1. Penyelesaian perselisihan di luar pengadilan,dapat dilakukana secara biparti dan melalui
triparti ( mediasi, konsolidasi dan arbitrase). Ketentuan mekanisme, antara lain: a. wajib melalui biparti secara musyawarah untuk mufakat dan harus selesai paling lama 30 hari kerja sejak dimulainya perundingan b. Apabila slaah satu pihak menolak berunding atau sudah dilakukan perundingan tidak tercapai kesepakatan perundingan biparti dianggap gagal dan dapat dilanjutkan ke mediasi/konsoliasi/ arbitrase dengan membuat anjuran tertulis c. Salah satu pihak/keduanya mencatatkan perselisihannya kepada instansi bertanggungjawab setempat dengan melampirkan bukti upaya penyelesaian melalui perundingan biparti telah dilakukan d. Kesepakatan melalui biparti hingga pada konsoliasi dalam pengadilan hubungan industrial dimana PB diadakan serta arbitrase pengadilan hubungan industrial di wilayah arbiter mengadakan perdamaian 2. Mekanisme penyelesaian perselisihan di pengadilan hubungan a. Gugatan diajukan ke PHI di daerah hukum dimana pekerja/buruh bekerja dan melampirkan risalah penyelsaian melalui biparti, mediasi atau konsoliasi b. Tenggang waktu pengajuan gugatan 1 tahun sejak diterimanya atau diberitahukannya keputusan dari pengusaha c. Kuasa hukum serikat pekerja/buruh atau serikat pengusaha, ataupun lawyer profesional d. Pemeriksaan dengan acara cepat, yaitu permohonan disampaikan pihak yang berkepentingan dengan alasan yang cukup mendesak, waktu dalam 7 hari ketua PN wajib menyatakan setuju atau tidak setuju e. Pemeriksaan dengan acara biasa ditujukan untuk penyampaian jawaban dan pembuktian kedua belah pihak selama 14 hari kerja f. Hakim terdiri dari 3 orang, yaitu 1 hakim karier dan 2 hakim ad-hoc dari serikat pekerja dan pengusaha g. Jangka waktu selambat-lambatnya 50 hari kerja sejak siding pertama h. Kasasi dimungkinkan bagi perselisihan PHK dan perselisihan hak 3. Perselisihan hak dalam hukum ketenagakerjaan merupakan perseslisihan yang timbul karena tidak dipenuhinnya hak akibat adanya perbedaan pelaksaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja sama. 4. Perselisihan kepentingan dalam hukum ketenagakerjaan merupakan perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatanm dan/ atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja sama. 5. Susunan Majelis Hakim pengadilan hubungan industrial terdiri dari 3 orang, yaitu: 1 orang hakim karier dan 2 orang hakim ad-hoc dari serikat pekerja dan serikat pengusaha