Anda di halaman 1dari 15

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN (MAK 101)

Perumusan Tujuan Laporan Keuangan

Dosen Pengampu : Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si., Ak, CA.

OLEH KELOMPOK 7:

Nama : NIM : No. Absen:

Gede Rama Wirya Nanda 2181611011 11


I Made Bhaskara Sastra 2181611012 12

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Sejak akhir tahun 1960an user objective yang sebelumnya sempat terabaikan,
kini memiliki peran penting pada penelitian dan monograf serta keputusan yang
berorientasi teoritis. Kebutuhan pengguna dan tujuan menjadi penghubung yang
penting bagi dokumen-dokumen yang keluar pada masa itu, yaitu ASOBAT
(diterbitkan oleh AAA tahun 1966), APB Statement 4 (diterbitkan oleh APB tahun
1970), Trueblood Committee Report (diterbitkan oleh AICPA tahun 1973), serta
SATTA (diterbitkan oleh AAA tahun 1977).

I. KONTRIBUSI AAA MELALUI A STATEMENT OF BASIC ACCOUNTING


(ASOBAT)
ASOBAT merupakan satu gebrakan besar yang terjadi setelah periode penerbitan
AAA yang lebih bersifat deskriptif dan normatif pada tahun 1963-1964.

Perkembangan Pendekatan User


Definisi akuntansi menurut ASOBAT cukup berbeda dengan definisi sebelumnya.
Menurut definisi sebelumnya, akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan dan
merangkum secara siginifkan terkait dengan uang, transaksi, dan peristiwa yang
menjadi bagian dari karakter keuangan, serta menginterpretasikan hasilnya. Dengan
kata lain, akuntansi saat itu bertanggung jawab sendiri untuk mengatasi kekacauan
bisnis, kemudian para pengguna diberikan kebebasan untuk mengintepretasikan hasil
kerja mereka. Pandangan ini menimbulkan perubahan di tahun-tahun terakhir, dimana
akuntan dipandang sebagai anggota manajemen. Sedangkan menurut ASOBAT,
akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan
informasi ekonomi untuk memungkinkan penilaian dan keputusan yang terinformasi
bagi para penggunanya.

Orientasi Pada Teori


Komite mendefinisikan teori sebagai satu set prinsip hipotetikal, konseptual dan
pragmatis yang kohensif yang membentuk kerangka umum referensi untuk satu bidang
studi. Untuk memenuhi definisi tersebut, teori memiliki tugas sebagai berikut.

1
1. Mengidentifikasi bidang akuntansi agar generalisasi tentang akuntansi dapat dibuat
dan sebuah teori dapat dikembangkan.
2. Membangun standar dimana informasi akuntansi dapat dinilai.
3. Menonjolkan kemungkinan pengembangan pada praktek akuntansi.
4. Menyajikan kerangka kerja yang berguna bagi periset akuntansi untuk memperluas
penggunaan akuntansi dan cakupan subjek akuntansi seiring dengan perkembangan
masyarakat.
Definisi teori menurut ASOBAT lebih terfokus pada pembangunan kerangka kerja
untuk mengevaluasi pendekatan sistem untuk transaksi serta menyajikan laporan
keuangan untuk para pengguna informasi akuntansi.

Tujuan Akuntansi
Akuntansi terfokus pada kebutuhan para penggunanya, sehingga tujuan dari
akuntansi terkait dengan kebutuhan para pengguna. Ada empat tujuan yang dirumuskan
oleh ASOBAT yang merupakan serangkaian definisi, karakter kualitatif dan panduan
yang akan memfasilitasi pelaksanaan tujuan-tujuan akuntansi, yaitu:
a. Membuat keputusan tentang penggunaan sumber daya
Membuat keputusan merupakan suatu evaluasi tentang apa yang diharapkan akan
terjadi di masa depan dengan menggunakan metode modelkeputusanuntuk menilai apa
yang terjadi di masa depan. Sedangkan kemampuan untuk menyajikan informasi yang
berguna untuk pembuatan keputusan disebut kemampuanprediksi. Pada pendekatan
orientasi-pengguna, menyajikan informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan
tanpa memandang latar belakang maupun kemampuan pengguna yang berbeda
merupakan tujuan akuntansi yang paling penting.
b. Mengarahkan dan mengontrol sumber daya
Bagi ASOBAT, kebutuhan manajerial akan data akuntansi berbeda dengan pihak
eksternal yang lain. Meskipun demikian, manajemen juga merupakan subjek dari empat
standar pelaporan yang sama walaupun pengaplikasiannya berbeda-beda.
c. Mempertahankan dan melaporkan pertanggungjawaban sumber daya.
Tujuan ini sering disebut dengan stewardship (penatagunaan). Hubungan yang
terjadi antara pemilik sumber daya (investor) dengan manajemen perusahaan telah

2
menimbulkan teori agensi, dimana para manajemen harus memberikan laporan hasil
perusahaan dan bertanggungjawab atas laporan tersebut kepada investor.
d. Memfasilitasi fungsi dan kontrol sosial.
Tujuan ini merupakan perpanjangan dari tujuan sebelumnya, yaitu stewardship,
dimana tujuan ini ditujukan untuk masyarakat secara keseluruhan yang memakai
akuntansi untuk mengurus masalah pajak, pencegahan terjadinya kecurangan, peraturan
pemerintah serta pengumpulan statistik untuk mengukur aktivitas ekonomi.

Standar Untuk Informasi Akuntansi


Metateori akuntansi terdiri dari empat standar akuntansi, panduan untuk
mengkomunikasikan informasi akuntansi serta tujuan-tujuan akuntansi. Para pengguna
memakai informasi akuntansi sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Standar
akuntansi sendiri muncul untuk mengevaluasi informasi laporan keuangan serta menilai
peraturan akuntansi. Keempat standar akuntansi yang ditetapkan ASOBAT tersebut
adalah:
a. Relevan
Relevan berhubungan dengan penggunaan informasi dalam pembuatan keputusan
yang dikembangkan dari empat tujuan akuntansi untuk berbagai jenis informasi
(standar kualitas primer).
b. Dapat Diuji
Dapat diuji merupakan bagian dari aspek pengukuran, dimana suatu transaksi diuji
untuk melihat objektivitas informasi.
c. Bebas Dari Prasangka
Bebas dari prasangka berhubungan dengan keseragaman para pengguna informasi,
dimana mereka memiliki keputusan yang berbeda-beda khususnya antara
pengguna informasi internal dan eksternal. Standar ini bersifat komplementer
terhadap karakteristik kualitatif netral, sehingga standar ini diperlukan.
d. Kuantifikasi
Kuantifikasi berhubungan dengan teori pengukuran, dimana keduanya merupakan
dua konsep yang sangat penting dalam struktur metateori. Dalam laporan
keuangan, pengungkapan pengukuran ini menjadi sangat penting.

3
Pedoman Untuk Mengkomunikasikan Informasi Akuntansi
Selain empat standar akuntansi, ASOBAT juga merumuskan pedoman untuk
mengkomunikasikan informasi akuntansi, yaitu:
a. Kepatutan yang diharapkan digunakan
Pedoman ini melibatkan pengakuan, pengukuran, ketepatan waktu penyajian informasi
akuntansi serta penggunaan informasi tersebut oleh manajemen dalam satuan waktu
tertentu.
b. Penjelasan hubungan-hubungan yang penting atau yang signifikan
Pedoman ini berkaitan dengan masalah pengungkapan, yaitu tentang pengumpulan data
dimana informasi yang penting mungkin masih disembunyikan atau tidak diungkapkan.
c. Perhitungan informasi lingkungan
Mengacu pada syarat-syarat yang sangat luas yang terkait dengan pengumpulan data
serta asumsi relatif pada pembuatan laporan terhadap penggunaan informasi. Pengguna
informasi tidak hanya para pemilik (principal), tetapi juga para pihak diluar pemilik
(lingkungan akuntansi) yang akan menyerap dan mentransfer informasi.
d. Keseragaman praktek didalam dan diantara kesatuan usaha dan konsistensi
praktek yang berkesinambungan
Pedoman ini berkaitan dengan pemilihan standar yang tepat dan dapat dilaksanakan
secara seragam dan konsisten oleh perusahaan di setiap periodenyadalam kondisi bisnis
yang berkesinambungan (going concern), dimana kinerja manajemen dapat diukur dan
informasi keuangan dapat diwujudkan.

Kesimpulan Pada ASOBAT


Kesimpulan yang didapat adalah dimana ASOBAT masih mendapat kritik dari
berbagai aspek karena pedoman yang dibuat terlalu singkat dan terlalu umum untuk
dapat mengcover topik secara lengkap. Meskipun demikian, ASOBAT tetap memiliki
pengaruh penting dalam menggantikan dokumen dan laporan sebelumnya.

II. KONTRIBUSI APB (APB STATEMENT 4)


Pada bulan Oktober 1970, APB mengeluarkan APB Statement 4 yang menempatkan
dua tujuan yang luas, yaitu tujuan pendidikan (dapat memberikan dasar untuk
meningkatkan pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi keuangan) dan tujuan

4
pengembangan (dapat memberikan tuntunan untuk pengembangan akuntansi di masa
depan).

Orientasi Pada Definisi


a. Definisi Akuntansi
Menurut APB Statement 4, akuntansi adalah aktivitas jasa yang bertujuan untuk
memberikan informasi kuantitatif (bersifat keuangan) suatu entitas ekonomi
agar berguna dalam pembuatan keputusan. Pernyataan ini juga menekankan
keragaman pengguna yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengguna dengan
kepetingan langsung dan tak langsung. Menurut APB Statement 4, pengguna
harus memiliki pengetahuan dan memahami karakter serta keterbatasan laporan
keuangan, dimana laporan keuangan memiliki tujuan umum (tidak untuk
pengguna yang terbatas saja).
b. Definisi yang Lain
Selain definisi akuntansi, APB Statement 4 juga mendefinisikan tentang asset,
liabilitas, ekuitas pemilik, pendapatan dan biaya sebagai elemen dasar dari
akuntansi keuangan. Terminologi akuntansi, sekali lagi hanya didefinisikan
berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.

Aspek Lain Dari APB Statement 4


Meskipun ada kekurangan dalam APB Statement 4, tetapi ada banyak aspek baik
dari dokumen ini. Misalnya, fakta bahwa akuntansi memiliki disiplin pengukuran yang
dicatat dalam ayat 67. Bagian ini juga memiliki tujuan yang sejajar dengan karya
ASOBAT. Standar dan panduan ASOBAT juga hampir sama dengan "tujuan kualitatif"
dalam APB Statement 4. Tujuan kualitatif tersebut terdiri dari relevansi, saling
pengertian, pemastian, netralitas, ketepatan waktu, komparabilitas, dan kelengkapan.
APB Statement 4 sepakat dengan ASOBAT mengenai kemungkinan konflik antara
tujuan (seperti relevansi dan keandalan) dan bahwa konflik tersebut adalah masalah
yang sangat rumit yang harus diselesaikan dalam kerangka metateorical. APB
Statement 4 setuju dengan ASOBAT pada kebutuhan untuk keseragaman terbatas,
meskipun diakui sangat sulit untuk mencapai tujuan ini. Akhirnya, APB Statement 4
tidak memihak atau terlepas dari ASOBAT dan berkonsentrasi pada pengembangan

5
pendekatan yang berorientasi pada pengguna. Aspek lain APB Statement 4 kurang
inovatif. "Fitur dasar" akuntansi keuangan sebagian besar merupakan pengulangan
beberapa dalil-dalil dari ARS 1. Bagian-bagian selanjutnya dari laporan yang meliputi
pernyataan dari prinsip-prinsip pemilihan pengukuran dan penyajian laporan keuangan
juga hadir dan hampir tidak ada inovasi teoritis.

Kesimpulan Pada APB Statement 4


Bagian besar APB Statement 4 adalah penyajian kembali kebijaksanaan
konvensional dari segi waktu, sedangkan bagian lain telah mulai mengakui bahwa
perubahan evolusioner sangat penting. Kebijaksanaan konvensional dinyatakan relatif
singkat dan harus lengkap. Kesimpulannya, sebagian besar hal yang tercantum dalam
APB Statement 4 hanya merupakan pernyataan ulang dari hal-hal yang sudah ada saat
itu, walaupun sebagian yang lain menandakan bahwa perubahan besar akan segera
terjadi. Banyak bagian dokumen yang juga tidak saling berhubungan. Namun,
mengingat penerbitan dokumen ini adalah ketika APB sedang dalam masalah, dokumen
ini cukup berguna saat itu.

C. REPORT TRUEBLOOD
Pada bulan April 1971 American Institute Certified Public Accountant Public
Accountant (AICPA) membentuk dua kelompok studi, yaitu Komite Wheat (Wheat
Committee) yang bertugas untuk memperbaiki proses penyusunan standar. Komite ini
melaporkan hasil-hasilnya kepada FASB. Yang kedua adalah Komite Trueblood
(Trueblood Committee) yang bertugas untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan
dengan menentukan siapa usernya, informasi apa yang mereka butuhkan, seberapa
banyak informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh akuntansi dan apa kerangka
kerja yang diperlukan dalam menyediakan kebutuhan akuntansi.
Trueblood Committee mempunyai kuasa untuk menggunakan APB Statement 4
sebagai sebuah alat untuk memperbaiki tujuan laporan keuangan sebagai bagian dari
struktur metateoritis. Komite menjelaskan 12 tujuan laporan keuangan sebagai berikut:
1. Untuk menggambarkan bahwa tujuan laporan keuangan yang dirumuskan
bersifat saling melengkapi sebagai standar yang relevan dan sebagai pedoman
yang tepat untuk digunakan. 

6
2. Untuk menggambarkan penggunaan laporan keuangan untuk kepentingan
manajemen. Pemakaian laporan keuangan oleh manajemen dibatasi oleh ruang
lingkup yaitu otoritas, kebijakan atau sumber-sumber daya entitas. 
3. Untuk menggambarkan pentingnya laporan arus kas. Para pemakai informasi
keuangan menyebutkan bahwa informasi arus kas adalah sangat penting bagi
kreditor dan investor. 
4. Untuk membahas tentang laba operasi yang sangat penting bagi pemilik atau
investor. Informasi tersebut juga digunakan oleh para pengguna untuk dapat
memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi kekuatan pemasukan
perusahaan. 
5. Membahas tentang akuntabilitas. Akuntabilitas memberikan informasi yang
berguna dalam menilai kemampuan manajemen dalam menggunakan sumber
daya perusahaan di masa depan secara efektif dan efisien. 
6. Untuk memberikan informasi aktual dan akurat mengenai transaksi dan
kejadian-kejadian lain yang berguna dalam rangka memprediksi,
membandingkan dan mengevaluasi kekuatan pemasukan perusahaan. Asumsi
mendasar mengenai mengenai interpretasi, evaluasi, prediksi atau estimasi harus
diungkapkan. 
7. Tujuan 7,8, dan 9 menyebutkan laporan neraca, laba rugi serta laporan sumber
dan penggunaan dana yang mungkin digunakan untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi laba usaha. Dalam laporan posisi keuangan
(neraca), nilai sekarang diindikasikan sebagai arus kas yang di present value-
kan sebagai estimasi pasar.
8. Tujuan 10 untuk memberikan informasi yang berguna untuk proses yang dapat
diprediksi. Prediksi keuangan harus diberikan ketika mereka akan meningkatkan
reliabilitas prediksi para pengguna. 
9. Tujuan 11 dan 12 membahas tentang tujuan laporan keuangan bagi organisasi
pemerintah dan organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan. Laporan
keuangan pada organisasi pemerintah dan nirlaba akan dapat memberikan
informasi yang berguna untuk mengevaluasi kefektifan manajemen sumber
daya dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengukuran kinerja harus dihitung
untuk menentukan tujuan. 

7
Kesimpulan Pada Report Trueblood
Laporan Trueblood menyangkut karakteristik kualitatif laporan keuangan
berdasarkan standar dan petunjuk ASOBAT serta tujuan kualitatif APB statement no.4.
Report Trueblood tentang arus kas sangat penting bagi pemakai dan berhubungan erat
dengan pengukuran laba operasi untuk pembentukan arus kas dimasa mendatang. Akan
tetapi pada definisi tujuan laporan keuangan bahwa laporan harus dievaluasi. Kritik
telah mengarah pada bahwa tujuan-tujuan tersebut harus jelas dan tidak
mengkhususkan tujuan operasional yang bisa diterapkan dalam praktik. Kritik tersebut
memang sangat benar akan tetapi juga tidak relevan. Tujuan-tujuan ini menghadirkan
sebuah langkah yang penting yang diambil untuk membangun kerangka kerja
konseptual yang berarti dari tujuan-tujuan tersebut. Pembentukan kelompok studi
merupakan bentuk respon atas munculnya kritik dalam penyusunan dan publikasi
laporan keuangan disamping dalam kenyataan bahwa kerangka konseptual merupakan
kebutuhan yang sangat mendesak.

D. KONTRIBUSI AAA MELALUI STATEMENT OF ACCOUNTING THEORY


AND THEORY ACCEPTANCE (SATTA)

Statement Of Accounting Theory And Theory Acceptance (SATTA) merupakan


komite eksekutif dari AAA yang dibentuk tahun 1973, dimana SATTA memiliki tujuan
yang hampir sama dengan ASOBAT yaitu sebagai badan yang berdedikasi tinggi
dengan melakukan riset tentang literatur yang berhubungan dengan laporan keuangan
masa kini dan merupakan pernyataan profesi yang barkaitan dengan teori akuntansi.
ASOBAT lebih menekankan pada petunjuk tentang pengembangan metateori terkait
dengan sistem-sistem penilaian dan evaluasi informasi akuntansi, sedangkan SATTA
mengambil porsi sistem-sistem penilaian akuntansi dan pemikiran teoritis lain serta
menyebutkan alasan mengapa tidak mungkin mengembangkan kriteria yang
memungkinkan profesi untuk samar-samar menerima satu sistem penilaian akuntansi.
Terdapat beberapa teori yang disampaikan AAA pada tahun 1977 melalui komite
SATTA yang berisikan:
1. Pendekatan Klasik (Classical Approaches)
Sistem yang tertua diklasifikasikan sebagai pendekatan klasik untuk membangun
suatu teori. Pendekatan klasik merupakan sistem penilaian berkarakter normatif dan

8
deduktif, serta tidak banyak berpengaruh terhadap keputusan pengguna walaupun
pengembang model berargumen bahwa model mereka sangat baik bagi pengguna
dibandingkan alternatif lain.
2. Pendekatan Pengambilan Keputusan (Decision-Usefulness Approaches)
Pendekatan ini memfokuskan pada hal-hal sebagai berikut:
o Para pengguna laporan akuntansi
o Keputusan-keputusan yang dibuat
o Informasi-informasi yang dibutuhkan
o Kemampuan-kemampuan dalam mengolah informasi
Pendekatan pengambilan keputusan dibedakan atas:
 Orientasi model keputusan. Orientasi ini memiliki ciri-ciri bersifat normatif
dan deduktif, relevan dengan keputusan yang dibuat oleh para pemakai
informasi, dan relevan dengan kriteria instrumen pengukuran.
 Orientasi pengambilan keputusan. Orientasi ini memiliki ciri-ciri bersifat
deskriptif, hal ini dikarenakan orientasi ini menekankan pada usaha mencari
jalan yang berhubungan dengan informasi apa yang secara nyata digunakan
atau yang diinginkan oleh para pembuat keputusan.
3. Pendekatan Informasi Ekonomi
Pendekatan ini lebih menekankan pada isu-isu cost and benefit yang bersumber dari
penggunaan dan penyusunan atau produksi informasi. Informasi ekonomi tidak
berhubungan langsung dengan sistem penilaian alternatif, melainkan berkaitan
dengan masalah biaya dan manfaat yang timbul dari informasi produksi dan
penggunaan.

Kekurangan Pendekatan Teori Saat Ini


Dalam analisis dari aspek SATTA ini akan mencakup isu paling penting yang
muncul (dari sudut pandang teori akuntansi). Masalah utama yang dibawa SATTA
adalah keragaman para pengguna dalam hal keputusan mereka dan kebutuhan informasi
yang berbeda. ASOBAT dan APB Statement 4 berkaitan dengan penyediaan kerangka
metateorikal untuk mengevaluasi sistem dan metode teoritis dari sudut pandang
normatif. Mereka mengakui kenyataan bahwa banyak para pengguna meminta
informasi untuk membuat keputusan. Trueblood Report, juga berhubungan erat dengan
aliran model keputusan, dimana kelompok pengguna informasi yang berbeda akan

9
membuat keputusan dan memiliki kebutuhan informasi yang hampir sama. Pengguna
tidak membayar kepada penyedia untuk informasi yang tersedia hampir untuk siapa
saja yang benar-benar membutuhkannya. Informasi akuntansi merupakan barangpublik
dan bukan milik pribadi, sehinggainformasi yang dibutuhkan tidak akan terselesaikan
hanya dengan penawaran dan permintaan. Karena keragaman pengguna dan sifat
informasi akuntansi merupakan barang publik, maka formulasi standar akuntansi dan
metodenya akan menemui jalan buntu. Informasi akuntansi yang berbeda akan
menimbulkan perbedaan harga surat berharga sehingga beberapa orang akan
diuntungkan diatas orang lain.

Kata-Kata Penutup SATTA


SATTA adalah sintesis yang luar biasa dari literature akuntansi keuangan
teoritis. Teori SATTA menyatakan bahwa kebutuhan informasi pengguna yang
beragam tidak dapat dibuktikan, namun kesimpulan SATTA juga sulit dibantahkan.
Kita dapat membuat peraturan yang universal, namun kita juga dapat mengharapkan
bahwa penyataan dan ketetapan yang dibuat kelompok pembuat keputusan dapat
diterima.

E. TUJUAN DAN DIVERSITAS PENGGUNA INFORMASI


Tujuan pengguna tercantum dalam dokumen seperti Trueblood Committee
Report dan SFAC No 1 cukup luas dan umum. Ada dua area utama dimana informasi
yang luas dapat diaplikasikan pada banyak pengguna, yaitu tujuan kemampuan
prediktif dan akuntabilitas (perpanjangan dari kepengurusan).

Kemampuan Prediktif
Data akuntansi digunakan oleh beberapa studi untuk memprediksi variabel masa
depan dengan tujuan untuk mendapatkan bukti biaya historis pendapatan. Studi ini
menunjukkan bahwa biaya historis tampak sebagai prediktor dirinya dibandingkan dua
metode yang lain (general price level adjusted dan current value income). Namun, ada
studi lain yang menyatakan bahwa karena peristiwa riil itu bersifat volatif, maka
prodiktornya pun harus bersifat volatif pula. Selain itu ada beberapa studi tentang
kemampuan prediksi, yaitu:

10
1. Pengumuman tentang pendapatan kuartalan sebagai prediktor pendapatan tahunan
serta rasio keuangan sebagai prediktor kebangkrutan yang kemampuan prediksinya
terbukti tinggi.
2. Hubungan antara aliran kas dan harga surat berharga.
3. Nilai asset dan liabilitas (bahkan yang tidak tercatat) ditentukan oleh pasar.

Akuntanbilitas
Akuntabilitas menjelaskan tentang tanggung jawab manajemen untuk
melaporkan tujuan yang dicapai dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan secara
efektif dan efisien. Kemampuan prediksi berkaitan dengan penggunaan data untuk
menilai prospek masa depan, sedangkan akuntabilitas terkait dengan evaluasi kinerja
perusahaan. Pengukuran didasarkan pada tujuan akuntabilitas akan mencakup laba per
saham dan laba atas investasi dan komponennya (perputaran modal dan profit margin).
Kemampuan prediktif dan akuntabilitas merupakan hal yang terpisah karena penilaian
prospek dalam masa depan mempunyai hubungan evaluasi kerja dengan tujuan
prediktif namun kenyataannya hal ini membuat konflik antara prediktif dan
akuntabilitas.
Kerangka konseptual diarahkan untuk akuntabilitas membuat objektivitas dan
kepastian menjadi komponen penting. Poin Pallet menyatakan bahwa ada dua konsep
keadilan: (1) pendekatan individualistik yang berkaitan dengan hak-hak, kontrak, serta
upaya-upaya individu dan kontribusi,(2) pendekatan komunitarian lebih didasarkan
pada kesetaraan dan kebutuhan. Kedua konsep ini harus mempertimbangkan dokumen
kerangka konseptual. Namun, mempertanyakan tujuan menjadi perhatian penting dalam
membuat standar.

Tujuan Sekunder
Ada dua tujuan lain yang lebih sempit dari kemampuan prediktif dan
akuntabilitas. Pertama adalah penilaian pemeliharaan modal, yang memberikan
informasi tentang jumlah dividen yang bisa dibayarkan selama periode tertentu tanpa
mengembalikan modal kepada pemegang saham. Hal ini ditentukan dengan mengukur
nilai keluar dari aset perusahaan yang liabilitasnya minus. Sebuah pernyataan
pendapatan dengan pendekatan keluar menyatakan bahwa nilai mengukur perubahan

11
likuiditas yang terjadi selama periode sebagai akibat operasional. Kedua adalah
kemampuan beradaptasi (adaptability), yang mengukur total likuiditas yang ada di
perusahaan. Suatu pengukuran jumlah likuiditas yang tersedia untuk perusahaan tentu
memiliki beberapa relevansi, tapi kemampuan beradaptasi jauh lebih penting daripada
kemampuan prediksi yang efektif dan akuntabilitas. Perusahaan yang sukses mungkin
akan memanfaatkan hanya sebagian kecil dari total likuiditas yang tersedia selama
periode waktu yang relatif singkat.

Keanekaragaman Pengguna
Pengguna laporan keuangan memang sangat beragam, namun kebutuhan
informasi antar pengguna bisa bersifat komplementer sehingga tidak akan ada masalah
yang serius. Meskipun demikian, pembuat standar tetap bertugas untuk melindungi
kepentingan pihak-pihak yang berbeda tersebut. Para pengguna laporan keuangan
meliputi pemegang saham, kreditor, analisis keuangan dan penasehat, karyawan, serikat
buruh, pelanggan, pemasok, asosiasi perdagangan industri, lembaga pemerintah,
kelompok kepentingan publik, serta peneliti dan penjual standar.
Ada beberapa kebutuhan informasi untuk kelompok pengguna yang berbeda
Misalnya, kreditur jangka pendek mungkin berkaitan dengan pengukuran likuiditas,
seperti rasio lancar atau cepat, sedangkan kreditur jangka panjang mungkin memiliki
minat yang lebih besar dalam komposisi struktur modal.
SATTA tercatat sebagai tujuan laporan keuangan untuk mencapai kehadiran
kelompok pengguna heterogen dan kebutuhan pengguna, dimana mungkin ada tumpang
tindih antara kelompok-kelompok ini serta informasi khusus yang dibutuhkan oleh
berbagai kelompok mungkin sudah diproduksi dan teknologi informasi membuat
penyebaran informasi relatif murah. Keragaman kebutuhan informasi yang dibahas
dalam laporan ini adalah saling melengkapi bukan bertentangan satu sama lain.
Laporan komite bahkan mengembangkan pendekatan pelaporan keuangan sesuai
dengan kebutuhan informasi yang diperluas untuk investor dan kreditor. Masalah utama
ada pada cara pendekatan informasi baru, yaitu kelemahan persaingan yang kompetitif
yang membuat masalah publik dimana manajemen akan lebih memilih untuk
menyimpan rahasia.

12
Sementara Ogan dan Ziebart dan komite AICPA mutlak benar dalam membahas
mengenai standar seperti FASB (sebagaimana dibedakan dengan informasi keuangan
yang timbul pada pasar yang tidak diatur) yang memiliki nilai yang cukup besar dan
utilitas untuk semua pemegang saham di perusahaan perusahaan.

13
REFERENSI

Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College
Publishing.

Astika, IB. Putra. 2010. Teori Akuntansi : Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.

14

Anda mungkin juga menyukai