Anda di halaman 1dari 30

MEKANIKA DAN TEKNOLOGI BAHAN

Matrikulasi Magister Teknik Sipil


2 SKS
Suryawan Murtiadi
TUJUAN

MEMBERIKAN DASAR PENGETAHUAN TENTANG:

 SIFAT FISIK
 SIFAT MEKANIK, DAN
 SIFATCHEMIS
DARI BAHAN-BAHAN YANG LAZIM DIGUNAKAN
DALAM KONSTRUKSI SIPIL.
POKOK BAHASAN

 MEKANIKA BAHAN
 TEKNOLOGI DAN STRUKTUR BETON
 TEKNOLOGI BAJA/LOGAM
 BAHAN-BAHAN BANGUNAN LAIN:
- KAYU
- BAMBU
BUKU ACUAN
 Richards, Engineering Material Science

 Davis, Troxell, Hauck, The Testing of Engineering Materials

 Paiman, B., dan Soejoto, Bahan-bahan Bangunan, diusahakan


dari naskah M. Siragar & K. Wiedijk
 Nugraha, P., dan Antoni, Teknologi Beton dari Material,
Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi, Penerbit Andi,Yogyakarta,
2007.
 Setiawan, A., Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD
(Berdasarkan SNI 03-1729-2002), Penerbit Erlangga, 2008
1. TEKNOLOGI BETON

Beton adalah material komposit dari unsur-unsur:


- SEMEN (7-15%)
- AIR (16-21%)
- AGREGAT HALUS, misalnya pasir (25-30%)
- AGREGAT KASAR, misalnya kerikil (31-51%).
Kadang ditambah bahan mineral dan kimia pembantu
untuk memperbaiki sifat-sifatnya.
SIFAT UTAMA BETON

KUAT TEKAN BESAR, KUAT TARIK KECIL


Oleh karena itu untuk struktur bangunan selalu dikombinasikan
dengan baja menjadi:
- Beton bertulang (reinforced concrete)
- Beton prategang atau beton pratekan (prestressed concrete)
KEUNGGULAN BETON
 AVAILABILITY (ketersediaan material dasar)
 Semua bahan bisa didapat di dalam negeri, bahkan bisa lokal
 Bahan termahal adalah semen yang bisa diproduksi dalam negeri
 VERSATILITY (kemudahan untuk digunakan)
 Pengangkutan bahan mudah, masing-masing bisa diangkut sendiri
 Beton bisa dipakai untuk berbagai struktur: gedung, jembatan, run-way,
bendungan, dsb.
 ADAPTABILITY (kemampuan beradaptasi)
 Dapat dicetak dalam berbagai bentuk dan ukuran
 Bersifat monolit sehingga tidak memerlukan sambungan seperti baja
 Dapat diproduksi dengan berbagai cara dari yang sederhana sampai profesional
 DURABILITY (ketahanan yang tinggi)
 Tahan terhadap kebakaran, tahan terhadap karat sehingga tidak perlu dicat
seperti baja
 Pemeliharaan yang minimal
KELEMAHAN BETON
DAN CARA MENGATASINYA
KELEMAHAN CARA MENGATASI
 Berat sendiri yang besar  Dibuat beton mutu tinggi
atau dipakai beton ringan
 Kekuatan tarik rendah  Beton bertulang/prategang
 Cenderung mudah retak  Perawatan (curing)
 Kualitas bervariasi  Kontrol kualitas dan
pengawasan, memakai ready
mix, atau beton pracetak.
 Struktur beton sulit
 Dibuat pracetak yang mudah
dipindahkan dilepas
 Pemakaian kembali atau daur
 Sedang dioptimasikan daur
ulang sulit, tidak ekonomis ulang beton
PROBLEMATIKA BETON
 Masing-masing bahan sulit tercampur dengan baik dan merata
 Masing-masing unsur beratnya tidak sama sehingga yang berat
cenderung turun sedang yang ringan seperti air naik
 Proses hidrasi air dengan semen membutuhkan waktu
sehingga campuran tidak langsung menjadi keras
 Karena pengikatnya adalah semen hidraulis, reaksi semen
dengan air mengakibatkan susut selama pengerasan sehingga
beton penuh dengan cacat seperti retak-retak rambut
 Variasi pada penakaran bahan-bahan, pengadukan, penuangan,
pemadatan dan perawatannya bisa mengakibatkan variasi
mutu beton yang berfluktuasi sampai 15% di lapangan.
SEMEN

DEFINISI:
Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif
maupun kohesif yang dipakai sebagai pengikat
dalam bahan bangunan.

Sebagai pengikat, semakin tebal tentu semakin kuat,


namun jika terlalu tebal tidak menjamin lekatan
yang baik.
SEKILAS TENTANG PERMULAAN
PENGGUNAAN SEMEN
 6500 SM: Bangunan beton tertua berupa lantai trapesium
tebal 25 cm di tepian Sungai Danube, Lepenski, Yugoslavia.
Campuran kapur merah, pasir dan kerikil lalu ditambahkan air.

 3000 SM: Piramida-piramida Rameses, Mesir kuno


Tanah liat + jerami untuk mengikat batu bata yang dikeringkan.

 500 SM: Istana Croesus dan Attalus, Yunani kuno


Batu-batu besar yang diikat mortar kapur dan pasir.

 300 SM: Bangunan Coloseum, Romawi kuno


Perekat gamping (gypsum, kapur yang dibakar).
SEMEN ALAMI
SEMEN POZZOLAN
“Abu gunung berapi yang mengandung silika dan alumina yang
dikombinasikan secara kimiawi dengan kapur”.

Ditemukan pada awal abad kedua SM ketika orang Romawi menggali


bahan seperti pasir berwarna jambu dari sumber di Pozzouli, dekat
Gunung Vesuvius, Italia.
Salah satu bangunan besar yang menggunakan material ini adalah
Theatre Pompeii, 75 SM.
SEMEN PORTLAND

Definisi:
“Semen Portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan
cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium bersama bahan-bahan yang biasa digunakan, yaitu gypsum”.
Semen hidraulis: adalah semen yang akan mengeras bila bereaksi
dengan air, tahan terhadap air (water resistance) dan stabil di dalam air
setelah mengeras.
Dibuat pertama kali oleh Joseph Aspdin, Inggris, 1824.
Industri pembuatan semen dewasa ini semakin halus sehingga untuk
satu kilogram semen bisa mengandung sampai 300 milyar butiran.
SENYAWA UTAMA SEMEN PORTLAND

Empat senyawa kimia utama dan kadar rata-ratanya dalam


semen portland:
 Trikalsium Silikat (C3S) : 50%
 Dikalsium Silikat (C2S) : 25%
 Trikalsium Aluminat (C3A) : 12%
 Tetrakalsium Aluminoferrit (C4AF) : 8%
SIFAT MASING-MASING SENYAWA UTAMA
Reaksi hidrasi semen adalah cepat pada awalnya, namun
kemudian semakin lambat. Hal ini sejalan dengan kecepatan
peningkatan kekuatannya.

C3S dan C2S adalah senyawa yang memiliki sifat perekat.


 Hidrasi C3S lebih cepat sehingga lebih menentukan
kontribusi kekuatan pada umur awal. Sedang hidrasi C2S
lebih memberikan andil setelah beton berumur 28 hari.

C3A adalah senyawa yang paling reaktif yang berfungsi dalam


pengikatan awal pada saat kondisi beton segar. Sedangkan
C4AF dan material lainnya bertindak sebagai katalisator.
PENGIKATAN DAN PENGERASAN
 Pengikatan (set) adalah perubahan bentuk dari cair menjadi
padat tetapi masih belum mempunyai kekuatan. Selanjutnya
pasta akan meningkat kekakuannya sehingga didapatkan
padatan yang utuh yang disebut pengikatan akhir (final set).

 Proses berlanjut hingga pasta mempunyai kekuatan. Proses


ini disebut pengerasan (hardening).

 Pada umumnya waktu pengikatan awal minimum adalah 45


menit, sedangkan waktu pengikatan akhir adalah 6-10 jam.
JENIS SEMEN PORTLAND
Tipe Semen Sifat Pemakaian

 Tipe I  Umum

 Tipe II  Modifikasi

 Tipe III  Kekuatan awal tinggi

 Tipe IV  Panas hidrasi rendah

 Tipe V  Tahan sulfat


Jenis Semen Portland (Lanjutan)

 Selain itu ada tipe IA, IIA, IIIA. Huruf A singkatan dari air
entrained, mengandung buih udara.
 Material air entrained ini menghasilkan buih udara yang sangat
kecil, terbagi rata dan saling terpisah dalam beton keras. Tujuannya
untuk meningkatkan ketahanan terhadap aksi air membeku-
mencair yang umum terjadi di negara-negara empat musim.
 Inggris memakai pembagian yang agak berbeda. Semen Tipe I
disebut semen portland biasa (Ordinary Portland Cement – OPC).
Sedang Tipe III disebut Rapid Hardening Portland Cement – HPC.
Tipe-tipe semen lainnya disebut langsung sifat-sifatnya.
KEKUATAN DAN KEKERASAN BETON

KEKUATAN BETON
Kekuatan beton tergantung kepada:
• Kekuatan agregat
• Kekuatan semen
• Kekuatan lekatan antara semen dengan aggregat

Mana yang paling menentukan?


KEKERASAN BETON
Untuk jenis struktur tertentu, seperti misalnya perkerasan jalan
raya atau lantai gudang alat-alat berat, dibutuhkan beton yang
selain kuat juga tidak cepat aus akibat abrasi.

 Kekerasan (hardness) adalah perlawanan terhadap keausan.

 Ketahanan abrasi sering digunakan sebagai indeks umum


kualitas aggregat. Tes abrasi dilakukan dengan Los Angeles Test.

 Selain itu ada lagi sifat lain, yaitu keuletan (toughness), yaitu
ketahanan terhadap benturan.
BAHAN-BAHAN PEMBANTU

- BAHAN KIMIA PEMBANTU

- BAHAN MINERAL PEMBANTU


BAHAN KIMIA PEMBANTU
Bahan kimia pembantu (chemical admixtures) ada berbagai macam.
Menurut ASTM, bahan ini dibagi menjadi:
 Jenis A : mengurangi air (water reducer)
 Jenis B : memperlambat pengikatan (retarder)
 Jenis C : mempercepat pengikatan (accelerator)
 Jenis D :A + B
 Jenis E :A + C
 Jenis F : Superplasticizer (water reducer & high range)
 Jenis G : Superplasticizer & retarder
Selain itu ada juga:
 Menambahkan buih udara (air entrainment)
 Membuat kedap air (waterproofing)
BAHAN MINERAL PEMBANTU
 Abu Terbang (Fly Ash): meningkatkan workability, density, durability, dan
pada akhirnya juga meningkatkan kuat tekan beton.
 Kerak Tanur Tinggi (Ground Granulated Blast Furnace): berfungsi sebagai
bahan pengganti semen pada pembuatan beton.
 Uap Silika Terpadatkan (Condensed Silica Fume, CSF): berfungsi seperti fly
ash dengan ukuran seperseratusnya, lebih halus dari asap rokok.
 Abu Kulit Gerabah (Rice Husk Ash): dihasilkan dari pembakaran kulit
gabah sekitar 15 jam dengan suhu terkontrol. Berfungsi sebagai bahan
pengganti semen.
 Bahan Lainnya: di Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi
mempunyai cadangan bahan pozzolan alami yang berlimpah (misalnya di
Lombok Tengah). Sayangnya kemurniannya tidak merata dan belum
diolah secara khusus.
CATATAN TENTANG PENGGUNAAN
BAHAN-BAHAN PEMBANTU
 Periksa dulu apakah diperbolehkan oleh RKS (bestek)
 Periksa apakah digunakan jenis yang benar
 Perlu sedikit koreksi pada perhitungan perencanaan campuran (mix
design)
 Permasalahan di lapangan:
 Produsen tidak mencantumkan bahan dasar maupun kadarnya, ini
menyulitkan untuk membandingkan satu produk dengan yang lain.
 Jangan menggunakan produk dalam wadah yang tidak berlabel
 Periksa batas kadaluwarsa
 Bila masih ragu, buatlah contoh benda uji untuk membuktikan
kegunaannya.
BETON PRATEGANG

TUJUAN PEMBERIAN PRATEGANG:

MEMBERI TEGANGAN AWAL YANG


ARAHNYA BERLAWANAN DENGAN
TEGANGAN AKIBAT BEBAN KERJA
PERBANDINGAN DENGAN BETON BERTULANG
 KELEBIHAN:

 Memikul beban lebih besar, bisa sampai 20%

 Dapat dipakai untuk bentang lebih besar

 Langsing: berat sendiri kecil, lendutan kecil

 Bahan mutu tinggi: tidak retak dan tahan terhadap cuaca

 Ekonomis
 KEKURANGAN:

 Hanya untuk beban satu arah

 Membutuhkan alat-alat pelengkap yang lebih kompleks:


dongkrak (jack), jangkar (anker), pipa pembungkus (tendon),
dll.

 Diperlukan pengawasan lebih ketat


CARA PEMBERIAN TEGANGAN

 PRETENSIONING
 Kabel ditarik dulu sebelum beton dicor

 POST-TENSIONING
 Kabel ditarik setelah beton cukup keras
PERKEMBANGAN BETON PRATEGANG
 Mulai dikenal pada akhir abad 19
 Eugene FREYSSINET
 Perpendekan beton
 Perpanjangan baja
 Slip pada jangkar
Baja mutu tinggi (1928) dan sistem pengangkeran (1939)
 MAGNEL (Belgia): sistem penarikan kabel (1940)
 P.W. ABELES (Inggris): partial prestressing (1948)
 T.Y. LIN: load balancing theory (1963)
 LIN & LEONHARDT: partial prestressing (1974)
PERATURAN DESAIN BETON
PRATEGANG
 SK SNI: terbaru

 Eropa:
 FIP-CEB (Federation Internationale de la Precontrainte – Committe
European du Beton)
 BS (British Standard)
 EUROCODE

 Amerika:
 ACI (American Concrete Institute) : untuk gedung
 AASHTO: untuk jembatan
 PCI (Prestressed Concrete Institute)

Anda mungkin juga menyukai