Perkelahian atau yang sering disebut tawuran sering sekali terjadi diantara pelajar. Bahkan bukan
hanya pelajar SMA. tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada yang mengatakan
bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian
dan korban cenderung meningkat. Tawuran yang terjadi apabila dapat dikatakan hampir setiap
bulan, minggu, bahkan mungkin hari selalu terjadi antar pelajar yang kadang-kadang berujung
dengan hilangnya satu nyawa pelajar secara sia-sia. Pelajar yang seharusnya menimba ilmu di
sekolah untuk bekal masa depan yang lebih baik menjadi penerus bangsa malah berkeliaran diluar
dan melakukan hal-hal yang dapat berakibat fatal.
Menurut saya, yang harusnya patut dipertanyakan tentang tanggung jawab itu yaitu pihak keluarga
mereka masing-masing. Salah satu faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar ialah
ketidakmampuan orangtua menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam mendidik dan
melindungi anak. Padahal, dalam Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) pasal 26 ayat 1 telah
ditegaskan bahwa orangtua berkewajiban dalam melindungi anak, baik dalam hal mengasuh,
memelihara, mendidik, melindungi, maupun mengembangkan bakat anak. Menyalahkan pihak
sekolah atas terjadinya tawuran merupakan sasarann yang kurang tepat karena mungkin pihak
sekolah bukannya seperti menutup mata atas apa yang terjadi pada anak didiknya, tapi semua itu
karena terbatasnya kewajiban mereka sebagai pendidik, yang secara tidak langsung dapat dikatakan
pihak sekolah tidak dapat selalu memantau apa yang terjadi di luar sekolah karena banyaknya anak-
anak yang harus mereka pantau.
Siswa
Antar siswa
Orang tua
Guru
Dalam pandangan psikologi, setiap perilaku merupakan interaksi antara kecenderungan didalam diri
indivudu (sering disebut kepribadian, walau tidak selalu tepat) dan kondisi eksternal. Begitu pula
dalam hal perkelahian pelajar. Bila dijabarkan, terdapat sedikitnya 4 faktor psikologis mengapa
seorang pelajar/remaja terlibat perkelahian(tawuran).
Berikut ini merupakan beberapa solusi yang dapat digunakan untuk menangani konflik mengenai
tawuran antar pelajar yang sering terjadi di Indonesia.
a. Para siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai jika cara
penyelesaiannya menggunakan kekerasan.
b. Melakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan
cinta kasih.
c. Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang dan
bukan untuk menyakiti orang lain.
d. Ajarkan ilmu sosial budaya karena sangan bermanfaat untuk pelajar khususnya agar tidak salah
menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
e. Bagi para orang tua, mulailah belajar jadi sahabat untuk anak-anaknya.
f. Dibuatnya sekolah khusus dalam lingkungan penuh disiplin dan ketertiban bagi mereka yang
terlibat tawuran.
-Terinspirasi Oleh film Film tidak mendidik,Sinetron,Dan web web yang sangat mudah untuk dibuka
dan dilihat