Anda di halaman 1dari 6

1.

Langkah utama pengambilan sampel

1. Menentukan populasi (defined the population). Untuk menentukan populasi terlebih dulu


populasi di bagi dalam empat komponen yaitu elemenn, unit sampling, tempat dan waktu
penelitian.
2. Spesifikasi Sampling Frame (Specified Sampling Frame). Mempunyai tujuan untuk
memaparkan dengan jelas dan spesifik dari elemen populasi, dalam tahap ini hal yang perlu
dijelaskan adalah target populasi dan populasi sampling.
3. Spesifikasi Unit Sampling (Specified Sampling Unit). Unit sampling merupakan unit dasar
dari elemen populasi yang akan dijadikan sampel, tetapi terkadang dapat berdiri sendiri menjadi
sebuah komponen populasi tersendiri atau berupa unit sampling dari elemen populasi.
4. Seleksi Metode Sampling (Specified Sampling Method). Pada tahap ini ditentukan metode
sampling yang akan digunakan. Metode yang digunakan adalah teknik probabilitas (Probability
Sampling Method) dan teknik non-probabilitas (Non Probability Sampling Method).
5. Menentukan Ukuran Sampel (Determine Sampling Size). Penentuan besar sampel tergantung
pada jenis studi, homogenitas populasi, jenis sampel, serta jumlah dana dan personel yang ada.
6. Mempersiapkan Sampling Plan (Specified Sampling Plan).  Berupa kegiatan merencanakan
bagaimana keputusan-keputusan yang telah di ambil dapat dilaksanakan secara baik dilapangan,
meliputi kelengkapan perangkat lunak dan populasi yang sudah cukup representative untuk
diteliti. Akan tetapi apabila populasi sempurna tapi tidak seragam (completely
heterogenous) maka pencacahan lengkaplah merupakan jalan untuk memberikan gambaran yang
representative.

2. Probablity Sampling

Probability Sampling ialah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata lain cara pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Probability
sampling terbagi menjadi beberapa cara yaitu :

1. Simple Random Sampling ( Sampel Random Sederhana )

Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal
ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). Cara pengambilan sampel
melalui beberapa cara yaitu undian, kalkulator, table angka acak, computer.
2. Sample Random Systematic ( Sampel Random Sistematik )

Metode pengambilan sampel secara sistematis dengan interval (jarak) tertentu antar sampel yang
terpilih. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu
unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.

3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)

Metode pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang
homogen (disebut strata), dan dari tiap stratum tersebut diambil sampel secara acak.pengambilan
sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang
proporsional pembagiannya. Dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen
(tidak sejenis).

4. Sample Random Berkelompok ( Cluster Sampling )

Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu
kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai
sampel.

5. Sample Random Bertingkat ( Multi Stage Sampling )

Metode pengambilan sampel yang proses pengambilan sampelnya dilakukan dalam dua tahap
(two-stage sampling) atau lebih. Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik
bertingkat dua maupun lebih.

Non-Probability Sampling

Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak.
Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena
faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Macam-macam Non-Probability
Sampling sebagai berikut:

1. Purposive Sampling (Sampel Pertimbangan)

Purposive Sampling merupakan Satuan sampling yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu
dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang
dikehendaki. Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang yang mempunyai
keahlian (expertise) di bidang yang sedang diteliti.

2. Accidental Sampling (Sampel tanpa sengaja)

Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor sponantanitas, artinya
siapa saja yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dnegan karakteistik maka orang
tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).

3. Quota Sampling (Sampel Kuota)

Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan
kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.

4. Saturation Sampling (Sampel Jenuh)

Teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, ini
syaratnya populasi tidak banyak, atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
sangat kecil.

5. Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)

Sampel diambil secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil semakin menjadi besar.
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi hanya tahu satu atau
dua orang berdasarkan penilaian biasa dijadikan sebagai sampel.

3.

4.

KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF


DESAIN - Spesifik,rinci,dan jelas - Umum
- Ditentukan sejak awal - Fleksibel
- Menjadi pedoman langkah - Berkembang selama proses
selanjutnya penelitian
TUJUAN - Menunjukan hubungan - Menemukan pola hubungan
antara variable yang bersifat interaktif
- Menguji teori - Menemukan teori
- Mencari generalisasi yang - Menggambarkan realitas
mempunyai nilai prediktif yang kompleks
- Memperoleh pemahaman
makna
TEKNIK PENGUMPULAN - Kuesioner - Participant observation
DATA - Observasi dan wawancara - In dept interview
terstruktur - Dokumentasi
- Triangulasi
INSTRUMEN PENELITIAN - Test,angket,wawancara - Peneliti sebagai instrumen
terstruktur - Buku catatan, tape recorder,
- Instrument yang telah kamera, handycam, dll
terstandar
DATA - Kuantitatif - Deskriptif/kualitatif
- Hasil penngukuran variabel - Dokumen pribadi, catatan
lapangan, ucapan/tindakan
responden, dll
SAMPEL - Besar - Kecil
- Representatif - Tidak representative
- Sedapat mungkin random - Purposif, Snowball
- Ditentukan sejak awal - Berkembang selama proses
penelitian
ANALISIS - Setelah selesai pengumpulan - Terus menerus sejak awal
data sampai akhir
- Deduktif - Induktif
- Menggunakan statistik untuk - Mencari pola, model, tema,
menguji hipotesis teori
HUBUNGAN DENGAN - Dibuat berjarak, bahkan - Empati, akrab supaya
RESPONDEN tanpa kontak supaya obyektif memperoleh pemahaman yang
- Kedudukan peneliti lebih mendalam
tinggi daripada responden - Kedudukan sama
- Jangka pendek sampai - Jangka lama sampai data
hipotesis dapat dibuktikan jenuh,dapat ditemukan
hipotesis atau teori
USULAN DESAIN - Luas dan rinci - Singkat, umum bersifat
- Literatur yang berhubungan sementara
dengan masalah dan variabel - Literatur yang digunakan
yang akan diteliti bersifat sementara. Tidak
- Prosedur spesifik dan rinci menjadi pegangan utama
langkah-langkahnya - Prosedur bersifat umum
- Masalah dirumuskan dengan - Masalah bersifat sementara
spesifik dan jelas dan akan ditentukan setelah
- Hipotesis dirumuskan lebih studi pendahuluan
jelas - Tidak dirumuskan hipotesis
- Ditulis dengan rinci dan jelas - Fokus penelitian ditentukan
sebelum terjun kelapangan setelah diperoleh data awal
KAPAN PENELITIAN Setelah semua kegiatan yang Setelah tidak ada yang
DIANGGAP SELESAI direncanakan dapat dianggap baru/sudah jenuh
diselesaikan
KEPERCAYAAN Pengujian validitas dan Pengujian kredibilitas,
TERHADAP HASIL reliabilitas instrumen depenabilitas, proses, dan
PENELITIAN hasil penelitian

5. Variabel Moderator adalah variabel pihak ketiga yang memoifikasi hubungan antara IV dan
DV. Tujuan variabel moderator adalah mengukur kekuatan hubungan antara IV dan DV.

Contoh : Bila umur merupakan variabel moderator antara gaji (IV) dan biaya pemeriksaan
kesehatan (DV), maka hubungan antara gaji dan biaya pemeriksaan kesehatan akan lebih besar
untuk orang yang tua ketimbang yang muda.

Variabel Intervening adalah sebuah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas (independen) dan variabel terkait (dependen) menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak bisa diukur dan diamati.

Contoh : Hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen dan loyalitas.

 Hubungan antara kualitas pelayanan (variabel independen).


 Kepuasan konsumen (variabel intervening).
 Loyalitas (variabel dependen).

Variabel kontrol pada dasarnya adalah sebuah variabel yang dijaga agar tetap konstan dalam
suatu penelitian. Variabel ini dijaga tetap sama agar peneliti dapat melihat dan menganalisis
secara akurat interaksi antara variabel bebas dan variabel terikatnya.

Contoh : Kecepatan Pertumbuhan Tanaman Berdasarkan Paparan Sinar Matahari


Disini, kecepatan pertumbuhan tanaman merupakan merupakan variabel yang terikat. Variabel
ini dipengaruhi secara langsung oleh paparan sinar matahari yang mengenai daun-daunnya.
Namun, ternyata hal ini tidak menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan tanaman.

Ada juga faktor lain seperti kesuburan tanah, kadar zat hara di tanah, keberadaan tanaman lain
serta frekuensi pengairan. Jika faktor-faktor ini tidak dikontrol dengan baik, dapat
mempengaruhi variabel terikat yang ada sehingga mengurangi akurasi penelitian.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengontrolan variabel-variabel ini agar mereka tetap statis atau
konstan di semua pengujian. Hal ini dibutuhkan agar mereka tidak mempengaruhi variabel
terikatnya.

6. Penelitian Korelasional dan Eksperimental?

• Hanya penelitian eksperimental yang dapat membangun hubungan kausal antara variabel.

• Dalam penelitian korelasional, tidak ada upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengendalikan atau mempengaruhi variabel. Dia hanya mencatat nilai-nilai variabel.

• Penelitian korelasional dapat membangun korelasi antara dua variabel tanpa menyatakan
hubungan sebab akibat. Jadi, meskipun para ilmuwan tahu bahwa dalam kebanyakan kasus
depresi klinis orang ditemukan dengan tingkat neurotransmitter yang rendah seperti serotonin
dan epinefrin, mereka tidak membuat hubungan sebab akibat bahwa neurotransmitter tingkat
rendah bertanggung jawab atas depresi pada manusia.

7. Validitas internal mengacu pada hasil yang benar-benar berasal dari variabel bebas (perlakuan)
bukan dari variabel lain.

Sedangkan, validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan generalisasi hasil penelitian


terhadap populasi lain yang representatif.

Dengan memahami bias yang dapat muncul dalam penelitian eksperimen, maka peneliti dapat
menentukan desain penelitian seperti apa yang akan digunakan. Karena dalam desain penelitian
eksperimen sendiri, telah terdapat desai-desain penelitian yang berupaya meminimalisir
terjadinya bias karena adanya variabel luar. 

Anda mungkin juga menyukai