Makalah Patient Safety Wahyuapriyani 2011028
Makalah Patient Safety Wahyuapriyani 2011028
Oleh :
Wahyu Apriyani ( 2011028 )
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, karunia,
hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Patient Safety ” dalam makalah ini ,
penulis menyadari bahwa tanpa dorongan bimbingan dan motivasi- motivasi dari berbagai
pihak niscaya penulis tidak akan mampu menulis laporan ini dengan baik. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan ini.
Wassalamuaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A. Tujuan Patient Safety...............................................................................................................3
B. Standar Patient Safety..............................................................................................................4
C. Pelaksanaan Patient..................................................................................................................8
2.2 Pengaruh Faktor Lingkungan dan Manusia Pada Patient Safety.........................................11
B. Pengetahuan yang Diperlukan................................................................................................11
C. Hubungan Antara Human Factor Dengan Keselamatan Pasien..............................................12
2.3 Cara Untuk Meningkatkan Patient Safety Dengan Menggunakan Metode Peningkatan
Kualitas..........................................................................................................................................12
2.4 Evidance Based Practice ( EBP ) untuk peningkatan patient safety.........................................13
2.4.1 Pengertian..........................................................................................................................13
2.4.2 Tingkatan Evidance...........................................................................................................14
2.4.3 Langkah – Langkah Implementasi EBP................................................................................14
BAB III PENUTUP........................................................................................................................16
3.2 Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keamanan dan keselamatan pasien
merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan
oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien. Keselamatan pasien
adalah suatu sistem dimana rumah sakit
memberikan asuhan kepada pasien secara aman
serta mencegah terjadinya cidera akibat
kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi
pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko
(Depkes 2008).
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien sudah sepatutnya
memberi dampak positif dan tidak memberikan
kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah
sakit harus memiliki standar tertentu dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Standar
tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien
dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik
serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan
dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain
itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam
undang-undang kesehatan.
Keselamatan pasien adalah hal terpenting
yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas medis
yang terlibat dalam memberikan pelayanan
2
kesehatan patient safety?
kepada pasien. 2. Bagaimana pengaruh faktor lingkungan dan
manusia pada patient safety?
Tindakan
3. Bagaimana cara untuk meningkatkan patient
pelayanan,
safety dengan menggunakan metode
peralatan
peningkatan kualitas?
kesehatan, dan
4. Bagaimana EBP untuk peningkatan patient
lingkungan
safety ?
sekitar pasien
sudah
seharusnya
menunjang
keselamatan
serta
kesembuhan
dari pasien
tersebut. Oleh
karena itu,
tenaga medis
harus memiliki
pengetahuan
mengenai hak
pasien serta
mengetahui
secara luas dan
teliti tindakan
pelayanan yang
dapat menjaga
keselamatan
diri pasien.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa itu
konsep dan
prinsip
3
BAB II
PEMBAHASA
N
2.1 Konsep Dan Prinsip Patient Safety
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko (Depkes RI, 2008).
Menurut Nursalam (2011), pasien safety adalah penghindaran, pencegahan
dan perbaikan dari kejadian yang tidak diharapkan atau mengatasi cedera-cedera
dari proses pelayanan kesehatan. Program keselamatan pasien adalah suatu usaha
untuk menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang sering terjadi
pada pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien
itu sendiri maupun pihak rumah sakit (Cecep, 2013).
Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang
dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu
rumah sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk
didalamnya asesmen resiko, identifikasi, dan manajemen resiko terhadap pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti
insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya
risiko. Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah keselamatan
medis (medical errors), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), dan nyaris
terjadi (near miss).
A. Tujuan Patient Safety
Tujuan patient safety rumah sakit adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan Kejadian Tidak Diharapkan (Depkes RI, 2006).
4
Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:
1. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)
2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)
3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari
pengobatan resiko tinggi)
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery
(mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien,
kesalahan prosedur operasi)
5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko
infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh) (Cecep, 2013).
2.4.1 Pengertian
Evidence Based Practice (EBP) adalah tindakan yang teliti dan
bertanggung jawab dengan menggunakan bukti (berbasis bukti) yang
berhubungan dengan keahlian klinis dan nilai-nilai pasien untuk menuntun
pengambilan keputusan dalam proses perawatan (Titler, 2008). EBP
merupakan salah satu perkembangan yang penting pada dekade ini untuk
membantu sebuah profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial,
psikologi, public health, konseling dan profesi kesehatan dan sosial lainnya
(Briggs & Rzepnicki, 2004; Brownson et al., 2002; Sackett et al., 2000).
Evidence Based Practice (EBP) keperawatan adalah proses untuk
menentukan, menilai, dan mengaplikasikan bukti ilmiah terbaik dari literature
keperawatan maupun medis untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien.
Dengan kata lain, EBP merupakan salah satu langkah empiris untuk
mengetahui lebih lanjut apakah suatu penelitian dapat diimplementasikan
pada lahan praktek yang berfokus pada metode dengan critical thinking dan
menggunakan data dan penelitian yang tersedia secara maksimal.
2.4.2 Tingkatan Evidance
Tingkatan evidence disebut juga dengan hierarchy evidence yang
digunakan untuk mengukur kekuatan suatu evidence dari rentang bukti
terbaik sampai dengan bukti yang paling rendah. Tingkatan evidence ini
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam EBP. Hirarki untuk tingkatan
evidence yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Penelitian dan Kualitas
(AHRQ), sering digunakan dalam keperawatan (Titler, 2010). Adapun level
of evidence tersebut adalah sebagai berikut :
a. Level 1 : Evidence berasal dari systematic review atau meta-analysis dari
RCT yang sesuai.
b. Level 2 : Evidence berasal dari suatu penelitian RCT dengan randomisasi.
c. Level 3 : Evidence berasal dari suatu penelitian RCT tanpa randomisasi.
d. Level 4 : Evidence berasal dari suatu penelitian dengan desain case control
dan kohort.
e. Level 5 : Evidence berasal dari systematic reviews dari penelitian
descriptive dan qualitative
f. Level 6 : Evidence berasal dari suatu penelitian descriptive atau qualitative.
g. Level 7 : Evidence berasal dari suatu opini dan atau laporan dari para ahli.
3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko (Depkes RI, 2008).
Human factor memeriksa hubungan antara manusia dan sistem dan
bagaimana mereka berinteraksi dengan berfokus pada peningkatan efisiensi,
kreativitas, produktivitas dan kepuasan pekerjaan, dengan tujuan meminimalkan
kesalahan. Istilah human factor atau ergonomik umumnya digunakan
mendeskripsikan interaksi antara tiga aspek saling berhubungan yaitu individu di
tempat kerja, tugas yang dibebankan untuk individu tersebut, dan tempat kerjanya.
EBP dapat digunakan untuk peningkatan patient safety. Evidence Based
Practice (EBP) keperawatan adalah proses untuk menentukan, menilai, dan
mengaplikasikan bukti ilmiah terbaik dari literature keperawatan maupun medis
untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien. Dengan kata lain, EBP merupakan
salah satu langkah empiris untuk mengetahui lebih lanjut apakah suatu penelitian
dapat diimplementasikan pada lahan praktek yang berfokus pada metode dengan
critical thinking dan menggunakan data dan penelitian yang tersedia secara
maksimal.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar penulis dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA