Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
dijadikan referensi bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk ini
penulis mohon saran-saran dan perbaikan dari semua pihak.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
2) Ventrogluteal
Posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggul miring
dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini juga disebut area von hoehstetter. Area ini
paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat
pembuluh darah dan saraf besar. Area ini ini jauh dari anus sehingga tidak atau kurang
terkontaminasi.
3) Lengan atas (deltoid)
Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks
menyilangi abdomen atau pangkuan. Area ini dapat ditemukan pada lengan atas bagian
luar. Area ini jarang digunakan untuk injeksi intramuscular karena mempunyai resiko
besar terhadap bahaya tertusuknya pembuluh darah, mengenai tulang atau serabut saraf.
Cara sederhana untuk menentukan lokasi pada deltoid adlah meletakkan dua jari secara
vertical dib awah akromion dengan jari yang atas diatas akromion. Lokasi injeksi adalah
3 jari dibawah akromion.
4) Dorsogluteal
Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan hati- hati sehingga injeksi
tidak mengenai saraf skiatik dan pembuluh darah. Lokasi ini dapat digunakan pada orang
dewasa dan anak-anak diatas usia 3 tahun, lokasi ini tidak boleh digunakan pada anak
dibawah 3 tahun karena kelompok usia ini otot dorsogluteal belum berkembang. Salah
satu cara menentukan lokasi dorsogluteal adalah membagi area glutael menjadi kuadran-
kuadran. Area glutael tidak terbatas hanya pada bokong saja tetapi memanjang kearah
Kristal iliaka. Area injeksi dipilih pada kuadran area luar atas.
5) Rectus femoris
Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha bagian depan.
Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit
untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat. Volume injeksi ideal antara 1-5
ml (untuk bayi antara 1-3 ml). Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat
penting untuk melakukan auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat
biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa
kemana-mana.
2. Cara Kerja
1. Siapkan peralatan ke dekat pasien
2. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
5. Kaji adanya alergi
6. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis,pasien, cara
pemberian dan waktu)
7. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
8. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
9. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien
10. Mematahkan ampula dengan kikir
11. Memakai handscoon dengan baik
12. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter dengan teknik
septic dan aseptic
13. Menentukan daerah yang akan disuntik
a) Pada Daerah Lengan Atas (Deltoid)
b) Pada Daerah Dorsogluteal (Gluteus Maximus)
c) Pada Daerah Paha Bagian Luar (Vastus Lateralis)
d) Pada Daerah Paha Bagian Depan (Rectus Femoris)
14. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
15. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
16. Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang
tidak dominant)
17. Tusukkan jarum ke dalam otot dengan jarum dan kulit membentuk sudut 90o
18. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum
sudah masuk kedalam pembuluh darah yang ditandai dengan darah masuk ke
dalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah berarti jarum mengenai pembuluh
darah, maka cabut segera spuit dan ganti dengan spuit dan obat yang baru). Jika
tidak keluar darah maka masukkan obat secara perlahan-lahan
19. Tarik jarum keluar setelah obat masuk (pada saat menarik jarum keluar tekan
bekas suntikan dengan kapas alcohol agar darah tidak keluar)
20. Lakukan masase pada tempat bekas suntikan (pada injeksi suntikan KB maka
daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena akan mempercepat
reaksi obat, sehingga menurunkan efektifitas obat.
21. Rapikan pasien dan bereskan alat (spuit diisi dengan larutan chlorine 0,5%
sebelum dibuang)
22. Lepaskan sarung tangan rendam dalam larutan chlorine
23. Cuci tangan
1. Metoclopramide
2. Codein
3. Suntikan KB
4. Vaksin
5. Suspensi Penisilin
6. Hormone Kelamin
Keuntungan Dan Kerugian Injeksi Intramuskular
A. Keuntungan
1. Tidak diperlukan keahlian khusus
2. Dapat dipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak
3. Absorbsi cepat obat larut dalam air
B. Kerugian
1. Rasa sakit
2. Tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah
3. Bioavibilitas berfariasi.
4. Obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan.
BAB III
PENUTUP
I.KESIMPULAN
Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke jaringan
otot dengan menggunakan spuit. Injeksi intramuskuler digunakan untuk pemberian obat
dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan. Dan tempat yang bisa dilakukan
untuk injeksi intramuskuler adalah Deltoid/lengan atas,Dorso gluteal/otot panggul,Vastus
lateralis,Rektus femoralis. Alat-alat yang digunakan dalam melakukan tindakan injeksi
intramuskuler adalah Handscoon 1 pasang, Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit
imunisasi,Bak instrument,Kom berisi kapas alcohol,Perlak dan pengalas,Bengkok,Obat
injeksi dalam vial atau ampul,Daftar pemberian obat,Kikir ampul bila diperlukan,Waskom
larutan klorin 0,5 %,Tempat cuci tangan,Handuk/lap tangan,Kapas alkohol.
II.DAFTAR PUSAKA
https://teknonatura.wordpress.com/2019/04/21/obat-yang-diberikan-secara-intramuskular/
https://www.kompasiana.com/dedimukhibudin/54f9502ba33311ed068b4c8a/prosedur-
pemberian-obat-im-intra-muskuler