784-Article Text-2955-2-10-20200830
784-Article Text-2955-2-10-20200830
Solihin*, Neny Setia Ningsih, Stevany Sholikhah, Tri Aulianta Mangunsong, Emanuel
Emartinus Giawa, Kristina L Silalahi
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Univesitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia
Jl. Danau Singkarak, Gg Madrasah, Sei Agul, Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 20117
*solihinn1170@gmail.com
ABSTRAK
Hipertensi banyak menyebabkan morbiditas pada setiap orang terutama lans ia. Dalam
tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular, salah satu secara nonfarmakologi adalah dengan
melakukan aktivitas fisik, salah satunya adalah senam lansia, dimana dapat menurunkan resiko
penumpukan lipid di dindidng pembuluh darah dan elastisitas terjaga sehingga memingkatkan faal
jantung dan menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh senam
lansia terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Kuantitatif study dengan One Group
Pre-Posttest Design. Sampel terdiri dari 45 lansia dengan hipertensi. Penelitian dilakukan pada 12 –
16 Mei 2020. Intervensi yang dilakukan adalah senam lansia selama 3 kali, nilai pengukuran tekanan
darah dicatat di lembar observasi. Analisa data menggunakan uji t-test. Hasil didapatkan nilai
p=0,000 (P<0,05) bahwa ada perbedaan tekanan darah sistol dan diastole sebelum dan setelah
dilakukan senam lansia.
ABSTRACT
Hypertension causes morbidities for everyone especially in elderly. In the management of
hypertension in cardiovascular disease, one of the non-pharmacological aspects is physical activity,
one of which is elderly exercise, which can reduce the risk of lipid buildup in the walls of blood vessels
and maintained elasticity thereby increasing cardiac physiology and lowering blood pressure. The
purpose of this study was to identify the effect of elderly exercise on reducing blood pressure in
hypertensive patients. Quantitative study with One Group Pre-Posttest Design. The sample consisted
of 45 elderly with hypertension. The study was conducted on May 12-16, 2020. The intervention
carried out was elderly exercise for 3 times, the value of blood pressure measurement was recorded
on the observation sheet. Data analyzed used paired t-test. The results obtained p = 0,000 (P <0.05)
that there are differences in systole and diastole blood pressure before and after elderly gymnastics.
The importance of the elderly to do regular exercise to reduce and reduce the presence of
hypertension complaints.
319
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 3, Hal 327- 334, Juli 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
merupakan penyebab utama seorang pasien Salah satu aktifitas fisik yang dapat
gagal ginjal harus menjalani cuci darah. dilakukan oleh lansia adalah senam.
Salah satu penyakit degenerative adalah
hipertensi yang memiliki prevalensi sekitar Menurut Zulaikha (2016) bahwa di
60-80%. Tekanan darah pada orang dengan Kabupaten Sukoharjo penurunan tekanan
hipertensi cenderung tidak stabil, dimana darah dapat dilakukan dengan melakukan
sistol dan diastole cenderung naik dan turun senam lansia. Penelitian lainnya yaitu
sesuai dengan pertambahan usia (Izhar, dilakukan oleh Bauer, Vlatsas, Seibert,
2017). Westhoff, dan Pagonas, (2015), didapatkan
latihan fisik dapat tidak merubah tekanan
Lansia merupakan proses penuaan yang darah diastole dan menurunkan tekanan
umumnya dialami oleh seseorang, dimana darah systole namun, dengan p=0,09 dan
terjadi penurunan fungsi organ yang 0,02. Menurut penelitian ini, senam dapat
dimulai dari perubahan molekul dan sel menurunkan tekanan darah systole dengan
dalam tubuh (Hariati & Ismayadi, 2015). p=0,05, sedangkan diastolic tidak
Menurut Kemenkes RI (2015), pada tahun mengalami perubahan dengan p=0,05.
2025 diperkirakan jumlah lansia Indonesia
akan mencapau 36 juta jiwa. Berdasarkan Penelitian Jatiningsih, Sudaryanto, dan
prediksi Kemenkes RI bahwa terjadi Betty (2016) dengan memberikan
penurunan derajat kesehatan baik akibat intervensi senam pada lansia yang
penyakit atau alamiah pada lansia. mengalami hipertensi di Sukoharjo selama
40 menit sebanyak 3 kali seminggu, hasil
Penatalaksanaan hipertensi secara didapatkan bahwa adanya penurunan
nonfarmakologi dapat dilakukan dengan tekanan darah setlah dilakukan intervensi
menjalani pola hidup sehat yang dianjurkan senam p=0,001 (p<0,05) kepada 32 lansia.
diantaranya dengan mengurangi konsumsi Pada Yayasan Guna Bakti terdapat
garam, alcohol, mengurangi berat badan, perkumpulan lansia yang mengadakan
berhenti merokok dan melakukan aktivutas berupa senam disetiap minggunya, namun
fisik (Perhimpunan Dokter Spesialis belum ada pengecekan tekanan darah
Kardiovaskular Indonesia, 2015). Salah secara rutin sebelum dan sesudah senam.
satu aktivitas fisik adalah senam lansia. Berdasarkan survei awal jumlah lansia 73
Senam lansia dapat mengurangi lansia, laki-laki 31 dan perempuan 42.
penimbunan lipid dalam darah untuk Pasien lansia yang mengalami hipertensi
menjaga elatisitas pembulu darah, selama 45 orang. Peran perawat tehadap
meningkatkan ketahanan tubuh dan fungsi lansia yang mengalamai hipertensi
jantung. Senam lansia juga dapat diantaranya untuk mengontrol tekanan
memperkuat kontraksi otot jantung untuk darah dan mencegah komlikasi lebih lanjut
menjaga kekutan pompa jantung sangat penting. Tujuan penelitian ini untuk
(Jatiningsih, 2016). mengetahui pengaruh senam lansia
terhadap penurunan tekanan darah pada
Hal ini sesuai dengan Lisiswanti dan pasien dengan hipertensi.
Dananda (2016) dalam upaya pencegahan
hipertensi melalui perubahan life style METODE
adalah dengan melakukan program Penelitian ini merupakan kuantitatif study
penurunan berat badan, penerapan diet dengan one group pre-post test design.
melalui distaryapproaches to stop Jumlah sampel sebanyak 45 lansia dengan
hypertension (DASH), membatasi konsumsi hipertensi dengan total sampling.
garam dan alcohol, olahraga teratur selama Instrument yang digunakan kuesioner
kurang lebih 30 menit per hari seperti data demografi (usia, jenis kelamin,
berenang, berjalan, bersepeda dan jogging. agama, pekerjaan dan pendidikan), lembar
320
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 3, Hal 327- 334, Juli 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 2.
Perbedaan Tekanan Darah Systole Sebelum dan Setelah Senam Lansia
Tekanan Darah Mean Standard Deviasi Min Max p
Sebelum 170 9,04 150 140
0,01
Setelah 168 10,35 180 180
321
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 3, Hal 327- 334, Juli 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 1.
Karakteristik Responden Penelitian (n=45)
Karakteristik f %
Usia
<60 Tahun 6 13,30
61 – 70 Tahun 15 33,30
71 – 80 Tahun 14 31,10
>80 Tahun 10 22,20
Jenis Kelamin
Laki – laki 18 40,00
Perempuan 27 60,00
Agama
Katolik 18 40,10
Protestan 5 11,10
Budha 32 48,80
Riwayat Pekerjaan
PNS 9 20,00
Wiraswasta 10 22,20
Karyawan Swasta 9 20,00
Ibu Rumah Tangga 14 31,10
Tenaga Kesehatan 3 6,70
Table 3.
Perbedaan Tekanan Darah Diastole Sebelum dan Sesudah Senam Lansia
Tekanan Darah Mean Standard Deviasi Min Max p
Sebelum 89,11 8,74 70 100
0,32
Setelah 88,89 8,58 70 100
Tabel 3. Senam lansia belum dapat dengan ketidakstabilan hormon (Choi, Kim,
menurunkan tekanan darah diastole. & Kang, 2017)
322
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 3, Hal 327- 334, Juli 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
lansia menyebabkan otot jantung terlatih intervensi aktivitas fisik pada lansia darah
dalam berkontraksi sehingga kemampuan pada penelitian tersebut didapatkan hasil
pemompanya akan selalu terjaga bahwa terdapat penurunan tekanan darah
(Jatiningsih, 2016). pada pre dan post exercise berupa senam
lansia yaitu dengan nilai p=0,00. Tekanan
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian darah systole mengalami penurunan
Zulaikha (2016) bahwa senam lansia sedangkan pada tekanan darah diastole
berhasil menurunkan hipertensi di tidak mengalami perubahan yang
Kabupaten Sukoharjo. Hasil dari penelitian signifikan. Menurut Izhar (2017) bahwa
ini adalah senam lansia dapat menurunkan lansia memiliki tekanan darah sistol yang
tekanan darah pada lansia. Penelitian lain cenderung meningkat dan diastole yang
yang mendukung yaitu Jatiningsih, cenderung menurun.
Sudaryanto, dan Betty (2016), tentang
melakukan tindakan senam untuk melihat Aktivitas dirancang untuk menjaga
penurunan hipertensi pada lansia, yaitu kesehatan jantung, kelenturan sendi dan
berupa senam lansia yang dilakukan selama otot, serta memaksimalkan masukknya
40 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu, suplai oksigen ke seluruh tubuh untuk
didapatkan hasil terjadi penurunan tekanan proses pernafasan dan regenerasi sel
darah pada 32 responden dengan nilai p (Ruangthai, Phoemsapthawee, 2020).
value 0,001, < 0,005. Semakin lama senam dapat melemaskan
pembuluhpembuluh darah sebab dapat
Hal yang sama juga dilakukan oleh Izhar meringankan tahanan pembuluh darah
(2017), dengan melakukan senam lansia perifer. Seseorang yang rutin melakukan
dan melihat dampaknya tehadap tekanan senam otot jantung nya akan kuat
darah pada lansia penderita hipertensi, dibandingkan dengan individu jarang
didapat bahwa terdapat penurunan tekanan senam. Saat senam terjadi beberapa
darah systole dan diastole dengan nilai p perubahan seperti penurunan cardiac
0,002 dan 0,003. Senam lansia membuat output, denyut jantung dan diakhiri dengan
jantung berkerja dengan optimal, tekanan darah (Petrovic & Marincovic,
meningkatkan kebutuhan energy tubuh. 2018).
Akibatnya dapat meningkatkan respirasi
rate, pergerakan otot pernafasan dan aliran SIMPULAN
darah balik vena (Nascimento, Silva, Senam dapat menurunkan tekanan darah
Vieira, Schoenfeld, Prestes, 2019). Terjadi systole tetapi tidak pada diastol. Pentingnya
peningkatan volume darah dan diikuti pada lansia untuk melakukan pengukuran
dengan meningkatan curah jantung. Tejadi darah secara rutin utuk menilai adanya
fase istrahat dan peningkatan tekanan darah keluhan hipertensi dan melakukan senam
arteri. Aktivitas otot rangka dan pernafasan secara teratur untuk memperlancar aliran
menurun. Akibatnya terjadi kontraindikasi darah guna menjaga lansia agar tetap bugar
kerja saraf otonom dan epinefrin. Laju dan meningkatkan derajat kesehatan.
denyut jantung menurun, vasodilatasi
arteriol vena, volume sekuncup menurun. DAFTAR PUSTAKA
Terjadi penurunan cardiac output dan Bauer, et. all. (2015). Effect of different
resistensi tahanan perifer total, sehingga exercise modalities on blood pressure
terjadi hipertensi menurun (Cetin, Ece, Sen, variability. Journal of
Centin, Aydogan, 2019). Hypertension.33(287). Doi:
10.1097/01.hjh.0000468243.78023.b0
Penelitian ini tidak terjadi penurunan pada
diastole. Sejalan dengan penelitian Hakim Buford T. W., (2016). Hypertension and
dan Arismunandar (2016), tentang aging. Ageing research reviews. 26,
323
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 3, Hal 327- 334, Juli 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Choi, H M., Hyeon C K., Dae R K. (2017). Nascimento, D., Silva, C., Vieira, D.,
Sex differences in hypertension Schoenfeld, B., Prestes, J. (2019)
prevalence and control: Analysis of New insights for statistical analysis of
the 2010-2014 Korea National Health blood pressure response to resistance
and Nutrition Examination Survey. training in elderly hypertensive
PLos One. 12(5) women. Journal Physical Education.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0 30(1). 1-11.
178334 http://dx.doi.org/10.4025/jphyseduc.v
30i1.3025
Hakim, A. F., & Pandith A. (2016). The
effect of elderly exercise on blood Perhimpunan Dokter Spesialis
pressure in budi luhur clinic of Kardiovaskular Indonesia. (2015).
cimahi. International Journal of Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada
Scientific & Technology Research. Penyakit Kardiovaskular. Edisi 1.
5(12). ISSN 2277-8616 Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, Jakarta.
Hariati, H., Ismayadi I. (2015). Pengaruh
kompres hangat terhadap skala nyeri Petrovic, I. Marincovic, M. (2018). Effects
pada lansia dengan reumatoid artritis Of Different Types Of Exercise
di Puskesmas Amplas. Skripsi. Programs On Arterial Blood Pressure
Medan. Universitas Sumatera Utara. Of The Elderly. Physical Education
Retrieved from and Sport. 16(4): 725-737.
http://repository.usu.ac.id/handle/123 http://dx.doi.org/10.22190/FUPES181
456789/68501?show=full 017064P
324
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 3, Hal 327- 334, Juli 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
source/gho-documents/world-health-
statistic-reports/world-health-
statistics-
2015.pdf?sfvrsn=afb0629f_2
325
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 3, Hal 327- 334, Juli 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
326