Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TOLERANSI DAN KERUKUNAN

Disusun Oleh :

Ajeng Nonie Marella (03)

Bilqis Amirah Maytarizma (11)

Muhammad Tegar Hafizh (20)

Yoga Bagus Ramadhan (29)

Kelas : XI MIPA 4

SMA NEGERI 3 SIDOARJO

TAHUN AJARAN 2017/2018


Toleransi dan Kerukunan

A. Makna Perilaku Tindak Kekerasan


Dalam kajian psikologi, perilaku tindak kekerasan adalah segala macam
bentuk perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain, maupun lingkungan sebagai ungkapan perasaan kesal atau marah yang
tidak terkendali. Perasaan kesal dan marah terkadang membuat seseorang menjadi
gelap mata, tak jarang Karena emosi yang tidak terkendali, orang mudah untuk
melakukan tindak kekerasanyang dapat menyakitiorang lain sekalian menjatuhkan
harkat dan martabatnya sebagai seorang manusia yang kehilangan kendali

(PP PAI 2 hal. 58)

B. Surah Yunus / 10 ayat 40-41

Artinya :
“Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al Quran), dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu
lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka
(tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan
dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Yunus
(10) : 41-41)
(Grafindo hal. 102)

C. Perilaku yang Mencerminkan Kandungan Surah Yunus / 10 ayat 40-41

Allah Swt. dalam Al-Qur’an Surah Yunus (10) ayat 40-41 menjelaskan, bahwa
manusia itu ada yang beriman kepada Al-Qur’an dan ada pula yang tidak beriman
kepadanya. Perilaku toleransi yang harus dibiasakan oleh setiap kaum muslimin antara
lain sebagai berikut:
a. Setiap mukmin supaya memiliki keyakinan bahwa taufik dan hidayah Allah Swt.
tergantung kepada kehendak-Nya

b. Setiap mukmin hendaklah membiasakan diri menghormati orang-orang yang berbeda


keyakinan dengan dirinya
(Grafindo hal. 106)

D. Kandungan Surah Yunus / 10 ayat 40-41

Makna yang terkandung dalam Al-Qur’an Surah Yunus (10) ayat 40-41 adalah sebagai
berikut :

a. Keadaan umat manusia itu ada yang beriman kepada kitab suci Al-Qur’an dan ada
pula sebagian dari mereka yang tidak beriman kepadanya

b. Tabiat umat manusia yang tidak beriman senantiasa membangkang terhadap hukum-
hukum Allah Swt. dan mereka selalu berbuat kerusakan di muka bumi ini. Adapun
Allah Swt. Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu

c. Allah Swt. menjelaskan sikap dan pendirian yang harus dimiliki oleh orang-orang
yang beriman terhadap orang-orang kafir, yaitu seorang mukmin harus memiliki
perbedaan dengan orang kafir dalam perbuatan atau tingkah laku.
(Grafindo hal. 105)

E. Surah Al-Maidah / 5 ayat 32

Artinya :

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa
membunuh seorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
(Grafindo hal.memelihara
Barangsiapa 106) kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. Dan sesungguhnya Rasul Kami telah datang
kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi
kemudian banyak diantara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (Q.S. Al-
Maidah (5) : 32)

F. Perilaku yang Mencerminkan Kandungan Surah Al-Maidah / 5 ayat 32


Surah Al-Maidah (5) ayat 32 tidak hanya harus dipahami, namun harus diamalkan
dalam perilaku sehari-hari. Bentuk amalan yang mencerminkan pemahaman terhadap
isi kandungan surah Al-Maidah (5) ayat 32 antara lain sebagai berikut:
a. Menjaga kerukunan antarsesama manusia
b. Menjauhi tindak kekerasan dalam kehidupan
c. Menjunjung tinggi hukum Allah Swt. dalam rangka menjaga ketentraman hidup
masyarakat luas

(Grafindo hal. 109)

G. Kandungan Surah Al-Maidah / 5 ayat 32


Dalam ayat ini menyinggung sebuah prinsip social dan menegaskan, sebuah
masyarakat bagaikan sebuah tubuh. Sedangkan setiap individu dalam masyarakat
merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota
tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit pula.
Begitu pula bila seseorang berani mencemari tangannya dengan darah orang
yang tak berdosa, maka pada hakikatnya dia telah siap untuk membunuh manusia-
manusia lain yang tak berdosa. Karena dia adalaha pembunuh, maka sudah pasti
berbeda dengan orang-orang yang tak berdosa. Dari segi system penciptaan manusia,
terbunuhnya Habil telah menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat,
yang bakal tampil dan lahir di dunia ini. Poin yang sangat menarik dimana Al-Qur’an
memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa manusia dan menganggap
membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh sebuah masyarakat.

Sekalipun demikian, ternyata membunuh manusia dalam islam di perbolehkan


dalam dua hal; pertama, seorang pembunuh yang harus menjalani hokum qisash yakni
dibunuh, dan yang kedua mengenai seseorang yang telah melakukan fasad, kejahatan,
dan kejelekan besar di dunia. Sekalipun orang itu bias saja dibunuh, tetapi undang-
undang Islam mewajibkan dia membayar tebusan uang, dalam rpiah yang telah
ditetapkan. Demikianlah peraturan dan undang-undang semacam ini ditetapkan dalam
Islam, dalam rangka menjaga ketentraman hidup masyarakat luas. (Grafindo hal. 108)
H. Hadits Rasulullah Swt.
Hadis-hadis yang menjelaskan tentang toleransi di antaranya adalah hadis yang
memerintahkan kita untuk toleransi terhadap tetanggadan saudara. Hal ini, dijelaskan
dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik sebagai berikut :

Dari Anas bin Malik r.a sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “ Demi (Allah) yang
jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai
tetangganya atau beliau berkata kepada saudaranya sebagaimana dia mencintai
dirinya sendiri. ” (H.R Muslim: 65)

Seseorang belum dikatakan imannya sempurna apabila ia hanya mencintai


terhadap dirinya saja. Kesempurnaan iman seseorang apabila ia dapat menunjukkan
rasa cinta terhadap tetangganya dan saudaranya. Kata tetangga dalam teks hadis diatas
cakupannya bersifat umum, yakni tetangga sesame muslim atau tetangga nonmuslim.
Dalam hadis diatas, Rasulullah saw. juga memerintahkan kita untuk mencintai
terhadap saudaranya, baik saudara yang ada hubungan darah, maupun saudara sesama
muslim
Rasulullah saw. di Madinah tidak hanya bertetangga dengan orang-orang yang
muslim, namun beliau juga bertetangga dengan non muslim. Kota Madinah pada
waktu itu selain dihuni oleh kaum muslimin juga dihuni oleh orang Yahudi, Nasrani,
dan orang Arab Badui. Hadis lain yang menunjukkan tentang toleransi adalah sabda
Nabi Muhammad saw. sebagai berikut:

Dari Ibnu ’Amr bin Ash r.a sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “ Sebaik-baik
sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik diantara mereka terhadap sesame

(PP PAI 2 hal. 127)


saudaranya. Dan, sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang palki baik diantara
mereka terhadap tetangganya.” (H.R Ahmad: 6278)

I. Pandangan Islam terhadap Perilaku Tindak Kekerasan


Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa
menghindarkan diri dari perilaku tindak kekerasan. Tidak hanya sekedar melarang,
bahkan Islam mengancam umatnya yang melakukan perilaku tindak kekerasan
tersebut dengan ancaman siksaan yang sangat berat tidak hanya di duniaakan tetapi
juga di akhirat.
Meskipun Islam adalah aga yang lahir di tengah peradaban masyarakat
jahiliyah yang penuh dengankekerasan dan peperanagn, tetapi Islam hadir dengan
penuh kelembutan dan perdamaian. Sejarah mencatat bagaimana sikap sabra dan
pemaaf Rasulullah saw. ketika menghadapi uamtnya yang senantiasa mencaci kaki,
menghina, bahkan berniat untuk mencelakai beliau berkali-kali. Rasulullah saw.
mengajarkan kepada kita untuk senantiasa membalasnya dengan kebaikan bukan
dengan kebencian dan permusuhan. Dengan sikap yang penuh dengan kelembutan
serta pemaaf itulah, Rasulullah saw. berhasil membawa islam menjadi agama yang
besar

(PP PAI 2 hal. 59)

J. Bahaya Tindak Kekerasan


Pada hakikatnya larangan itu mengisyaratkan kepada kita bahwa kehidupan yang
dipenuhi dengan kekerasan tidak akan pernah membuat kita menjadi nyaman dan
bahagia. Namun sebaliknya, kekerasan akan hanya menyisakan berbagai persoalan
hidup yang akan mengancam kelangsungan hidup umat manusia dan menjadi bahaya
tersendiri tidak hanya bagi para pelakunya, anak tetapi juga lingkungan sekitarnya.

Bahaya yang akan ditimbulkan dari perilaku tindak kekerasan antara lain sebagai
berikut:
a. Kekerasan akan menimbulkan masalah baru
Permasalahan yang diselesaikan dengan cara kekerasan tidak akan pernah
menyelesaikan masalah, bahkan akan semakin menambah masalah baru yang lebih
besar
b. Kekerasan akan semakin memeperuncing permusuhan
Penyelesaian masalah dengan cara kekerasan akan menambah persoalan baru
berikutnya yang lebih besar. Secara otomatis persoalan tersebut akan semakin
memperuncing permusuhan. kedua belah pihak yang merasa disakiti akan memiliki
rasa dendam terhadap pihak lain yang diangggapnya musuh
c. Kekerasan akan mengancam keselamatan jiwa manusia
Tindak kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini banyak mengakibatkan korban luka
bahkan korban jiwa. Dalam islam menghilangkan nyawa orang lain dengan tanpa
kebenaran adalah termasuk kedalam kelompok dosa besar yang akan mendapatkan
ancaman dan siksaan yang berat
d. Kekerasan akan mempersulit terciptanya kerukunan
Ketika perselisihantidak kunjung usai bahkan memperuncing menjadi permusuhan di
antara sesame, kerukunan tidak akan pernah tercipta. Sedangkan kehidupan yang
hampa akan kerukunan mengakibatkan hidup seseorang menjadi tidak nyaman bahkan
kebahagiaan menjadi sesuatu yang semu untuk dirasakan
e. Kekerasan akan memecah keutuhan bangsa
Ketika kerukunan tidak tidak pernah tercipta, maka hal ini akan berakibat fatal bagi
kehidupan suatu bangsa. Perpecahan adalah akibat yang akan ditimbulkan ketika suatu
bangsa tidak mampu mempertahakan keutuhannya.

(PP PAI 2 hal. 60-61)

K. Sikap dan Perilaku yang Menyebabkan Tindak Kekerasan


Sebagai seorang muslim yang baik tentu kita harus mampu menghindarkan diri dari
segala bentuk perilaku tindak kekerasan. Agar kita mampu menghindarkan diri dari
perilaku tindak kekerasan, alangka baiknya kita mengetahui berbagai sikap dan
perilaku yang menjadi penyebab seseorang melakukan tindak kekerasan.
Penyebab seseorang melakukan tindak kekerasan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kekerasan timbul karena kebuntuan komunikasi
Jika seseorang tidak mampu berkomunikasi dengan baik maka yang terjadi adalah
penyelesaian masalah dengan jalan pintas yaitu dengan aksi kekerasan
2. Kekerasan timbul karena ego yang berlebihan
Orang yang selalu merasa dirinya lebih dibandigkan orang lain dalam segala hal,
merasa diri paling benar dan orang lain salah. Hal ini sungguh merupakan suatu
perbuatan yang sangat tercela dan dibenci oleh Allah swt. Karena dalam islam yang
kuat bukanlah orang yang berotot kawat tulang besi, akan tetapi mereka yang mampu
mengendalikan egonya dan mampu memaafkan orang-orang yang ada di sekitarnya.
3. Kekerasan timbul karena amarah dan emosi yang tidak terkendali
Orang yang tidak mampu mengendalikan diri dari marah dan emosi, akan mudah
menjadi gelap mata dan ingin menyelesaikan persoalan dalam waktu yang sangat
singkat yaitu dengan cara melakukan perbuatan yang bias membuat orang lain terluka
4. Kekerasan timbul karena factor lingkungan yang keras dan kasar
Lingkungan adalah factor terpenting yang dapat memengaruhi kepriadian seseorang.
Oleh karena itu, kekerasan bisa saja terjadi karena akibat pengaruh lingkungan dimana
ia tinggal dan dibesarkan. Seseorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat yang pendendam, maka ia akan terlahir sebagai pribadi yang mudah dan
terbiasa untuk melakukan kekerasan.
(PP PAI 2 hal. 62-63)

L. Sikap dan Perilaku yang Dapat Meredam Tindak Kekerasan


Agar kita mampu menjadi pribadi muslim yang terhindar dari tindak kekerasan serta
mampu menciptakan lingkungan yang terbebas dari berbagai aksi kekerasan. Ada
beberapa sikap dan perilaku yang dapat kita lakukan. Perilaku tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Mendahulukan proses komunikasi (musyawarah) yang baik dan efektif dalam
menyelesaikan segala macam persoalan
2. Membiasakan diri untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan menghormati orang lain
3. Membiasakan diri untuk menjadi pribadi yang mau memaafkan orang lain
4. Menjaga silaturahmi dengan baik dan efektif
5. Melakukan kerja sama dalam berbagai kegiatan yang positif
(PP PAI 2 hal. 63)

M. Perilaku Toleran dan Kerukunan yang Harus Ditegakkan Bagi Seorang


Pelajar Muslim
1. Bentuk-bentuk perilaku toleran dan kehidupan sehari-hari di rumah
Terhadap orangtua dan saudara termasuk pembantu rumah tangga, sikap toleran
yang seharusnya ditegakkan, seperti : orangtua menghargai pendapat anak, seorang
anak menghormati dan menaati perintah orangtua, orangtua dan anak menghargai
kinerja pembantu rumah tangga dan sejenisnya. Dengan sikap ini, akan terwujud
sikap toleran dan rukun dalam kehidupan keluarga. Menghormati yang lebih tua
dan menyayangi yang lebih muda menjadi bagian dari seruan ajaran Islam yang
wajib ditegakkan oleh umat Islam.
2. Bentuk-bentuk perilaku toleran dan kehidupan sehari-hari di sekolah
Ketika seorang pelajar di sekolah, pasti bergaul dengan berbagai pelajar yang
beragam. Dengan berbagai perbedaan ini, bagi seorang pelajar hendaknya
dijadikan sebuah media untuk belajar dan mencari kesempurnaan diri, sehingga
terwujud sebuah keluarga besar yang saling toleran, rukun, dan damai
3. Bentuk-bentuk perilaku toleran dan kehidupan sehari-hari di masyarakat
Antar anggota masyarakat harus mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi atau kelompok. Kepentingan umum yang dimaksud adalah
kepentingan untuk mewaujudkan suasana hidup rukun, damai, tentram, aman dan
nyaman. Suasana kehidupan yang demikian ini akan terwujud apabila antar
anggota masyarakat mampu mewujudkan sikap hidup toleran dan rukun dalam
segala bidang, termasuk terhadap pemeluk agama yang berbeda. Wujudnya adalah
saling mengerti, menghargai, dan menghormati serta menjauhkan diri dari perilaku
egois

(Pendidikan Agama Islam da Budi Pekerti hal. 36-37)

N. Perilaku yang Secara Khusus Harus Ditegakkan Oleh Pelajar Muslim


dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Ketika di rumah
Jangan sekali-kali bahwa seorang anak adalah bagaikan seorang yang harus
dipenuhi semua keinginnnya. Sebagai pelajar muslim tidak selayaknya meminta
apa-apa yang orangtuanya berat memenuhinya. Bahkan, jangan sampai muncul
sikap marah terhadap orangtua yang sekaligus dapat menyebabkan kemarahan
orangtua kepada anak. Sikap seperti ini harus dijaukan dalam kehidupan keluarga.
Karena suasana keluarga yang penuh kemarahan, akan menimbulkan perilaku
buruk, seperti : umpatan, makian, hujatan, dan bahkan berujung pada sikap
kekerasan. Suasana keluarga yang seperti ini, sudah terjauhkan dari keluarga yang
harmonis. Bahkan telah menjadi kelurga yang pacah (broken home), dan keluarga
yang demikian, akan sulit mengantarkan, kesuksesan anak di masa depan.
2. Ketika di sekolah
Dengan keragaman seorang pelajar di sekolah, maka sekolah senantiasa mengatur
pergaulan antar pelajar di sekolah melalui tata tertib sekolah. Tujuannya adalah
agar antar pelajar yang heterogen itu menjadi sebuah keluarga besar, sehingga
tidak boleh saling mengejek, menyinggung, memaki, mengumpat, menghujat,
bermusuhan, berkelahi, bahkan sampai terjadi tawuran sebagai bentuk perilku
kekerasan yang menimbulkan banyak kerugian. Menyakiti, menghina, mengolok-
olok dan memperlakukan dengan perbuatan buruk, termasuk kekerasan, pada
hakekatnya mencederai diri sendiri sebagai seorang yang sama-sama berpredikat
sebagai pelajar, sehingga perlu dihindarkan dan dijauhi,
3. Ketika di masyarakat
Cara untuk menjadi anggota masyarakat yang baik bagi seorang pelajar adalah
dengan mengikuti kelompok-kelompok organisasi remaja yang baik, seperti :
Karang Tarunadan organisasi remaja lainnya. Jangan ikuti kelompok-kelompok
remaja yang suka nongkrongdi pinggir jalan, di mall, karaoke, geng motor,
premannisme, dan tempat-tempat kurang baik lainnya. Karena sekali terjerumus
pada kelompok-kelompok tersebut, sulit untuk sembuh. Akibatnya sangat jelas,
yakni, menjadi pemalas belajar, hilang orientasi masa depan, ingin hidup enak tak
mau bekerja keras, sehingga akan sangat mudah terjerumus pada perilaku buruk
lainnya, seperti mengompas, menipu, mencuci, merampas, merampok dengan
disertai tindak kekerasan

(Pendidikan Agama Islam da Budi Pekerti hal. 40-41)

O. Hikmah Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan


Hikmah atau keuntugan yang akan dirasakan jika kita mampu menghindarkan diri dari
perilaku tindak kekerasan adalah sebagai berikut :
a. Segala macam permasalahan antar sesame manusia dengan cara yang lebih baik tidak
memunculkan masalah yang baru
b. Terpeliharanya kehormatan dan martabat manusia sebagai makhluk sosial yang saling
membutuhkan
c. Rasa kerurukan antar sesama manusia bisa saling terjaga yang aman dan nyaman
d. Terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa yang merdeka secara harmonis
e. Terselamatkan jiwa manusia dari berbagai tindakan dari perilaku saling menyakiti
(PP PAI 2 hal. 62)

1. Hikmah bersikap toleran


a. Menghindari terjadinya perpecahan
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam
mengamalkan agama. Sikap toleransi harus menjadi kesadaran setiap pribadi yang
selalu dibiasakan dalam wujud interaksi social. Toleransi dalam kehidupan
beragama menjadi sangat mutlak untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
karena di dunia ini terdapat keragaman agama, baik agama samawi maupun agama
ardi

b. Memperkokoh silaturahmi dan menerima perbedaan


Untuk mewujudkan hubungan damai antar-penganut agama tidak dapat dilakukan
apabila masing-masing tidak ada komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebaliknya harus memiliki sikap terbuka dan komunikatif dalam menerima
perbedaan, melalui silaturahmi. Dari silaturahmi tersebut, masing-masing pihak
dituntut untuk mampu menghargai pihak lain dalam menjalankan ibada sesuai
agama masing-masing dal suasana bebas, damai, tanpa tekanan, sehingga suasana
aman, tertib, damai dan sejahtera dapat terwujud.

(Pendidikan Agama Islam da Budi Pekerti hal. 47)

2. Hikmah menghindarkan diri dari perilaku kekerasan


a. Menyelamatkan jiwa, raga, harta, dan keluarga
Mempertahakan jiwa, raga dan harta bagi umat Islam hukumnya wajib. Bahkan
termasuk kategori jihad. Sehingga ketika ada perilaku kekerasan yang mengancam
keselamatan jiwa, raga, harta dan keluarga harus dijauhi, agar tidak menjadi
korban dan sikap kekerasan tersebut
b. Menegakkan amar makruf nahi mungkar
Tindak kekerasan tidak boleh dibiarkan. Siapapun yang mengetahui tindak
kekerasan, wajib untuk menghentikan, Karena menjadi bagian dari amar makruf
nahi mungkar. Caranya adalah menghentikan secara langsung dengan tindakan,
dengan lisan, dan hati

(Pendidikan Agama Islam da Budi Pekerti hal. 48)

Anda mungkin juga menyukai