DISUSUN OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Penanggulangan dan Pencegahan HIV-AIDS di masa Pandemi Covid-19 “ dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi
tugas Program Penanggulangan dan Pencegahan HIV- AIDS di masa Pandemi Covid-
19.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak banyak terdapat kekurangan.Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas
kebaikan dan melimpahkan rahmat dan Karunia Nya kepada kita semua. Akhir kata
semoga sumbangan pemikiran yang tertuang dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis.
Penulis,
Dian Divita
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………..…………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR……………………..………………………………………………………………………………………..2
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………………3
BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………………….4
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………4
BAB II……………………………………………………………………………………………….………………………………….6
Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS dimas pandemic COVID 19 :
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana penanggulangan dan pencegahan HIV /AIDS di masa Pandemi
Covid-19
1.4 Tujuan
PEMBAHASAN
A. HIV- AIDS
1. Pengertian
HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalantubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif
lama dapat menyebabkan AIDS sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma
penyakit yang muncul sacara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan
system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Tahap Kedua :
• Umumnya tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-
tahun
• Virus terus menyebar dan merusak system kekebalan tubuh.
• Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
• Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga :
• Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit dan akan
berlanjut menjadi AIDS.
• Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari
• Merasa lelah setiap saat
• Sulit bernapas
• Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama
• Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut dan vagina
• Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang
• Hilang nafsu makan sehingga berat badan turun dratis
Tes HIV harus dilakukan untuk memastikan seseorang mengidap HIV atau
tidak. Pemeriksaan yang dilakukan sebagai langkah diagnosis adalah dengan
mengambil sampel darah atau urine pengidap untuk diteliti di laboratorium.
Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV, antara lain:
• Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang
dihancurkan oleh HIV. Jumlah CD4 normal berada dalam rentang 500–1400 sel
per milimeter kubik darah. AIDS terjadi jika hasil hitung sel CD4 di bawah 200
sel per milimeter kubik darah.
• Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Bertujuan untuk menghitung
RNA, bagian dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri. Jumlah RNA
yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah, menandakan infeksi HIV baru
saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA yang berada di bawah
10.000 kopi per mililiter darah, menunjukan perkembangan virus yang tidak
terlalu cepat, tetapi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh tetap terjadi.
• Tes resitensi (kekebalan) dilakukan untuk menentukan obat anti HIV jenis apa
yang tepat bagi pengidap. Hal ini dikarenakan beberapa pengidap memiliki
resistensi terhadap obat tertentu.
5. Pencegahan HIV-AIDS
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan
HIV-AIDS,antara lain :
• Tidak melakuakan hubungan seks sebelum menikah
• Tidak berganti-ganti pasangan seksual
• Gunakan kondom setiap berhubungan intim
• Hindari penggunaan narkob, terutama jenis suntik
6. Pengobatan HIV-AIDS
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan
pengobatanberupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah
virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang system kekebalan
tubuh.
B. Covid-19
1. Pengertian
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia
ke manusia.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita
dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh
bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona, yaitu:
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
• Diare
• Sakit kepala
• Konjungtivitis
• Hilangnya kemampuan mengecap rasa
• Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
• Ruam di kulit
• Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang
lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
• Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk
saat pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya,
misalnya Idul Adha.
• Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah
atau di tempat umum.
• Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi
makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan
mencegah stres.
• Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
• Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang
tisu ke tempat sampah.
• Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable)
yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP
(pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak
menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:
• Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
• Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
• Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput.
• Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
• Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
• Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
• Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
• Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tisu ke tempat sampah.
Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau
COVID-19. Namun, beberapa obat seperti favipirapir dan remdesivir sudah bisa
digunakan pada kasus COVID-19 sedang hingga berat. Sementara itu, obat-obatan lain,
seperti molnupiravir, masih diteliti efektivitas dan manfaatnya sebagai pengobatan
COVID-19.
Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya.
Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan untuk
melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil tetap melakukan langkah
pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa beberapa langkah untuk meredakan
gejalanya dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu:
Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) lebih rentan terhadap infeksi bakteri, jamur serta
virus dibandingkan dengan masyarakat umum. Pada saat ini belum terdapat data
penelitian yang menunjukkan bahwa ODHA yang rutin minum obat memiliki risiko
lebih besar untuk terinfeksi Corona Virus (SARS-CoV 2) atau mengalami sakit berat
akibat Covid-19. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi pada ODHA karena kematian akibat Covid-19 lebih tinggi
pada orang yang berusia lanjut serta orang yang memiliki penyakit lain seperti kanker,
diabetes, dan penyakit kardiovaskuler, sedangkan komorbiditas lazim ditemukan pada
ODHA .
4) Study Club sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dan penambahan wawasan
ODHA. Salah satu poin penting dalam kegiatan ini ialah ODHA dapat mengetahui
dimana ODHA bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan informasi-informasi terkait
ODHA lainnya. Informasi ini harus disampaikan dengan baik agar tidak terjadi salah
persepsi. Salah satu contoh yaitu informasi terkait cara penularan virus HIV, dari
kegiatan ini ODHA bisa berbagi informasi dengan keluarganya sehingga bukan hanya
ODHA yang paham, akan tetapi keluarganya pun ikut paham tentang hal-hal dasar HIV
.
Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, ODHA memang sangat rentan untuk tertular
Covid-19 akibat penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan virus HIV. Oleh karena
itu, pencegahan terhadap penularan Covid-19 pada ODHA prinsipnya sama dengan
pecegahan Covid-19 pada umumnya menurut (Kementerian Kesehatan RI, 2020) yaitu:
1) Mencuci tangan dengan hand sanitizer ketika tangan terlihat bersih dan mencuci
dengan sabun serta air mengalir ketika tangan kotor dengan 6 langkah cara cuci tangan
2) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut, jika mendesak maka cuci tangan
terlebih dahulu
3) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut menggunakan
lengan atas bagian dalam atau tisu serta buanglah tisu ke tempat sampah
4) Pakailah masker medis jika memiliki gejala batuk dan bersin lalu lakukan cuci tangan
setelah membuang masker
5) Menjaga jarak (minimal 2 meter) dari orang yang mengalami gejala batuk dan bersin.
Langkah pencegahan tersebut harus dilengkapi dengan tetap dirumah kecuali pada
keadaan mendesak, maka sebisa mungkin hindari kerumunan dan selalu patuhi protokol
kesehatan yang menjadi anjuran pemerintah dalam usaha mencegah penularan Covid-
19 di masa kebisaan baru.
Sebagai anggota masyarakat, baik ODHA ataupun yang sehat kita perlu memberikan
dukungan bagi ODHA untuk selalu patuh dengan pengobatan yang harus dijalani. Hal
yang paling penting bagi ODHA agar tetap dapat menjaga imunitas di masa pademi
Covid-19, yaitu patuh pada pengobatan medis, konseling rutin secara virtual, penerapan
protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19, serta melakukan pengobatan
alternatif seperti jamu sesuai dengan anjuran dokter atau konselor. Upaya-upaya
pencegahan umum tersebut harus selalu dilakukan mengingat daya tahan tubuh ODHA
yang terpengaruh oleh virus HIV.
Pasien HIV yang terinfeksi COVID-19 juga lebih berisiko mengalami gejala yang
parah, bahkan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan dalam
mengatasi HIV-AIDS sehubungan dengan pandemi COVID-19:
• Di tengah pandemi COVID-19, tetap harus tersedia obat bagi pasien Mengingat
diberlakukannya pembatasan sosial dan keterbatasan mobilisasi, maka menjadi
semakin perlu diberikannya obat bagi pasien HIV untuk jangka waktu yang
cukup panjang, sebaiknya untuk 3 bulan atau lebih.
• Pelayanan kesehatan harus tetap tersedia bagi pasien HIV, dan bila terinfeksi
Covid-19 harus dapat mengakses pelayanan kesehatan tanpa perlakuan yang
bersifat diskriminatif dan stigmatisasi.
• Pencegahan HIV-AIDS perlu tetap dijalankan dan sama sekali tidak boleh
lengah, agar keadaan tidak kembali memburuk lagi.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Akibat pandemi COVID-19, banyak kondisi medis yang tidak tertangani dengan baik
atau mengalami keterlambatan diagnosis. Hal ini dikarenakan keterbatasan untuk
mengakses fasilitas kesehatan. HIV merupakan salah satu kondisi yang terdampak dari
pandemi ini. Padahal, pasien HIV memiliki risiko terinfeksi dan mengalami gejala berat
COVID-19 yang lebih tinggi daripada pasien yang tidak menderita HIV.
Oleh karena itu, berbagai upaya pencegahan harus diterapkan oleh pasien HIV, yang
meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sebaiknya pasien HIV
juga membatasi untuk bepergian, apalagi berkerumun. Sementara itu, pelayanan
terhadap pasien HIV perlu tetap dimaksimalkan, seperti penyediaan obat dan pelayanan
kesehatan yang tidak diskriminatif.
2. SARAN
Saran-saran yang penulis dapat sampaikan dalam makalah ini,agar dapat
memberikan informasi yang benar kepada lingkungan sekitar. Bagi pihak-pihak
yang terkait mampu bertanggungjawabatas apa yang telah dipercayakan
kepadanya.Bagi penulis diharapkan hasil makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya .
DAFTAR PUSTAKA
https://www.halodoc.com/hiv-aids
https://www.krjogja.com/opini-2/dilematis-penanggulangan-hiv-aids-selama-
pandemi-covid-19-akankah-three-zero-2023-terwujud/
https://w3.uinsby.ac.id/pengidaphivaidsselamapandemicovid19