NIM : 200210303082
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), fenomena merupakanhal-hal yang dapat
disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Fenomena
sendiri berasal dari bahasa Yunani, phainomenom yang berarti “apa yang terlihat”.
Fenomena sosial adalah gejala-gejala atau peristiwa yang terjadi dan diamati dalam
kehidupan sosial. Fenomena sosial juga disebut sebagai gejala sosial. Seperti yang telah
disebutkan di alinea awal, bahwa fenomena atau gejala sosial dipengaruhi oleh bentuk-bentuk
perubahan sosial. Bentuk-bentuk tersebut tidak bisa dihilangkan, namun harus bisa
diantisipasi.
1. Faktor kultural: faktor ini merupakan nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan ataupun komunitas masyarakat.
2. Faktor struktural: faktor ini merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur
yang tersusun oleh suatu pola tertentu.
Masalah-masalah sosial juga merupakan salah satu bentuk dari fenomena sosial. Sebuah
masalah dikatakan masalah sosial jika nilai-nilai sosial tidak sesuai dengan kenyataan yang
terjadi. Masalah sosial sendiri mempunyai dua bentuk, yaitu:
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan jumlah penduduk yang terlalu banyak di suatu wilayah.
Kepadatan ini biasanya terjadi di wilayah perkitaan. Penyebab terjadinya kepadatan
penduduk antara lain:
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa pola pikir masyarakat yang menganggap kota sebagai
tempat kesuksesan membuat mereka rela melakukan urbanisasi. Kegiatan urbanisasi tersebut
merupakan kegiatan perpindahan warga desa ke wilayah perkotaan. Tentu saja hal ini akan
menimbulkan kota menjadi penuh sesak dengan penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut,
terdapat sejumlah cara mencegah urbanisasi, yaitu:
3. Kriminalitas
ads
Kriminalitas merupakan fenomena sosial yang bersifat negatif. Kriminalitas sendiri
merupakan tindak kejahatan yang melanggar norma dan hukum yang telah diterapkan serta
bersifat merugikan dan menimbulkan pertentangan dari masyarakat. Pelaku kriminal akan
dijerat oleh sanksi hukum pidana, hukum perdata, dan sanksi administratif.
Kriminalitas cenderung sering terjadi di perkotaan. Bentuknya bisa beragam. Mulai dari
pembunuhan, penculikan, hingga kejahatan asusila. Kriminalitas sendiri bukan terjadi tanpa
sebab. Sejumlah faktor mempengaruhi adanya kriminalitas, seperti endogen dan eksogen.
Faktor endogen merupakan faktor di dalam diri seseorang yang menyebabkannya melakukan
tindak kriminal, seperti niat, motivasi, ataupun rasa sakit hati. Faktor eksogen bisa berbentuk
faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan juga adanya kesenjangan sosial.
4. Pencemaran Air
Fenomena sosial ini merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup di Indonesia.
Kebiasaan membuang sampah ke sungai, dan limbah pabrik dan rumah tangga yang
mengaliri sungai menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran ini. Tak hanya
sungai, danau, lautan, hingga air tanah pun juga ikut tercemar. Pencemaran air ternyata juga
menjadi permasalah di berbagai negara-negara dunia. Pencemaran air ini juga menjadi
penyebab kematian dan sumber beberapa penyakit, seperti diare, kanker, dan sebagainya.
selain itu, pencemaran air juga menimbulkan sejumlah akibat, seperti banjir, kekurangan
sumber air, erosi, longsor, merusak ekosistem air, dan mengakibatkan kerugian bagi para
nelayan. Pengolahan limbah, baik berupa sampah padat maupun limbah caor indutri dan
rumahan menjadi solusi utama untuk mengatasi salah satu fenomena sosial yang ada di
Indonesia ini.
5. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan suatu perbuatan yang melangar norma, hukum, dan etika yang
dilakukan oleh anak-anak berusia remaja. Kenakalan remaja meliputi semua tindakan yang
melanggar norma-norma yang ada dan menimbulkan kerugian bagi diri dan juga masyarakat.
Namun, yang paling umum terjadi adalah penyalahan narkoba, seks bebas, dan tawuran antar
pelajar.
Faktor Internal:
Krisis identitas
Pengendalian diri yang kurang kuat.
Faktor eksternal:
Keluarga, baik itu dalam bentuk perceraian antara Ayah dan Ibu, kekerasan orangtua
kepada anak, dan sebagainya.
Teman sebaya yang kurang baik.
Lingkungan yang kurang baik.
Sejumlah cara pun bisa digunakan agar para remaja menjalani masa remajanya dengan baik
tanpa melakukan kenakalan. Cara-cara tersebut antara lain:
Memberikan keteladanan yang baik bagi para remaja. Sebisa mungkin tokoh yang
menjadi teladan adalah tokoh yang sedari remaja berbuat baik, atau tokoh yang pernah
berbuat salah sewaktu remaja namun menyadari kesalahannya dan berubah menjadi lebih
baik.
Kemauan keluarga untuk memperbaiki kondisi keluarga hingga kondisi keluarga bisa
tercipta secara harmonis.
Mendidik remaja supaya memilih lingkungan dan teman sebaya yang baik.
Remaja juga dididik untuk meiliki ketahanan diri yang kuat agar tidak mudah
terpengaruh lingkungan yang buruk.
Sponsors Link
6. Unjuk Rasa
Unjuk rasa atau yang disebut juga sebagai demonstrasi merupkan fenomena sosial yang berisi
gerakan protes sekelompok orang di hadapan umum. Protes biasanya berupa kritik,
penolakan, atau juga penekanan pada suatu kebijakan politik pemerintah. Unjuk rasa
umumnya dilakukan oleh mahasiswa ataupun para buruh. Di Indonesia, aksi unjuk rasa sudah
menjadi hal yang lazim. Hal ini terutama setelah era orde baru berakhir pada tahun 1998 lalu.
Demonstrasi atau unjuk rasa sering dianggap sebagai simbol kebebasan berekspresi di negeri
ini. Unjuk rasa biasanya terjadi di berbagai daerah. Dianatara sejumlah daerah tersebut,
Jakarta-lah daerah atau kota yang menjadi tempat dimana unjuk rasa sering digelar.