Anda di halaman 1dari 13

TUGAS RESUME

“ MATERI KULIAH KEPERAWATAN PALIATIF “

Disusun Oleh:

Wahyu Apriyani 2011028

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA
2021/2022

Konsep Dan Perspektif Keperawatan Paliatif Dan Terminal

a. perspektif : Kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai

atau perangkat gagasan yang mempengaruhi persepsi seseorang sehingga

pada akhirnya mempengaruhi seseorang dalam situasi tertentu.

Paliatif care adalah :

Kegiatan terapi secara aktif dan menyeluruh kepada pasien beserta

keluarga oleh Tim Multiprofesional ketika penyakit pasien sudah

memasuki stadium lanjut dan harapan kesembuhannya sudah sedemikian

kecil.

Perawatan Paliatif adalah sistem perawatan terpadu yg meningkatkan

kualitas hidup, dg meringankan nyeri serta penderitaan yg lain,

memberikan dukungan spiritual & psikososial mulai saat diagnosa

ditegakkan sampai akhir hidup & dukungan terhadap keluarga dalam masa

duka cita. ( WHO 2005 )

Kriteria penyakit terminal :

1. Penyakit yang tidak dapat disembuhkan

2. Mengarah pada kematian

3. Diagnosa medis sudah Jelas

4. Tidak ada obat yang menyembuhkan

5. Prognosis Jelek

6. Bersifat Progresif

Jenis penyakit kronis dan terminal


1. Gagal Jantung

2. Penyakit Paru Obstruktif menahun • Gagal Hati

3. Penyakit Ginjal Kronis dan Gagal Ginjal

4. Penyakit Syaraf/Stroke

5. Keganansan

6. HIV/AIDS

Pola Dasar Pemikiran dalam Pelaksanaan Perawatan Paliatif (Pedoman

PKTP DepKes RI , 1997)

1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian adalah proses

yang normal.

2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.

3. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.

4. Menjaga keseimbangan dalam aspek psikologis dan aspek spiritual

5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.

6. Berusaha memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka

Empat dimensi kualitas hidup :

a. dimensi fisik : Yang termasuk dimensi fisik kualitas hidup adalah

keadaan sehat yang nyaman dan penuh mobilitas

b. dimensi sosial : Seberapa baik manusia itu berinteraksi dan berperan

dalam lingkungan sosialnya. Hal ini ditunjukkan pada hubungan sosial

dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya, kontribusi yang

diberikan kepada orang lain (pekerjaan, pendapatan dan hasil karya) dan

lain sebagainya
c. dimensi psikologis : . Bagaimana manusia menikmati hidupnya,

keterlibatannya dalam kegiatan yang menimbul-kan kegembiraan dan

kemampuan untuk men-dapatkan kepuasan dan mengendalikan hidup

d. dimensi spritual : Bagaimana ia mampu meyakini bahwa hidupnya

berarti, mampu menaruh harapan pada kekuasaan yang lebih besar dari

manusia, yakni Tuhan atau yang diagungkan

Konsep Asuhan Keperawatan Untuk Pasien Paliatif ( Askep Pasien

Terminal )

Petugas kesehatan jarang mendapatkan pelatihan formal, observer dan

psikomotor dalam menghadapi pasien dalam proses kematian. Anggota

keluargapun kadang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman

Sehingga penanganan dan proses menghadapi pasien terminal dengan

kematian kurang tepatData menunjukkan sekitar 10 % orang meningggal

secara mendadak 90 % meninggal dengan sakit lama, kelemahan

berangsur sampai fase hembusan nafas terakhir Sehingga kasus pasien

terminal menjelang ajal merupakan kejadian yang tidak jarang

a. Persiapan lingkungan

1. Sarana /alat harus tersedia di dekat pasien bila dipelukan

2. Obat-obatan, peralatan medis, kebutuhan sehari-hari/ materi

lain

b. Persiapan mental lansia dan keluarga


1. Perubahan kondisi pasien terminal yang dapat berubah cepat

dalam hitungan menit, jam, hari atau minggu , tidak dapat

diketahui

2. Demikian juga dengan kematiannya

3. Pasien terminal dapat terlihat baik-baik saja namun mendadak

meninggal

4. Sebaliknya pasien tersadar dan sehat kembali dan bahkan hidup

lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya

Perubahan Fisiologis & Penanganannya :

a. lemas dan letih :

1. Rasa lelah & letih biasanya meningkat

2. Pasien terminal bahkan tidak mampu bergerak hanya di tempat tidur

atau tidak mampu mengangkat kepala, persendian nyeri jika tidak

digerakkan

3. Keletihan tidak perlu diterapi medis untuk menanganinya

4. Latihan gerak sendi secara pasif setiap 1-2 jam

b. Iskemia Kulit

1. Tekanan yang terus menerus pada kulit, terutama pada tonjolan tulang

akan mengurangi aliran darah & timbul ulkus (dekubitus)

2. Untuk menghindari timbulnya ulkus dikubitus, miringkan pasien ke

sisi tubuh secara bergantian setiap 1-2 jam


3. Perubahan posisi tersebut harus dilakukan secara hati-hati karena kulit

pasien terminal menjelang ajal tersebut sangat kering & mudah terluka

4. Tonjolan tulang dilindungi dengan salep atau bedak, bantalan “donat”

perlu digunakan secara hati-hati karena akan mengganggu aliran darah

ke area yang rentan

c. Penurunan Nafsu Makan & Jumlah Asupan Makanan

1. Umumnya pasien terminal menjelang ajal kehilangan nafsu makan

2. Penelitian menunjukkan pemberian makanan parenteral atau enteral

tidak meredakan gejala nutrisi atau memperlama usia

3. Anoreksi akan membantu membawa ketenangan & menghilangkan

kegelisahan

4. Ners penjelasan ke keluarga bahwa kehilangan nafsu makan adalah hal

yang normal

5. Pemberin makanan yang dipaksakan akan menimbulkan kemungkinan

terjadi aspirasi & peningkatan tekanan darah

d. Penurunan Asupan Air & Dehidrasi

1. Pasien terminal mendekati ajal biasanya tidak ingin minum, keluarga

menganggap akan cepat ke proses kematian apabila lansia kehausan

2. Alhi berpendapat, pasien terminal menjelang akhir hayatnya tidak

merasakan kehausan
3. Dehidrasi pada keadaan tersebut tidak akan menimbulkan kegelisahan,

memacu endorfin, berefek menenangkan klien

4. Tekanan darah rendah / denyut nadi melemah bukan indikator

dehidrasi namun bagian dari proses kematian

5. Pemberian cairan parenteral, intravena atau subkutan mnyebabkan

dampak negatif spt menyakiti klien, adanya kebuntuan/ sumbatan

6. Kelebihan cairan menimbulkan edema perifer, edema paru, seak nafas,

batuk, peningkatan sekresi nafas

e. Kekeringan Mukosa

1. Untuk menimbulkan rasa tenang & mengurangi rasa haus klien

2. Pelembab diberikan pada mukosa mulut, hidung, mata

3. Cairan aqua steril, bila perlu anti jamur (nistatin, flukonazol) untuk

melawan pertumbuhan jamur dalam rongga mulut

f. Disfungsi Jantung & Gagal Ginjal

1. Curah jantung & volume intravaskular menurun sehingga perfusi

perifer berkurang

2. Gejala takikardi, hipotensi, akral dingin, sianosis sentral & perifer,

bercak kulit, oliguria/ anuria juga sering ditemukan

3. Pemberian parenteral tidak dapat memperbaiki

Komunikasi Px Tidak Sadar

1. Anggota keluarga kesulitan berkomunikasi dengan pasien koma


2. Saat-saat terakhir adalah waktu yang tersisa untuk berkomunikasi

dengan orang tercinta

3. Menurut pengalaman seseorang dalam sakaratul maut, kesadaran

mendengar lebih besar dibanding kemampuan memberikan reaksi

4. Tindakan yang dilakukan :

a. Pasien terminal dikelilingi sanak famili, cucu, musik yang

disenangi

b. Anggota keluarga dapat berbicara seakan-akan pasien dalam

keadaan sehat

c. Ikut sertakan dalam berdiskusi, jangan disisihkan

d. Sediakan lingkungan yang enak & serasi

e. Rabaan, sentuhan & belaian kasih sayang akan meningkatkan

kasih sayang , berbaring da samping klien

f. Terkadang si sakit menunggu ijin sanak saudara u/ menghadap

Sang Pencipta

g. Koordinasi perlu dilakukan dengan rohaniawan

Konsep Etik Dalam Perawatan Paliatif Dan Kebijakan Nasional

Terkait Perawatan Paliatif

Etik secara normatif diartikan sebagai upaya untuk

mengidentifikasikan norma atau standart dari Hak atau perilaku yang

baik . Legalitas dalam bidang perawatan paliatif : belum ada UU yang


secara jelas mengatur kebijkana perawatan paliatif , satu satunya payung

legalitas pelaksanaan perawatan paliatif adalah Surat Keputusan Menteri

Kesehatan R.I nomor 812/Menkes/SK/VII/2007 tentang kebijakan

perawatan paliatif.

5 prinsip utama :

a. benefience ( kemurahan hati ) : ,mengusahakan keuntungan ( jasmani

dan rohani ) penderita, lekukan yang terbaik saja untu penderita , bertindak

utama untuk kepentingan penderita

b. non malficence : jangan memperburuk keadaan penderita ,

meminimalisir penderitaan yang dikeluhkan

c. otonomi : mengerti hak hak pendeita menentukan sendiri

d. keadilan : menentukan alokasi sumber sumber daya kesehatana dengan

prioritas kebutuhan penderita , tanpa diskriminasi apapun

e. ketaatan ( jujur dan rahasia ) : berikan informasi secara jelas, tidak lalai

menjalankan kewajiban thd pasien , berikan perawatan sesuai SOP , jaga

kerahasiaan informasi pasien , berlaku adil terhadap pasien

Patnership dalam perawatan harus ada hubungan baik antara :

pasien dengan dokter yang merawat, dokter dengan keluarga yang

merawat, seluruh tim perawatan dengan keluarga yang merawat .

Keuntungannya antara lain :

a. perbaikan – perbaikan segera bila ada ketidaksesuaian anatar terapi

-dokter-keluarga – tim yang merawat


b. menjembatani tugas – tugas tim perawatan dengan keadaan penderita /

keluarga

Tugas Tim Perawatan :

a. diskusi tentang informasi yang diberikan

b. pilihan pilihan terapi, dipilih yang terbaik untuk penderita

c. sumber daya – sumberdaya yang pling efektif dan tersedia

Sifat Patnership :

a. tujuan bersama yang konstruktif dan kreatif

b. bukan konfrontasional

c. tanggung jawab bersama atas hasil terapi

d. saling menghormati

e. komunikasi terbuka

Trend Dan Isu Dalam Keperawatan Paliatif Keperawatan Paliatif Di

Era Pandemi Covid 19

Penyakit kanker dan masalah makin meningkat di indonesia ,

insiden penyakit kanker di indonesia 0,1 % dari penduduk dan lebih dari

50 % penderita kanker datang dalam stadium lanjut.

Perawatan paliatif : sistem perawatan terpadu yang meningkatkan

kualitas hidup dengan meringankan nyeri serta penderitaan yang lain.

memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnose


ditegakkan sampai akhir hidup dan dukungan terhadap keluarga dalam

masa duka cita.

Prinsip perawatan paliatif dan bebas nyeri :

1. meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian adalah proses

yang normal

2. tidak mempercepat atau menunda kematian

3. menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu

4. menjaga keseimbangan dalam aspek psikologis dan aspek spritual

5. berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya

6. berusaha memberikan dukungankepada keluarga yang berduka

Pada perawatan paliatif kanker gejala yang sering timbul antara lain :

a. perdarahan

b. nyeri

c. nausea

d. pembekaan

e. lethargi berbagai variasi

Proses pathologi paliatif kanker :

a. ulserasi malignan

b. invasi syaraf

c. obstruksi jaringan berongga

d. pembesaran jaringan
e. sepsis

f. acsites

1. perawatan paliatif kanker khususnya stadium lanjut memerlukan tim

multidisiplin termasuk tim pembedahan

2. keputusan melakukan pembedahan pada kasus paliatif kanker

memerlukan pertimbangan : kondisi pasien / status performance high risk ,

prognosis yang juga harus diinformasikan kepada pasien / keluarga

3. peranan pembedahan pada perawatan paliatif kanker dibicarakan cukup

luas dari berbagai bidang kasus

4. perawatan kasus advanced cancer dengan tindakan pembedahan paliatif

serta dengan supervisi oleh tim home care dapat meningkatkan kualitas

hidup

Dalam masa pandemi semua perawatan harus melalui protokol

kesehatan , termasuk juga didalam homecare harus memakai protokol

kesehatan, sebaiknya baik di poliklinik maupun di homecare protokol

kesehtaan memakai LPD 3

Prinsip Komunikasi Dalam Perawatan Paliatif Dan Penyampian

Berita Buruk

Penyampaian berita buruk : komunikasi yang baik dapat memberikan informasi

tentang penyakit pasien ( berikan informed consent , ikut menrencanakan terapi,

merencanakan hidupnya / keluarga ), prognosis , plaing ideal – keluarga / yag

merawat penderita disertakan dalam semua pembicaraan – pembicaraan.

Kendala – kendala :
1. memberitahu diagnosis , sulit apabila :

- stadium lanjut

- incuravle ( tidak ada tindakan kuratif )

- suatu penyakit baru / relaps dari penyakit yang dulu

2. trauma psikis pasien akan berkurang bila :

- penderita disadarkan akan kemungkinan – kemungkinan yang kan terjadi

3. siapa yang harus diberitahu :

- selalu pribadi penderita didahulukan

- dengan keluarga / care giver hadir untuk mendengarkan / memberi support

- kecuali penderita tidak kompeten

4. berapa banyak yang diberitahukan :

- sedikit atau sebanyak yang ingin diketahui

- bila yang menyangkut terapi , sebanyak yang dibutuhkan untuk mendapatkan

informasi consent

Anda mungkin juga menyukai