Pembimbing:
ALFIYAN M.Pd
Kelompok 7
Nama Mahasiswa:
1. Sherli Dwi Chintia
2. Ulfa Fadila Bahri
Kelas: 1B
Tahun 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah tentang “kontribusi
agama dalam kehidupan berpolitik ”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang ber sifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita Amin
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.................................................................................. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………..................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ............................................................................... 4
B. RumusanMasalah........................................................................... 5
C. Tujuan............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Menurut Islam................. 6
B. Peran Agama Islam Dalam Kehidupan Politik ........................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kontribusi agama dalam kehidupan berpolitik ?
2. Bagaimana peran agama dalam kehidupan poltik?
C,Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi agama dalam kehidupan politik
2. Untuk mengetahui bagaimana peran agama dalam kehidupan poltik
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." –
(QS.4:59)
Dalam kehidupan politik, secara lebih khusus Al-quran mengajarkan harus dilandasi
dengan empat hal yang pokok yaitu:
1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.
Amanat merupakan sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan
dikembalikan bila saatnya tiba atau bila diminta oleh pemiliknya. Amanat tersebut meliputi
amanat antara manusia dengan Allah SWT, Manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan
lingkungannya, serta manusia dengan dirinya sendiri Amanat adalah sendi utama dalam
berinteraksi social terutama dalam bidang kekuasaan politik. Bagi pemegang kekuasaan politik
telah diperintahkan untuk menunaikan amanat berupa usaha mencerdaskan rakyat dan
membangun mental dan spiritual.
Kamaa arsalnaa fiikum rasuulaa minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wayuzakkiikum
wayu'allimukumul kitaaba wal hikmata wayu'allimukum maa lam takuunuu ta'lamuun(a)
"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-
ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." – (QS.2:151)
3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan ulil amri.
Ulil Amri adalah orang atau sekelompok orang yang mendapatkan tugas untuk mengurusi
urusan – urusan kaum muslimin baik menyangkut masalah ibadah, pendidikan, social, ekonomi,
7
bahkan termasuk urusan hubungan luar negeri dan juga pemimpin perang. Tetap dalam koridor
taat pada Allah dan Rasulnya berarti apa yang dilakukan sudah jelas bahwa harus berdasar Al-
Qur’an dan Hadist, sedangkan Ulil Amri bertugas sebagai fasilitator agar umat dapat
menjalankan dengan sebaik – baiknya. Sedangkan yang boleh diatur oleh Ulil Amri hanyalah hal
– hal atau urusan yang belum ditur secara jelas oleh Al-Qur”an dan As-Sunah.
8
Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan.masalah kepemimpinan sesungguhnya terkait
dengan dua faktor: sosok pemimpin dan sistem kepemimpinan yang digunakannya. Jika panduan
untuk memilih pemimpin ini hanya terkait dengan sosok pemimpinnya saja, tentu hal demikian
telah mengabaikan sama sekali sistemnya(yakni sistem sekular) yang justru gagal
menyelamatkan agama dari sekadar sebatas penjaga moral belaka. Dalam sistem sekular saat ini,
peran agama sebagai solusi atas seluruh problem kehidupan malah disingkirkan jauh-jauh. Jika
hal ini tidak dilakukan, siapapun pemimpin yang terpilih, yakinlah, mereka hanya akan semakin
mengokohkan sistem sekular ini. Akibatnya, harapan untuk menyelamatkan agama sekaligus
menjauhkan liberalisme akan menjadi tinggal harapan, tidak akan pernah mewujud dalam
kenyataan.
Melihat sejarah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW beliau melaksanakan politik
kenegaraan mengirim dan menerima duta, memutuskan perang dan membuat perjanjian dan
musyawarah. Dalam saah satu bukunya Prof. Ar-Rais ( diterjemahkan kedalam B.Indonesia oleh
Prof. T. M.Hasbi Ash- Shiddieqy ) menyatakan hal sebagai berikut. Orang mengakui bahwa
semua taat aturan yang Rosullulloh tegakan bersama para mukmin di madinah,apabila ditinjau
dari segi kenyataan dan dibandingkan dengan ukuran politik.dalam pada itu tidak ada halangan
untuk menyatakan bahwa aturan itu bercirikan agama.
Oleh karena itu, keterlibatan agama dalam percaturan politik itu merupakan salah satu proses
penting yang berjalan cepat dalam percaturan politik di kalangan masyarakat-masyarakat
transisional. Barangkali penting untuk di kemukakan di sini tentang hakikat dua lembaga Islam
yang disebutkan di atas. Syari’ah, yang mengalami perkembangan selama berabad-abad, berdiri
tegas sebagai inti pemerintahan Islam tradisional, tetapi sekarang dengan cepat sedang digeser
kedudukannya oleh hukum sekuler. Sesuatu yang mencerminkan kebangkitan gagasan-gagasan
dan nilai-nilai Islam adalah munculnya partai politik, dan semua partai politik berdiri dalam
kondisi yang tidak menentu dan tidak stabil. Pendek kata, bentuk-bentuk tradisional yang krusial
dan stabil itu punah atau sedang menuju ke arah kepunahan; sedangkan unsur-unsur neo-
tradisional berada dalam kondisi yang benar-benar ringkih
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis makalah kami ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai peran
penting agama terhadap politik
Agama sangat berpengaruh terhadap kehidupan politik bagaimana hubungan antara
agama dan politik ini tetap merupakan hubungan yang bersifat intersectional yang berarti
hubungan persinggungan antara agama dan politik,Bahkan legitimasi agama tetap diperlukan
dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan negara.
Agama menjelaskan pada kita apa itu baik apa itu jahat dan bagaimana melakukan
tindakan baik dan apa saja tindakan jahat yang harus dihindari. Agama mensugestikan setiap
manusia untuk berbuat tindakan yang baik dan tentunya agama menjelaskan akibat dari
perbuatan baik dan hukuman dari perbuatan jahat. Olehkarena itu banyak orang yang ingin
melakukan tindakan benar yang dijelaskan dalam Agama.
Setiap agama, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek
politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi
secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Sejarah indonesia mencatat
bahwa keterlibatan agama dalam politik sangat berpengaruh terhadap tatanan nilai kenegaraan.
B. Saran
Para politisi dalam berperilaku hendaknya selalu menjaga citra agama yang bersifat
terbuka dan mandiri. Para politisipun harus mengedepankan aspirasi masyarakat dalam nilai-nilai
demokrasi, yang sesuai dengan tuntunan agama. Dan para politisi harus mampu menjaga
kerukunan hidup seagama, antara agama dan antar pemerintah, dengan cara ini komitmen
terhadap kehidupan beragama dengan mengaktualkan secara total wawasan kebangsaan dan
keagamaan. Dan hal ini harus didukung nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam bersikap dan
berperilaku.
10
Daftar Pustaka
11