ditandai
dengan perkembangan seperti, individu atau kelompok mulai menaruh minat
pada prosesnya yang disebut dengan konsekuensi ekonomi. Perkembangan

9
informasi menjadi berkembang karena didapat dari aspek yang lebih luas
seperti, aspek ekonomi/sosial, keperilakuan, dan literatur penggunaan keputusan
dalam akuntansi.
2. Perdebatan mengenai transaksi mata uang asing dan akuntansi untuk kegiatan
eksplorasi yang tidak berhasil dalam industri minyak dan gas, yang sangat
bergantung pada pendapat dari konsekuensi ekonomis, The Financial
Accounting Standard Board (FASB) dan Securities and Exchange Commisions
(SEC) telah menjadi sangat sensitif terhadap isu ini.
3. Prosedur akuntansi yang diadopsi oleh APB dan FASB masih terdapat
ketidakcukupan dalam hal pembaruan. Keputusan pedoman akuntansi dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan dengan memanipulasi laba agar laba terlihat
lebih tinggi atau rendah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

KESIMPULAN
Konsekuensi ekonomi merupakan sebuah revolusi yang benar dalam pemikiran
akuntansi. Konsekuensi ekonomi menjadi sangat bermanfaat, semakin besar
pengungkapan akan mengurangi asimetri informasi bagi publik untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya tentang suatu entitas yang terjadi di pasar. Publik juga tidak
akan tertipu oleh perbedaan pedomaan akuntansi karena penggunaan standar yang
konsisten antar entitas.

SARAN
Dampak dari laporan akuntansi dalam pengambilan keputusan menjadi isu
akuntansi yang paling menantang pada tahun 1970an. Kita telah memasuki era baru
dimana konsekuensi ekonomi dan sosial tidak akan lagi ditolak sebagai isu substantif
dalam penetapan standar akuntansi. Teori agensi merupakan salah satu teori yang dapat
digunakan dalam mengatasi konflik yang terjadi pada tahun 1970an. Pada era ini,
banyak resolusi baru bermunculan sehingga negara harus mampu menyesuaikannya
demi kepentingan ekonomi dan sosial negara itu sendiri.

10
REFERENSI

Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College
Publishing.

Astika, IB. Putra. 2010. Teori Akuntansi : Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.

Zeff, Stephen A. 1978. The Rise OF “Economic Consequences”.

11

Anda mungkin juga menyukai