Anda di halaman 1dari 2

Rabu 11 September 2019, 14:50 WIB

Empat Perumahan di Cimahi Langgar Tata Ruang

Depi Gunawan | Nusantara

EMPAT kompleks perumahan, satu sarana pendidikan dan tempat futsal di wilayah
Kota Cimahi menerima sanksi administrasi dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Bangunan-bangunan yang melanggar
tata ruang itu di antaranya Perumahan Edelweiss Residence, Anabil Cluster,
Perumahan Grand Cimahi City, Perumahan Kamarung Regency, STKIP Pasundan
dan Moriz Futsal.

Seluruh bangunan yang berdiri di Kawasan Bandung Utara (KBU) tersebut terindikasi
melanggar Undang-Undang 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan
Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Kota Cimahi
Tahun 2013-2033 dan dipasangi plang.

Direktur Penertiban dan Pemanfaatan Ruang, Kementerian ATR/BPN, Andi Renald


menerangkan, penertiban sejumlah bangunan ini merupakan program strategis
nasional yang disebut Program Penertiban Pemanfaatan Ruang Sistematis Lengkap
(P3RSL) untuk mewujudkan tertib tata ruang nasional.

"Ditemukan audit beberapa bangunan di Cimahi terindikasi melanggar tata ruang.


Kita ingin berikan sanksi administrasi dengan pemasangan plang kepada seluruh
pelanggar," kata Andi di Pemkot Cimahi, Rabu (11/9).

Dengan tindakan tegas ini, dia mengharapkan, bisa menjadi contoh agar ke depannya
masyarakat tidak asal mendirikan bangunan di kawasan yang tidak sesuai tata ruang
dan harus sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cimahi.

Terkait dengan bangunan yang sudah diberikan sanksi, ia meminta dilakukan


pemulihan fungsi tata ruangnya.
"Kita inginkan dilakukan pemulihan fungsi lahan. Indikasi bangunan yang tak sesuai 
tata ruang, dikembalikan ke fungsi semula sesuai dengan rencana tata ruang Cimahi
dan tata ruang KBU yang sudah ada Perdanya," bebernya.

Kasubdit Penertiban Pemanfaatan Ruang Wilayah Jawa Bali, Mochammad Darmun


menambahkan, empat bentuk kriteria indikasi pelanggaran tata ruang yaitu mengubah
fungsi ruang, memanfaatkan ruang tidak sesuai izin pemanfaatan ruang, izin tidak
sesuai tata ruang dan tidak berizin serta tidak memenuhi kewajiban persyaratan izin
dan menutup akses publik.

"Perumahan Grand Cimahi City terindikasi melanggar karena bangunannya berdiri di


atas kawasan resapan air," ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna menduga, pemilik bangunan yang
terindikasi melanggar aturan sudah menempuh prosedur perizinan. Namun,
diperkirakan ada pihak yang menambahkan ruang bangunan tanpa sesuai izin dan
aturan.

"Kita tidak cari yang salah karena tidak ada akhirnya. Kami dari segi pengawasan
lalai, bisa saja, yang penting ke depan akan ditertibkan," ujar Ajay. (OL-3)

Sumber :
https://mediaindonesia.com/read/detail/258761-empat-perumahan-di-cimahi-langgar-
tata-ruang

Anda mungkin juga menyukai