Pengertian Kekerasan
artinya:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka.
1. Berdasarkan bentuknya
Kekerasan yang berasal dari bentuknya di golongkan menjadi :
a. Kekerasan fisik, yaitu kekerasan nyata yang dapat di lihat, di rasakan oleh
tubuh.wujud kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau kemampuan
normal tubuh, sampai pada penghilangan nyawa seseorang.
Contoh : penganiayaan, pemukulan, pembunuhan, dan sebagainya.
b. Kekerasan psikologis, yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani
atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan
normal jiwa.
Contoh : kebohongan, indoktrinasi, ancaman dan tekanan.
c. Kekerasan struktural, yaitu kekerasan yang di lakukan oleh individu atau
kelompok dengan menggunakan sistem, hukum, ekonomi, atau tata kebiasaan
yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, kekerasan ini sulit untuk di kenali.
Kekerasan struktural yang terjadi menimbulkan ketimpangan-ketimpangan pada
sumber daya, pendidikan, pendapatan, kepandaian keadilan, serta wewenang
untuk mengambil keputusan. Situasi ini dapat memengaruhi fisik dan jiwa
seseorang.
Misalnya : terjangkitnya penyakit kulit di suatu daerah akibat limbah pabrik
di sekitarnya.
2. Berdasarkan pelakunya
Kekerasan yang berdasarkan pelakunya dapat di golongkan menjadi dua
bentuk yaitu kekerasan individu dan kolektif.
Di tindak kekerasan yang di timbulkan bisa dari seseorang dan juga bisa di
lakukan oleh kelompok. Dan juga bisa berawal dari seseorang hingga antar
kelompok. Tindakan kekerasan tersebut berdampak buruk kepada seseorang atau
kelompok orang. Bahkan orang yang tidak tahu menahu juga terjena dampaknya
baik berupa materil maupun non materil. Kaewna tujuan dari kekerasan tersebut
adalah merusak. Lingkungan yang ada di sekitar kita seharusnya kita jaga, bukan di
rusak di karenakan pernuatan diri kita sendiri. Mengenai larangan tentang berbuat
kerusakan bermaktub dala, Q.S Al A’raf ayat 56 sebagai berikut :
Yang artinya :
Dari arti di atas dapat di simpulkan bahwa larangan tersebut kerusakan di
bumi karena seharusnya manusia memakmurkan dan menjaganya dengan baik.
Setelah ada kerusakan, Allah swt. selalau memperbaikinya. Oleh sebab itu, manusia
di larang intuk di rusaknya. Manusia di perintahkan untuk berdoa dengan rasa takut
jika doanya tidak akan terkabul dan harus berharap penuh bahwa doamya akan di
kabulkan Allah swt. san gat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan.
Persatuan dalam ajaran islam secara umum di sebut ikhwan yaitu
persaudaraan, yang secara umum ukhuawah islamiyah yaitu persaudaraan dalam
islam (saudara sesama umat islam) atau bisa juga kumpulan individu manusia yang
bersatu atau menjadi satu. Jelas bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat
berbuat damai dan dengan perdamaian maka persatuan dan kesatuan umat bisa
dapat di wujudkan. Tanpa persatuan orang akan mudah bertindak semena-mena
terhadap sesama bahkan terhadap yang seagama sekalipun.
Kerukunan atau perdamaian, termasuk ajaran islam yang harus di wujudkan
dalam kehidupan berumah tangga, bertetangga, dan bermasayrakat, berbangsa,
bernegara, serta pergaulan antar umat beragama. Hal ini di sebabkan karena
kerukunan merupakan modal utama untuk terwujudnya ketentraman, kedamaian,
dan kesejahteraan bersama. Sebaliknya perselisihan atau permusuhan merupakan
penyebab datangnya berbagai kerugian dan bencana
Islam merupakan agama yang mencintai kerukunan atau perdamaian, hal itu
telah di buktikan oleh rosulullah SAW, antara lain sebagai berikut :
Pada saat terjadi perselisihan, rosulullah SAW mengajarkan agar pihak-pihak
yang berselisih melakukan usaha-usaha dengan segera dan dengan cara yang
bijaksana, agar perselisihan di antara mereka segera berakhir, dan mereka kembali
hidup rukun. Rosulullah SAW bersabda yang artinya: “janganlah putus memutuskan
hubungan, belakang-membelakangi, benci-membenci dan hasut-menghasut.
Hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara satu sama lain dan tidaklah
halal bagi (setiap) Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari”(H.R. Bukhori
dan Muslim).
Persatuan dan kerukunan sangat di perlukan agar tercipta kehidupan yang
damai, aman,dn tentram di tengah tengah masyarakat.
Manfaat-manfaat keasatuan dan kerukunan yaitu :
Allah SWT menyuruh umat manusia agar bersatu dan melarang bercerai-
berai. Allah SWT berfirman pada surah Al-Imran ayat 103 yang artinya adalah
“Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan
janganlah kamu bercerai-berai.”
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kerukunan artinya perihal hidup rukun,
rasa rukun, kesepakatan. Sedangkan arti rukun itu sendiri adalah baik dan damai
bersatu hati atau sepakat. Kata “Rukun” juga berasal dari bahasa arab yang
berarti Ruknun artinya asas-asas atau dasar, seperti rukun islam.
Kerukunan atau perdamaian, termasuk ajaran islam yang harus di wujudkan
dalam kehidupan berumah tangga, bertetangga, dan bermasayrakat, berbangsa,
bernegara, serta pergaulan antar umat beragama. Hal ini di sebabkan karena
kerukunan merupakan modal utama untuk terwujudnya ketentraman, kedamaian,
dan kesejahteraan bersama. Sebaliknya perselisihan atau permusuhan
merupakan penyebab datangnya berbagai kerugian dan bencana
Islam adalah agama yang mengharamkan segala bentuk tindakan menyakiti,
mencederai, melukai kepada diri sendiri atau kepada orang lain; baik secara verbal
maupun tindakan nyata terhadap salah satu anggota tubuh. Secara konseptual, misi
utama kenabian Muhammad saw adalah untuk kerahmatan bagi seluruh alam.
Kekerasan, sekecil apapun bertentangan secara diametral dengan misi kerahmatan
yang diemban. “Dan tidaklah Kami utus kamu (wahai Muhammad) kecuali untuk
(menyebarkan) kasih sayang terhadap seluruh alam”. (Q.S. al-Anbiyâ’ [21]: 107).
Beberapa teks hadits yang secara tegas mengecam tindak kedzaliman bisa dikutip
di bawah ini: “Wahai hamba-hamba-Ku, Aku haramkan kezaliman terhadap diri-Ku,
—dan Aku jadikan kezaliman itu juga haram di antara kamu,—maka janganlah kamu
saling mendzalimi satu sama lain.” (Hadis Qudsi, Sahih Muslim, kitab al-Birr wa ash-
Shilah wa al-Adab, no. Hadits: 4674). “Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara
satu dengan yang lain, karena seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain,
tidak diperkenankan menzalimi, menipu, atau melecehkannya.” (Sahih Muslim, no.
hadits: 2564).
Islam sangat menentang kekerasan dalam bentuk apapun termasuk dalam
kehidupan rumah tangga. Prinsip yang diajarkan Islam dalam membangun rumah
tangga adalah mawaddah, rahmah dan adalah (kasih, sayang dan adil). Dalam al-
Qur'an disebutkan " Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir" (Ar-rum: 21). Daslam ayat lain disebutkan "Dan kamu sekali-kali tidak
akan dapat berlaku adil di antara isteri- isteri [mu], walaupun kamu sangat ingin
berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung [kepada yang kamu
cintai], sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu
mengadakan perbaikan dan memelihara diri [dari kecurangan], maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (An-Nisa: 129).
Allah s.w.t. juga berfirman: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan
rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S. al-A’râf,
7:56). “Wahai hamba-hamba-Ku, Aku haramkan kezaliaman terhadap diri-Ku, dan
Aku jadikan kezaliman itu juga haram di antara kamu, maka janganlah kamu saling
menzalimi satu sama lain”. (Hadis Qudsi, Riwayat Imam Muslim).
Sesungguhnya antara akhlak dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang
sangat
kuat sekali. Karena akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang
buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim
berarti semakin kuat imannya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لِن َِسائ ِِه ْم ِخ َيا ُر ُك ْم َو ِخ َيا ُر ُك ْم ، ُخلُ ًقا أَحْ َس ُن ُه ْم إِ ْي َما ًنا ْالم ُْؤ ِم ِني َ(ْن أَ ْك َم ُل
.“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling
baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik
kepada isteri-isterinya (HR. At-Tirmidzi )
Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah
keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat
dicintai oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan akhlak yang baik adalah
salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Surga.
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat
majelisnya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya...” ( HR.
At-Tirmidzi),
Sesungguhnya islam memerintahkan kepada umatnya memiliki akhlak yang
mulia dan melarang dari akhlak yang hina, karena dengan akhlak yang mulia maka
seseorang tidak akan berbuat zhalim kepada orang lain. Rasulullah shalallahu’alaihi
wa sallam bersabda :
.
َو ْنِ اب ار َث َة
ِ َع ْن َح َخالِ ٍد ْن َ ُس ْف َي ْ َعن َوكِي ٌع َح َّد َث َنا َقااَل َش ْي َب َة أَ ِبي ُابْن ُ َوع ُْث َمان َب ْك ٍر أَبُو َح َّد َث َنا :٤١٦٨ داوود أبي سنن
ِ ب َمعْ َب ِ(د ْ َعن ان
َقا َل بٍ ْه
ُ ْال َج َّو ْال َج َّن َة َي ْد ُخ ُل اَل َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
ُّ ْال َجعْ َظ ِري َواَل اظ َ ِ هَّللا َرسُو ُل َقا َل
ُّ ْال َفظ ِيظ
ُ ْال َغل اظ
ُ َو ْال َج َّو َقا َل
Sunan Abu Daud 4168: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr dan Utsman bin
Abu Syaibah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan
dari Ma'bad bin Khalid dari Haritsah bin Wahb ia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang keras hati dan
sombong." Perawi berkata, "Al Jawwazh adalah orang yang keras hatinya.
Setiap umat muslim diperintahkan untuk bergaul dengan sesama manusia
dengan akhlak yang baik, bukan melakukan keburukan dengan tindakan anarkis dan
kekerasan, akan hal ini Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda :
ِ َع ْن َم ْيم ت
ْب ُون ٍ َث ِاب أَ ِبي ْن ِ ب ب ِ َح ِبي ْ َعن ُ ُس ْف َيان َح َّد َث َنا ٍّ َم ْهدِي ُبْن الرَّ حْ َم ِن َع ْب ُد َح َّد َث َنا ار ٍ َب َّش ُبْن م َُح َّم ُد َح َّد َث َنا :١٩١٠ الترمذي سنن
َقا َل ٍّ َذر أَ ِبي ْ َعن ب ٍ َش ِبي أَ ِبي ِن
ُ ُ
َح َس ٍن ِبخل ٍق اس َ الن َو َخال ِِق َتمْ ُح َها ْال َح َس َن َة ال َّس ِّي َئ َة ْ َوأَ ْت ِبع ت
َّ َ ُك ْن َحي ُْث َما ِ هَّللا ا َّت ِق َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
َ ِ هَّللا َرسُو ُل لِي َقا َل
َع َوأَبُو ُن َعي ٍْم َأَحْ َمد أَبُو َح َّد َث َنا َغ ْياَل َن ُبْن َمحْ مُو ُد َح َّد َث َنا صحِي ٌح َ ٌ َح َسن ِيثٌ َحد َه َذا عِ ي َسى أَبُو َقا َل ه َُري َْر َة أَ ِبي ْ َعن ْال َباب َوفِي َقا َل
ب ٍ َش ِبي أ ِبي ْن َ (ِ َم ْيمُو ِنب ْ َعن ت َ َ
ٍ ث ِاب أ ِبي ْن ِ ب ب ِ َح ِبي ْ َعن ان َ ُسف َي ْ َعن َوكِي ٌع َح َّد َث َنا َمحْ مُو ٌد َقا َل ُ َنحْ َوه اإْل ِسْ َنا ِد ِب َه َذا ب
ْ ٍ َح ِبي ْ َعن ان َ ُس ْف َي ْن
ٍّ َذر أ ِبي ِيثَ ُ َحد صحِي ُح َّ َوال َمحْ مُو ٌد َقا َل ُ َنحْ َوه َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى َ ِّال َّن ِبي ْ َعن َج َب ٍل ْن ِ ب ُم َعا ِذ َْعن
Sunan Tirmidzi 1910: dari Abu Dzar ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pernah bersabda kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja
kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat
menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik." Hadits
semakna juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits
hasan shahih.
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala sangat murka kepada orang-orang
yang suka berbuat keji lagi jahat dengan melakukan kezhaliman , sebagaimana
hadits yang diriwiyatkan dari Abu Darda
ا أ ُ ِّم ْ َممْ لَ ٍك َعن ْن ِ ب َيعْ لَى ْ َعن ُملَ ْي َك َة أَ ِبي ْن ِ اب ْ َعن ار ٍ دِي َن ُبْن َع ْمرُو َح َّد َث َنا ُ ُس ْف َيان َح َّد َث َنا ُع َم َر أَ ِبي ُابْن َح َّد َث َنا :١٩٢٥ الترمذي سنن
َ
الدَّرْ دَ ا ِء أ ِبي ْ َعن لدَّرْ دَا ِء
ْال َبذِي ِش َ لَ ُي ْب ِغض ُْال َفاح َ هَّللا َّ َوإِن َح َس ٍن ُخلُ ٍق ْمِن ْالقِ َيا َم ِة َي ْو َم ِنِ ْالم ُْؤم ان
ِ ِيزَ م فِي أَ ْث َق ُل َشيْ ٌء َما َقا َل َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى َ َّال َّن ِبي َّأَن
َء
ُ
صحِي ٌح َ ٌ َح َسن ِيث ٌ َحد َو َه َذا ٍ َش ِريك ْن ِ ب َوأ َسا َم َة س ٍ َوأَ َن ه َُري َْر َة َوأَ ِبي َعا ِئ َش َة ْ َعن ْال َباب َوفِي عِ ي َسى أَبُو َقا َل
Sunan Tirmidzi 1925: ` dari Abu Darda` bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang
mukmin kelak pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah
amatlah murka terhadap seorang yang keji lagi jahat.".
Telah hilangnya rasa kasih sayang dan sifat kelembutan dalam diri
seseorang menyebabkan lahirnya tindakan kekerasan dan penganiayaan serta
melakukan perbuatan-perbuatan yang merusak serta menimbulkan kerugian serta
penderitaan kepada orang lain, padahal Islam telah,mensyari’atkan perlunya
manusia itu bersifat lemah lembut kepada sesama dan saling berkasih sayang. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman :
اورْ ُه ْم فِي األَمْ ِر ِ ك َفاعْ فُ َع ْن ُه ْم َواسْ َت ْغفِرْ لَ ُه ْم َو َش َ ِب الَن َفضُّو ْا مِنْ َح ْول ِ ِيظ ْال َق ْل
َ ًظا َغل (¢ًّ نت َف َ َف ِب َما َرحْ َم ٍة م َِّن هّللا ِ ل
َ ِنت لَ ُه ْم َولَ ْو ُك
ِّ ْ هّللا هّللا
َ ت َف َت َو َّك ْل َعلَى ِ إِنَّ َ ُيحِبُّ ال ُم َت َوكل
ِين َ َفإِ َذا َع َز ْم
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246].
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
(QS. Ali Imran : 159 ).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
ت قُل اَّل أَسْ أَلُ ُك ْم َعلَ ْي ِه أَجْ رً ا إِاَّل ْال َم َو َّد َة فِي ْالقُرْ َبى َو َمن َي ْق َت ِرفْ َح َس َن ًة ِ ِين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا َ ك الَّذِي ُي َب ِّش ُر هَّللا ُ عِ َبا َدهُ الَّذ َ َِذل
َّن ِز ْد َل ُه فِي َها حُسْ ًنا إِنَّ هَّللا َ َغفُو ٌر َش ُكو ٌر
Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta
kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam
kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan
baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Mensyukuri [1345].
( QS. Asy Syuura : 23 )