Anda di halaman 1dari 9

Makalah pendidikan dan budaya anti korupsi

Pemberantasan korupsi dengan konsep Transparasi

NamaPembimbing :

ABD GAFAR, S.kep MPH

Nama mahasiswi:

HAFIZHAH PERMATA PUTERI

LOKAL 1A

Prodi D.III keperawatan solok

Poltekkes kemenkes padang

Tahun 2021

1
Kata pengantar

Assalamualaikum wr.wb. puji syukur atas rahmat allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan judul pemberantasan korupsi
dengan konsep transparasi.

Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 1


pertemuan 3 kelas 1A dari Bpk.Abd Gafar S.kep MPH pada bidang mata kuliah
pendidikan dan budaya anti korupsi. Selain itu, penyusunan makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang. pemberantasan
korupsi dengan konsep transparasi.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bpk.Abd Gafar S.kep


MPH pada bidang mata kuliah pendidikan dan budaya anti korupsi berkat tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

2
DAFTAR ISI

Judul...........................................................................................................................................1
Kata pengantar...........................................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHUALUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................................5
2.1 Pengertian transparansi.....................................................................................................5
2.2 akuntabilitas dan dan transparansi publik.........................................................................5
2.3 Penting nya transparansi dan pencegahan Korupsi..........................................................6
2.4 upaya pemberantasan korupsi melalui penegak hukum...................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
Kesimpulan.............................................................................................................................8
Saran............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi merupakan permasalahan yang hampir terjadi di seluruh belahan
bumi.Epidemi korupsi sebagai penyakit sosial, kejahatan yang sistemik, dan yang
sangat merugikan rakyat, bangsa, dan negara merupakan suatu fenomena yang
menyimpang pada semua negara di dunia.Hampir tidak ada satu negara pun di
dunia ini, baik negara maju maupun negara berkembang yang steril dari tindak
pidana korupsi.Dan Fakta-fakta yang terjadi menunjukkan bahwa negara-negara
industri tidak dapat lagi menggurui negara-negara berkembang soal praktik
korupsi karena korupsi sudah merusak sistem ekonomi-sosial baik di negara-
negara maju maupun di negara berkembang. Jika di negara kaya korupsi sudah
mencapai tahap serius, di negara miskin korupsi justru sudah berada di tahap yang
paling kritis.Kondisi inilah yang pada akhirnya menyebabkan korupsi tidak lagi
hanya ditempatkan sebatas sebagai suatu permasalahan dalam tataran domestik
suatu negara, tetapi telah menjadi suatu penyakit global yang sangat serius dan
menjadi prioritas untuk diberantas.
Di dalam penyelenggaraan pemerintahan konsep dari transparasi ini sangat
dibutuhkan guna untuk menekan, mengurangi dan mencegah tindak pidana
korupsi di Indonesia.Upaya pemberantasan yang selama ini dilakukan hanya
bersifat parsial dan tidak komprehensif, yang mana hasilnya kurang efektif untuk
mengurangi korupsi di Indonesia. maka dari itu diperlukan cara baru yang dapat
secara efektif untuk memberantas korupsi di Indonesia.Dengan transparansi
publik diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pejabat publik kepada
rakyat.selain itu rakyat juga dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi. Dengan begitu diharapkan dapat
mengurangi, mencegah dan memberantas korupsi dari Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah itu Tranparansi?
2. jelaskan maksud Akuntabilitas dan Transparansi Publik
3.Mengapa Transparansi sangat penting dalam mencegah korupsi?
4.Jelaskan upaya pemberantasan korupsi melalui penegakan hukum

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa itu Tranparansi
2. Untuk mengetahui Akuntabilitas dan Transparansi Publik
3. Untuk mengetahui pentingnya dalam mencegah korupsi
4. Untuk mengetahui upaya pemberantasan korupsi melalui penegak
hukum

4
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Transparansi

Transparansi dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai


perihal ‘tembus cahaya, nyata, jelas’. Jika pengertian tersebut dikaitkan
dengan aktivitas pengelola pemerintahan dan negara, maka makna tersebut
bisa diperluas sebagai suatu tindakan dari semua pengelola pemerintahan
dan negara baik presiden, menteri, kepala daerah, walikota, pejabat publik,
pegawai negeri, pimpinan perusahaan negara, penegak hukum, anggota
dewan dan lainnya, untuk melakukan segala aktivitasnya dengan nyata.

Semua informasi yang terkait dengan pengelolaan negara dan


pemerintahan harus berani dipublikasi secara transparan, kecuali ada rahasia
negara yang memang tidak boleh diketahui oleh masyarakat, karena dapat
menyebabkan kelemahan atau akan mengancam negara.Tranparansi adalah
prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta
hasil-hasil yang dicapai.

2.2 Akuntabilitas dan Transparansi Publik

Akuntabilitas dan transparansi adalah terminologi yang sering kita dengar


dalam menjelaskan mengenai pemerintahan yang baik. Begitu pula bagi
penyelenggara negara, akuntabilitas dan transparansi merupakan asas umum yang
harus diemban dalam menjalankan amanah dan jabatannya. Sebagaimana diatur
dalam Pasal 3 Undang-undang Nomormor 28 tahun 1999 tentang penyelenggara
negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dimana asas
keterbukaan dan asas akuntabilitas adalah salah satu asas utama dalam instrumen
penyelenggaraan negara. Selain itu dalam Pasal 5 menyatakan bahwa seorang
penyelenggara negara memiliki kewajiban berupa :
1. mengucapkan sumpah atau janji sesuai dengan agamanya sebelum
memangku jabatannya;
2. bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama, dan setelah menjabat;
3. melaporkan dan mengumumkan kekayaan sebelum dan setelah
menjabat
4. tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme
5. melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama, tas, dan
golongan;
6. melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggungjawab dan tidak
melakukan perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk kepentingan
pribadi, keluarga, kroni, maupun kelompok, dan tidak mengharapkan
imbalan dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

5
7. bersedia menjadi saksi dalam perkara korupsi, kolusi, dan nepotisme
serta dalam perkara lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dari ketujuh kewajiban tersebut kewajiban Nomor 2, 3, 4, 6 dan 7 adalah
yang paling menekankan mengenai pentingnya akuntabilitas dan transparansi bagi
seorang penyelenggara negara yang mana wajib untuk dijalankan demi terciptanya
pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Akan
tetapi sekarang ini pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme tersebut nampaknya semakin jauh dari harapan dengan semakin
banyaknya kasus oknum pejabat dan penyelenggara negara yang melakukan
korupsi. Maka dari itu dalam tulisan ini akan dibahas mengenai mekanisme yang
dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penyelanggara negara terhadap
masyarakat, guna mencegah dan mengurangi korupsi yang sedang menrajalela di
Negeri ini.
2.3 Pentingnya Transparansi dalam mencegah korupsi
betapa pentingnya peran transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan
untuk menekan, mengurangi dan mencegah tindak pidana korupsi diIndonesia.
Korupsi di Indonesia telah menyebar secara luas dan sistemik. Kejahatan ini telah
meracuni dan menggrogoti kehidupan berbangsa dan bernegara. Upaya
pemberantasan yang selama ini dilakukan hanya bersifat parsial dan tidak
komprehensif, yang mana hasilnya kurang efektif untuk mengurangi korupsi di
Indonesia. maka dari itu diperlukan cara baru yang dapat secara efektif untuk
memberantas korupsi di Indonesia.Transparansi memiliki peranan yang penting
dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Dengantransparansidiharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pejabat
publik kepada rakyat.selain itu rakyat juga dapat berperan aktif dalam upaya
pencegahan danpemberantasan tindak pidana korupsi. Dengan begitu diharapkan
dapat mengurangi, mencegah dan memberantas korupsi dari Indonesia. Dalam
sistem akuntabilitas kinerja, transparansi menjadi prinsip yang wajib ditegakkan
sesuai cara standar yang telah ditentukan.Hal ini ditegaskan dalam Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 tentang Petunjuk
Teknis Transparansi dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik, telah
menegaskan:transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik utamanya
diwujudkan pada aspek-aspek pembiayaan, waktu, persyaratan, prosedur,
informasi, pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab, mekanisme
pengaduan masyarakat, standar, dan lokasi pelayanan.

2.4 upaya pemberantasan korupsi melalui penegak hukum


upaya pencegahan korupsi. Hubungan antara transparansi dan korupsi
telah menjadi hubungan yang aksiomatis selama bertahun-tahun. Menurut UNDP
Asia-Pacific Development Information Programme e-note 8/2006 mengenai
dampak e-government dalam pencegahan korupsi terdapat 2 aspek yang
membantu upaya pencegahan korupsi yaitu open government (melalui open data),
dan transparansi. Open government memiliki 2 fungsi dalam pencegahan korupsi
yaitu prevention, dan capacity building. Transparansi dalam pencegahan korupsi
menghasilkan yaitu acces to information, dan empowerment. Opentender

6
merupakan salah satu bentuk e-government dalam pengadaan barang dan jasa. E-
government dapat membantu pencegahan korupsi dengan menyediakan open
government dan transparansi.
Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan metode aksiomatis
dalam ilmu sosial untuk menjelaskan bagaimana transparansi melalui opentender
dalam upaya pencegahan korupsi. Robert K. Yin menyatakan bahwa penelitian
kualitatif, terjadi karena dorongan keinginan untuk menjelaskan peristiwa yang
ada pada kehidupan sehari-hari tersebut, melalui konsep yang ada. Menurut Sarah
Wylie metode aksiomatis adalah suatu cara untuk membuktikan kebenaran suatu
pernyataan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
melalui wawancara, dan studi dokumen. Analisis data dilakukan secara deskriptif
untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai obyek penelitian. Untuk
mengecek keabsahan data, peneliti melakukan triangulasi sumber dan triangulasi
pengumpulan data. Hasil Penilitian ini menunjukan bahwa transparansi melalui
opentender oleh ICW (Indonesia Corruption Watch) masih belum dapat dikatakan
membantu sepenuhnya upaya pencegahan korupsi. Opentender masih belum
menghasilkan empowerment. Hal tersebut ditunjukan dengan opentender masih
belum dapat mengajak dan memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan data
pengadaan barang dan jasa pemerintahan pada opentender, serta menggunakan
opentender sebagai alat monitoring e-procurement. Opentender mampu
melakukan fungsi prevention dengan cara menyajikan data yang disertai dengan
nilai potensi korupsi
Upaya pencegahan korupsi terkait penegakan hukum memiliki tantangan berupa
belum optimalnya koordinasi Aparat Penegak Hukum (APH) dalam penanganan
perkara, khususnya pertukaran informasi dan data lintas APH. Sejak KPK berdiri
pada tahun 2004 hingga juni 2020, Tim Penindakan KPK telah menindak 22
orang hakim, 10 orang jaksa, 2 orang polisi, serta 12 orang pengacara, dengan
demikian paling tidak 46 orang Aparat Penegak Hukum (APH) teridentifikasi
terjerat kasus korupsi, hal ini menyebabkan berkurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap penegakkan hukum di Indonesia.

Untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap Aparat Penegakan Hukum dan


Negara, serta melindungi Aparat Penegak hukum dari sistem yang rentan korupsi,
maka dibutuhkan reformasi sistem teknologi informasi yang dapat memperkuat
transparansi dan akuntabilitas proses penanganan perkara untuk mencegah
korupsi.  Sejak 2019, Stranas PK mengawal Kementerian, Lembaga dan
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan berbagai aksi pencegahan korupsi di 3
fokus, satu diantaranya adalah Reformasi Birokrasi dan Penegakan Hukum.

7
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa indosesia
sebenarnya sudah memiliki Mekanisme Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN) yang sudah ada di Indonesia selama ini sebenarnya sudah
merupakan mekanisme yang baik untuk mencegah terjadinya tindak pidana
korupsi. Sebagaimana yang dilakukan oleh Negara Jepang yang juga menerapkan
mekanisme tersebut. Akan tetapi agar lebih efektif dan efisien dalam mencegah
dan menanggulangi tindak pidana korupsi, maka akses publik terhadap LHKPN
tersebut harus dibuka secara luas. Agar masyarakat dapat mengetahui secara detail
perihal LHKPN tersebut dan juga turut mengawasi dan mengaudit harta kekayaan
dari penyelenggara negara. Dan juga dibuka layanan pengaduan oleh masyarakat
jika ditemukan kejanggalan dan keganjilan dalam LHKPN tersebut, agar dapat
segera diproses oleh KPK. Sehingga mekanisme ini dapat menjadi deteksi dini
terhadap terjadinya tindak pidana korupsi dan juga dapat mencegah niat-niat dari
penyelenggara negara untuk melakukan korupsi. Dengan meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan negara kepada masyarakat.

B. Saran
Perubahan Undang-undang anti korupsi dan Undang-undang
penyelenggara negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi serta nepotisme dan
juga undang-undang keterbukaan dan informasi publik agar memberikan
kewajiban kepada penyelanggara negara untuk melaporkan harta kekayaannya
melalui mekanisme LHKPN, dan juga memberikan sanksi bagi penyelenggara
yang tidak patuh dan atau melaporkan data yang tidak benar. Dengan perubahan
Undang-undang yang disebutkan diatas, maka setiap penyelenggara Negara akan
memiliki kewajiban untuk melaporkan harta kekayaannya dan juga dapat
diberikan sanksi baik itu administratif ataupun pidana jika penyelenggara terkait
tidak patuh atau melaporkan harta kekayaannya secara tidak benar.
Selain itu perubahan Undang-undang tentang Komisi pemberantasan
korupsi juga sangat diperlukan, yang mana KPK harus diberikan kewenangan
untuk mengumumkan harta kekayaan pejabat negara kepada publik, dan juga
memerintahkan instansi lain untuk mengumumkan laporan tersebut. Dengan
begitu maka akses publik terhadap LHKPN dapat terbuka sacara luas. Dan KPK
memiliki dasar hukum dan legalisasi terhadap pengumuman dan publikasi
LHKPN tersebut.

8
Daftar Pustaka

Andy Wijaya, Strategi - desain pencegahan dan pemberantasan Korupsi


Indonesia, Seminar Pemberantasan Korupsi, Jakarta September 2011.
Abu Fida’ Abdur Rafi, 2006.Terapi Penyakit Korupsi dengan Tazkiyatun
(Penyucian Jiwa). Jakarta: penerbit Republika. Djaja,Ermansjah.2010.
Memberantas Korupsi Bersama KPK-Komisi Pemberantasan Korupsi. Jakarta:
penerbit sinar grafika.
Soekanto, SoerjoNomor dan Mamudji,Sri.2007. Penelitian hukum Nomorrmatif
suatu tinjauan singkat. Jakarta : Penerbit PT Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai