Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Berpolitik

Pembimbing:
ALFIYAN M.Pd

Kelompok 7
Nama Mahasiswa:
1. Sherli Dwi Chintia
2. Ulfa Fadila Bahri
Kelas: 1B

Prodi D.Iii Keperawatan Solok

Poltekkes Kemenkes Padang

Tahun 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah tentang “kontribusi
agama dalam kehidupan berpolitik ”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang ber sifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita Amin

Sherli dan ulfa,08 oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.................................................................................. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………..................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ............................................................................... 4
B. RumusanMasalah........................................................................... 5
C. Tujuan............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A.    Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Menurut Islam................. 6
B.    Peran Agama Islam Dalam Kehidupan Politik ........................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Agama dan politik sejatinya tidak bisa dipisahkan karena agama secara hakiki berhungan
dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi hukum dan seringakali agamalah yang
memberi legitimasi kepada pemerintahan, agama sangat melekat dalam kehidupan rakyat dalam
masyarakat industri maupun nonindustri sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di
bidang politik. sejumlah pemerintahan di seluruh dunia juga menggunakan agama untuk
memberi legitimasi pada kekuasaan politik,dapat dikatakan bahwa politik berbuah dari hasil
pemikiran agama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh aktifitas
manusia tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama,fakta lain bahwa
kegiatan manusia yang paling banyak membutuhkan legitimasi adalah bidang politik, dan hanya
agamalah yang dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat
dan sumbernya pada akal manusia,tidak benar dikatakan bahwa agama merupakan bentuk
kekerasan bila dikaitkan dengan perpolitikan.agama dalam kehidupan bernegara diwujudkan
dalam bentuk adopsi lembaga-lembaga keagamaan tertentu dalam negara serta adopsi nilai-nilai
dan norma-norma agama dalam sistem nasional dan kebijakan publik secara umum.
Dalam kondisi demikian ini, hubungan antara agama dan politik tetap merupakan
hubungan yang bersifat intersectionalyang berarti hubungan persinggungan antara agama dan
politik,tidak sepenuhnya terintegrasi dan tidak pula sepenuh-nya terpisah.Bahkan legitimasi
agama tetap diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan negara.Di sisi lain,
modernisasi politik yang demokratis di era reformasi berimplikasi kepada meningkatnya
partisipasi rakyat serta munculnya partai-partai politik baru, termasuk partai-partai agama
(Islam).Di masa-masa awal reformasi, dukungan umat kepada partai-partai Islam cukup besar,
dan yang lebih penting adalah adanya keteladanan dari para pemimpin politik dalam
mempraktikkan nilai-nilai Pancasila di lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga
politik.Sejalan dengan hal ini, faktor-faktor yang memengaruhi munculnya konflik antar warga
tentu saja perlu diatasi atau dihilangkan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kontribusi agama dalam kehidupan berpolitik ?
2. Bagaimana peran agama dalam kehidupan poltik?

C,Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi agama dalam kehidupan politik
2. Untuk mengetahui bagaimana peran agama dalam kehidupan poltik

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Menurut Islam


Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya menyangkut prinsip-prinsip
kekuasaan politik, Agama dalam hal ini adalah Islam, merupakan alat atau seperangkat aturan
dan ajaran yang salah satunya bertujuan mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah
banyaknya perbedaan antara individu yang satu dengan yang lain yang secara naluriah tidak bisa
hidup secara individual. Dalam Islam, Al-Qur’an merupakan pedoman pertama bagi manusia
setelah yang keduanya Hadits, yang merupakan sumber hukum pertama bagi manusia
dimaksudkan untuk menjadi tuntunan.
Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
1. Prinsip persatuan dan persaudaraan.
2. Prinsip persamaan.
3. Prinsip kebebasan.
4. Prinsip tolong-menolong.
5. Prinsip perdamaian.
6. Prinsip musyawarah.
Salah satu ayat Al-Quran yang berkaitan langsung dengan prinsip – prinsip dasar
kekuasaan politik terdapat dalam surat QS.004: An-Nisaa’ ayat 58 dan 59,
Innallaha ya'murukum an tu'adduul amaanaati ila ahlihaa wa-idzaa hakamtum bainannaasi an
tahkumuu bil 'adli innallaha ni'immaa ya'izhukum bihi innallaha kaana samii'an bashiiran (58)
"Sesungguhnya, Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya, Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya, Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." – (QS.4:58)

Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu athii'uullaha waathii'uurrasuula wauuliil amri minkum fa-in


tanaaza'tum fii syai-in farudduuhu ilallahi warrasuuli in kuntum tu'minuuna billahi wal yaumi-
aakhiri dzalika khairun waahsanu ta'wiilaa (59)
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil-amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada

6
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." –
(QS.4:59)

Dalam kehidupan politik, secara lebih khusus Al-quran mengajarkan harus dilandasi
dengan empat hal yang pokok yaitu:
1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.
Amanat merupakan sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan
dikembalikan bila saatnya tiba atau bila diminta oleh pemiliknya. Amanat tersebut meliputi
amanat antara manusia dengan Allah SWT, Manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan
lingkungannya, serta manusia dengan dirinya sendiri Amanat adalah sendi utama dalam
berinteraksi social terutama dalam bidang kekuasaan politik. Bagi pemegang kekuasaan politik
telah diperintahkan untuk menunaikan amanat berupa usaha mencerdaskan rakyat dan
membangun mental dan spiritual.
Kamaa arsalnaa fiikum rasuulaa minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wayuzakkiikum
wayu'allimukumul kitaaba wal hikmata wayu'allimukum maa lam takuunuu ta'lamuun(a)
"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-
ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." – (QS.2:151)

2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.


Hukum merupakan peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang
dikukuhkan penguasa atau pemerintah untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. Salah satu
sumber hukum yang berpengaruh adalah agama. Suatu sistem politik tidak akan dapat
dilaksanakan dengan baik dan tidak akan membawa kemaslahatan bersama apabila tidak
didukung oleh hukum yang baik dan juga penerapan hukum yang adil dan konsisten.
Innaa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi litahkuma bainannaasi bimaa araakallahu walaa takul(n)-
lilkhaa-iniina khashiiman
"Sesungguhnya, Kami telah menurunkan Kitab kepadamu, dengan membawa kebenaran, supaya
kamu mengadili antara manusia, dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang
yang hianat," – (QS.4:105)

3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan ulil amri.
Ulil Amri adalah orang atau sekelompok orang yang mendapatkan tugas untuk mengurusi
urusan – urusan kaum muslimin baik menyangkut masalah ibadah, pendidikan, social, ekonomi,
7
bahkan termasuk urusan hubungan luar negeri dan juga pemimpin perang. Tetap dalam koridor
taat pada Allah dan Rasulnya berarti apa yang dilakukan sudah jelas bahwa harus berdasar Al-
Qur’an dan Hadist, sedangkan Ulil Amri bertugas sebagai fasilitator agar umat dapat
menjalankan dengan sebaik – baiknya. Sedangkan yang boleh diatur oleh Ulil Amri hanyalah hal
– hal atau urusan yang belum ditur secara jelas oleh Al-Qur”an dan As-Sunah.

4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.


Al-Qur’an dan Hadist hanya memuat ketentuan – ketentuan pokok bagi kehidupan
manusia. Setiap permasalahan yang dihadapi terkadang belum ada pemecahannya dalam kedua
sumber suci tersebut. Oleh sebab itu terkadang menimbulkan perbedaan pendapat, tetapi apapun
pendapat atau keputusan yang diambil haruslah berpulang pada Al-Quran dan Hadist sebagai
sumber utama.
..yauma akmaltu lakum diinakum wa-atmamtu 'alaikum ni'matii waradhiitu lakumu-islaama
diinan..
.Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-redhai Islam itu jadi agamamu…. (QS.5:3)
Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang
akan diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah:
1. Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
2. Seorang yang dapat dipercaya.
3. Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi.
4. Seorang yang cerdas.
5. Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan.

B. Peran Agama Islam Dalam Kehidupan Politik


Ada sebagian ulama mengatakan politik tidak terlepas dari nilai- nilai agama,seperti hal
nya pada pemilu tahun 1955 sebagian partai peserta pemilu didominasi partai berbasis agama
seperti masyumi,NU,PSI,Partai katolik dan lain sebagainya itu menunjukan bahwa partisipasi
partai politik berbasis agama sangat kental pada sistem politik indonesia dari zaman – ke zaman.
Menyelamatkan agama sejatinya adalah dengan menegakkan akidah dan syariah Islam
dalam semua aspek kehidupan mereka, baik di ranah pribadi maupun ranah sosial-politik-
kenegaraan.Semua ini tentu tidak bisa diwujudkan dalam sistem politk sekular saat ini.
Sebaliknya, keselamatan agama menuntut adanya institusi negara yang menerapkan syariah

8
Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan.masalah kepemimpinan sesungguhnya terkait
dengan dua faktor: sosok pemimpin dan sistem kepemimpinan yang digunakannya. Jika panduan
untuk memilih pemimpin ini hanya terkait dengan sosok pemimpinnya saja, tentu hal demikian
telah mengabaikan sama sekali sistemnya(yakni sistem sekular) yang justru gagal
menyelamatkan agama dari sekadar sebatas penjaga moral belaka. Dalam sistem sekular saat ini,
peran agama sebagai solusi atas seluruh problem kehidupan malah disingkirkan jauh-jauh. Jika
hal ini tidak dilakukan, siapapun pemimpin yang terpilih, yakinlah, mereka hanya akan semakin
mengokohkan sistem sekular ini. Akibatnya, harapan untuk menyelamatkan agama sekaligus
menjauhkan liberalisme akan menjadi tinggal harapan, tidak akan pernah mewujud dalam
kenyataan.
Melihat sejarah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW beliau melaksanakan politik
kenegaraan mengirim dan menerima duta, memutuskan perang dan membuat perjanjian dan
musyawarah. Dalam saah satu bukunya Prof. Ar-Rais ( diterjemahkan kedalam B.Indonesia oleh
Prof. T. M.Hasbi Ash- Shiddieqy ) menyatakan hal sebagai berikut. Orang mengakui bahwa
semua taat aturan yang Rosullulloh tegakan bersama para mukmin di madinah,apabila ditinjau
dari segi kenyataan dan dibandingkan dengan ukuran politik.dalam pada itu tidak ada halangan
untuk menyatakan bahwa aturan itu bercirikan agama.
Oleh karena itu, keterlibatan agama dalam percaturan politik itu merupakan salah satu proses
penting yang berjalan cepat dalam percaturan politik di kalangan masyarakat-masyarakat
transisional. Barangkali penting untuk di kemukakan di sini tentang hakikat dua lembaga Islam
yang disebutkan di atas. Syari’ah, yang mengalami perkembangan selama berabad-abad, berdiri
tegas sebagai inti pemerintahan Islam tradisional, tetapi sekarang dengan cepat sedang digeser
kedudukannya oleh hukum sekuler. Sesuatu yang mencerminkan kebangkitan gagasan-gagasan
dan nilai-nilai Islam adalah munculnya partai politik, dan semua partai politik berdiri dalam
kondisi yang tidak menentu dan tidak stabil. Pendek kata, bentuk-bentuk tradisional yang krusial
dan stabil itu punah atau sedang menuju ke arah kepunahan; sedangkan unsur-unsur neo-
tradisional berada dalam kondisi yang benar-benar ringkih

9
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan analisis makalah kami ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai peran
penting agama terhadap politik
 Agama sangat berpengaruh terhadap kehidupan politik bagaimana hubungan antara
agama dan politik ini tetap merupakan hubungan yang bersifat intersectional yang berarti
hubungan persinggungan antara agama dan politik,Bahkan legitimasi agama tetap diperlukan
dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan negara.
Agama menjelaskan pada kita apa itu baik apa itu jahat dan bagaimana melakukan
tindakan baik dan apa saja tindakan jahat yang harus dihindari. Agama mensugestikan setiap
manusia untuk berbuat tindakan yang baik dan tentunya agama menjelaskan akibat dari
perbuatan baik dan hukuman dari perbuatan jahat. Olehkarena itu banyak orang yang ingin
melakukan tindakan benar yang dijelaskan dalam Agama.
Setiap agama, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek
politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi
secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Sejarah indonesia mencatat
bahwa keterlibatan agama dalam politik sangat berpengaruh terhadap tatanan nilai kenegaraan.
B. Saran
Para politisi dalam berperilaku hendaknya selalu menjaga citra agama yang bersifat
terbuka dan mandiri. Para politisipun harus mengedepankan aspirasi masyarakat dalam nilai-nilai
demokrasi, yang sesuai dengan tuntunan agama. Dan para politisi harus mampu menjaga
kerukunan hidup seagama, antara agama dan antar pemerintah, dengan cara ini komitmen
terhadap kehidupan beragama dengan mengaktualkan secara total wawasan kebangsaan dan
keagamaan. Dan hal ini harus didukung nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam bersikap dan
berperilaku.

10
Daftar Pustaka

Safiie,Inu Kencana ,Ilmu Politik ,Jakarta;PT. Rieneka Cipta,1997 cet ke 1


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta ;
Balai Pustaka, 1990

11

Anda mungkin juga menyukai