Anda di halaman 1dari 5

Islam Mengutuk Terorisme

LEDAKAN bom di Hotel JW Mariott dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu meninggalkan
trauma yang cukup dalam. peristiwa itu juga mengingatkan kita pada serangkian teror bom
yang telah terjadi di masa lalu, baik di Bali atau di Jakarta sendiri. Dan satu hal yang tidak
bisa kita hindari adalah adanya opini yang mengaitkan peristiwa tersebut dengan Islam dan
aktifitasnya. Dari hasil penyelidikan dan pengembangan, ada sekelompok orang yang
terorganisiasi melakukan pengeboman dengan label Islam. Namun hal tersebut tidak bisa
digeneralisir atas dasar Islam dan oleh aktivis Islam, apalagi sampai muncul istilah Islam
militan, Islam garis keras, Islam fundamentalis, atau bahkan yang lebih buruk "ISLAM
AGAMA TERORIS".

Sebagai umat Islam, kami sangat mengutuk serangan teroris di Jakarta pada 17 Juli 2009
dan di tempat-tempat lainnya, yang menyebabkan kematian dan cedera dari bagi orang-
orang tak bersalah, dan kami turut berduka kepada kepada para korban.

Dan yang tak kalah penting bagi kita sebagai orang-orang yang mencintai kedamaian
adalah tugas untuk menerangkan kepada seluruh dunia bahwa Islam sangat dan sangat
mengutuk tindak terorisme. Karena Islam adalah agama perdamaian dan toleransi yang
memerintahkan individu kepada rasa kasih sayang dan keadilan. Agama memerintahkan
kasih sayang, kemurahan hati dan kedamaian. Teror, di sisi lain, adalah berlawanan dari
agama; kejam, tanpa belas kasihan dan menumpahkan darah dan penderitaan. Ini yang
menjadi perkara, asal mula dari tindakan terorisme harus dicari dalam ketidakpercayaan
bukannya di dalam Agama.

Dengan demikian kata "Islam" dan "teror" tidak dapat berdiri berdampingan dan bahwa tidak
ada agama yang mengizinkan kekerasan. Bahwa tidak ada ruang bagi terorisme dalam
Islam. Ini diebutkan jelas dalam Al Qur'an, sumber utama Islam, dan dalam praktek yang
memerintahkan semua kaum muslimin kepada kebenaran, Nabi Muhammad SAW yang
mengedepankan diantara mereka.

Berikutnya mari kita ungkapkan dengan terang ayat-ayat Al Qur'an dan dengan contoh-
contoh dari sejarah, bahwa Islam melarang terorisme dan bertujuan untuk membawa
perdamaian dan keamanan ke seluruh dunia. 

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An Nahl : 90)

MORAL ISLAM : SUMBER KEDAMAIAN DAN KEAMANAN

Beberapa orang mengatakan bahwa sesuatu boleh dilakukan atas nama agama,
kenyataanya, salahpaham bahwa agama dan buah hasilnya, prakteknya adalah salah. Oleh
karena itu, ia akan menjadi salah dalam membentuk pemikiran agama dan orang-orang ini
sebagai contoh. Cara yang terbaik dari pemahaman agama adalah kepada pembelajaran
sumber ilahi.

Sumber ilahi Islam adalah Al Quran, yang didasarkan pada konsep-konsep moralitas, cinta,
kasih sayang, kerendahan hati, berkorban, toleransi dan perdamaian. Seorang muslim hidup
dari ajaran ini dalam arti akan lebih sopan, hati-hati, rendah hati, sederhana, adil, dapat
dipercaya dan mudah untuk menerimanya. Dia akan menyebarkan cinta, hormat,
keselarasan dan kegembiraan hidup di sekelilingnya.
Islam adalah Agama Damai

Teror, dalam arti luas, adalah kekerasan terhadap sasaran non-militer untuk tujuan politik.
Untuk meletakkannya dengan cara lain, target dari teror adalah warganegara yang
seluruhnya tidak bersalah kepada siapa yang hanya berbuat kriminal, dimata teroris, adalah
untuk mewakili "sisi lain". Untuk alasan ini, teror berarti subjek orang tak bersalah kepada
kekerasan, yang merupakan tindakan kehilangan pembenaran moral apapun. Ini, seperti
dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Hitler atau Stalin, adalah kejahatan terhadap
kemanusiaan.

Al Quran adalah Kitab yang diturunkan kepada orang-orang sebagai panduan ke jalan yang
benar dan dalam kitab ini, Tuhan memerintahkan manusia untuk mengadopsi moral yang
baik. Moralitas ini adalah berdasarkan konsep seperti cinta, rasa kasihan, toleransi dan
kemurahan hati. Kata "Islam" berasal dari kata yang berarti "damai" dalam bahasa Arab.
Islam adalah agama yang diturunkan kepada umat manusia dengan tujuan menghadirkan
perdamaian melalui kehidupan yang tak terbatas rasa kasih dan rahmat nyata Allah di bumi.
Allah memanggil ke semua moral orang Islam melalui rasa kasihan, rahmat, perdamaian
dan toleransi yang dapat dialami seluruh dunia. Dalam Surat Al Baqarah, ayat 208, Allah
berfirman berikut:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(QS Al Baqarah : 208)

Ayat ini menjelaskan, keamanan hanya dapat dipastikan oleh "masuk ke dalam Islam", yaitu
hidup dengan nilai-nilai Al Qur'an. Nilai-nilai dari Al Quran terus seorang Muslim
bertanggung jawab untuk memperlakukan semua orang, nilai-nilai Al Quran menjaga
seorang muslim yang bertanggung jawab untuk memperlakukan semua orang, baik muslim
maupun non-muslim, baik hati dan adil, melindungi mereka yang memerlukan dan tak
bersalah dan "mencegah penyebaran kerusakan". Kerusakan terdiri dari segala bentuk
anarki dan teror yang menghapus keamanan, kenyamanan dan kedamaian. Allah berfirman
dalam ayatnya : “……dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. (QS. Al Baqarah : 205)

Membunuh orang tanpa alasan adalah salah satu contoh yang paling jelas dari kerusakan.
Allah mengulangi perintah-Nya dalam Al Quran yang sebelumnya mengungkapkan ke
orang-orang Yahudi dalam Perjanjian Lama :

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-
olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
kemudian banyak diantara mereka sesudah itusungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS. Al Maa'idah : 32)

Ayat ini menerangkan, orang yang membunuh bahkan satu orang, "kecuali dalam balasan
untuk orang lain atau menyebabkan kerusDalam kasus ini, jelas adalah dosa besar
membunuh, pembunuhan secara besar-besaran dan penyerangan, diketahui dikenal
sebagai "serangan buhuh diri", yang dilakukan oleh teroris.

Allah memberitahu kepada kita bagaimana muka terorisme kejam ini akan dihukum di
akhirat pada ayat berikut:
Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan
melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. (QS Asy
Syuura:42)

Semua ini mengungkapkan bahwa tindakan organisasi teroris terhadap orang-orang tidak
bersalah sepenuhnya bertentangan terhadap Islam dan in tidaklah mungkin bahwa setiap
Muslim dapat pernah melakukan kejahatan seperti itu. Sebaliknya, umat Islam bertanggung
jawab untuk menghentikan orang-orang ini, menghapus "kerusakan di bumi" dan membawa
perdamaian dan keamanan untuk semua orang di seluruh dunia. Islam tidak dapat
didamaikan dengan teror. Sebaliknya, ia harus menjadi solusi dan jalan untuk pencegahan
teror.

ALLAH TELAH MENGUTUK KEJAHATAN

Allah telah memerintahkan orang-orang untuk menghindari melakukan kejahatan:


penindasan, kekejaman, dan pembunuhan besar-besaran adalah sepenuhnya dilarang. Dia
menjelaskan mereka yang tidak mentaati perintah-Nya sebagai "pengikut jejak Iblis" dan
mengadopsi suatu sikap yang dinyatakan terbuka untuk berdosa dalam Alquran.

Beberapa dari sekian banyak ayat tentang hal ini dalam Al Qur'an :

.....Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan
apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi,
orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang
buruk (Jahannam). (QS. Ar Ra'd : 25)

.....Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di
muka bumi dengan berbuat kerusakan. (QS. Al Baqarah 60 )

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik. (QS. Al A'raaf : 56)

Dengan demikian Islam sangat mencintai kedamaian dan sangat mengutuk tindak terorisme
karena Isalam di turunkan ke bumi adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh semesta
"Rahmatul lil 'alamin". :)
HUKUM BERKENAAN DENGAN MASALAH TERORISME DI NEGARA-NEGARA ISLAM
DAN SEKITARNYAOlehMajelis Haiah Kibaril UlamaSegala puji bagi Allah Rabb
semesta alam, segala kemenangan diperuntukkan bagi orang-orang, bertakwa,
dan permusuhan hanya bagi orang-orang yang zhalim. Semoga shalawat dan
salam serta barakah tercurah kepada makhluk yang paling mulia, yaitu Nabi kita
Muhammad, kepada keluarganya, para shabat dan orang-orang yang mengikuti
petunjuk beliau hingga akhir zaman.Sesungguhnya majelis Haiah Kibarul Ulama
pada daurah ke 32 yang bertempat di Thaif yang dimulai tanggal 12-18
Muharram 1409H, membahas tentang kabar tentang terjadinya beberapa
pengrusakan yang menewaskan banyak orang-orang yang tidak bersalah,
hilangnya harta yang tidak sedikit, hancurnya fasilitas-fasilitas umum di negeri-
negeri Islam dan sekitarnya. Hal ini dilakukan oleh sekelompok orang yang
imannya tipis atau memiliki jiwa yang sakit serta rasa iri hati.Contoh-contoh dari
kejahatan mereka : Peledakan bangunan-bangunan serta membakar fasilitas-
fasilitas umum, menghancurkan barang-barang dagangan, pemboman serta
pembajakan pesawat-pesawat. Kalau diperhatikan dengan seksama berdasarkan
beragam peristiwa yang terjadi baik di negara-negara yang dekat ataupun yang
jauh, bahwasanya Saudi Arabia dan negara-negara lainnya merupakan sasaran
dari semua ini.Maka majelis Haiah Kibarul Ulama melihat betapa pentingnya
menetapkan hukum atas para pelaku pengrusakan tersebut. Baik yang menjadi
sasaran dari pengrusakan itu tempat-tempat umum dan fasilitas negara ataupun
yang lainnya dengan maksud murni kejahatan dan menghilangkan rasa
aman.Majelis ulama telah meneliti dengan seksama dari apa yang disampaikan
oleh para ahli ilmu, bahwasanya syariat mencakup secara menyeluruh
menetapkan wajibnya mempertahankan lima hal yang sangat penting dan
mengambil berbagai tindakan untuk menjaganya, lima hal tersebut adalah
agama, nyawa, kehormatan, akal dan harta.Majelis ulama telah memiliki
gambaran akan bahaya-bahaya besar yang akan timbul akibat menzhalimi jiwa-
jiwa, kehormatan-kehormatan kaum muslimin dan harta mereka serta akibat
yang ditimbulkan oleh pengrusakan-pengrusakan, seperti tidak adanya rasa
aman dalam suatu negara, maraknya kekerasan dan kekacauan, serta ketakutan
kaum muslimin atas diri serta harta mereka.Sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala
telah menjaganya bagi manusia agama, diri, jiwa, kehormatan, akal pikiran,
serta harta benda mereka dengan batas-batas yang telah disyariatkanNya yang
dengannya akan tercipta rasa aman.Hal tersebut telah dijelaskan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala dalam firmanNya."Artinya : Oleh karena itu kami tetapkan
[suatu hukum] bagi bani Israil, bahwa : barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu [membunuh] orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya"
[Al-Maidah : 32]Dan firmanNya."Artinya : Sesungguhnya pembalasan terhadap
orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di
muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan
kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri [tempat
kediamannya]. Yang demikian itu [sebagai] suatu penghinaan untuk mereka di
dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar" [Al-Maidah :
33]Menegakkan tersebut merupakan jaminan akan tersebarnya rasa aman serta
rasa damai, tidak akan ada keinginan bagi masing-masing individu untuk
melakukan kejahatan ataupun kezhaliman atau kaum muslimin.Jumhur ulama
telah sepakat bahwa hukum terror yang dilakukan di suatu kota, atau tempat
lainnya, sama saja sebagaimana firman Allah."Artinya : Mereka melakukan
kerusakan di muka bumi"Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman."Artinya :
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia
manarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah [atas kebenaran] isi
hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia
berpaling [dari kamu], ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan
padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak
menyukai kebinasaan" [Al-Baqarah : 204-205]Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman."Artinya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
sesudah [Allah] memperbaikinya …." [Al-A'raf : 56]Ibnu Katsir
Rahimahullah berkata : "Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang untuk melakukan
keruskan di muka bumi serta hal-hal yang bisa menjadikannya rusak setelah
Allah memperbaikinya, karena jika semuanya berjalan dengan baik [lurus]
kemudian terjadi kerusakan setelah itu maka hal tersebut akan lebih berbahaya
bagi manusia, karena itulah Allah melarang hal tersebut".Al-Qurthubi
Rahimahullah berkata : "Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang segala bentuk
pengrusakan [baik sedikit ataupun banyak] setelah adanya perbaikan [sedikit
atau banyak], berlaku secara umum menurut pendapat yang paling
benar".Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, bahwasanya perbuatan-
perbuatan mereka itu melebihi tindakan kaum muharibin yang melakukan hal
tersebut, mempunyai tujuan-tujuan khusus dalam mencapai maksud mereka,
seperti harta dan kehormatan. Sedangkan mereka bertujuan membuat keributan
[kegoncangan], melemahkan persatuan manusia serta menyesatkan aqidah
umat dan memalingkannya dari manhaj rabbani.Berdasarkan hal tersebut
majelis ulama secara ijma menetapkan.Pertama.Orang yang telah pasti [secara
syariat] terbukti melakukan suatu bentuk kerusakan di muka bumi yang
membuat suatu kekacauan dengan cara menzhalimi jiwa dan harta secara
umum atau khusus seperti meledakkan bangunan orang-orang miskin, masjid,
sekolah-sekolah, rumah sakit, pabrik-pabrik, jembatan, gudang senjata dan
gudang air, proyek-proyek umum milik baitul mal seperti ; pipa minyak,
peledakan pesawat ataupun membajaknya dan semisalnya, bahwasanya
hukuman yang pantas baginya hanyalah hukuman mati sesuai dengan dalil-dalil
yang telah lewat, bahwasanya halal darah orang yang telah melakukan suatu
bentuk kerusakan, sebab orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut lebih
berbahaya dan lebih pantas ditakuti dari pada orang yang menggunakan cara
singkat dengan menzhalimi seseorang, membunuh, ataupun merampas
hartanya. Itu adalah hukum yang telah Allah tetapkan seperti yang tercantum
dalam ayat Al-Hirabah [pengrusakan].Kedua.Bahwasanya sebelum menjatuhkan
hukuman seperti yang telah dijelaskan di atas wajib bagi mahkamah syari'ah
dan majelis khusus serta mahkamah tinggi meminta klarifkasi tentang
perbutannya tersebut sehingga tidak salah dalam menjatuhkan vonis dan
menumpahkan darah orang yang tidak berdosa dan untuk menjalankan prosedur
hukum yang berlaku di negeri ini berkaitan dengan investasi terhadap aksi-aksi
kejahatan.Ketiga.Majelis ulama berpendapat agar hukuman disebar luaskan
kepada masyarakat umum melalui media massa.Semoga Allah Subhanahu wa
Ta'ala mencurahkan shalawat dan salam kepada hamba serta RasulNya Nabi
Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.[Majelis Haiah Kibarul Ulama.
Majalah Mujamma' Fiqh Islami, edisi ke 2 halaman 181, Keputusan no. 148.
dicetak dari Daurah [pertemuan] ke-32, 12 Muharram 1409H][Disalin dari kitab
Fatawa Al-Aimmah Fil An-Nawazil Al-Mudlahimmah edisi Indonesia Fatwa-Fatwa
Seputar Terorisme, Penyusun Muhammad bin Husain bin Said Ali Sufran Al-
Qathani, Terbitan Pustaka At-Tazkia]

Anda mungkin juga menyukai