Anda di halaman 1dari 6

Hormon Metabolisme Kalsium

  Kalsium adalah sebuah elemen kimia dengan simbol Ca dan nomor atom 20. Mempunyai
massa atom 40.078 amu. Kalsium merupakan salah satu logam alkali tanah, dan merupakan
elemen terabaikan kelima terbanyak di bumi. Kalsium bersifat esensial untuk pertumbuhan
tulang, pembekuan darah, mempertahankan potensial transmembran, replikasi sel, coupling
stimulus-kontraksi dan stimulus-sekresi, dan proses second messenger.

Peran kalsium

Kalsium dalm sirkulasi dan ekstraselular, pada orang dewasa dipertahankan pada 2,2-2,6
mmol/L. kesetimbang ini dicapai terutama dalam ginjal dan saluran cerna, dan dengan
pertukaran antar tulang dan cairan ekstraselular. Tulang merupakan pool kalsium terbesar, pool
yang lebih kecil berada di jaringan lunak, dan yang lebih kecil lagi adalah cairan ekstraselular.
Anak memiliki keseimbangan kalsium positif, dan pada usia 18 tahun akan memiliki sekitar 1 kg
kalsium.

Regulasi metabolisme kalsium

Regulasi ini pada prinsipnya diatur oleh tiga hormone:


1. Hormon paratiroid (PTH) dari kelenjar paratiroid yang meningkatkan konsentrasi
kalsium dalam sirkulasi.
2. Kalsitonin dari sel parafolikular tiroid yang menurunkan kalsium.
3. 1,25-dihidroksi-vitamin D3, suatu metabolid vitamin D, yang meningkatkan ion kalsium
dalam sirkulasi.

PARATHORMON / PARATHYROID HORMON (PTH)

Parathormon (PTH) atau yang biasa disebut Hormon Paratiroid dihasilkan oleh empat
kelenjar kecil di daerah bilateral ujung atas dan bawah kelenjar tiroid, yaitu kelenjar paratiroid.
Parathormon mengatur metabolismekalsium dan fosfat tubuh. Organ target utamanya adalah
tulang, ginjal, dan duodenum.

Terhadap tulang, PTH mempertahankan kadar kalsium dalam serum. Di tubulus ginjal,
PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitaminD yang aktif, mengakibatkan terjadinya
peningkatan absorpsi kalsium dan fosfat dari usus. Selain itu, hormone ini akan meningkatkan
reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran fosfat, HCO3 dan Na. Karena
sebagian besar kalsium disimpan dalam tulang, maka efek PTH lebih besar terhadap tulang.

Gen PTH terletak dilengan pendek kromosom 11. PTH matur merupakan polipeptida
yang terdiri dari 84 asam amino, merupakan hasil pembelahan dari pro-PTH yang terdiri dari 90
asam amino, yang merupakan hasil pembelahan dari prepro-PTH yang terdiri dari 115 asam
amino. Pembelahan pro-PTH menjadi PTH terjadi sekitar 15 menit setelah pro-PTHsampai di
apparatus golgi. Pro-PTH ini dikemas dalam vesikel dan dilepaskan melalui eksositosis. Sekresi
PTH dikontrol oleh kalsium plasma sehingga terdapat hubungan terbalik antara kalsium plasma
dan PTH. Sel chief paratiroid memiliki situs yang mengenali kalsium dan second messenger
nya adalah cAMP. PTH mengalami pembelahan di sirkulasi, hati, dan ginjal, dan salah satu
fragmennya dalam sirkulasi (1-34) tetap aktif secara biologis.

Kerja fisiologis PTH

Tulang, PTH bekerja pada tulang untuk melepaskan kalsium, ortofosfat, magnesium, sitrat,
hidroksiprolin, dan osteokalsin, yang membentuk 1-28% dari seluruh protein tulang dan
memiliki afinitas tinggi terhadap kalsium. Karena itu PTH memiliki efek resorptif pada tulang
yang mungkin bekerja langsung pada osteoblas, lalu menstimulasi aktivitas osteoklas. Osteoblas
mensintesin kolagen, tempat kalsium fosfat mengendap menjadi Kristal hidroksiapatit. Tulang
mengalami demineralisasi oleh sel osteoklas yang melepaskan asam hialuronat dan asam
fosfatase, yang dapat melarutkan kalsium fosfat.

Traktus gastrointestinal, PTH menstimulasi ambilan kalsium dari GIT (gastrointestinal tract,
tractus gastro intestinal) memalu kerja secara tidak langsung pada metabolism vitamin D.

Ginjal, PTH meningkatkan ekskresi fosfat di urin melalui kerja secara langsung pada tubulus
proksimal ginjal. Hal ini menstimulasi resorpsi kalsium tulang karena hormone ini memacu
ionisasi kalsium melalui reduksi pada produk soulibilitas [Ca2+ ] x [PO43-]. Selain itu, PTH
menghambat reabsorpsi bikarbonat, menstimulasi asidosis metabolic yang memungkinkan
ionisasi kalsium, resorpsi kalsium, dari tulang,dan disosiasi kalsium dari lokasi pengikatan
protein plasma.

KALSITONIN

Efek Kalsitonin untuk menurunkan konsentrasi kalsium plasma dengan cepat sekali mulai
dalam beberapa menit setelah penyuntikan kalsitonin, jadi efek kalsitonin pada konsentrasi ion
kalsium persis berlawanan dengan efek hormon parathyroid dan terjadinya beberapa kali lebih
cepat.

Kalsitonin mengurangi konsentrasi kalsium plasma dalam 3 cara

1. Efek segera untuk mengurangi aktivitas osteoklas

2. Efek kedua yang dapat dilihat sekitar 1 jam adalah peningkatan aktivitas osteblastis

3. Efek ketiga dan terlama kalsitonin adalah mencegah pembentukan osteklas baru dari sel
osteoprogenitor kemudian menekan aktivitas osteoblastik juga.

Oleh karena itu, setelah beberapa lama hasil bersih adalah pengurangan aktivitas
osteoklastik dan osteoblastik yang besar tanpa efek bermakna pada konsentrasi ion kalsium
plasma yang berlangsung lama yaitu, efek pada kalsium plasma terutama bersifat sementara,
berlangsung paling lama selama beberapa hari. Akan tetapi terdapat efek pengurangan kecepatan
“remodelling” tulang yang lama.

Pada orang dewasa absorpsi osteoklastik menyediakan 0,8 gram kalsium pada cairan
extrasel pada setiap hari dan penekanan jumlah aktivitas osteoklastik oleh kalsitonin mempunyai
efek yang sedikit pada kalsium plasma. Namun sebaliknya yang terjadi pada anak anak jauh
lebih nyata karena remodelling tulang yang cepat pada anak anak dengan absorpsi osteoklastik
kalsium sebesar 5 gram atau lebih setiap hari atau juga sebanding dengan 5-10 kali kalsium total
dalam semua cairan extrasel.

Efek konsentrasi kalsium plasma pada sekresi kalsitonin

Peningkatan konsentrasi kalsium plasma sebesar 10% menyebabkan peningkatan


kecepatan sekresi kalsitonin yang cepat 2 kali lipat. Hal ini memberikan mekanisme umpan balik
hormonal kedua untuk mengatur ion kalsium plasma, tetapi kerjanya persis berlawanan dengan
hormon system hormone parathyroid. Yaitu, peningkatan konsentrasi kalsium menyebabkan
peningkatan sekresi kalsitonin, dan peningkatan kalsitonin selanjutnya mengurangi konsentrasi
kalsium plasma kembali ke normal.

Akan tetapi, terdapat 2 perbedaan utama antara system umpan balik kalsitonin dan
parathyroid. Pertama, mekanisme kalsitonin bekerja lebih cepat mencapai puncak aktivitas
kurang dari 1 jam, berbeda dengan beberapa jam yang dibutuhkan sekresi parathyroid untuk
mencapai puncak aktivitasnya.
Perbedaan kedua adalah mekanisme kalsitonin terutama bekerja sebagai legulator yang
berlangsung singkat dan mempunyai efek jangka panjang yang kecil, bulan demi bulan, terhadap
konsentrasi ion kalsium berbeda dengan efek system hormone parathyroid. Seperti telah
dijelaskan diatas, mekanisme kalsitonin sangat lemah pada manusia dewasa normal. Oleh karena
itu, setelah berlangsung lama, system parathyroid hamper seluruhnya mengendalikan kadar ion
kalsium dalam cairan extrasel dalam jangka waktu yang lama.

VITAMIN D

Vitamin secara umum tidak dianggap sebagai hormon, namun suatu faktor diet organik
yang esential bagi kesehatan. Karena itu istilah “VITAMIN” mungkin tidak tepat untuk zat yang
disebut vitamin D. Istilah vitamin D mengacu pada dua zat kimia mirip steroid, yaitu
ergokalsiferol dan kolekalsiferol. Osteomalasia adalah pelunakan tulang pada organ dewasa yang
menderita defisiensi vitamin D dari makanan, sinar matahari, atau keduanya.
Sintesis vitamin D

Bentuk aktif vitamin D adalah 1-alfa, 25-dihidroksivitamin D3 ( 1,25-(OH)2-D3 ). Radiasi


ultaviolet dalam sinar matahari menyebabkan fotoisomerisasi pada prekursos kolesterol, 7-
dehidrokolesterol, yang mengkonversinya menjadi previtamin D, yang kemudian mengalami
isomerisasi termal menjadi kolekalsiferol (Vitamin D3). Kolekalsiferol berikatan dengan protein
pengikat di dermis yang mentransportnya dalam plasma. Kolekalsiferol kemudian dikonvensi
menjadi 25-hidroksivitamin D3 (25-OH-D3) di hati. Metabolit ini bersirkulasi dan di konversi
menjadi metabolit aktif 1,25-(OH)2-D3 di ginjal.

Regulasi metabolisme

Regulasi metabolisme vitamin D3 terhubung dengan hormon paratiroid. Sekresi PTH dari
kelenjar paratiroid di stimulasi oleh hipokalsemia. PTH menstimulasi enzim mitokondrial
korteks ginjal, 1-alfa-hidrosilase, yang juga distimulasi oleh konsentrasi fosfat yang rendah.
1,25-(OH)2-D3 yang terbentuk masuk ke sirkulasi dan memacu resorbsi kalsium dari tulang.
Absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal (GIT ) menstimulasi reabsorbsi kalsium dari ginjal
dan ekresi fosfat. Hiperkalsemia menghambat reproduksi lebih lanjut PTH, yang kemudian
membatasi sintesis 1,25-(OH)2-D3. Metabolit aktif di inaktivasi ketikas di konversi menjadi
24,25-(OH)2-D3 . 1,25-(OH)2-D3 dapat juga melakukan umpan balik ke kelenjar paratiroid untuk
menghambat pelepasan PTH. Kelenjar ini memiliki respon untuk 1,25-(OH)2-D3

Mekanisme kerja

Reseptor 1,25-(OH)2-D3 termasuk superfamili reseptor hormon nuklear, yang berkaitan


dengan ligannya dan mengubah transkripsi. Hormon ini berjalan dalam aliran darah dalam
kesetimbangan antara bentuk bebas dan terikat. Bentuk bebas dapat masuk kedalam sel dengan
bebas karena sifat lipofiliknya. Protein pengikat-1,25(OH)2-D3 (disingkat DBP) plasma
mengenali hormon ini secara spesifik. 1,25-(OH) 2-D3 berikatan dengan reseptor nuklear;
kompleks ini berikatan dengan elemen respon hormon spesifik pada gen target disisi upstream
(hulu) dari situs aktifitasi transkripsi. Dan terjadi sintesisn mRNA dan protein baru. Protein yang
disintesis meliputi osteokalsin, suatu protein tulang penting yang sintesis nya disupresi oleh
glukokortikoid. Dalam GIT, protein transpor pengikat-kalsium (calcium-dinding transpor
protein, CaBP) disintesis sebagai respon terhadap aktivasi hormon-reseptor pada genom.

Kerja fisiologis vitamin d

Tulang. Vitamin D menstimulasi resorpsi kalsium dari tulang sebagai bagian dari
ungsinya mempertahankan konsentrasi ion cukup dalam sirkulasi. Vitamin D juga menstimulas
sintesis osteokalsin.

Tactus gastrointestinal. 1,25- (OH)2 – D3 menstimulasi absorpsi kalsium dan fosfat dari
saluran melalui proses transport aktif.hormon ini memacu sintesis transport kalsium dengan
meningkatkan sintesis protein – kalsium (CaBP) sitosol , yang mentransport kalsium dari
mukosa ke sel serosa saluran cerna.

Ginjal 1,25- (OH)2 – D3 dapat menstimulasi reabsorpsi kalsium ke dalam sel tubulus
saat memacu ekskresi fosfat. Sel tubulus memiliki reseptor untuk Vitamin D dan CaBP.

Otot. Sel otot memiliki reseptor Vitamin D dan hormon ini dapat memediasi kontraksi
otot melalui efeknya terhadap aliran kalsium , dan pada sintesis adenosin trifosfat (ADP)

Kehamilan. Selama kehamilan , terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan GIFT dan
terjadi peningkatan konsentrasi 1,25- (OH)2 – D3 DBP,kalsitonin dan PTH dalam sirkulasi .
selama 6 bulan terakhir sebelum kelahiran , kalsium dan fosfor terakumulasi di janin plasenta
mensintesis 1,25- (OH)2 – D3 seperti halnya tulang dan ginjal janin . namun demikian , janin
masih membutuhkan Vitamin D maternal.

Peran lain. Vitamin D mungkin terlibat dalam maturasi dan proliferasi sel sistem imun ,
contohnya sel punca (stem cell) hematopoietik , dan dalam funsi sel B dan sel T matur

Anda mungkin juga menyukai