Anda di halaman 1dari 264

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian

Khutbah I

‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّد ْي ِن‬، ‫اْل َح ْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْي َن‬
‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِع ْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم‬، ‫ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّد ْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َفَي ا َأُّي َه ا اْل َح اِض ُرْو َن‬.‫َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُد وا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا‬:‫ َفَقاَل ُهللا َت َع اَلى‬. ‫ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬
‫َو اْد ُعوُه َخ ْو ًفا َو َط َم ًعاۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َقِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّن ٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬
Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.

Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.
‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َفاَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْل ًح ا‬
‫َۗو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا َو َت َّت ُقْو ا َفِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬
Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّن َم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا‬
‫ؕ الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬
Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫ فقد سلم من قتل الناس جميًعا‬،‫ من سلم من قتلها‬،"‫جميًعا="ومن أحياها‬.
Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
tanpa jalur perang.

‫ َو َت َقَّب َل‬، ‫ َو َنَفَعِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْل َح ِك ْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
، ‫ َأُقْو ُل َقْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِم ْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِك ْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْي ُم‬،‫َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْل َح ْم ُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه‬
‫َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم‬
‫ِمَن الَّت اِبِع ْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّس َمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد ‪َ :‬فَي ا َأُّي َه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق‬
‫ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم‬
‫ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذ ْي َن‬
‫َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْي ِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‪َ .‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه‬
‫َو َس َّلَم‬

‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِم ْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َفْع َع َّن ا‬
‫اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َداِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر‬
‫ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬م ْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِم ْن ُبْلَداِن اْلُمْس ِلِم ْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذ ْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬
‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬فاْذ ُك ُرْو ا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬
(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun
Khutbah I

‫ اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬،‫ اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‬،‫ اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‬،‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‬
‫ َو َأْش َه ُد‬،‫ َأْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‬.‫ َأْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‬،‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‬
‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬،‫ الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‬

‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬،‫ َو اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‬،‫ َو َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬، ‫ ِاَّتُقوا َهللا‬، ‫َأُّيَه ا الَّن اُس‬
‫ َو َقاَل‬،﴾‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن‬
‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬، ‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة‬، ‫ َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم‬، ‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha
mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita
semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di
tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal
yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta
menjadi wasilah meraih rida-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para
nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga
dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya
yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta
di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).
Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.
Ibrahim [14]: 42).

Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala
perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.

،‫ ِإَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬،‫ َو َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬،‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬.. ‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬. ‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬
‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬. ‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬،‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‬
‫ َر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬، ‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُروا َهللا‬. ‫ ِإَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْل‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah
Khutbah I

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫ُرْو‬ ‫ْل‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب َي ا ُّيَه ا ا َح اِض َن‬
‫َا‬ ‫َف‬ ‫ُد‬ ‫ْع‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫ َو َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬. ‫ َلْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد‬.‫ ُهَّللا الَّصَم ُد‬. ‫ ُقْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد‬: ‫قال هللا تعالى‬

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ‫ﷻ‬
dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua
perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia
sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,
meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak
bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan
dicintai oleh rasulillah ‫ ﷺ‬dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat
kelak.

Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai
utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan
bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn
Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh
‫‪Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan‬‬
‫‪melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya‬‬
‫‪kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.‬‬
‫‪Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah‬‬
‫‪dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:‬‬

‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‪َ .‬ف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
‫‪Dan membaca shalawat‬‬

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

‫‪Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh‬‬
‫‪Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.‬‬

‫‪Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah‬‬
‫‪atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang‬‬
‫‪dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.‬‬

‫‪Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah‬‬
‫‪Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari‬‬
‫‪, amiin ya Rabbal 'alamin.‬ﷺ ‪beliau Rasulullah Muhammad‬‬

‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر ‪ِ .‬إَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر ‪ِ .‬إال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ِّذ‬
‫ُم‬ ‫ِحْي‬ ‫الَّر‬ ‫ُر‬ ‫ْو‬ ‫ُف‬ ‫َغ‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫َّن‬ ‫ِا‬ ‫ْم‬ ‫ُك‬ ‫َّب‬ ‫َر‬ ‫ا‬ ‫ِفُرْو‬ ‫َتْغ‬ ‫اْس‬ ‫َف‬ ‫ِم‬ ‫ِكْي‬ ‫َح‬ ‫ا‬ ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو ال ْك ِر‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر ‪َ .‬اْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬

‫َاَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‪.‬قال هللا تعالى فى‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع ى‬
‫َل‬
‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‪َ .‬ر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب ‪َ .‬ر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬
‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‪َ .‬ر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‪َ .‬ر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫‪ .‬اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬

‫)‪(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن ‪،‬‬
‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪،‬‬
‫َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬.

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬. ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َأللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ ُقْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬: ‫اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah
swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan
alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita
semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita
lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua
termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,
Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa
sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,
sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang
mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya
kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم‬. ‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم‬
‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ْنُك‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)
Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah
Khutbah I

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬،‫ ْش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‬،
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ُذ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
، ‫ َي ا ّيَه ا اّلَذ ْي َن آَم ُنْو ا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتّن ِإاَّل َو ْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬، ‫ ُعْو ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفي ا ُقْر آِن ا َك ِر ْي ِم‬،‫الّدْين‬
‫ َأَّما‬،‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‬، ‫ َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬: ‫َو َق اَل‬
‫َب ْع ُد‬

Sidang Jum'at yang berbahagia

Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang
maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan
ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini
dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini
senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar
Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan
Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada
keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga
kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan
syafa'atnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.
Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.

Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬


Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-
kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata
pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita
harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski
kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah
menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan
dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal
alamin.

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬،‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬.. ‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬. ‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫ الَّلُهَّم‬،‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‬
‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُروا َهللا‬. ‫ ِإَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan
Khutbah I

‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن‬، ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ َاْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬، ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫ الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬، ‫َو َأَو اٍن‬
‫ َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫الُّشْك َر اِن‬

‫ َعاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬، ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬. ‫اْلَج َن اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى‬.‫ ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬،‫ َأُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai
kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat
iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan
satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima
oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang
dipenuhi dengan segala nikmat.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah
sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan
kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,
keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.

Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,
keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus
berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,
karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia
dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬

Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬

Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan


‫‪kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku‬‬
‫‪beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara‬‬
‫‪kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).‬‬

‫!‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang‬‬
‫‪yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa‬‬
‫‪jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun‬‬
‫‪akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk‬‬
‫‪menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.‬‬
‫‪Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah‬‬
‫‪dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.‬‬

‫‪Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami‬‬
‫‪sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan‬‬
‫‪digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi‬‬
‫‪larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬
‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪َ ،‬أُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬

‫َأَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬
‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬
‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو ال َد اِئَد‬
‫َّش‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلل‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‪َ ،‬و َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‪َ :‬و َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬
‫الَّتْق َو ى‪َ ،‬و اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب ‪َ .‬و َق اَل ‪َ :‬ف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

‫‪Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,‬‬


Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,


Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas
r.a:

، ‫ َو الُجْب ِن َو الُبْخ ِل‬، ‫ والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل‬, ‫ الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن‬: ‫ كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أنس بن مالك قال‬
‫ وَغ َلبِة الِّر َج ال‬, ‫وَض ْل ِع الَّديِن‬.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang, dan keganasan orang lain."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik
yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan
kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di
dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin

‫ َو َأُقْو ُل‬،‫ َو َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‬، ‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم‬
‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬

Khutbah II

‫ َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬.‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْي ٍم َأَمَر ُك ْم‬
‫ ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬: ‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬.

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
. ‫ الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم‬. ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ َف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬. ‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung)

Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...

Baca juga:
Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya
Halaman 1 2
Selanjutnya
khutbah jumat
khutbah
ceramah
sholat jumat

Rekomendasi untuk Anda


Selengkapnya
detikSumut
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
detikTravel
Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas
detikJatim
Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan
detikBali
Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo
detikSumut
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I

‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.

Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.

‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.

Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
‫‪tanpa jalur perang.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم ‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪،‬‬
‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬
‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬
‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬
‫ِبُقْد ِس ِه‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‪َ .‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
‫َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْل‬ ‫ْذ‬ ‫َذ‬ ‫ُظ‬
‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف ا ُك ُرْو ا َهللا ا َع ِظ ْي َم َي ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‪ ،‬اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‪ ،‬اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‪ ،‬اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬
‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‪َ ،‬أْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‪َ .‬أْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‪ .‬الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‪َ ،‬و َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬

‫َأُّيَه ا الَّن اُس ‪ِ ،‬اَّتُقوا َهللا ‪َ ،‬و َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‪َ ،‬و اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‪َ ،‬قاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬
‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن ‪َ ،‬أُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم ‪َ﴿ ،‬و اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر﴾‪َ ،‬و َقاَل‬
‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ‪َ ،‬و اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ‪َ ،‬ف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة ‪َ ،‬ص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬
‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪َ ،‬أَّما َب ْع ُد‬

‫‪Sidang Jumat yang Dirahmati Allah‬‬

‫‪Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha‬‬
‫‪mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita‬‬
‫‪semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di‬‬
‫‪tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal‬‬
‫‪yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta‬‬
‫‪menjadi wasilah meraih rida-Nya.‬‬

‫‪Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para‬‬
‫‪nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga‬‬
‫‪dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya‬‬
‫‪yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta‬‬
‫‪di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.‬‬

‫‪Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah‬‬


Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬
Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.
‫‪Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan‬‬
‫‪dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah‬‬
‫‪berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali‬‬
‫‪engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.‬‬
‫‪Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.‬‬
‫‪Ibrahim [14]: 42).‬‬

‫‪Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala‬‬
‫‪perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم ‪َ ،‬و َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‪ِ ،‬إَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‪،‬‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬
‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬
‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل ‪َ ،‬ر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫ْل‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب ْع ُد َفَي ا َاُّيَه ا ا َح اِض ُرْو َن‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫قال هللا تعالى ‪ُ :‬قْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد ‪ُ .‬هَّللا الَّصَم ُد‪َ .‬لْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد ‪َ .‬و َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫ﷻ ‪Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah‬‬
‫‪dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua‬‬
‫‪perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.‬‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia‬‬
‫‪.‬ﷺ ‪sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad‬‬
‫‪Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,‬‬
‫‪meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak‬‬
bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan
dicintai oleh rasulillah ‫ ﷺ‬dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat
kelak.

Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai
utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan
bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn
Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh
Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan
melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya
kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.
Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah
dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:

‫ َف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬.‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
Dan membaca shalawat

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh
Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.

Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah
atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang
dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah
Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari
beliau Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬, amiin ya Rabbal 'alamin.

‫ ِإال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬. ‫ ِإَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬. ‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو الِّذ ْك ِر ا َح ِكْي ِم اْس ِفُرْو ا َر َّب ْم ِا ُه ُه َو ا ْو ُر الَّر ِحْي ُم‬
‫ُف‬ ‫َغ‬ ‫ْل‬ ‫َّن‬ ‫ُك‬ ‫َتْغ‬ ‫َف‬ ‫ْل‬

Khutbah II

‫ َو َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر‬. ‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬

‫َاَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‪.‬قال هللا تعالى فى‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع ى‬
‫َل‬
‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‪َ .‬ر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب ‪َ .‬ر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬
‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‪َ .‬ر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‪َ .‬ر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫‪ .‬اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬

‫)‪(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن ‪،‬‬
‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪،‬‬
‫‪َ.‬و َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن ‪َ ،‬و ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن ‪َ ،‬ن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن ‪َ .‬أللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬
‫َو اِاْلْح َس اِن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‪َ .‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬
‫اْلَك ِر ْي ِم ‪ُ :‬قْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil‬‬

‫‪Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah‬‬
‫‪swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan‬‬
‫‪alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita‬‬
‫‪semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita‬‬
‫‪lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua‬‬
‫‪termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.‬‬

‫‪Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,‬‬
‫‪Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa‬‬
‫‪sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,‬‬
‫‪sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang‬‬
‫‪mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya‬‬
‫‪kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.‬‬

‫‪Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami‬‬
‫‪selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada‬‬
‫‪pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan‬‬
‫‪kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan‬‬
‫‪larangan.‬‬
Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.
Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم‬. ‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم‬
‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ْنُك‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬

‫َأَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬
‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬
‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫‪ْ ،‬ش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‪َ ،‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬
‫الّدْين‪َ ،‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬أُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم ‪َ ،‬ي اَأّيَه ا اّلَذ ْي َن آَم ُنْو ا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪،‬‬
‫َو َق اَل ‪َ :‬م ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن ‪َ ،‬ص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‪َ ،‬أَّما‬
‫َب ْع ُد‬

‫‪Sidang Jum'at yang berbahagia‬‬

‫‪Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang‬‬
‫‪maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan‬‬
‫‪ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini‬‬
‫‪dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini‬‬
‫‪senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.‬‬

‫‪Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar‬‬
‫‪Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan‬‬
‫‪Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada‬‬
‫‪keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga‬‬
‫‪kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan‬‬
‫‪syafa'atnya.‬‬

‫‪Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-‬‬
‫‪sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia‬‬
‫‪di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan‬‬
‫‪pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa‬‬
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.
Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.
Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan
ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.

Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬

Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-


kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
‫‪kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata‬‬
‫‪pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita‬‬
‫‪harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.‬‬

‫‪Sidang Jumat yang dimuliakan Allah‬‬

‫‪Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski‬‬
‫‪kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah‬‬
‫‪menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan‬‬
‫‪dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal‬‬
‫‪alamin.‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ا‬
‫ُعْو‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم‬
‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫‪Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬
‫َو َأَو اٍن ‪ ،‬الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ ،‬اْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬
‫الُّشْك َر اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪َ ،‬و َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن ‪َ ،‬و ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن ‪َ ،‬عاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬
‫اْلَج َن اِن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن ‪َ ،‬ن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن ‪َ .‬ص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬
‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬أُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‪ِ ،‬باْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‪َ .‬ق اَل ُهللا َت َع ا ى‬
‫َل‬
‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم ‪َ :‬ي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai‬‬
‫‪kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat‬‬
‫‪iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan‬‬
‫‪satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima‬‬
‫‪oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang‬‬
‫‪dipenuhi dengan segala nikmat.‬‬
Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah
sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan
kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,
keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.

Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,
keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus
berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,
karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia
dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬
Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬

Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan


kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku
beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara
kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah!

Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang
yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa
jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun
akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk
menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.
Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah
dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.

Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami
sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan
digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬
‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو ال َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫َّش‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain
Khutbah I

‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬،‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‬،‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‬،‫َاْلَح ْمُد ِهلل‬
‫ َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬:‫ َف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‬
‫ َف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬: ‫ َو َق اَل‬. ‫ َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب‬،‫الَّتْق َو ى‬

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas
r.a:

، ‫ َو الُجْب ِن َو الُبْخ ِل‬، ‫ والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل‬, ‫ الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن‬: ‫ كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أنس بن مالك قال‬
‫ وَغ َلبِة الِّر َج ال‬, ‫وَض ْل ِع الَّديِن‬.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang, dan keganasan orang lain."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik
yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan
‫‪kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di‬‬
‫‪dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin‬‬

‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‪َ ،‬و َأُقْو ُل‬
‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْي ٍم َأَمَر ُك ْم‬
‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫‪.‬آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم ‪.‬‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung‬‬

‫‪Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...‬‬

‫‪Baca juga:‬‬
‫‪Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya‬‬
‫‪Halaman 1 2‬‬
‫‪Selanjutnya‬‬
‫‪khutbah jumat‬‬
‫‪khutbah‬‬
‫‪ceramah‬‬
‫‪sholat jumat‬‬

‫‪Rekomendasi untuk Anda‬‬


‫‪Selengkapnya‬‬
‫‪detikSumut‬‬
‫?‪Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul‬‬
‫‪detikTravel‬‬
‫‪Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas‬‬
‫‪detikJatim‬‬
‫‪Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan‬‬
‫‪detikBali‬‬
‫‪Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo‬‬
‫‪detikSumut‬‬
‫‪Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran‬‬
‫‪detikJatim‬‬
‫‪Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta‬‬
‫‪Berita Terkait‬‬
‫‪7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik‬‬
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti
detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I
‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.

Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.

‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.
Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
tanpa jalur perang.

،‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬

Khutbah II

‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬. ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن‬
‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‬. ‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬.‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬.‫ِبُقْد ِس ِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬.‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن‬
‫َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْذ‬ ‫ُظ‬
‫ َف ا ُك ُرْو ا َهللا ا َع ِظ ْي َم َي ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬. ‫ َيِع ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬
‫ْل‬

(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun
Khutbah I

‫ اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬،‫ اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‬،‫ اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‬،‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‬
‫ َو َأْش َه ُد‬،‫ َأْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‬.‫ َأْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‬،‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‬
‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬،‫ الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‬

‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬،‫ َو اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‬،‫ َو َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬، ‫ ِاَّتُقوا َهللا‬، ‫َأُّيَه ا الَّن اُس‬
‫ َو َقاَل‬،﴾‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن‬
‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬، ‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة‬، ‫ َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم‬، ‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha
mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita
semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di
tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal
yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta
menjadi wasilah meraih rida-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para
nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga
dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya
yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta
di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.
Ibrahim [14]: 42).

Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala
perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.

،‫ ِإَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬،‫ َو َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬،‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬.. ‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬. ‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬. ‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬،‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‬
‫ َر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬، ‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُروا َهللا‬. ‫ ِإَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah
Khutbah I

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫ْل‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب ْع َي ا ُّيَه ا ا َح اِض ُرْو َن‬
‫َا‬ ‫َف‬ ‫ُد‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫ َو َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬. ‫ َلْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد‬.‫ ُهَّللا الَّصَم ُد‬. ‫ ُقْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد‬: ‫قال هللا تعالى‬

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ‫ﷻ‬
dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua
perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia
sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,
meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak
bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan
dicintai oleh rasulillah ‫ ﷺ‬dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat
kelak.

Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai
utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan
bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn
Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh
Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan
melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya
kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.
Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah
dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:
‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‪َ .‬ف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
‫‪Dan membaca shalawat‬‬

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

‫‪Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh‬‬
‫‪Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.‬‬

‫‪Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah‬‬
‫‪atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang‬‬
‫‪dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.‬‬

‫‪Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah‬‬
‫‪Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari‬‬
‫‪, amiin ya Rabbal 'alamin.‬ﷺ ‪beliau Rasulullah Muhammad‬‬

‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر ‪ِ .‬إَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر ‪ِ .‬إال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ِّذ‬
‫ُم‬ ‫ِحْي‬ ‫الَّر‬ ‫ُر‬ ‫ْو‬ ‫ُف‬ ‫َغ‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫َّن‬ ‫ِا‬ ‫ْم‬ ‫ُك‬ ‫َّب‬ ‫َر‬ ‫ا‬ ‫ِفُرْو‬ ‫َتْغ‬ ‫اْس‬ ‫َف‬ ‫ِم‬ ‫ِكْي‬ ‫َح‬ ‫ا‬ ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو ال ْك ِر‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر ‪َ .‬اْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬

‫َاَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‪.‬قال هللا تعالى فى‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع ى‬
‫َل‬
‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‪َ .‬ر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب ‪َ .‬ر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬
‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‪َ .‬ر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‪َ .‬ر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫‪ .‬اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬

‫)‪(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن ‪،‬‬
‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪،‬‬
‫‪َ.‬و َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن ‪َ ،‬و ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن ‪َ ،‬ن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن ‪َ .‬أللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬
‫َو اِاْلْح َس اِن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‪َ .‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬
‫اْلَك ِر ْي ِم ‪ُ :‬قْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah
swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan
alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita
semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita
lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua
termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,
Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa
sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,
sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang
mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya
kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬


‫‪Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak‬‬
‫"‪menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya.‬‬

‫‪Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan‬‬
‫‪menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari‬‬
‫‪lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain‬‬
‫‪bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.‬‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid‬‬
‫‪Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan‬‬
‫‪umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi‬‬
‫‪momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.‬‬

‫‪Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan‬‬
‫‪membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan‬‬
‫‪bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua‬‬
‫‪perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم ‪ِ .‬بْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم ‪َ :‬ي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْم‬
‫ْنُك‬
‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪َ ،‬أُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬

‫َأَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬
‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬
‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫‪ْ ،‬ش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‪َ ،‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬
، ‫ َي اَأّيَه ا اّلَذ ْي َن آَم ُنْو ا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫اْلَك ِر ْي ِم‬ ‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن‬،‫الّدْين‬
‫ َأَّما‬،‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‬، ‫َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬ ‫ َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر‬: ‫َو َق اَل‬
‫َب ْع ُد‬

Sidang Jum'at yang berbahagia

Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang
maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan
ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini
dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini
senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar
Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan
Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada
keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga
kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan
syafa'atnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.
Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:
‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.

Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬

Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-


kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata
pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita
harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski
kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah
menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan
dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal
alamin.

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬،‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬.. ‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬. ‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫ الَّلُهَّم‬،‫اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‬ ‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة‬
‫َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬ ‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُروا َهللا‬. ‫ ِإَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan
Khutbah I

‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن‬، ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ َاْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬، ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫ الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬، ‫َو َأَو اٍن‬
‫ َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫الُّشْك َر اِن‬

‫ َعاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬، ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬. ‫اْلَج َن اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى‬.‫ ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬،‫ َأُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai
kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat
iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan
satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima
oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang
dipenuhi dengan segala nikmat.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah
sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan
kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,
keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.

Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,
keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus
berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,
karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia
dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬

Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬

Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan


kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku
beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara
kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah!


‫‪Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang‬‬
‫‪yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa‬‬
‫‪jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun‬‬
‫‪akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk‬‬
‫‪menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.‬‬
‫‪Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah‬‬
‫‪dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.‬‬

‫‪Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami‬‬
‫‪sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan‬‬
‫‪digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi‬‬
‫‪larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬
‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪َ ،‬أُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬

‫َأَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬
‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬
‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو ال َد اِئَد‬
‫َّش‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلل‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‪َ ،‬و َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‪َ :‬و َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬
‫الَّتْق َو ى‪َ ،‬و اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب ‪َ .‬و َق اَل ‪َ :‬ف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

‫‪Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,‬‬

‫‪Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada‬‬
‫‪Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT‬‬
‫‪dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:‬‬

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬


Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
‫‪karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar‬‬
‫‪menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah‬‬
‫‪memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun‬‬
‫‪kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.‬‬

‫‪Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:‬‬

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

‫‪"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah‬‬


‫"‪kesulitan itu ada kemudahan.‬‬

‫‪Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas‬‬
‫‪r.a:‬‬

‫عن أنس بن مالك قال ‪ :‬كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول ‪ :‬الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن ‪ ,‬والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل ‪َ ،‬و الُجْب ِن َو الُبْخ ِل ‪،‬‬
‫‪.‬وَض ْل ِع الَّديِن ‪ ,‬وَغ َلبِة الِّر َج ال‬

‫‪"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,‬‬
‫"‪terlilit hutang, dan keganasan orang lain.‬‬

‫‪Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,‬‬

‫‪Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik‬‬
‫‪yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan‬‬
‫‪kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di‬‬
‫‪dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin‬‬

‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‪َ ،‬و َأُقْو ُل‬
‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْي ٍم َأَمَر ُك ْم‬
‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫‪.‬آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم ‪.‬‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung‬‬

‫‪Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...‬‬
Baca juga:
Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya
Halaman 1 2
Selanjutnya
khutbah jumat
khutbah
ceramah
sholat jumat

Rekomendasi untuk Anda


Selengkapnya
detikSumut
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
detikTravel
Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas
detikJatim
Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan
detikBali
Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo
detikSumut
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini
Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us
Copyright @ 2023 detikcom.
All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I

‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;
‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.

Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.

‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.
Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.

Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
‫‪dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.‬‬

‫‪Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang‬‬
‫‪masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai‬‬
‫‪setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,‬‬
‫‪tanpa jalur perang.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم ‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪،‬‬
‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬
‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬
‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬
‫ِبُقْد ِس ِه‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‪َ .‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
‫َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬
‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫َّك‬ ‫َّلُك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُظ‬
‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ْم َع ْم َت ُرْو َن ‪َ .‬ف ا ُرْو ا َهللا ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬
‫ْك‬ ‫ْل‬ ‫َذ‬

‫)‪(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‪ ،‬اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‪ ،‬اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‪ ،‬اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬
‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‪َ ،‬أْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‪َ .‬أْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‪ .‬الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‪َ ،‬و َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬

‫َأُّيَه ا الَّن اُس ‪ِ ،‬اَّتُقوا َهللا ‪َ ،‬و َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‪َ ،‬و اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‪َ ،‬قاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬
‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن ‪َ ،‬أُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم ‪َ﴿ ،‬و اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر﴾‪َ ،‬و َقاَل‬
‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ‪َ ،‬و اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ‪َ ،‬ف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة ‪َ ،‬ص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬
‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪َ ،‬أَّما َب ْع ُد‬

‫‪Sidang Jumat yang Dirahmati Allah‬‬

‫‪Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha‬‬
‫‪mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita‬‬
‫‪semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di‬‬
‫‪tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal‬‬
‫‪yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta‬‬
‫‪menjadi wasilah meraih rida-Nya.‬‬

‫‪Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para‬‬
‫‪nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga‬‬
‫‪dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya‬‬
yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta
di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.
‫‪Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang‬‬
‫‪dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni‬‬
‫‪akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu‬‬
‫‪yang didzalimi.‬‬

‫‪Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan‬‬
‫‪dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah‬‬
‫‪berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali‬‬
‫‪engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.‬‬
‫‪Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.‬‬
‫‪Ibrahim [14]: 42).‬‬

‫‪Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala‬‬
‫‪perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم ‪َ ،‬و َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‪ِ ،‬إَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‪،‬‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬
‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬
‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل ‪َ ،‬ر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫ْل‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب ْع َي ا ُّيَه ا ا َح اِض ُرْو َن‬
‫َا‬ ‫َف‬ ‫ُد‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫قال هللا تعالى ‪ُ :‬قْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد ‪ُ .‬هَّللا الَّصَم ُد‪َ .‬لْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد ‪َ .‬و َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫ﷻ ‪Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah‬‬
‫‪dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua‬‬
‫‪perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.‬‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬


Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia
sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,
meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak
bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan
dicintai oleh rasulillah ‫ ﷺ‬dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat
kelak.

Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai
utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan
bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,
‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn
Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh
Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan
melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya
kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.
Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah
dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:

‫ َف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬.‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
Dan membaca shalawat

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh
Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.

Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah
atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang
dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah
Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari
beliau Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬, amiin ya Rabbal 'alamin.

‫ ِإال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬. ‫ ِإَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬. ‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َف اْس َتْغ ِفُرْو ا َر َّب ُك ْم ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر ‪َ .‬اْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬

‫َاَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‪.‬قال هللا تعالى فى‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع ى‬
‫َل‬
‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‪َ .‬ر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب ‪َ .‬ر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬
‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‪َ .‬ر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‪َ .‬ر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫‪ .‬اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬

‫)‪(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن ‪،‬‬
‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪،‬‬
‫‪َ.‬و َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن ‪َ ،‬و ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن ‪َ ،‬ن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن ‪َ .‬أللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬
‫َو اِاْلْح َس اِن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‪َ .‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬
‫اْلَك ِر ْي ِم ‪ُ :‬قْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil‬‬

‫‪Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah‬‬
‫‪swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan‬‬
‫‪alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita‬‬
‫‪semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita‬‬
‫‪lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua‬‬
‫‪termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.‬‬

‫‪Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,‬‬
‫‪Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa‬‬
‫‪sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,‬‬
‫‪sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang‬‬
‫‪mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya‬‬
‫‪kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.‬‬

‫‪Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami‬‬
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?
Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.
‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم ‪ِ .‬بْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم ‪َ :‬ي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ْم‬
‫ْنُك‬ ‫ِم‬
‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪َ ،‬أُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬

‫َأَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬
‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬
‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫‪ْ ،‬ش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‪َ ،‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ُذ‬ ‫َأ‬
‫الّدْين‪َ ،‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَك ِر ْي ِم ‪ُ ،‬عْو ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم ‪َ ،‬ي ا ّيَه ا اّلَذ ْي َن آَم ُنْو ا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتّن ِإاَّل َو ْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪،‬‬
‫َو َق اَل ‪َ :‬م ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن ‪َ ،‬ص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‪َ ،‬أَّما‬
‫َب ْع ُد‬

‫‪Sidang Jum'at yang berbahagia‬‬

‫‪Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang‬‬
‫‪maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan‬‬
‫‪ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini‬‬
‫‪dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini‬‬
‫‪senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.‬‬

‫‪Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar‬‬
‫‪Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan‬‬
‫‪Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada‬‬
‫‪keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga‬‬
‫‪kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan‬‬
‫‪syafa'atnya.‬‬

‫‪Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah‬‬


Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.
Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.
Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.

Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬

Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-


kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
‫‪Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,‬‬
‫‪dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.‬‬

‫‪Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus‬‬
‫‪ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga‬‬
‫‪kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata‬‬
‫‪pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita‬‬
‫‪harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.‬‬

‫‪Sidang Jumat yang dimuliakan Allah‬‬

‫‪Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski‬‬
‫‪kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah‬‬
‫‪menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan‬‬
‫‪dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal‬‬
‫‪alamin.‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم‬
‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫‪Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬
‫َو َأَو اٍن ‪ ،‬الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ ،‬اْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬
‫الُّشْك َر اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪َ ،‬و َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن ‪َ ،‬و ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن ‪َ ،‬عاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬
‫اْلَج َن اِن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن ‪َ ،‬ن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن ‪َ .‬ص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬
‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬أُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‪ِ ،‬باْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‪َ .‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى‬
‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم ‪َ :‬ي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai‬‬
kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat
iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan
satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima
oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang
dipenuhi dengan segala nikmat.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah
sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan
kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,
keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.

Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,
keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus
berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,
karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia
dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬

Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬

Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan


kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku
beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara
kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah!

Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang
yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa
jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun
akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk
menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.
Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah
dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.

Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami
sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan
digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْل‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain
Khutbah I

‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬،‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‬،‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‬،‫َاْلَح ْمُد ِهلل‬
‫ َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬:‫ َف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‬
‫ َف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬: ‫ َو َق اَل‬. ‫ َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب‬،‫الَّتْق َو ى‬

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."
Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas
r.a:

، ‫ َو الُجْب ِن َو الُبْخ ِل‬، ‫ والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل‬, ‫ الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن‬: ‫ كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أنس بن مالك قال‬
‫ وَغ َلبِة الِّر َج ال‬, ‫وَض ْل ِع الَّديِن‬.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang, dan keganasan orang lain."
‫‪Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,‬‬

‫‪Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik‬‬
‫‪yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan‬‬
‫‪kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di‬‬
‫‪dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin‬‬

‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‪َ ،‬و َأُقْو ُل‬
‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْي ٍم َأَمَر ُك ْم‬
‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫‪.‬آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم ‪.‬‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung‬‬

‫‪Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...‬‬

‫‪Baca juga:‬‬
‫‪Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya‬‬
‫‪Halaman 1 2‬‬
‫‪Selanjutnya‬‬
‫‪khutbah jumat‬‬
‫‪khutbah‬‬
‫‪ceramah‬‬
‫‪sholat jumat‬‬

‫‪Rekomendasi untuk Anda‬‬


‫‪Selengkapnya‬‬
‫‪detikSumut‬‬
‫?‪Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul‬‬
‫‪detikTravel‬‬
‫‪Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas‬‬
‫‪detikJatim‬‬
‫‪Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan‬‬
‫‪detikBali‬‬
‫‪Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo‬‬
‫‪detikSumut‬‬
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola
detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I

‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.
Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.

Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.

‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia
‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.

Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
tanpa jalur perang.

،‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬

Khutbah II

‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬. ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن‬
‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‬. ‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬.‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬.‫ِبُقْد ِس ِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬.‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن‬
‫َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫َأ‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫َف‬ ‫َّك‬ ‫َت‬ ‫َّلُك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُظ‬
‫ ا ُرْو ا َهللا ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬. ‫ َيِع ْم َع ْم ُرْو َن‬،‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬
‫ْك‬ ‫ْك‬ ‫ْل‬ ‫َذ‬

(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun
Khutbah I

‫ اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬،‫ اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‬،‫ اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‬،‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‬
‫ َو َأْش َه ُد‬،‫ َأْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‬.‫ َأْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‬،‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‬
‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬،‫ الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‬

‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬،‫ َو اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‬،‫ َو َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬، ‫ ِاَّتُقوا َهللا‬، ‫َأُّيَه ا الَّن اُس‬
‫ َو َقاَل‬،﴾‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن‬
‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬، ‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة‬، ‫ َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم‬، ‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha
mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita
semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di
tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal
yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta
menjadi wasilah meraih rida-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para
nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga
dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya
yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta
di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:
‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.
‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬
‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.
Ibrahim [14]: 42).

Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala
perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم ‪َ ،‬و َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‪ِ ،‬إَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‪،‬‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬
‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬
‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل ‪َ ،‬ر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫َلُك‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ْر ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

‫)‪(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب ْع ُد َفَي ا َاُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫قال هللا تعالى ‪ُ :‬قْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد ‪ُ .‬هَّللا الَّصَم ُد‪َ .‬لْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد ‪َ .‬و َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫ﷻ ‪Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah‬‬
‫‪dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua‬‬
‫‪perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.‬‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia‬‬
‫‪.‬ﷺ ‪sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad‬‬
‫‪Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,‬‬
‫‪meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak‬‬
‫‪bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan‬‬
‫‪ dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat‬ﷺ ‪dicintai oleh rasulillah‬‬
‫‪kelak.‬‬

‫‪Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai‬‬
‫‪utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan‬‬
‫‪bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam‬‬
Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn
Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh
Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan
melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya
kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.
Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah
dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:

‫ َف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬.‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
Dan membaca shalawat

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh
Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.

Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah
atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang
dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah
Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari
beliau Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬, amiin ya Rabbal 'alamin.

‫ ِإال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬. ‫ ِإَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬. ‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َف اْس َتْغ ِفُرْو ا َر َّب ُك ْم ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر‬. ‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬. ‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر‬

‫قال هللا تعالى فى‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‬،‫َاَّما َب ْع ُد‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع ى‬
‫َل‬
‫ َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬. ‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ َر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬. ‫ َر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب‬.‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ َر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬.‫ َر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‬.‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫ اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬.

(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad
Khutbah I

، ‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬
‫َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬.

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬. ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َأللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ ُقْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬: ‫اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah
swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan
alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita
semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita
lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua
termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,
Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa
sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,
sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang
mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya
kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم‬. ‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم‬
‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ْنُك‬ ‫ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬
‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah
Khutbah I

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬،‫ ْش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‬،
‫ْنُت‬‫َأ‬ ‫اَّل‬ ‫ُت‬ ‫ُت‬ ‫َّتُق‬ ‫ُن‬ ‫َذ‬‫ّل‬ ‫َأ‬ ‫َط‬ ‫َّش‬ ‫ُذ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ُق‬
، ‫ َي ا ّيَه ا ا ْي َن آَم ْو ا ا وا َهللا َح َّق َقاِتِه َو َال َت ُمْو ّن ِإ َو ْم ُمْس ِلُمْو َن‬، ‫ ُعْو ِباِهلل ِمَن ال ْي اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫ َق اَل ُهللا َت َع ا ى ِفي ا ْر آِن ا َك ِر ْي ِم‬،‫الّدْين‬‫ْل‬ ‫َل‬
‫ َأَّما‬،‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‬، ‫ َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬: ‫َو َق اَل‬
‫َب ْع ُد‬

Sidang Jum'at yang berbahagia

Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang
maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan
ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini
dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini
senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar
Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan
Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada
keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga
kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan
syafa'atnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬
Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.

Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬

Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-


kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata
pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita
harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski
kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah
menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan
‫‪dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal‬‬
‫‪alamin.‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم‬
‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْل‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

‫‪Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬
‫َو َأَو اٍن ‪ ،‬الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ ،‬اْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬
‫الُّشْك َر اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪َ ،‬و َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن ‪َ ،‬و ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن ‪َ ،‬عاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬
‫اْلَج َن اِن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن ‪َ ،‬ن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن ‪َ .‬ص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬
‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬أُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‪ِ ،‬باْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‪َ .‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى‬
‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم ‪َ :‬ي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai‬‬
‫‪kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat‬‬
‫‪iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan‬‬
‫‪satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima‬‬
‫‪oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang‬‬
‫‪dipenuhi dengan segala nikmat.‬‬

‫‪Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah‬‬
‫‪sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan‬‬
‫‪kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,‬‬
‫‪keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.‬‬

‫‪Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,‬‬
‫‪keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus‬‬
‫‪berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,‬‬
karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia
dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬

Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬

Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan


kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku
beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara
kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah!

Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang
yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa
jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun
akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk
menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.
Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah
dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.

Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami
sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan
digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْل‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬
(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop
Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain
Khutbah I

‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬،‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‬،‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‬،‫َاْلَح ْمُد ِهلل‬
‫ َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬:‫ َف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‬
‫ َف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬: ‫ َو َق اَل‬. ‫ َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب‬،‫الَّتْق َو ى‬

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."


Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas
r.a:

، ‫ َو الُجْب ِن َو الُبْخ ِل‬، ‫ والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل‬, ‫ الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن‬: ‫ كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أنس بن مالك قال‬
‫ وَغ َلبِة الِّر َج ال‬, ‫وَض ْل ِع الَّديِن‬.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang, dan keganasan orang lain."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik
yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan
kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di
dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin

‫ َو َأُقْو ُل‬،‫ َو َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‬، ‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم‬
‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬

Khutbah II

‫ َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬.‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْي ٍم َأَمَر ُك ْم‬
‫ ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬: ‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬.

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
. ‫ الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم‬. ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ َف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬. ‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung)

Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...

Baca juga:
Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya
Halaman 1 2
Selanjutnya
khutbah jumat
khutbah
ceramah
sholat jumat

Rekomendasi untuk Anda


Selengkapnya
detikSumut
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
detikTravel
Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas
detikJatim
Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan
detikBali
Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo
detikSumut
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX
20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I

‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.

Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.

‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)
Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.

Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
tanpa jalur perang.

،‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬

Khutbah II

‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬. ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن‬
‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‬. ‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬.‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬.‫ِبُقْد ِس ِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬.‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن‬
‫َق ِد ْيٌر‬
‫ْأ‬
‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬

(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun
Khutbah I

‫ اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬،‫ اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‬،‫ اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‬،‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‬
‫ َو َأْش َه ُد‬،‫ َأْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‬.‫ َأْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‬،‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‬
‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬،‫ الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‬

‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬،‫ َو اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‬،‫ َو َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬، ‫ ِاَّتُقوا َهللا‬، ‫َأُّيَه ا الَّن اُس‬
‫ َو َقاَل‬،﴾‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن‬
‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬، ‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة‬، ‫ َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم‬، ‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha
mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita
semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di
tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal
yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta
menjadi wasilah meraih rida-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para
nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga
dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya
yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta
di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.
Ibrahim [14]: 42).

Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala
perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.

،‫ ِإَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬،‫ َو َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬،‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬.. ‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬. ‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬. ‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬،‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‬
‫ َر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬، ‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُروا َهللا‬. ‫ ِإَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫َلُك‬ ‫َت‬ ‫ْد‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ْر ْم َو ا ُعْو ُه َي ْس ِج ْب ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬‫ْذ‬ ‫ْل‬

(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah
Khutbah I

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫ْل‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب ْع ُد َفَي ا َاُّيَه ا ا َح اِض ُرْو َن‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫ َو َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬. ‫ َلْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد‬.‫ ُهَّللا الَّصَم ُد‬. ‫ ُقْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد‬: ‫قال هللا تعالى‬

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ‫ﷻ‬
dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua
perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia
sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,
meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak
bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan
dicintai oleh rasulillah ‫ ﷺ‬dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat
kelak.

Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai
utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan
bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).
Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.
‫‪Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn‬‬
‫‪Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh‬‬
‫‪Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan‬‬
‫‪melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya‬‬
‫‪kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.‬‬
‫‪Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah‬‬
‫‪dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:‬‬

‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‪َ .‬ف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
‫‪Dan membaca shalawat‬‬

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

‫‪Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh‬‬
‫‪Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.‬‬

‫‪Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah‬‬
‫‪atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang‬‬
‫‪dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.‬‬

‫‪Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah‬‬
‫‪Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari‬‬
‫‪, amiin ya Rabbal 'alamin.‬ﷺ ‪beliau Rasulullah Muhammad‬‬

‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر ‪ِ .‬إَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر ‪ِ .‬إال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو الِّذ ْك ِر ا َح ِكْي ِم َف اْس ِفُرْو ا َر َّب ْم ِا ُه ُه َو ا َغ ْو ُر الَّر ِحْي ُم‬
‫ُف‬ ‫ْل‬ ‫َّن‬ ‫ُك‬ ‫َتْغ‬ ‫ْل‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر ‪َ .‬اْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬

‫َاَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‪.‬قال هللا تعالى فى‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى‬
‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‪َ .‬ر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب ‪َ .‬ر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬
‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‪َ .‬ر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‪َ .‬ر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫‪ .‬اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬

‫)‪(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad‬‬
‫‪Khutbah I‬‬
، ‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬
‫َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬.

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬. ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َأللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ ُقْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬: ‫اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah
swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan
alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita
semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita
lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua
termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,
Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa
sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,
sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang
mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya
kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.
Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم‬. ‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم‬
‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬
(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop
Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah
Khutbah I

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬،‫ ْش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‬،
‫ْنُت‬‫َأ‬ ‫اَّل‬ ‫ُت‬ ‫َت‬ ‫َال‬ ‫َق‬ ‫ُت‬ ‫َّق‬ ‫َّتُق‬ ‫ُن‬ ‫َذ‬‫ّل‬ ‫َأ‬ ‫َط‬ ‫َّش‬ ‫ُذ‬ ‫َأ‬
، ‫ َي ا ّيَه ا ا ْي َن آَم ْو ا ا وا َهللا َح اِتِه َو ُمْو ّن ِإ َو ْم ُمْس ِلُمْو َن‬، ‫ ُعْو ِباِهلل ِمَن ال ْي اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫ اَل ُهللا َع ا ى ِفي ا ْر آِن ا ِر ْي ِم‬،‫الّدْين‬ ‫َك‬ ‫ْل‬ ‫ُق‬ ‫ْل‬ ‫َل‬ ‫َت‬ ‫َق‬
‫ َأَّما‬،‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‬، ‫ َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬: ‫َو َق اَل‬
‫َب ْع ُد‬

Sidang Jum'at yang berbahagia

Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang
maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan
ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini
dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini
senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar
Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan
Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada
keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga
kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan
syafa'atnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah


Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.

Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:
‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬

Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-


kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata
pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita
harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski
kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah
menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan
dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal
alamin.

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬،‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬.. ‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬. ‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫ الَّلُهَّم‬،‫اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‬ ‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة‬
‫َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬ ‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُروا َهللا‬. ‫ ِإَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫َلُك‬ ‫َت‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ْر ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس ِج ْب ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan
Khutbah I

‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن‬، ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ َاْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬، ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫ الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬، ‫َو َأَو اٍن‬
‫ َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫الُّشْك َر اِن‬

‫ َعاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬، ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬. ‫اْلَج َن اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع ا ى‬.‫ ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬،‫ َأُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن‬
‫َل‬
‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai
kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat
iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan
satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima
oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang
dipenuhi dengan segala nikmat.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah
sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan
kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,
keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.

Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,
keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus
berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,
karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia
dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬

Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:
‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬

‫‪Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan‬‬


‫‪kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku‬‬
‫‪beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara‬‬
‫‪kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).‬‬

‫!‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang‬‬
‫‪yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa‬‬
‫‪jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun‬‬
‫‪akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk‬‬
‫‪menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.‬‬
‫‪Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah‬‬
‫‪dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.‬‬

‫‪Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami‬‬
‫‪sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan‬‬
‫‪digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi‬‬
‫‪larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬
‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪َ ،‬أُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬

‫َأَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬
‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬
‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلل‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‪َ ،‬و َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‪َ :‬و َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬
‫ َف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬: ‫ َو َق اَل‬. ‫ َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب‬،‫الَّتْق َو ى‬

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas
r.a:

، ‫ َو الُجْب ِن َو الُبْخ ِل‬، ‫ والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل‬, ‫ الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن‬: ‫ كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أنس بن مالك قال‬
‫ وَغ َلبِة الِّر َج ال‬, ‫وَض ْل ِع الَّديِن‬.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang, dan keganasan orang lain."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik
yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan
kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di
dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin

‫ َو َأُقْو ُل‬،‫اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‬ ‫ َو َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر‬، ‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم‬
‫ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬ ‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم‬

Khutbah II

‫ َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬.‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْي ٍم َأَمَر ُك ْم‬
‫ ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬: ‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬.

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
. ‫ الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم‬. ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ َف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬. ‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung)

Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...

Baca juga:
Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya
Halaman 1 2
Selanjutnya
khutbah jumat
khutbah
ceramah
sholat jumat

Rekomendasi untuk Anda


Selengkapnya
detikSumut
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
detikTravel
Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas
detikJatim
Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan
detikBali
Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo
detikSumut
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I

‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.

Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.
‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.

Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
tanpa jalur perang.

،‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬

Khutbah II

‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬. ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن‬
‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‬. ‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬.‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬.‫ِبُقْد ِس ِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬.‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن‬
‫َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬
(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun
Khutbah I

‫ اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬،‫ اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‬،‫ اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‬،‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‬
‫ َو َأْش َه ُد‬،‫ َأْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‬.‫ َأْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‬،‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‬
‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬،‫ الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‬

‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬،‫ َو اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‬،‫ َو َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬، ‫ ِاَّتُقوا َهللا‬، ‫َأُّيَه ا الَّن اُس‬
‫ َو َقاَل‬،﴾‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن‬
‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬، ‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة‬، ‫ َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم‬، ‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha
mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita
semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di
tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal
yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta
menjadi wasilah meraih rida-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para
nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga
dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya
yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta
di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).
Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.
Ibrahim [14]: 42).

Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala
perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.

،‫ ِإَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬،‫ َو َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬،‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬.. ‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬. ‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬
‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬. ‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬،‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‬
‫ َر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬، ‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُروا َهللا‬. ‫ ِإَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah
Khutbah I

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫ْل‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب ْع ُد َي ا ُّيَه ا ا َح اِض ُرْو َن‬
‫َا‬ ‫َف‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫ َو َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬. ‫ َلْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد‬.‫ ُهَّللا الَّصَم ُد‬. ‫ ُقْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد‬: ‫قال هللا تعالى‬

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ‫ﷻ‬
dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua
perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.

Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia
sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,
meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak
bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan
dicintai oleh rasulillah ‫ ﷺ‬dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat
kelak.

Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai
utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan
bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn
‫‪Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh‬‬
‫‪Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan‬‬
‫‪melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya‬‬
‫‪kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.‬‬
‫‪Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah‬‬
‫‪dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:‬‬

‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‪َ .‬ف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
‫‪Dan membaca shalawat‬‬

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

‫‪Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh‬‬
‫‪Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.‬‬

‫‪Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah‬‬
‫‪atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang‬‬
‫‪dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.‬‬

‫‪Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah‬‬
‫‪Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari‬‬
‫‪, amiin ya Rabbal 'alamin.‬ﷺ ‪beliau Rasulullah Muhammad‬‬

‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر ‪ِ .‬إَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر ‪ِ .‬إال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ِّذ‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫ُم‬ ‫ِحْي‬ ‫الَّر‬ ‫ُر‬ ‫ْو‬ ‫ُف‬ ‫َغ‬ ‫ا‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫َّن‬
‫َر ْم ِا َو‬ ‫ُك‬ ‫َّب‬ ‫ا‬ ‫ِفُرْو‬ ‫َتْغ‬ ‫اْس‬ ‫َف‬ ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى ا ُقْر َاِن ا َع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو ال ْك ِر َح ِم‬
‫ِكْي‬ ‫ا‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر ‪َ .‬اْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬

‫َاَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‪.‬قال هللا تعالى فى‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى‬
‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‪َ .‬ر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب ‪َ .‬ر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬
‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‪َ .‬ر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‪َ .‬ر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫‪ .‬اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬

‫)‪(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن ‪،‬‬
، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬
‫َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬.

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬. ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َأللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ ُقْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬: ‫اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah
swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan
alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita
semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita
lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua
termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,
Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa
sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,
sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang
mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya
kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah


Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم‬. ‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم‬
‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ْنُك‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah
Khutbah I

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬،‫ ْش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‬،
، ‫ َي اَأّيَه ا اّلَذ ْي َن آَم ُنْو ا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَك ِر ْي ِم‬،‫الّدْين‬
‫ َأَّما‬،‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‬، ‫ َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬: ‫َو َق اَل‬
‫َب ْع ُد‬

Sidang Jum'at yang berbahagia

Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang
maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan
ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini
dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini
senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar
Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan
Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada
keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga
kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan
syafa'atnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.

Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬


Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-
kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata
pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita
harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski
kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah
menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan
dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal
alamin.

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬،‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬.. ‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬. ‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬
‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫ الَّلُهَّم‬،‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‬
‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُروا َهللا‬. ‫ ِإَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan
Khutbah I

‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن‬، ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ َاْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬، ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫ الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬، ‫َو َأَو اٍن‬
‫ َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫الُّشْك َر اِن‬

‫ َعاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬، ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬. ‫اْلَج َن اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى‬.‫ ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬،‫ َأُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai
kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat
iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan
satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima
oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang
dipenuhi dengan segala nikmat.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah
sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan
kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,
keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.

Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,
keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus
berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,
karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia
dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬

Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬
‫‪Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan‬‬
‫‪kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku‬‬
‫‪beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara‬‬
‫‪kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).‬‬

‫!‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang‬‬
‫‪yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa‬‬
‫‪jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun‬‬
‫‪akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk‬‬
‫‪menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.‬‬
‫‪Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah‬‬
‫‪dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.‬‬

‫‪Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami‬‬
‫‪sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan‬‬
‫‪digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi‬‬
‫‪larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬
‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪َ ،‬أُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬

‫َأَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬
‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬
‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو ال َد اِئَد‬
‫َّش‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلل‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‪َ ،‬و َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‪َ :‬و َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬
‫الَّتْق َو ى‪َ ،‬و اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب ‪َ .‬و َق اَل ‪َ :‬ف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,


Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas
r.a:

، ‫ َو الُجْب ِن َو الُبْخ ِل‬، ‫ والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل‬, ‫ الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن‬: ‫ كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أنس بن مالك قال‬
‫ وَغ َلبِة الِّر َج ال‬, ‫وَض ْل ِع الَّديِن‬.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang, dan keganasan orang lain."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik
yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan
kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di
dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin

‫ َو َأُقْو ُل‬،‫ َو َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‬، ‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم‬
‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬

Khutbah II

‫َو َأْش َه ُد‬ ‫ َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬.‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‬
‫َأَمَر ُك ْم‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َّما َب ْع ُد َف َي ا ُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َّن َهللا َمَر ُك ْم ِب ْم ٍر َع ِظ ْي ٍم‬
‫ِّل‬ ‫ُّل‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬ ‫ُّل‬ ‫ْل‬
‫ ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص وَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا ُّيَه ا ا ِذيَن آَم ُنوا َص وا َع َلْيِه َو َس ُموا َت ْس ِليًما‬: ‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه ا َك ِر ْي ِم َفَقاَل‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬.

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
. ‫ الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم‬. ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬
‫ َف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬. ‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung)

Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...

Baca juga:
Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya
Halaman 1 2
Selanjutnya
khutbah jumat
khutbah
ceramah
sholat jumat

Rekomendasi untuk Anda


Selengkapnya
detikSumut
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
detikTravel
Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas
detikJatim
Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan
detikBali
Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo
detikSumut
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I

‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.
Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.

‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.

Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
tanpa jalur perang.

،‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬

Khutbah II

‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬. ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن‬
‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‬. ‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬.‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬.‫ِبُقْد ِس ِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬.‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن‬
‫َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫َأ‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫َف‬ ‫َّك‬ ‫َت‬ ‫َّلُك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُظ‬
‫ ا ُرْو ا َهللا ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬. ‫ َيِع ْم َع ْم ُرْو َن‬،‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬
‫ْك‬ ‫ْك‬ ‫ْل‬ ‫َذ‬

(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun
Khutbah I

‫ اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬،‫ اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‬،‫ اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‬،‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‬
‫ َو َأْش َه ُد‬،‫ َأْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‬.‫ َأْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‬،‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‬
‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬،‫ الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‬

‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬،‫ َو اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‬،‫ َو َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬، ‫ ِاَّتُقوا َهللا‬، ‫َأُّيَه ا الَّن اُس‬
‫ َو َقاَل‬،﴾‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن‬
‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬، ‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة‬، ‫ َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم‬، ‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha
mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita
semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di
tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal
yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta
menjadi wasilah meraih rida-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para
nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga
dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya
yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta
di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).
Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).
Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.
Ibrahim [14]: 42).

Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala
perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.

،‫ ِإَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬،‫ َو َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
Khutbah II
‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬
‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬
‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل ‪َ ،‬ر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫َلُك‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ْر ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

‫)‪(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب ْع ُد َفَي ا َاُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫قال هللا تعالى ‪ُ :‬قْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد ‪ُ .‬هَّللا الَّصَم ُد‪َ .‬لْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد ‪َ .‬و َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫ﷻ ‪Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah‬‬
‫‪dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua‬‬
‫‪perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.‬‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia‬‬
‫‪.‬ﷺ ‪sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad‬‬
‫‪Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,‬‬
‫‪meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak‬‬
‫‪bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan‬‬
‫‪ dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat‬ﷺ ‪dicintai oleh rasulillah‬‬
‫‪kelak.‬‬

‫‪Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai‬‬
‫‪utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan‬‬
‫‪bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam‬‬
‫‪Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:‬‬

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

‫‪"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai‬‬
‫‪pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada‬‬
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
‫‪sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah‬‬
‫‪Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.‬‬

‫‪Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn‬‬
‫‪Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh‬‬
‫‪Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan‬‬
‫‪melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya‬‬
‫‪kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.‬‬
‫‪Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah‬‬
‫‪dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:‬‬

‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‪َ .‬ف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
‫‪Dan membaca shalawat‬‬

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

‫‪Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh‬‬
‫‪Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.‬‬

‫‪Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah‬‬
‫‪atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang‬‬
‫‪dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.‬‬

‫‪Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah‬‬
‫‪Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari‬‬
‫‪, amiin ya Rabbal 'alamin.‬ﷺ ‪beliau Rasulullah Muhammad‬‬

‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر ‪ِ .‬إَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر ‪ِ .‬إال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َف اْس َتْغ ِفُرْو ا َر َّب ُك ْم ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر ‪َ .‬اْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬

‫َاَّما َب ْع ُد‪َ ،‬ف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‪.‬قال هللا تعالى فى‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع ى‬
‫َل‬
‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‪َ .‬ر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب ‪َ .‬ر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬
‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‪َ .‬ر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‪َ .‬ر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫‪ .‬اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬

‫)‪(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta‬‬


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad
Khutbah I

، ‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬
‫َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬.

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬. ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َأللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ ُقْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬: ‫اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah
swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan
alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita
semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita
lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua
termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,
Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa
sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,
sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang
mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya
kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم‬. ‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم‬
‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ْنُك‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah
Khutbah I

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬،‫ ْش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‬،
‫ْنُت‬‫َأ‬ ‫اَّل‬ ‫ُت‬ ‫ُت‬ ‫َّتُق‬ ‫ُن‬ ‫َذ‬‫ّل‬ ‫َأ‬ ‫َط‬ ‫َّش‬ ‫ُذ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ُق‬
، ‫ َي ا ّيَه ا ا ْي َن آَم ْو ا ا وا َهللا َح َّق َقاِتِه َو َال َت ُمْو ّن ِإ َو ْم ُمْس ِلُمْو َن‬، ‫ ُعْو ِباِهلل ِمَن ال ْي اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫ َق اَل ُهللا َت َع ا ى ِفي ا ْر آِن ا َك ِر ْي ِم‬،‫الّدْين‬‫ْل‬ ‫َل‬
‫ َأَّما‬،‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‬، ‫ َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬: ‫َو َق اَل‬
‫َب ْع ُد‬

Sidang Jum'at yang berbahagia

Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang
maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan
ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini
dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini
senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar
Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan
Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada
keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga
kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan
syafa'atnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).
Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.
Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬

Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-


kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata
pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita
harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski
kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah
menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan
dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal
alamin.

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬. ‫ ِإَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن‬،‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم‬
‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْل‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

‫‪Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬
‫َو َأَو اٍن ‪ ،‬الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ ،‬اْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬
‫الُّشْك َر اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪َ ،‬و َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن ‪َ ،‬و ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن ‪َ ،‬عاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬
‫اْلَج َن اِن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن ‪َ ،‬ن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن ‪َ .‬ص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬
‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬أُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‪ِ ،‬باْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‪َ .‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى‬
‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم ‪َ :‬ي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai‬‬
‫‪kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat‬‬
‫‪iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan‬‬
‫‪satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima‬‬
‫‪oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang‬‬
‫‪dipenuhi dengan segala nikmat.‬‬

‫‪Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah‬‬
‫‪sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan‬‬
‫‪kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,‬‬
‫‪keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.‬‬

‫‪Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,‬‬
‫‪keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus‬‬
‫‪berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,‬‬
‫‪karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia‬‬
‫‪dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.‬‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus‬‬
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬

Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
‫‪Qur'an, Dia berfirman:‬‬

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬

‫‪Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan‬‬


‫‪kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku‬‬
‫‪beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara‬‬
‫‪kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).‬‬

‫!‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang‬‬
‫‪yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa‬‬
‫‪jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun‬‬
‫‪akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk‬‬
‫‪menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.‬‬
‫‪Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah‬‬
‫‪dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.‬‬

‫‪Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami‬‬
‫‪sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan‬‬
‫‪digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi‬‬
‫‪larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‪َ ،‬و َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬
‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‪َ ،‬أُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬اَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬
‫َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬

‫َأَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬
‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬
‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْل‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain‬‬
‫‪Khutbah I‬‬
‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬،‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‬،‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‬،‫َاْلَح ْمُد ِهلل‬
‫ َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬:‫ َف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‬
‫ َف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬: ‫ َو َق اَل‬. ‫ َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب‬،‫الَّتْق َو ى‬

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas
r.a:

، ‫ َو الُجْب ِن َو الُبْخ ِل‬، ‫ والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل‬, ‫ الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن‬: ‫ كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أنس بن مالك قال‬
‫ وَغ َلبِة الِّر َج ال‬, ‫وَض ْل ِع الَّديِن‬.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang, dan keganasan orang lain."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik
yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan
kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di
dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin

‫ َو َأُقْو ُل‬،‫ َو َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‬، ‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم‬
‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬

Khutbah II

‫ َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬.‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْي ٍم َأَمَر ُك ْم‬
‫ ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬: ‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬.
‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
. ‫ الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم‬. ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ َف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬. ‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung)

Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...

Baca juga:
Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya
Halaman 1 2
Selanjutnya
khutbah jumat
khutbah
ceramah
sholat jumat

Rekomendasi untuk Anda


Selengkapnya
detikSumut
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
detikTravel
Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas
detikJatim
Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan
detikBali
Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo
detikSumut
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I

‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.

Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.

‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.
Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.

Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
tanpa jalur perang.

،‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬
‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬
‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪َ .‬و َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬
‫ِبُقْد ِس ِه‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‪َ .‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
‫َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْذ‬
‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف ا ُك ُرْو ا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‪ ،‬اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‪ ،‬اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‪ ،‬اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬
‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‪َ ،‬أْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‪َ .‬أْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‪ .‬الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‪َ ،‬و َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬

‫َأُّيَه ا الَّن اُس ‪ِ ،‬اَّتُقوا َهللا ‪َ ،‬و َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‪َ ،‬و اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‪َ ،‬قاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬
‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن ‪َ ،‬أُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم ‪َ﴿ ،‬و اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر﴾‪َ ،‬و َقاَل‬
‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ‪َ ،‬و اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ‪َ ،‬ف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة ‪َ ،‬ص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬
‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪َ ،‬أَّما َب ْع ُد‬

‫‪Sidang Jumat yang Dirahmati Allah‬‬

‫‪Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha‬‬
‫‪mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita‬‬
‫‪semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di‬‬
‫‪tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal‬‬
‫‪yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta‬‬
‫‪menjadi wasilah meraih rida-Nya.‬‬

‫‪Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para‬‬
‫‪nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga‬‬
‫‪dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya‬‬
‫‪yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta‬‬
‫‪di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.‬‬

‫‪Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah‬‬

‫‪Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri‬‬
‫‪dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan‬‬
‫‪kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi‬‬
‫‪perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi‬‬
‫‪bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita‬‬
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya
Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.
‫‪Ibrahim [14]: 42).‬‬

‫‪Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala‬‬
‫‪perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.‬‬

‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم ‪َ ،‬و َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‪ِ ،‬إَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‪،‬‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬
‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬
‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل ‪َ ،‬ر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫ْل‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب ْع ُد َفَي ا َاُّيَه ا ا َح اِض ُرْو َن‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫قال هللا تعالى ‪ُ :‬قْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد ‪ُ .‬هَّللا الَّصَم ُد‪َ .‬لْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد ‪َ .‬و َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫ﷻ ‪Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah‬‬
‫‪dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua‬‬
‫‪perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.‬‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia‬‬
‫‪.‬ﷺ ‪sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad‬‬
‫‪Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,‬‬
‫‪meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak‬‬
‫‪bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan‬‬
‫‪ dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat‬ﷺ ‪dicintai oleh rasulillah‬‬
‫‪kelak.‬‬

‫‪Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,‬‬


Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai
utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan
bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn
Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh
Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan
melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya
kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.
Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah
dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:

‫ َف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬.‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
Dan membaca shalawat

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh
Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.

Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah
atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang
dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah
Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari
beliau Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬, amiin ya Rabbal 'alamin.

‫ ِإال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬. ‫ ِإَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬. ‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو الِّذ ْك ِر ا َح ِكْي ِم اْس ِفُرْو ا َر َّب ْم ِا ُه ُه َو ا َغ ْو ُر الَّر ِحْي ُم‬
‫ُف‬ ‫ْل‬ ‫َّن‬ ‫ُك‬ ‫َتْغ‬ ‫َف‬ ‫ْل‬

Khutbah II

‫ َو َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر‬. ‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬. ‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر‬

‫قال هللا تعالى فى‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‬،‫َاَّما َب ْع ُد‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى‬
‫ َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬. ‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ َر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬. ‫ َر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب‬.‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ َر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬.‫ َر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‬.‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫ اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬.

(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad
Khutbah I

، ‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬
‫َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬.

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬. ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َأللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ ُقْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬: ‫اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah
swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan
alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita
semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita
lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua
termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,
Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa
sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,
sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang
mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya
kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:
‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم‬. ‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم‬
‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬
‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah
Khutbah I

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬،‫ ْش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‬،
، ‫ َي اَأّيَه ا اّلَذ ْي َن آَم ُنْو ا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَك ِر ْي ِم‬،‫الّدْين‬
‫ َأَّما‬،‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‬، ‫ َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬: ‫َو َق اَل‬
‫َب ْع ُد‬

Sidang Jum'at yang berbahagia

Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang
maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan
ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini
dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini
senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar
Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan
Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada
keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga
kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan
syafa'atnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,
Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.

Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.
Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.

Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬

Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-


kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata
pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita
harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah


‫‪Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski‬‬
‫‪kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah‬‬
‫‪menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan‬‬
‫‪dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal‬‬
‫‪alamin.‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم‬ ‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة‬
‫َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬ ‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫َلُك‬ ‫َت‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ْر ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس ِج ْب ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

‫‪Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.‬‬
Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan
Khutbah I

‫ْل‬ ‫َذ‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫ َا َغ ِنِّي اَّلِذ ْي َلِم‬، ‫ َو ُم َض اِع ِف ا َح َس َن اِت ِل ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن‬، ‫َا َح ْم ُد ِهلِل َو اِس ِع ا َفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬
، ‫ الَع ِلْي ِم اَّلِذ ْي اَل َي ْخ َفى َع َلْي ِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬، ‫َتَز ْل َسَح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن‬
‫ َاْلَك ِر ْي ِم اَّلِذ ْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْي ِد ِلَذ ِو ي‬، ‫َاْل َح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذ ْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬
‫ َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬، ‫ َأْح َم ُد ُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْل ُحْس َب اِن‬. ‫الُّشْك َر اِن‬
‫ْل‬ ‫ْلَط‬ ‫ْل ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن ا َع َد ِم‬، ‫ْش َه ُد ْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َداِئُم ا ُم ِك َو الُّس اِن‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه‬. ‫ َع اِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْن َط َو ى َع َلْي ِه اْل َج َن اِن‬، ‫ِاَلى اْلِو ْج َداِن‬
‫ َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َع َلى َأِلِه‬. ‫ َن ِبٌّي َر َفَع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫ِم ْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬
،‫ َأُّي َه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‬، ‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق‬: ‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم‬.‫ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬
‫ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai
kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat
iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan
satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima
oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang
dipenuhi dengan segala nikmat.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah
sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan
kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,
keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.

Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,
keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus
berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,
karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia
dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذيَن َقاُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَن َّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْب ِش ُروا ِباْل َج َّن ِة‬
‫اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُد وَن‬
Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َقَّل‬
Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِم ْر َت َو ال َت َّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِم ْن ِك َت اٍب َو ُأِم ْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬
Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan
kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku
beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara
kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah!

Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang
yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa
jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun
akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk
menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.
Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah
dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.

Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami
sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan
digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َو َنَفَعِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ َأُقْو ُل َقْو ِلْي َه َذ ا‬،‫ َو َت َقَّب َل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِم ْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْل َح ِك ْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬،‫اْلُقْر َاِن َو َج ِم ْي ِع الَّط اَع اِت‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْي ُم‬،‫ َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْل َح ْم ُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
‫َو ِك ْي اًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلُه‪َ ،‬أْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخِر ْي َن ‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ِث‬
‫َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِم ْي َن ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬
‫الَّت اِبِع ْي َن ‪َ ،‬ص اَل ًة َداِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّس َمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬
‫َأَّما َب ْع ُد ‪َ :‬فَي ا َأُّي َه ا اْل َح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪.‬‬
‫َو َح اِفُظ ْو ا الَّط اَع ِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْل َج َم اَع ِة َو الَّصْو ِم َو َج ِم ْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْلَو اِجَب اِت‪َ .‬و اْع َلُمْو ا‬
‫َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‪َ .‬و َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‪ِِ .‬إَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي‬
‫َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْي ِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َسِّيِد َن ا ِاْب َر اِه ْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِه ْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِه ْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِه ْي َم َو َع َلى‬
‫َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِه ْي َم ِفْي الَع اَلِم ْي َن ِاَّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِجْي ٌد ‪ .‬اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِم ْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن‬
‫َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‪ .‬اللهم اْد َفْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َداِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬م ْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِم ْن‬
‫ُبْلَداِن اْلُمْس ِلِم ْي َن َع اَم ًة ‪ِ ،‬اَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬اَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذ ْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر‬
‫َو اْلَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬فاْذ ُك ُرْو ا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬
(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop
Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain
Khutbah I

‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬،‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‬،‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‬،‫َاْلَح ْمُد ِهلل‬
‫ َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬:‫ َف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‬
‫ َف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬: ‫ َو َق اَل‬. ‫ َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب‬،‫الَّتْق َو ى‬

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.
‫‪Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:‬‬

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

‫‪"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah‬‬


‫"‪kesulitan itu ada kemudahan.‬‬

‫‪Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas‬‬
‫‪r.a:‬‬

‫عن أنس بن مالك قال ‪ :‬كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول ‪ :‬الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن ‪ ,‬والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل ‪َ ،‬و الُجْب ِن َو الُبْخ ِل ‪،‬‬
‫‪.‬وَض ْل ِع الَّديِن ‪ ,‬وَغ َلبِة الِّر َج ال‬

‫‪"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,‬‬
‫"‪terlilit hutang, dan keganasan orang lain.‬‬

‫‪Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,‬‬

‫‪Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik‬‬
‫‪yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan‬‬
‫‪kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di‬‬
‫‪dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin‬‬

‫اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‪َ ،‬و َأُقْو ُل‬ ‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر‬
‫ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬ ‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َو َأْش َه ُد‬ ‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬
‫َأَمَر ُك ْم‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َّما َب ْع ُد َف َي ا ُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َّن َهللا َمَر ُك ْم ِب ْم ٍر َع ِظ ْي ٍم‬
‫َأ‬
‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا ُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫‪.‬آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم ‪.‬‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung‬‬

‫‪Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...‬‬

‫‪Baca juga:‬‬
‫‪Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya‬‬
‫‪Halaman 1 2‬‬
‫‪Selanjutnya‬‬
khutbah jumat
khutbah
ceramah
sholat jumat

Rekomendasi untuk Anda


Selengkapnya
detikSumut
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
detikTravel
Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas
detikJatim
Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan
detikBali
Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo
detikSumut
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us
Copyright @ 2023 detikcom.
All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto

detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Islam Agama Cinta Perdamaian
Khutbah I

‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء َو اْلُمْر َس ِلْي َن‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّدْي ِن‬، ‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬
‫ َفَقاَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ واَل ُتْف ِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َب ْع َد ِإْص اَل ِحَه ا َو اْد ُعوُه َخ ْو ًف ا َو َط َم ًع اۚ ِإَّن َر ْح َم َت ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن اْلُمْح ِس ِنيَن‬:‫َت َع اَلى‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sayang. Kata Islam sendiri
berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah
orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-
Nya.

Salah satu ajaran utama Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh
alam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai dan berdampingan dengan semua
makhluk ciptaan Allah swt, termasuk sesama manusia, hewan, dan tumbuhan.

Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw banyak sekali mengajarkan tentang kedamaian.
Misalnya, dalam Al-Qur'an disebutkan dalam QS al-Anfal [8] ayat 61;

‫َو ِاْن َج َن ُحْو ا ِللَّس ْلِم َفاْج َن ْح َلَه ا َو َت َو َّك ْل َع َلى ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬

Artinya; "(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar, pangkal ayat ini menjadi bukti bahwa perang
bukanlah tujuan. Kalau musuh cenderung kepada perdamaian, artinya ada kelihatan tanda-
tanda atau bukti-bukti bahwa musuh itu lebih suka mencari jalan damai, hendaklah di dalam
kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi itu untuk menempuh jalan damai itu. Jalan-jalan
menuju damai itu hendaklah dilapangkan, yaitu damai yang tidak akan merugikan atau
menjatuhkan muru'ah Islam.

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang
membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat muslim
harus menyebarkan kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia, tanpa
memandang agama, ras, dan suku.
Pada sisi lain, perdamaian adalah inti dari ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan
cinta, kasih sayang, dan toleransi. Islam juga mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan
permusuhan.

‫َو ِاِن اْم َر َاٌة َخ اَفْت ِم ْۢن َب ْع ِلَه ا ُنُشْو ًز ا َاْو ِاْع َر اًض ا َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ِه َم ٓا َاْن ُّيْص ِلَح ا َب ْي َن ُهَم ا ُص ْلًح اۗ َو الُّص ْلُح َخ ْيٌرۗ َو ُاْح ِض َر ِت اَاْلْنُفُس الُّش َّۗح َو ِاْن ُتْح ِس ُنْو ا‬
‫َو َت َّتُقْو ا َف ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًر ا‬

Artinya; "Jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh,
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya.Perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan". [Q.S Anfal [4] : 128].

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari ayat ini terlihat bahwa perdamaian dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan. Islam
adalah agama yang cinta damai, dan ajarannya mendorong umatnya untuk senantiasa hidup
dalam kedamaian dan harmoni. Lebih lanjut, perdamaian ini tidak hanya ditekankan dalam
hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar
bangsa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sejatinya, Islam mengajarkan umatnya untuk mengutamakan perdamaian dalam


menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, umat Islam dianjurkan untuk berusaha
menyelesaikannya secara damai melalui dialog dan negosiasi. Kekerasan hanya boleh
dilakukan sebagai upaya terakhir ketika semua upaya damai telah gagal.

Lebih jauh, Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk
hak orang-orang yang berbeda agama atau keyakinan. Umat Islam dianjurkan untuk hidup
berdampingan secara damai dengan orang-orang dari agama atau keyakinan lain.

Sementara itu dalam Q.S al Maidah [5] ayat 32 dijelaskan bahwa Allah mengutuk keras
tindakan kekerasan, dengan ancaman neraka jahanam. Misalnya, perbuatan menghilang
nyawa orang dengan kekerasan dalam Islam tergolong dalam dosa besar, yang akan diancam
dengan neraka jahanam. Pasalnya, pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia yang paling fundamental, yaitu hak untuk hidup.

Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan memberikannya berbagai
macam nikmat, termasuk hak untuk hidup. Oleh karena itu, membunuh manusia adalah
perbuatan yang tidak menghargai ciptaan Allah swt dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa memelihara kehidupan manusia adalah
perbuatan yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini karena memelihara
kehidupan manusia berarti menjaga ciptaan Allah swt dan menghargai hak asasi manusia

‫ؕ َم ۡن َقَت َل َن ۡف ًۢس ا ِبَغ ۡي ِر َن ۡف ٍس َاۡو َفَس اٍد ِفى اَاۡلۡر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِم ۡي ًعاؕ َو َم ۡن َاۡح َي اَه ا َفَك َاَّن َم ۤا َاۡح َي ا الَّن اَس َج ِم ۡي ًعا‬

Artinya: "Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. ( Q.S al Maidah [5]: 32)

Menurut Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir Jami' al Bayan, [Mekkah: Dar Tarbiyah wa at-Turats, tt],
halaman 232 bahwa kekerasan dalam Islam merupakan perbuatan yang terlarang. Jika
seseorang membunuh satu jiwa yang diharamkan dengan menggunakan kekerasan, maka
sama saja dia telah membunuh semua manusia, yang kelak akan diganjar dengan neraka
jahanam.

،‫ من سلم من قتلها‬،"‫ يصلى النار كما يصالها لو قتل الناس جميًع ا="ومن أحياها‬،‫ إن قاتل النفس المحرم قتُلها‬:‫ معنى ذلك‬:‫وقال آخرون‬
‫فقد سلم من قتل الناس جميًع ا‬.

Artinya; "Dan orang lain berkata, maksudnya, jika seseorang membunuh jiwa yang diharamkan,
pembunuhnya akan masuk neraka sebagaimana jika dia telah membunuh semua manusia. Dan
barang siapa yang memelihara jiwa itu, maka dia telah memelihara seluruh umat manusia dari
pembunuhan."

Dalam konteks kehidupan modern, ayat tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
menghindari segala bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kita
harus senantiasa menjaga kehidupan manusia dan menghargai hak asasi manusia. Kita juga
harus menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terakhir, perang bukanlah tujuan utama dari dakwah Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam
lebih diutamakan untuk dilakukan dengan cara damai, dengan mengemukakan argumen dan
dalil-dalil agama Islam. Jika orang-orang non-Muslim dapat mendapatkan hidayah dan mau
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa peperangan, maka itulah yang lebih baik daripada
jihad atau perang.

Dengan kata lain, perang hanya dilakukan jika terpaksa, misalnya untuk mempertahankan diri
dari serangan orang-orang non-Muslim. Namun, jika memungkinkan, dakwah Islam hendaknya
dilakukan dengan cara yang damai dan persuasif.

Hasil dari dakwah damai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah banyak orang yang
masuk Islam tanpa peperangan. Misalnya, penduduk Madinah masuk Islam secara damai
setelah Nabi Muhammad saw berhijrah ke kota tersebut. Itu semua dilakukan dengan damai,
tanpa jalur perang.

،‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّن ُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه اَألَياِت َو ألِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬

Khutbah II

‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى‬. ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه َو َخ ِلْي ُلَُه‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن الَّت اِبِعْي َن‬
‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَع ِة‬. ‫َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَف َو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه‬.‫ َي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي‬.‫ِبُقْد ِس ِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬.‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن‬
‫َق ِد ْيٌر‬

‫ْأ‬
‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫َأ‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫َف‬ ‫َّك‬ ‫َت‬ ‫َّلُك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُظ‬
‫ ا ُرْو ا َهللا ا َع ِظ ْي َم َي ُر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬. ‫ َيِع ْم َع ْم ُرْو َن‬،‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬
‫ْك‬ ‫ْك‬ ‫ْل‬ ‫َذ‬

(Oleh: Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun
Khutbah I

‫ اْلُم َتَك ِّفُل ِبَأْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال‬،‫ اَّلِذى َي ْع َلُم َم ا َأْظ َهَر ُه اْلَع ْبُد َو َم ا َأْخ َفاُه‬،‫ اْلُم ْن َت ِقِم ِمَّمْن َخ اَلَفُه َو َعَص اُه‬،‫اْلَح ْمُد ِهّٰلِل اْلُم ْن ِع ِم َع َلى َم ْن َأَط اَع ُه َو اَّت َبَع ِر َض اُه‬
‫ َو َأْش َه ُد‬،‫ َأْش َه ُد َأْن آل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه َش َه اَد َة َع ْبٍد َلْم َي ْخ َش ِإَّال َهللا‬.‫ َأْح َم ُدُه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َع َلى َم اَأْع َط اُه‬،‫َي ْت ُرُك َأَح ًد ا ِم ْن ُهْم َو َالَي ْن َس اُه‬
‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو اَالُه‬،‫ الّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذي اْخ َت اَر ُه ُهللا َو اْص َط َفاُه‬

‫ َقاَل ُهللا َت َع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم َو ُه َو‬،‫ َو اْذ ُك ُروا آاَل َء ِهللا َو َت َح َّد ُثوا ِبَفْض ِلِه َو اَل َت ْك ُفُرْو ُه‬،‫ َو َتَفَّك ُرْو ا ِفي ِنَع ِم َر ِّبٌك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬، ‫ ِاَّتُقوا َهللا‬، ‫َأُّيَه ا الَّن اُس‬
‫ َو َقاَل‬،﴾‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫ َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫َأْص َد ُق اْلَقاِئِلْي َن‬
‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ِم َو َص َد َق َر ُسْو ُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَك ِر ْي ُم َو َن ْح ُن َع َلى‬، ‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم ُم َج اَب ٌة‬، ‫ َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلوِم‬، ‫الَّن ِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ َأَّما َب ْع ُد‬، ‫َذ ِلَك ِمَن الَّش اِهِدْي َن َو الّشاِك ِر ْي َن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha
mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita
semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di
tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap amal
yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan Allah serta
menjadi wasilah meraih rida-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para
nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga
dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada umatnya
yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-ajarannya, serta
di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri
dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi
perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi
bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita
digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal 'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫ ﴿َو اَل َت ْح َس َبَّن َهَّللا َغ اِفاًل َع َّما َي ْع َم ُل الَّظ اِلُموَن ِإَّن َم ا ُيَؤ ِّخ ُرُه ْم ِلَي ْو ٍم َت ْش َخ ُص ِفيِه اَأْلْب َص اُر‬، ‫﴾َأُعْو ُذ ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri
dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang diharapkan
akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang
ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang
disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama
makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan
dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan
oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang
menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa
penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3)
kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa
dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َت ُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُك ْم َو اَل َت ْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحيًما‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).
‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َي ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِمْن َق ْو ٍم َعَس ى َأْن َي ُك وُنوا َخ ْيًر ا ِم ْن ُهْم‬: ‫َو َق اَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

‫ َف َي ُقُّص َه َذ ا‬،‫ َف ُيْق َع ُد‬،‫ َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا‬،‫ َو َق َذ َف َه َذ ا‬،‫ َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم ِع ْر َض َه َذ ا‬،‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َم ْن َي ْأِتي َي ْو َم اْلِقَياَمِة ِبِص َي اٍم َو َص اَل ٍة َو َز َك اٍة‬
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫ َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬،‫ ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن َي ْق ِض َي َم ا َع َلْيِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا‬،‫ َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬،‫ِمْن َح َس َن اِتِه‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat
ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu
akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara
semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫ ُثَّم ُيَط َّو َقُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن‬، ‫ َك َّلَفُه ُهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َي ْح ِفَر ُه َح َّت ى َي ْب ُلَغ آِخَر َس ْب ِع َأَر ِض يَن‬، ‫َأُّيَم ا َر ُج ٍل َظ َلَم ِش ْبًر ا ِمَن اَأْلْر ِض‬
‫الَّن اِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk
salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang
jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang
diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َف ِإَّن َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو ُم َج اَب ٌة‬، ‫َو اَّت ِق َد ْع َو َة اْلَم ْظ ُلو‬


‫ِم‬ ‫ِم‬
Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu
mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).
Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan
masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala
sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan
masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan
masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

‫ َو اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َأْن َي ْد ُخ َل‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلُه ِع ْن َد َأَح ٍد ِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َي ْد ُخ َل الَّن اَر‬، ‫اَل َي ْن َب ِغي َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر‬
‫ َح َّت ى الَّلْط َم ُة‬،‫ َح َّت ى َأُقَّصُه ِم ْن ُه‬، ‫ َو َأِلَح ٍد ِمْن َأْه ِل الَّن اِر ِع ْن َدُه َح ٌّق‬، ‫اْلَج َّنَة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa
satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َو َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬، ‫َفَم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًر ا َيَر ُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan mereka
tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan tuntutan di
akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk seperti hewan
yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13, halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari itu
yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS.
Ibrahim [14]: 42).

Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala
perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.

،‫ ِإَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع اْلَع ِلْي ُم‬،‫ َو َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه‬، ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ْي ِم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو ْس َتْغ ِفُر َهللا ا َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْي َن َو ا ُمْس ِلَماِت َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُه َو ا َغ ُفْو ُر الّرِحْي ِم‬
Khutbah II
‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن‬
‫ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة‬
‫الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل ‪َ ،‬ر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬ ‫ْل‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

‫)‪(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد هلل اَلِذْي َأْر َس َل َر ُسْو َلُه َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن َو َه َد اَن ا إَلى ِص َر اِط اْلُمْس َت ِقْي ِم ِص َر اِط اَلِذْي َن َاْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغْي ِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْي ِه ْم َو اَل الَض اِّلْي َن‬
‫َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َاْلَم اِلُك اْلحُّق اْلُم ِبْيُن َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد اَر ُسْو ُل هللا َصاِد ُق اْل َو ْع ِد اَاْلِمْي ِن‬
‫ُرْو‬ ‫ْل‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلي َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى اَاْلَّو ِلْي َن َو َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا محمٍد ِفى ْاَالِخ ِر ْي َن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِعْي َن َاَّما َب َي ُّيَه َح اِض َن‬
‫ا‬ ‫ا‬ ‫َا‬ ‫ا‬ ‫َف‬ ‫ُد‬ ‫ْع‬
‫ِاَّتُقواَهللا َت َع اَلى َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن َو َاْخ ِلُصْو ا َلُه اْلِعَب اَدَة َفَقْد َاْفَلَح َم ْن َاْخ َلَص َاْع َم اَلُه ِلَِّه ى‬
‫قال هللا تعالى ‪ُ :‬قْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد ‪ُ .‬هَّللا الَّصَم ُد‪َ .‬لْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد ‪َ .‬و َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫ﷻ ‪Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah‬‬
‫‪dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua‬‬
‫‪perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.‬‬

‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia‬‬
‫‪.‬ﷺ ‪sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad‬‬
‫‪Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam,‬‬
‫‪meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak‬‬
‫‪bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan‬‬
‫‪ dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat‬ﷺ ‪dicintai oleh rasulillah‬‬
‫‪kelak.‬‬

‫‪Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai‬‬
‫‪utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan‬‬
‫‪bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam‬‬
‫‪Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:‬‬

‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإال َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس ال َي ْع َلُموَن‬

‫‪"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai‬‬
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki
empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, ada yang mengutus yakni Allah ‫ﷻ‬., yang diutus kepada mereka
seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru
kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad
sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal
sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar
dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian
rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat
manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar
agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga
persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika
terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara
yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin
bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati,
dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun
kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan
memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-
Ahzab ayat 56,

‫ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah
telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra
dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya
ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga
Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy
ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat
Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan
mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan
sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah
Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn
Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh
Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan
melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya
kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli.
Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah
dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:

‫ َف ِإْن َت َو َّلْو ا َف ُقْل َح ْس ِبَي ُهَّللا ال ِإَلَه ِإال ُه َو َع َلْيِه‬.‫َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َت َو َّك ُت َو ُه َو َر ُّب ا َع ْر ِش ا َع ِظ يِم‬
Dan membaca shalawat

‫َص َّلى ُهللا َع َلْي َك َي ا ُم َح َّمد‬

Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh
Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.

Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqamah
atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang
dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah
Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari
beliau Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬, amiin ya Rabbal 'alamin.

‫ ِإال اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق‬. ‫ ِإَّن اإلْن َس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬. ‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم َو اْلَع ْص ِر‬
‫َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ِّذ‬
‫ُم‬ ‫ِحْي‬ ‫الَّر‬ ‫ُر‬ ‫ْو‬ ‫ُف‬ ‫َغ‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫َّن‬ ‫ِا‬ ‫ْم‬ ‫ُك‬ ‫َّب‬ ‫َر‬ ‫ا‬ ‫ِفُرْو‬ ‫َتْغ‬ ‫اْس‬ ‫َف‬ ‫ِم‬ ‫ِكْي‬ ‫َح‬ ‫ا‬ ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر َاِن اْلَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع َن ا َو ِاَّياُك ْم ِباَاْلَياِت َو ال ْك ِر‬

Khutbah II

‫ َو َاْش َه ُد َاَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ َاْش َه ُد َاْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ِاْر َغاًما ِلَم ْن َج َح َد َو َكَفَر‬. ‫َاْلَح ْمُد هلل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َك َم ا َاَمَر‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس َّلَم َت ْس ِلْيًما َك ِثْيًر ا‬. ‫َو َخ ِلْي ُلُه َس ِّيُد اِإْلْن ِس َو اْلَب َش ِر‬

‫قال هللا تعالى فى‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد هللا ِاَّتُقْو ا هللا َو اْع َلُمْو ا َاَّن هللا ُيِحُّب َم َك اِر َم اُأْلُمْو ِر َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َم اَع ِة‬،‫َاَّما َب ْع ُد‬
‫القران الكريم اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم ِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى سيدنا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاِل سيدنا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َو َس َّلْم َت َو َب اَر ْك َت َع َلى سيدنا ِاْب َر اِهْي َم َو َع ى‬
‫َل‬
‫ َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت ِاَّن َك َس ِم ْيٌع‬. ‫َاِل سيدنا ِاْب َر اِهْي َم ِفى اْلَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ َر َّب َن ا اَل َت ْج َع ْل ِفى‬. ‫ َر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َب َن ا َب ْع َد ِاْذ َه َد ْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِمْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ِاَّن َك َاْن َت اْلَو َّهاُب‬.‫َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت َو َق اِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ َر َّب َن ا َاِتَن ا ِفى الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو‬.‫ َر َّب َن ا َه ْب َلَن ا ِمْن َاْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّيِتَن ا ُقَّر َة َاْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّت ِقْي َن ِاَم اًما‬.‫ُقُلْو ِبَن ا ِغ اًّل ِلَّلِذْي َن َاَم ُنْو ا َر َّب َن ا ِاَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َّر ِحْي ٌم‬
‫ِفى اآْل ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬

‫ِع َب اَد هللا! ِاَّن هللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذى اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِى َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّذ َّك ُرْو َن َف اْذ ُك ُرْو ا هللا‬
‫ اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َب ُر َو ُهللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬.

(Oleh: Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta)


Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad
Khutbah I

، ‫ َاْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت َو َأَو اٍن‬، ‫ َو ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن‬، ‫اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن‬ ‫ْل‬
‫ا َح ْمُد ِهَّلِل َو اِس ِع‬
، ‫ َأْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن‬. ‫ َاْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّدُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن‬، ‫َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن‬ ‫الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل‬
‫َو َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬.

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬. ‫ َو ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن‬، ‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن‬
‫ َأللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق‬. ‫ َن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن‬، ‫َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن‬
‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفْي ِك َت اِبِه‬.‫ َف َي ا ِع َب اَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي َأَّو ًال ِبَت ْق َو ى ِهللا َت َع الَى َو َط اَعِتِه ِباْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‬:‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫َو اِاْلْح َس اِن‬
‫ ُقْل ِبَفْض ِل ِهّللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َف ْلَي ْف َر ُح وْا ُه َو َخ ْيٌر ِّمَّما َي ْج َم ُعوَن‬: ‫اْلَك ِر ْي ِم‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah
swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan
alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan iradah-Nya, kita
semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita
lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua
termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua,
Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ alih wa
sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur,
sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang
mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya
kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami
selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

‫َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْق َو ى َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَألْلَباِب‬

Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]:
197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah


Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah dengan
cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau lakukan
selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa membangun
cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa mengenal Allah
sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, Allah
menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam memang benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan untuk mengikutinya, terlebih
dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman:

‫ُقْل ِإْن ُكْنُتْم ُتِحُّبوَن َهَّللا َفاَّت ِبُعوِني ُيْح ِبْب ُك ُم ُهَّللا َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َر ِحيٌم‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS
Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini Allah
swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang yang
mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang Nasrani
yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti cintanya kepada
Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua orang-
orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua teladan-teladan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad. Ia
merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita sudah tahu pada
kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita kepadanya, sehingga kita
akan mengikuti semua jejak langkahnya.

Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

‫ِاَّن اِاْلْح ِتَفاَل ِلَم ْو ِلِد الَّر ُسْو ِل َي ُك ْو ُن َت ْك ِر ْيًما َو َت ْع ِظ ْيًما ِلَم َقاِمِه الَّش ِر ْيِف َو َد ِلْي ًال َع َلى َمَح َّبِة الَّن اِس ِبالِّن ْس َبِة ِللَّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia (umat
Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan orang-
orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat cinta
yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan:

‫َم ْن َأَح َّب َش ْي ًئ ا َأْك َث َر ِبالَّضُرْو َر ِة ِمْن ِذ ْك ِر ِه ِو ِذ ْك ِر َم ا َي َت َع َّلُق ِبِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad akan
menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering keluar dari
lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan selain
bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan
bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬: ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحيِم‬. ‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم‬
‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ْنُك‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬
‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Meraih Amal yang Diridhai Allah
Khutbah I

‫ِإّن اْلَح ْم َد ِ ِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمن َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لى آِلِه ِو ْص َح اِبِه َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َي ْو ِم‬،‫ ْش َه ُد ْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو ْش َه ُد ّن ُم َح ّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُه‬،
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ُذ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
، ‫ َي ا ّيَه ا اّلَذ ْي َن آَم ُنْو ا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتّن ِإاَّل َو ْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬، ‫ ُعْو ِباِهلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬، ‫ َق اَل ُهللا َت َع اَلى ِفي ا ُقْر آِن ا َك ِر ْي ِم‬،‫الّدْين‬
‫ َأَّما‬،‫ َص َد َق ُهللا اْلَع ِظ ْي ُم‬، ‫ َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬: ‫َو َق اَل‬
‫َب ْع ُد‬

Sidang Jum'at yang berbahagia

Pertama marilah kita panjatkan sama-sama puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang
maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua, terutama nikmat iman, islam, dan
ihsan, sehingga pada kesempatan ini kita bisa sama-sama duduk di tempat yang mulia ini
dalam rangka menunaikan shalat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju tempat ini
senantiasa mendapat rida Allah dan kelak menjadi saksi ketaatan kita kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar
Muhammad saw. Penghulu para nabi dan rasul, Pembawa rahmat ke seluruh alam, dan
Pemberi syafaat kelak di padang mahsyar. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada
keluarga dan para sahabatnya, tak terkecuali kepada para tabiin, para tabi' tabiin, hingga
kepada kita yang tak henti-hentinya berharap semoga kelak diakui umatnya yang mendapatkan
syafa'atnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Sebelum melanjutkan khutbah, khatib berpesan kepada jamaah sekalian, marilah kita sama-
sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sabab, orang yang paling dekat dan paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling takwa, bukan orang yang paling tinggi jabatan, bukan
pula orang yang paling melimpah kekayaannya. Ini artinya, muslim mana pun tanpa
memandang pangkat dan status sosial, berkesempatan untuk meraih derajat takwa dan
menjadi hamba paling mulia di sisi Allah.

Hadirin sekalian,

Sebagaimana ayat yang sudah dibacakan khatib dalam muqadimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َم ْن َعِمَل صاِلحًا ِمْن َذ َك ٍر َأْو ُأْن ثى َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َف َلُنْح ِيَي َّن ُه َح ياًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّن ُهْم َأْج َر ُه ْم ِبَأْح َس ِن ما كاُنوا َي ْع َم ُلوَن‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan,"
(QS. an-Nahl [16]: 97).
Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Melalui ayat ini, Allah sudah menjanjikan kehidupan yang baik bagi hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal saleh. Bahkan, Allah sudah menjanjikan balasan yang lebih baik
dibanding dengan amal yang dikerjakan hamba-hamba-Nya.

Ini menjadi bukti bahwa Allah sangat menghargai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan
memperbanyak mengerjakan kebajikan. Sebab, iman dan amal saleh yang diridai Allah yang
akan menjadi bekal kita menghadapi alam akhirat kelak.

Hadirin yang berbahagia

Meski amal menjadi bekal menghadapi kehidupan kekal di akhirat, tetapi kita jangan tergantung
pada amal kita sendiri. Sebab, kunci meraih kebahagiaan akhirat bukan amal melainkan
keridaan Allah. Tidak ada amal besar ketika tidak diridai oleh Allah. Pun tidak ada amal kecil
ketika diridai Allah. Inilah hakikat amal yang perlu dipahami oleh kita semua yang sedang
berupaya mengerjakan amal saleh.

Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya
agar kita tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi jauh dari rida Allah. Hal ini tentu
sangat merugikan.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah

Ibnu 'Athaillah dalam kitab Hikam-nya memberikan pedoman bagi kita semua, sebelum
mengerjakan suatu amal, hendaknya hati kita penuh dengan makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah kepada Allah. Sesuai dengan bunyi ayat di atas yang mengistilahkan ketauhidan dan
ubudiyah dengan istilah keimanan. Ini artinya, syarat diterima dan diridainya amal baik adalah
keimanan. Sehingga manusia yang tidak beriman dan tidak bertauhid kepada Allah, tidak
memiliki kesempatan diterimanya amal.

Selanjutnya, Ibnu 'Athaillah menjelaskan kadar makrifat, ketauhidan, dan ubudiyah seorang
salik atau orang yang sedang menempuh jalan akhirat ditentukan seberapa totalitas dirinya
bersandar kepada Allah.

Pertanyaannya, mengapa bersandar kepada Allah menjadi ukuran makrifat, ketauhidan, dan
ubudiyah seorang salik? Sebab, orang-orang yang makrifat dan bertauhid akan selamanya
melihat Allah. Sementara orang yang sudah melihat Allah, maka akan selalu dekat dan
musyahadah kepada-Nya. Ia akan fana dan tidak akan melihat perkara lain selain Allah.
Sehingga yang terlihat dalam hatinya tak ada lagi selain Allah, aturan Allah, kekuasaan Allah,
dan kehendak Allah.

Ketika terjerumus kepada satu kesalahan, orang yang bertauhid kepada Allah akan melihat
kesalahannya itu sebagai perlakuan, hukuman, dan ketentuan Allah bagi hamba-Nya, yang
tentunya menyimpan hikmah dan faidah yang harus disadari bahwa dirinya tidak maksum dan
tidak terpelihara dari dosa. Dimana kesalahannya itu harus menjadi perhatian agar tidak
terulang, tidak boleh dilakukan lagi, serta harus hati-hati agar dirinya tidak terjerumus kepada
kesalahan serupa.
Begitu pula ketika ada ketaatan yang keluar dari dirinya, maka ia tidak melihat dirinya unggul
dan memiliki kekuatan. Sebab, ketaatan itu semata-mata merupakan daya dan kekuatan dari
Allah. Sehingga dirinya tetap tenang terhadap takdir-takdir Allah. Hatinya tetap dalam cahaya-
cahaya Allah. Baginya, tidak ada perbedaan antara baik dan buruk, mudah dan susah. Sebab,
dirinya tenggelam dalam samudera ketauhidan, tetap khauf dan raja' (takut dan harap) kepada
Allah. Khauf dan raja'-nya tetap sama dan berjalan bersamaan. Ia tetap takut meskipun sudah
melakukan ketaatan. Dan ia tetap berharap rahmat Allah meskipun sudah melakukan
kesalahan.

Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah berikut
ini:

‫ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَعَم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُجْو ِد الَّز َلِل‬

Artinya, "Di antara tanda bergantung pada amal adalah kurangnya harapan ketika tergelincir
pada kesalahan."

Pensyarah kitab Mahasin al-Majalis, Ibnul 'Arif ash-Shanhaji menjelaskan bahwa orang-orang
yang sudah sampai pada tingkatan makrifat akan selamanya bersama-sama dengan Allah,
sebab dirinya yakin hanya Allah yang mengatur dan mengurus dirinya. Yakin hanya Allah yang
memberi kekuatan taat bagi dirinya.

Tak heran jika lahir satu ketaatan dari dirinya, ia tidak menuntut pahala. Sebab, ia tidak melihat
dirinya yang melakukan ketaatan tersebut. Lagi pula, amal ibadah dirinya belum tentu diterima
Allah. Mengapa harus menuntut balasan dari Allah?

Begitu pula ketika terjerumus pada satu keburukan, dirinya segera memperbaikinya sebab
hukuman Allah tetap bagi orang yang berbuat salah. Dosa harus segera ditaubati dan ditebus.
Dirinya tidak melihat siapa pun kecuali Allah, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, baik
dalam keadaan taat maupun maksiat. Penglihatannya fokus pada Allah. Takut hanya pada
Allah dan harapannya hanya kepada rahmat Allah.

Sedangkan orang yang tidak makrifat akan menisbahkan amal dan perbuatannya kepada
dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia akan menuntut bagian dari amal dan kebaikannya, yaitu
ganjaran dan pahala. Penyebabnya selain belum makrifat, dirinya masih bergantung pada amal.
Ia merasa tenang akan keadaan ruhaninya.

Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan berkurang harapannya. Ketika melakukan


ketaatan, ia akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa dirinya belum tajrid, belum
terlepas dari sebab, dan belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat pertanda ini dalam
dirinya, maka janganlah dirinya mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari kalangan awam.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Namun, perlu diketahui bahwa melalui untaian hikmah di atas, Syekh Ibnu 'Athaillah bukan
berarti mengurangi semangat amal kita dan para penempuh jalan Allah, tetapi sebaliknya. Ia
hendak mendorong kita meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliah ibadah. Ia justru ingin
mengalihkan sifat bersandar dan bergantung kita kepada selain Allah, seperti amal, maqam,
keadaan ruhani, serta segala yang sudah dicapai, menjadi bersandar kepada Allah, rahmat,
dan karunia-Nya.
Karena itu, orang-orang yang salah dan berdosa, masih bisa berharap akan rahmat dan
pertolongan Allah. Ia masih bisa menatap firman Allah yang menyatakan:

‫َو ُه َو اَّلِذي َي ْق َب ُل الَّت ْو َب َة َع ْن ِع َباِدِه َو َي ْع ُفو َع ِن الَّسِّي َئ اِت َو َي ْع َلُم َم ا َت ْف َع‬

Artinya, "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-


kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. asy-Syura [42]: 25).

‫ُقْل َي ا ِع َب اِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط وا ِمْن َر ْح َمِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬

Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas


(dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa semuanya,'" (QS. az-Zumar [39]: 53).

Lagi pula, jika ditelusuri, untaian hikmah Syekh Ibnu 'Athaillah di atas juga merupakan intisari
dari sabda Nabi saw. yang menyatakan:

‫ ِإاَّل َأْن َي َتَغ َّمَد ِني ُهَّللا ِبَفْض ٍل َو َر ْح َم ٍة‬،‫ َو َال َأَن ا‬: ‫ َو َال َأْن َت َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َق اَل‬:‫ َق اُلوا‬، ‫َلْن ُيْد ِخَل أحدكم الَج َّنَة بعمله‬

Artinya, "Tidak akan masuk surga seorang di antara kalian karena sebab amalnya." Ditanya
para sahabat, "Termasuk engkau, wahai Rasulallah?" Beliau menjawab, "Termasuk aku,
kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya," (HR. al-Bukhari-Muslim).

Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu 'Atha'illah, mengapa kita begitu penting
bersandar kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang awalnya bangga kepada amal
kataatannya akan terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa dirinya sudah bagus.
Dampaknya, mudah menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah orang lain. Dan
sebagainya.

Walhasil, jangan bangga dengan amal karena kita sudah mampu beramal. Sebab, yang
membawa kita kepada amal bukan daya dan kekuatan kita, tapi taufik, hidayah dan pertolongan
Allah. Yang mengantarkan seorang hamba ke surga bukan amalnya, melainkan ridha, rahmat,
dan karunia Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.

Namun bukan berarti kita tidak perlu beramal. Kualitas dan kuantitas amal kita tetap harus
ditingkatkan. Yang harus diluruskan adalah bersandar kita pada amal, rasa senang dan bangga
kita pada amal. Justru bersyukurlah jika kita sudah mampu beramal. Yakinlah itu semata
pertolongan Allah. Tetap kita mesti takut walau sudah bisa melakukan kataatan. Juga tetap kita
harus berharap meski kita sudah berbuat kesalahan.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga amal. Tetap bersyukur meski
kita sudah beramal. Tetap ingat bahwa kekuatan amal semata-mata dari Allah. Semoga Allah
menerima dan meridhai segala amal kebaikan kita di akhirat, serta mengampuni kelengahan
dan kesalahan kita, sehingga kita berhasil meraih ridha dan masuk surga-Nya. Amin ya rabbal
alamin.

Khutbah II
‫َاْلَح ْمُد ِهَّلِل اَّلِذْي َأَمَر َن ا ِبْاِالِّت َح اِد َو ْاِالْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َدُه َالَش ِر ْي َك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َن ْع ُبُد َو ِإَّي ُاه َن ْس َت ِعْيُن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‪َ ،‬اْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْي َن ‪ِ .‬اَّتُقوا َهللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم َو َس اِر ُعْو ا‬
‫ِإَلى َم ْغ ِفَر ِة َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن ‪ِ .‬إَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي اَأُّيهَا اَّلِذْي َن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما ‪َ ..‬و َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَد َن ا‬
‫َو َم ْو اَل َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِتَو اْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع َق ِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت َو َي ا َقاِض َي اْلَح اَج اِت‬
‫ِبَر ْح َمِتَك َي ا َاْر َح َم الَّر ِحِمْي َن‬

‫الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم‬
‫ِإَّنا َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن اْلُجْب ِن َو اْلُبْخ ِل َو َن ُعوُذ ِبَك ِمْن َغ َلَبِة الَّدْي ِن َو َقْه ِر الِّر َج اِل َر َّب َن ا آِتَن ا‬
‫ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي اآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اْذ ُك ُروا َهللا‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ُك ْر ُك ْم َو اْد ُعْو ُه َي ْس َت ِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا ْك َب ُر‬

‫‪Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.‬‬

‫‪Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Terus Istiqamah dalam Melakukan Kebaikan‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َو اِس ِع اْلَفْض ِل َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬و ُمَضاِع ِف اْلَح َس َن اِت ِلَذ ِو ي اِاْلْي َم اِن َو اِاْلْح َس اِن ‪َ ،‬اْلَغ ِنِّي اَّلِذْي َلِم َتَز ْل َس َح اِئُب ُجْو ِدِه َت ِس ُّح اْلَخ ْي َر اِت ُك َّل َو ْق ٍت‬
‫َو َأَو اٍن ‪ ،‬الَع ِلْي ِم اَّلِذْي اَل َي ْخ َف ى َع َلْيِه َخ َو اِط ُر اْلَج َن اِن ‪َ ،‬اْلَح ِّي اْلَقُّيْو ِم اَّلِذْي اَل َت ِغْيُض َنَفَقاُتُه ِبَم ِّر الُّد ُهْو ِر َو اَأْلْز َم اِن ‪َ ،‬اْلَك ِر ْي ِم اَّلِذْي َت َأَّذ َن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي‬
‫الُّشْك َر اِن ‪َ .‬أْح َم ُدُه ُحْم ًد ا َي ُفْو ُق اْلَع َّد َو اْلُحْس َب اِن ‪َ ،‬و َأْشُك ُرُه ُشْك ًر ا َنَن اُل ِبِه ِم ْن ُه َمَو اِهَب الِّر ْض َو اِن‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َد اِئُم اْلُم ْلِك َو الُّس ْلَط اِن ‪َ ،‬و ُمْب ِر ُز ُك ِّل َم ْن ِس َو اُه ِمَن اْلَع َد ِم ِاَلى اْلِو ْج َد اِن ‪َ ،‬عاِلُم الَّظ اِه ِر َو َم ا اْنَط َو ى َع َلْيِه‬
‫اْلَج َن اِن ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو ِخْي َر ُتُه ِمْن َن ْو ِع اِاْلْن َس اِن ‪َ ،‬ن ِبٌّي َر َف َع ُهللا ِبِه اْلَح َّق َح َّت ى اَّت َض َح َو اْس َت َب اَن ‪َ .‬ص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َع َلى َأِلِه‬
‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْلْح َس اِن ‪َ .‬أَّما َب ْع ُد‪َ ،‬أُّيَه ا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِاَي اَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه‪ِ ،‬باْم ِتَث اِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَن اِب َن َو اِهْيِه‪َ .‬ق اَل ُهللا َت َع اَلى‬
‫ِفْي ِك َت اِبِه اْلَك ِر ْي ِم ‪َ :‬ي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬

‫‪Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai‬‬
‫‪kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan, khususnya nikmat‬‬
‫‪iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan‬‬
‫‪satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima‬‬
‫‪oleh-Nya dan menjadi salah satu perantara untuk bisa menjadi penduduk surga-Nya yang‬‬
‫‪dipenuhi dengan segala nikmat.‬‬

‫‪Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah‬‬
‫‪sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan‬‬
‫‪kedamaian dan kasih sayang dalam bingkai rahmatan lil 'alamin, beserta para sahabat,‬‬
‫‪keluarga, dan semua pengikutnya yang senantiasa mengikuti seluruh jejak langkahnya.‬‬

‫‪Selanjutnya, melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri,‬‬
‫‪keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan salat Jumat ini, untuk terus‬‬
‫‪berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt,‬‬
‫‪karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia‬‬
‫‪dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.‬‬

‫‪Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah‬‬


Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus
istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga
keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat
istimewa dari Allah swt, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذيَن َق اُلوا َر ُّب َن ا ُهَّللا ُثَّم اْس َتَقاُموا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَمالِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو ال َت ْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُدوَن‬

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS
Fushshilat [41]: 30).

Ayat ini menjadi kabar gembira kepada kita semua yang bisa istiqamah dalam melakukan
kebaikan, bahwa orang-orang yang bisa menjaganya, akan mendapatkan jaminan surga dari
Allah swt. Karenanya, pada momentum shalat Jumat ini kita tumbuhkan upaya dan semangat
untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.

Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah
dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat,
melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada
padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.

Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan
tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui
para malaikat-Nya. Oleh karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan
kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi
tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan
dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah saw menyampaikan,

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َأْد َو ُم َه ا َو ِإْن َق َّل‬

Artinya, "Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten
sekalipun sedikit." (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus
menerus. Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh
konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman
seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang
istiqamah.

Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk
menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Betapa banyak ayat Al-Qu'ran
dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah
dalam melaksanakan kebaikan. Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-
Qur'an, Dia berfirman:

‫َو اْس َت ِقْم َك َم ا ُأِمْر َت َو ال َتَّت ِبْع َأْه َو اَء ُه ْم َو ُقْل آَم ْن ُت ِبَم ا َأْن َز َل ُهَّللا ِمْن ِك َت اٍب َو ُأِمْر ُت َأِلْع ِدَل َب ْي َن ُك ُم‬

Artinya, "Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan


kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, 'Aku
beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara
kamu.'" (QS. Asy-Syura [42]: 15).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah!

Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang
yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa
jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun
akhiratnya. Orang yang bisa istiqamah juga sama halnya dengan orang yang berjalan untuk
menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah.
Karenanya, mari pada kesempatan ini kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah
dalam melakukan kebaikan dan ketaatan.

Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga istiqamah dalam kebaikan yang bisa kami
sampaikan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan
digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

‫ َو َت َقَّبَل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬،‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِاَي اُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن الَّص اَل ِة َو الَّصَد َقِة َو ِتاَل َو ِة اْلُقْر َاِن َو َج ِمْي ِع الَّط اَع اِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي َه َذ ا اْلَي ْو ِم اْلَك ِر ْي ِم‬
‫ ِاَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬،‫ َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬،‫َج ِمْي َع َأْع َم اِلَن ا ِإَّنُه ُه َو اْلَح ِكْي ُم اْلَع ِلْي ُم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َو َح ِبْيُبُه‬. ‫ ِاَلٌه َلْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْي اًل‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِهلِل َح ْم ًد ا َك َم ا َأَمَر‬
‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع لَى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َك اَن َلُهْم ِمَن‬. ‫ َاْلَم ْبُعْو ِث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِمْي َن‬، ‫ َأْك َر ِم اَأْلَّو ِلْي َن َو اَأْلِخ ِر ْي َن‬،‫َو َخ ِلْي ُلُه‬
‫ َص اَل ًة َد اِئَم ًة ِبَد َو اِم الَّسَمَو اِت َو اَأْلْر ِض ْي َن‬، ‫الَّت اِبِعْي َن‬

‫ َو َح اِفُظ ْو ا َع َلى الَّط اَعِة َو ُحُضْو ِر اْلُجْم َع ِة َو اْلَج َماَعِة‬. ‫ َف َي ا َأُّيَه ا اْلَح اِض ُرْو َن اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َذ ُرْو ا اْلَفَو اِحَش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬:‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫ ِِإَّن َهَّللا َو َمالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬.‫ َو َث َن ى ِبَم اَل ِئَك ِة اْلُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه‬.‫ َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِبَن ْف ِس ِه‬.‫َو الَّصْو ِم َو َج ِمْي ِع اْلَم ْأُمْو َر اِت َو اْل َو اِج َب اِت‬
‫الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليمًا‬

‫اللهم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل‬
‫ اللهم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت‬. ‫َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َن ا ِاْب َر اِهْي َم ِفْي الَع اَلِمْي َن ِاَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو ال َد اِئَد‬.‫َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم ِو اَأْلْم َو اِت‬
‫َّش‬
‫ ِاَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬، ‫ ِمْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَم ًة‬، ‫ َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬، ‫َو اْلِمَح َن‬

‫ْأ‬
‫ َف اْذ ُك ُرْو ا َهللا‬. ‫ َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬،‫ ِاَّن َهللا َي ُمُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو ِاْي َت اِء ِذْي اْلُقْر َب ى َو َي ْن َه ى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو اْلَب ْغ ِي‬،‫ِع َب اَد ِهللا‬
‫اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop


Bangkalan Jawa Timur)

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain
Khutbah I
‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬،‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َو ااَل ُه‬،‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َر ُسْو ِل ِهللا‬،‫َاْلَح ْمُد ِهلل‬
‫ َو َتَز َّو ُدوا َف ِإَّن َخ ْي َر الَّز اِد‬:‫ َف ِإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَقاِئِل في ُمْح َك ِم ِك َت اِبِه‬،‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه اَل َن ِبَّي َب ْع َدُه‬
‫ َف ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِاَّن َمَع اْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬: ‫ َو َق اَل‬. ‫ َو اَّتُقوِن َي ا ُأوِلي اَأْلْلَب اب‬،‫الَّتْق َو ى‬

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada
Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT
dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

‫ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan,
manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis
dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa
yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun
akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia
maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب الُّد ْن َي ا َنَّفَس ُهَّللا َع ْن ُه ُك ْر َب ًة ِمْن ُك َر ِب َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُمْع ِس ٍر َيَّسَر ُهَّللا َع َلْيِه ِفى الُّد ْن َي ا َو اآلِخَر ِة‬

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang
memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai
macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang
dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar
ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang
itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan
menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat
pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫َخ ْيُر الَّن اِس َاْن َفُعُهْم ِللَّن اِس‬

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling
membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi
dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain
yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan
gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain
dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau
bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal
dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita.
Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia,
kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi,
kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi
masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah
karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar
menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun
kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

‫َف ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا ِإَّن َمَع ٱْلُعْس ِر ُيْس ًر ا‬

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah


kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas
r.a:

، ‫ َو الُجْب ِن َو الُبْخ ِل‬، ‫ والَع ْج ِز َو ْالَك َس ِل‬, ‫ الّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمَن الَهِّم َو الَح َز ِن‬: ‫ كان النبي صلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أنس بن مالك قال‬
‫ وَغ َلبِة الِّر َج ال‬, ‫وَض ْل ِع الَّديِن‬.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang, dan keganasan orang lain."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik
yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan
kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di
dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin

‫ َو َأُقْو ُل‬،‫ َو َنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِمْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم َو َت َقَّبَل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‬، ‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَع ِظ ْي ِم‬
‫َق ْو ِلي َه َذ ا َف أْس َتْغ ِفُر َهللا الَع ِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬

Khutbah II

‫ َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد‬.‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَف ى َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َف ى َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‬
‫َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْي ٍم َأَمَر ُك ْم‬
‫ ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬: ‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى‬
‫آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ِفْي اْلَع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬.
‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر‬
. ‫ الَّلُهَّم ِإِّن ا َن ُعوُذ ِبَك ِمَن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِمن َس ِّي ِئ اَألْس َقاِم‬. ‫َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‬
‫ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫ َف اذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم‬. ‫ِع َب اَد ِهللا إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

(Oleh: H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung)

Contoh teks khutbah Jumat singkat yang lain ada di halaman selanjutnya ...

Baca juga:
Tata Cara Sholat Jumat Lengkap dengan Amalan Sunahnya
Halaman 1 2
Selanjutnya
khutbah jumat
khutbah
ceramah
sholat jumat

Rekomendasi untuk Anda


Selengkapnya
detikSumut
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
detikTravel
Turis Jerman yang Ditelanjangi Saat Festival Musik Israel Ditemukan Tewas
detikJatim
Kejamnya Bapak Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan
detikBali
Megawati Disebut Tertawa Setelah Gibran Jadi Cawapres Prabowo
detikSumut
Diminta Mundur dan Kembalikan KTA PDIP, Begini Jawaban Gibran
detikJatim
Terkuak Motif Mertua Pasuruan Bunuh Menantu gegara Ditolak Bercinta
Berita Terkait
7 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Akhir dengan Berbagai Tema Menarik
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
5 Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda, Bangkitkan Jiwa Persatuan
20 Contoh Ceramah Hari Santri Nasional 2023 Kreatif dan Inspiratif
5 Khutbah Jumat tentang Hari Santri, Ajak Pemuda Bangun Negeri
Momen Ribuan Orang Padati Ceramah UAS di Bekasi
Berita detikcom Lainnya
detikFinance
Jokowi Blak-blakan 3 Pertanyaan Besar soal IKN, Sekolah-RS Mulai Dibangun
Sepakbola
Harry Kane Datang, Bayern Munich 'Kehilangan' 2 Gelar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikFood
Wanita Ini Pernah Mengasup 5.000 Kalori Sehari, Kini Berhasil Turun BB 45 Kg
detikHot
Inara Rusli Ingatkan Virgoun Bahaya Belum Resmi Cerai tapi Sudah Punya Pacar
Promoted
Banyak Pilihan Kacamata & Promo Menarik hanya di Optik Melawai
Promoted
detikNews
Misteri Istri di Koja Berhari-hari Hidup dengan Mayat Suami-Anak
detikHealth
Kisah Pria AS Terima Transplantasi Jantung Babi, Awalnya gegara Idap Penyakit Ini

Loker Sumut
Ada Loker di LKPP Bergaji Rp 5,5 Juta, Pendaftaran Ditutup 6 September
Senin, 04 Sep 2023 21:30 WIB
Lion Air Group Buka Loker Teknisi Pesawat di Batam, Ini Syaratnya
Rabu, 26 Jul 2023 09:36 WIB
Jadwal Terbaru Seleksi Dirut PUD Pembangunan Medan Usai Diperpanjang
Jumat, 21 Jul 2023 09:25 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
83
Komentar
Hasil Survei Terbaru Versi LSJ, Siapa Unggul?
38
Komentar
Awal Mula PP Geruduk Mie Gacoan Minta Kelola Parkir Bikin Ketua Jadi Tersangka
26
Komentar
Usai Divonis Bebas, AKBP Achiruddin Akan Gugat Polda Sumut ke PTUN
Lapor Ketua
Besi Pembatas Jembatan Sudirman Medan Raib!
16 jam yang lalu
Lapor Pak Bobby! Warga Medan Polonia Ngeluh Jalan Rusak 27 Tahun Dibiarkan
Jumat, 27 Okt 2023 23:45 WIB
Jalan Depan Sekolah Methodis III Medan Masih Macet gegara Parkir Berlapis
Kamis, 12 Okt 2023 16:38 WIB
Lihat Selengkapnya
Info Wak
5 Jenis Makanan Kaya Nutrisi dan Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
2 jam yang lalu
5 Jenis Makanan yang Bisa Menguras Energi, Jangan Sering Dikonsumsi Ya!
Kamis, 02 Nov 2023 07:00 WIB
3 Cara untuk Mengetahui Kualitas Lantai Keramik
Rabu, 01 Nov 2023 06:30 WIB
Lihat Selengkapnya

Berita Terpopuler
#1
Momen Sakral Jadi Kocak, Wali Nikah Sebut Mas Kawin Seperangkat Alat Sekolah
#2
Kawanan Maling Bobol Rumah Warga di Simalungun, Korban Rugi Rp 20 Juta
#3
Kapan Ujian SKD CPNS 2023? Ini Jadwal Lengkapnya!
#4
Ibu Imam Masykur Sempat Cari Tebusan yang Diminta Riswandi dkk
#5
50 Nama Benda Dalam Bahasa Batak Toba dan Artinya
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
detikNews

detikEdukasi

detikFinance

detikInet

detikHot

detikSport

Sepakbola

detikOto

detikProperti

detikTravel

detikFood

detikHealth

Wolipop

detikX

20Detik

detikFoto
detikHikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media

LIVE

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap
dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-
jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai