Anda di halaman 1dari 20

Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi oral

1. Minipil

Minipil adalah salah satu metode kontrasepsi yang hanya mengandung progesterone saja, dimana
minipil juga disebut sebagai pil menyusui, dosis minipil 0,03-0,05 mg per tablet

Jenis jenis minipil

1. Kemasan isi 28 pil : mengandung 75 mikro gram desogestrel


2. Kemasan isi 35 pil : mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 300 mikro noretindron

Cara kerja

1. Mencegah implantasi
2. Menghambat ovulasi
3. Mengentalkan lender serviks
4. Mengubah motilitas tuba sehingg transportasi sperma terganggu

Kekurangan mini pil:

1. Harus selalu tersedia


2. Butuh biaya
3. Efektivitas berkurang ketika menyusui
4. Pemakaian bersamaan dengan obat tuberculosis akan membuat efektivitas berkurang
5. Angka kegagalan akan meningkat bila penggunaan tidak teratus dan konsisten
6. Harus diminum setiap hari dalam waktu yang sama
7. Tidak melindungi dari penyakit menuluar seksual termasuk AIDS dan HIV
8. Tidak adanya jaminan terhindar dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami
kehamilan ektopik

Keuntungan mini pil:

1. Cocok untuk wanita menyusui


2. Dosis progeteronnya rendah
3. Tidak menurunkan produksi ASI
4. Kesuburan cept kembali
5. Tidak ada efek samping estrogen
6. Cocok untuk wanita yang tidak bisa mengkonsumsi estrogen
7. Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus
8. Dapat mengurangi resiko disminorea
9. Tidak meningkatkan resiko penyakit kardiovaskula, tromboemboli vena dan hipertensi

Kekurangan minipil
1. Nyeri tekan payudara
2. Mual
3. Pusing
4. Perubahan mood
5. Kembung
6. Dermatitis atau jerawat
7. Depresi
8. Gangguan haid
9. Peningkatan atau penurunan berat badan

Indikasi pengguna minipil

1. Wanita usia reproduksi (20-35 tahun)


2. Sudah atau belum memiliki anak
3. Pasca keguguran
4. Perokok segala usia
5. Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau masalah pembekuan darah
6. Pasca persalinan dan tidak sedang menyusui
7. Menginginkan metode yang efektif selama menyusui

Kontraindikasi minipil:

1. Wanita usia lebih dari 35 tahun yang mengalami perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya
2. Wanita yang diduga hamil
3. Tidak menerima terjadinya gangguan haid
4. Riwayat kehamilan ektopik
5. Riwayat kanker payudara
6. Riwayat store
7. Wanita dengan miom uterus
8. Wanita yang sedang mengkonsumsi obat-obatan untuk tuberculosis dan epilepsy

Waktu mulainya pemakaiaan minipil:

1. Mulai hari pertama sampai kelima siklus haid


2. Dapat digunakan setiap saat,dengan catatan tidak sedang hamil
3. Bila pemakaian pertama dimulai setelah hari ke lima haid maka jangan melakukan hubungan
seksual selama dua hari
4. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat
dimulai setiap saat.
5. Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan ,dan sudah haid,minipil dapat dimulai hari pertama
sampai ke lima siklus haid
6. Minipil dapat diberikan pascakeguguran
7. Bila sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti ke metode mini
pil, maka suntik dapa di berikan tanpa menunggu datangnya haid dengan catatan wanita
tersebut tidak sedang hamil
8. Bila sebelumnya menggunakan metode suntikan dan ingin mengganti ke metode mini pil, minipil
dapat segera diberikan tanpa menunggu haid, dengan catatan wanita tidak hamil
9. Bila sebelumnya menggunakan metode IUD dan ingn mengganti ke mini pil, minipil dapat
diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Lakukan pengangkatan IUD

Pil kombinasi

Adalah oil yang mengandung hormone estrogen dan progesterone, harus diminum setiap hari pada jam
yang sama

Jenis jenis pil kombinasi

1. Monofasik: terdiri dari 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dalam
dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormone aktif berisi zat besi
2. Bifasik: terdiri dari 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dalam 2
dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormone aktif tapi berisi zat besi
3. Trifasik: terdiri dari 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dalam 3
dosis yang berbeda dengan 7 tablet tsnps hormone sktif tapi berisi zat besi (mega ,siti,2013)

Manfaat

1. Efektivitas tinggi bila digunakan setiap hari


2. Resiko terhadap kesehatan kecil
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Dapat digunakan sejak usia remaja sampai menaupose
5. Mudah dihentikan setiap saat
6. Kesuburan segera kembali setelah dihentikan
7. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat (siti dan mega ,2013)

Kekurangan pil kombinasi

1. Merepotkan, karena harus diminum setiap hari


2. Motivasi harus kuat
3. Harganya masih mahal untuk golongan tertentu
4. Kadang-kadang setelah menghentikan pemakaian pil bisa menyebabkan amenorea persisten
5. Adanya efek samping sementara: seperti mual,sakit kepala, nyeri buah dada dan muntah
(manuaba,2001)
6. Tidak mencegah IMS
7. Mahal
8. Nyeri pada payudara
9. Kenaikan berat badan
10. Meningkatkan tekanan darah
11. Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui (siti dan mega 2013)

Kelebihan pil kombinasi

1. Efektivitasnya: hampir 100% daya guna teoritis, daya guna pemakaian 95-98%
2. Siklus menstruasi jadi teratur
3. Keluhan dismenorea primer berkurang atau hilang (manuaba,2001)

Indikasi pil kombinasi

1. Usia reproduksi
2. Tidak memiliki anak atau belum
3. Gemuk atau kurus
4. Nyeri haid hebat
5. Pasca keguguran
6. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
7. Menderita TBC
8. Anemia akibat haid yang berlebihan

Kontraindikasi pil kombinasi

1. Hamil atau dicurigai hamil


2. Menyusui ekslusif
3. Perokok dengan usia 35 tahun
4. Riwayat DM
5. Riwayat hipertensi
6. Tidak dapat menggunakan teratur setiap hari
7. Penyakit hati akut

Waktu penggunaan pil kombinasi

1. Pasca persalinan
2. Hari pertama haid
3. Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif
4. Pasca keguguran
5. Setiap saat selagi haid dengan catatan sedang tidak hamil

DEPO PROVERA

KB suntik yang banyak digunakan:

1. Depo provera 150 mg


2. Cyclofem 50 mg + estrogen
3. Noristerat 100 mg

Depo provera pertama kali digunakan sebagai metode kontrasepsi pada tahun 1960 dan
mendapat sambutan yang memuaskan.

Depo provera adalah depo medroxyprogesteron acetate yang bisa disuntikan dengan interval 3
bulan ( 12-14 minggu) intramuskuler.

Cara pemberian

a. Pascamentruasi hari ke-5


b. Pascapartum-abortus segera
c. Laktasi tunggu sampai 10-12 minggu
d. Pergantian menuju provera:

Jika mengkonsumsi pil maka tunggu sampai menstruasi , dan berikan pada hari ke-5

Jika memakai IUDC maka segera berikan depoprovera

Memilih metoda kontrasepsi

Syarat-syarat harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik ialah :

1. Aman / tidak berbahaya


2. Dapat diandalkan
3. Sederhana , sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
4. Murah
5. Dapat diterima oleh orang banyak
6. Pemakaian jangka lama ( continuation rate tinggi) (hartanto,2002)

Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% /
ideal / sempurna. Pengalaman menujukan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih
dalam bentuk cafeteria atau supermarket, dimana calon aseptor memilih sendiri metode kontrasepsi
yang diinginkannya.

Factor – factor dalam memilih metode kontrasepsi :

1. Factor pasangan
a. Motivasi dan rehabilitasi
b. Umur
c. Gaya hidup
d. Frekuensi senggama
e. Jumlah keluarga yang diinginkan
f. Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
g. Sikap kewanitaan
h. Sikap kepriaan

2. Factor kesehatan
a. Kontraindikasi absolut atau relative
b. Status kesehatan
c. Riwayat haid
d. Riwayat keluarga
e. Pemeriksaan fisik
f. Pemeriksaan panggul

3. Factor metode kontrasepsi


a. penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
b. efektivitas
c. kerugian
d. komplikasi-komplikasi yang potensial
e. biaya (hartanto, 2002)

Keluarga berencana (KB)

Menurut Undang-Undang No.10/1992 KB merupakan upaya masyarakat dalam mewujudkan


keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (BKKBN,2008:10).

KB adalah suatu usaha untuk menjarakkan kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi
(Sulistyawati,2012)

Menurut WHO (Expert Committee,1970) KB merupakan suatu tindakan menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan,mengatur jarak kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Pendapat lain mengemukakan pengertian Keluarga Berencana (KB) adalah:

1. Keluarga berencana merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan kesadaran dan di sengaja
2. Keluarga berencana berguna untuk mengatur kelahiran dalam keluarga sesuai kehendak suami
dan istri
3. Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB tidak bertentangan

dengan hukum agama, Perundang

Undangan dan moral Pancasila yang berlaku di Negara Indonesia(BKKBN,2008:12).

Tujuan KB:
1. Membentuk keluarga kecil yang sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga,
dengan cara mengatur kelahiran agar terbentuk keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Pengaturan kelahiran,pendewasaan usia perkawinan,peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga (Sulistyawati,2012)

Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata” kontra” dan “konsepsi”. Kontra berarti

“melawan”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan sel telur yang matang dengan sel

sperma yang menyebabkan kehamilan. kontrasepsi adalah

mencegah terjadinya kehamilan yang merupakan akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sperma (Hartanto, 2007).

Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding Rahim (Taufan nugroho ddk,2014)

Jenis metode kontrasepsi

Metode kontrasepsi sederhana:

1. Metode kontrasepsi tanpa alat (alamiah)


1.1 Metode kalender
1.2 Metode pantang berkala
1.3 Metode suhu basal
1.4 Metode lender serviks
1.5 Metode simtomtermal
1.6 Koitus interuptus

2. Metode sederhana dengan alat

(mekanis/barier)

Kondom

Barier intravagina (kondom wanita)

Kimiawi

spermisida
Metode kontrasepsi modern:

1. Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi oral

1. Profil
1.1. Reversible dan efektif
1.2. Harus diminum setiap hati
1.3. Pemakaian bulan pertama, terjadi efek samping berupa mual dan pendarahan bercak yang tidak
bahaya dan akan hilang
1.4. Sangat jarang terjadi efek samping yang serius
1.5. Bisa di gunakan perempuan untuk semua usia, baik yang sudah menikah maupun belum
1.6. Bisa dikonsumsi setiap hari, jika diyakini tidak sedang hamil
1.7. Tidak disarankan untuk ibu menyusui
1.8. Bisa digunakan sebagai kontrasepsi darurat (sulistyawati,2012)
1.9. Jenis-jenis kontrasepsi oral

Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif

Bifasik : pil yang tersedia dalam 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone
dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif

Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengantung hormone estrogen dn
progesterone dalam tiga dosis yang berbeda, dengan tablet tanpa hormone aktif. (sulistyawati,2012)

2. Cara kerja
2.1 Menahan ovulasi
2.2 Mencegah implantasi
2.3 Lendir serviks mengental sehingga susah dilalui sperma
2.4 Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur sendirinya akan terganggu pula
3. Manfaat
3.1. Efektivitasnya tinggi apabila di gunakan setiap hari (1 kehamilan dari 1000 perempuan pada
tahun pertama penggunaan)
3.2. Resiko terhadap kesehatan kecil
3.3. Hubungan seksual tidak terganggu
3.4. Siklus haid jadi teratur,jumlah darah haid berkurang (tidak terjadi anemia), tidak nyeri saat haid
3.5. Dapat digunakan dalam jangka panjang
3.6. Dapat digunakan dari usia muda sampai menopause
3.7. Mudah dihentikan setiap saat
3.8. Setelah penggunaan dihentikan kesuburan akan segera kembali
3.9. Bisa digunakan sebagai kontrasepsi darurat (sulistyawati,2012)

3.10. Metode ini bisa membantu mencegah:

Kehamilan ektopik

Kanker ovarium

Kanker endometrium

Penyakit radang panggul

Kelainan jinak pada payudara

Dismenore

Jerawat (sulistyawati,2012)

4. Kekurangan
4.1 Mahal dan membosankan karena harus digunakan setiap hari
4.2 Mual, terutama pada penggunaan tiga bulan pertama
4.3 Pendarahan bercak atau pendarahan sela, terutama pada tiga bulan pertama
4.4 Pusing
4.5 Nyeri payudara
4.6 Kenaikan berat badan
4.7 Berhenti haid (amenore), jarang terjadi pada penggunaan pil kombinasi
4.8. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, dan HIV/AIDS (sulistyawati,2012)

Kontraindikasi mutlak:

1. Kehamilan ( diketahui atau dicurigai)


2. Trombofleblitis (sedang terjadi atau riwayat kesehatan)
3. Gangguan tromboemboli (sedang terjadi atau riwayat kesehatan)
4. Cedera cerebrovascular,penyakit pembuluh darah otak, atau penyakit arteri coroner
5. Kerusakan hati, kerusakan fungsi hati, hepatitis akut
6. Tumor maligna atau benigna
7. Ikterik kolestatik pada saat kehamilan atau ikterik yang berkaitan dengan penggunaan pil
kontrasepsi
8. Hyperlipidemia tipe II
9. Pendarahan genital abnormal yang tidak terdiagnosis
10. Karsinoma payudara
11. Karsinoma endometrium (sulistyawati,2012)

Kontraindikasi relative

1. Hipertensi
2. Asma
3. Penyakit jantung
4. Penyakit ginjal
5. Penyakit kandung empedu
6. Colitis ulseratif
7. Lupus eritematosus
8. Varises
9. Penyakit sel sabit atau hemoglobin C sel sabit
10. Penyakit kandung empedu
11. Depresi (sulistyawati,2012)

Suntik/injeksi

Keuntungan suntik tribulan atau progestin

1. Sangat efektif
2. Pencegah kehamilan jangka panjang
3. Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
4. Pengguna tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah
6. Menurunkan kejadian tumor jinak payudara
7. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
8. Menurunkan krisis anemia bulan sabit(sulistyawati,2012)
9. Cukup menyenangkan bagi pengguna (injeksi hanya 4 kali dalam setahun
10. Pemakaiaannya sederhana
11. Cocok untuk ibu menyusui
12. Dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik (siti dan mega,2013)

Jenis-jenis metode suntik tribulan


1. Depomedroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap
tiga bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong)
2. Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg noretindron enantat,
diberikan setiap dua bulan dengan cara disuntik intramuscular (siti dan mega,2012)

Profil

1. Aman
2. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
3. Sangat efektif
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata empat bulan
13. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI(sulistyawati,2012)
5.

Wanita yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin DMPA

14. Usia reproduksi


15. Telah memiliki anak
16. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas yang tinggi
17. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
18. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
19. Setelah abortus atau keguguran
20. Telah memiliki banyak anak,tetapi belum ingin tubektomi
21. Perokok
22. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
23. Anemia defisiensi besi
24. Tidak bisa menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen (sulistyawati,2012)
25. Ibu yang tidak memiliki riwayat darah tinggi

Cara kerja

1. Menghalangi terjadinya ovulasi dengan cara menekan pembentukan releasing factor dan
hipotalamus
2. Kentalnya leher serviks, menyebabkan terhambatnya penetresi sperma melalui serviks uteri
3. Menghambat implantasi ovum dalam endometrium (siti dan mega,2013)

Efektivitas

Suntik tribulan mempunyai efektivitas yang sangat tinggi, angka kegagalan kurang dari 1%. Asalkan
penggunaannya teratur sesuai jadwal yang ditentukan (siti dan mega,2013)

Kekurangan kontrasepsi tribulan


1. Adanya gangguan haid seperti amenore yaitu tidak dating haid selama menggunakan suntik
tribulan. Spoting adalah bercak pendarahan di luar haid. Metroragia yaitu darah haid yang
jumlahnya berlebihan
2. Munculnya jerawat pada wajah atau badan, jika di gunakan dalam jangka panjang
3. Bertambahnya berat badan 2,3 kilogram pada tahun pertama dan 7,5 kilogram pada enam
tahun pemakaiaan
4. Pusing dan sakit kepala
5. Daerah suntikan berwarna biru dan nyeri karena pendarahan bawah kulit (siti dan mega,2013)

Yang tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi tribulan:

1. Wanita hamil atau dicurigai hamil


2. Wanita yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
3. Diabetes mellitus yang disertai komplikasi
4. Perdarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya

Waktu yang dianjurkan menggunakan kontrasepsi suntik tribulan

1. Hari pertama sampai ke-7 haid


2. Bila suntikan pertama dimulai setelah hari ke-7 haid dan tidak hamil. Pasien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
3. Pada pasien pascapersalinan >6 bulan, menyusui, belum haid, maka suntikan bisa diberikan
dengan memastikan wanita tidak hamil
4. Pada wanita pascapersalinan >3minggu dan pascakeguguran ,suntikan dapat diberikan
5. Bila ingin mengganti metode kontrasepsi lain ke kontrasepsi suntikan, selama wanita tersebut
menggunakan kontrasespsi sebelumnya dengan benar, tidak perlu menunggu haid. Dengan
catatan wanita tersebut tidak hamil, bila ragu lakukan uji kehamilan terlebih dahulu
6. Bila sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin mengganti ke metode
hormonal, maka suntik dapa di berikan tanpa menunggu datangnya haid dengan catatan wanita
tersebut tidak sedang hamil.
7. Bila ingin mengganti metode IUD ke metode suntikan, maka suntikan pertama diberikan pada
hari 1-7 siklus haid (siti ,mega ,2013)

Suntik kombinasi 1 bulan

Merupakan kontrasepsi yang diberikan tiap bulan secara intramuscular, yang terdiri dari kombinasi
hormone estrogen dan progesterone

Jenis jenis metode suntik satu bulan

1. Suntikan kombinasi 25 mg Depo Medroroksiprogesterone Asetat dan 5 mg estradiol


2. Sipionat injeksi intramuskuler (IM) sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg noretindron enantat dan
5 mg estradiol valerat yang diberikan IM sebulan sekali (siti ,mega ,2013)

Cara kerja suntik satu bulan


1. Menekan ovulasi
2. Lendik servik mengental dan sedikit sehingga spermatozoa sulit menembusnya
3. Membuat endometrium kurang baik untuk implantasi
4. Menghambat transport ovum dalam tuba falopi

Efetivitas

Efektivitas kontrasepsi satu bulan sangat tinggi mencapai 0,1-0,4 per 100 perempuan, selama tahun
pertama pemakaiaan

Kelebihan kontrasepsi suntik 1 bulan

1. Resiko terhadap kesehatan kecil


2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual
3. Dapat digunakan dalam jangka panjang
4. Efek samping sangat kecil
5. Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik
6. Pemberian aman,efektif, dan mudah

Kerugian kontrasepsi suntik 1 bulan

1. Berubahnya pola haid, seperti tidak teratur,perdarahan bercak atau spoting, perdarahan sela
sampai sepuluh hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
3. Bila digunakan bersamaaan denga obat-obatan epilepsy( renitoin dan barbiturate) atau obat
tuberculosis (rifampisin), maka akan mengurangi efektifitasnya
4. Menyebabkan efek samping yang serius seperti serangan jantung, store, pembekuan darah pada
paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
5. Tidak menjamin terhadap penularan infeksi menular seksual (IMS), hepatitis B virus, infeksi virus
HIV
6. Pemulihan kesuburan lama setelah menghentikan pemakaiaan suntik 1 bulan (siti ,mega ,2013)

Wanita yang boleh memaakai suntik kombinasi:

1. Usia reproduksi
2. Sudah memiliki anak atau belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
4. Menyusui ASI pascapersalinan >6 bulan
5. Pascapersalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil (siti ,mega ,2013)
Wanita yang tidak dianjurkan memakai kontrasepsi suntik 1 bulan

1. Hamil atau diduga hamil


2. Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
3. Oendarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya
4. Umur >35 tahun dan merokok
5. Wanita yang mempunyai riwayat penyakit store, jantung, tekanan darah tinggi ( 180/110
mmHg)
6. Wanita yang mempunyai riwayat tromboemboli dan kencing manis> 20 tahun
7. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala ringan atau migraine
8. Keganasan pada payudara (siti ,mega ,2013)

Waktu mulai menggunakan suntik 1 bulan

1. Hari pertama sampai ke-7 haid


2. Bila suntikan pertama dimulai setelah hari ke-7 haid dan tidak hamil. Pasien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
3. Pada pasien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, belum haid, maka suntikan bisa diberikan
dengan memastikan wanita tidak hamil
4. Pada pasien pascapersalinan >6 bulan, menyusui, serta telah mendapatkan haid, suntikan
pertama diberikan pada hari pertama 1-7 siklus haid
5. Pada pasien pascapersalin <6 bulan dan menyusui, maka tidak boleh diberikan suntik kombinasi
6. Ibu pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7 hari
7. Bila sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin mengganti ke metode
hormonal, maka suntik dapa di berikan tanpa menunggu datangnya haid dengan catatan wanita
tersebut tidak sedang hamil (siti ,mega ,2013)

Subkutis/implant

Implant adalah metode kontrasepsi yang mengandung levonolgetrel yang dibungkus dalam kapsul
silastic silicon (polydimethylsiloxane) dan dipasang di bawah kulit

Ciri-ciri kontrasepsi implant:

1. Efektif selama 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk jeneda, indoplant atau implanon
2. Nyaman
3. Dapat dipakai semua wanita dalam usia reproduksi
4. Pemasangan dan segera kembali setelah implant dicabut
5. Aman dipakai pada ibu menyusui (siti ,mega ,2013)

Macam –macam implant

1. Norplant
2. Implanon dan sinoplant
3. Jedena dn indoplant

Cara kerja implant

Menyusupka 1 kapsul, 2 kapsul, 6 kapsul silatik implant dibawah kulit, setiap hari levonogestrel akan
dilepaskan kedalam darah melalui difusi dari kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya
levonogestrel yang dilepaskan tergantung dari kapsul dan ketebalan dinding kapsul. Satu set implant
terdiri dari 6 kapsul yang dapat bertahan selama 5 tahun dan implanon teridiri dari 1 kapsul dan dapat
bertahan selama 3 tahun

Cara kerja implant menahan kehamilan

1. Mengentalkan lender serviks


2. Menghambat pembentukan endometrium sehingga sulit terjadinya implantasi
3. Melemahkan transportasi sperma
4. Menekan ovulasi

Kelebihan penggunana implant

1. Daya guna tinggi


2. Bebas dari pengaruh estrogen
3. Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun
4. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
5. Tidak mengganggu produksi ASI
6. Tidak mengganggu hubungan seksual
7. Mengurangi nyeri saat haid
8. Menurunkan kejadian kelainan jinak payudara
9. Melindungi terjadinya kanker endometrium

Kekurangan penggunaan implant

1. Implat mengubah pola haid


2. Harga yang mahal
3. Dpat terlihat dibawah kulit
4. Impant tidak boleh dipasang ataupun dileoas sendiri harus oleh petugas kesehatan yang terlatih
5. Petugas kesehatan harus dilatih khusus

Wanita yang boleh menggunakan implant

1. Usia reproduksi (20-35 tahun)


2. Pascapersalinan atau sedang menyusui bayi yang berusia 6 minggu atau lebih
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi
4. Tidak ingin menambah anak lagi tetapi belum mau menggunakan kontrasepsi mantap

Wanita yang tidak dianjuran menggunakan kontrasepsi implant

1. Hamil atau diduga hamil


2. Mioma uterus dan kanker payudara
3. Ibu yang memiliki riwayat hipertensi
4. Ibu yang memiliki riwayat diabetes mellitus
5. Tidak dapat menerima perubahan pola haid

Intra Uterine Devices (IUD/AKDR)

Jenis-jenis IUD

1. Lippes-Loop
2. Saf-T-Coil
3. Dana-Super
4. Copper-T (Gyne-T)
5. Copper-7 (Gravigard)
6. Multiload
7. Progesterone IUD

Jenis IUD yang paling banyak digunakan di Indonesia:

1. IUD Copper T
2. IUD Mirena
3. IUD Nova T

Cara kerja IUD

1. Mencegah bertemunya sel telur san sel sperm


2. Mencegah tertanamnya sel telur dalam Rahim atau implantasi
8. Mengentalkan lender Rahim karena pengaruh hormone Levonolgestrel pada IUD Mirena (siti
,mega ,2013)

Kelebihan penggunaan IUD:

1. Efektivitasnya tinggi (1 kegagalan dari 125-170 kehamilan)


2. Tidak bergantung pada daya ingat
3. Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
4. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
5. Membantu mencegah kehamilan ektopik
9. Merupakan metode kontrasepsi jangka panjang (siti ,mega ,2013)

Kekurangan penggunaan IUD:

1. Meningkatkan resiko penyakit radang panggul


2. Kram setelah pemasangan
3. Pendarahan di antara haid (spotting)
4. Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu pemasangan dan pencabutan
5. Sakit ketika haid, haid banyak dan lama selama 3 bulan pertama pemakaiaan dan berkurang
setelah 3 bulan
6. Pasien tidak bisa melepaskan IUD nya sendiri
7. IUD dapat keluar melaui kanalis hingga keluar vagina
10. Tidak melindungi pasien terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual), AIDS,HIV) (siti ,mega ,2013)

WANITA YANG BISA MENGGUNAKAN IUD

1. Usia reproduksi
2. Wanita yang belum mempunyai anak
3. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
4. Resiko rendah IMS
5. Tidak menghendaki kontrasepsi hormonal
6. Ibu yang sedang menyusui

Wanita yang tidak dianjurkan memakai IUD

1. Kemungkinan hamil
2. 2-28 hari pasca melahirkanmemiliki resiko IMS
3. Pendarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya
4. Sedang menderita infeksi alat genital
5. Sedang menderita penyakit radang panggul (siti ,mega ,2013)
Hipotesis kerja adalah suatu rumusan masalah hipotesis dengan tujuan untuk membuat
ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Biasanya menggunakan
rumusan pernyataan “jika…, maka…,” (Notoadmodjo, 2012).

Hipotesa Kerja penelitian ini adalah “Jika menggunakan kontrasepsi hormonal, maka
tekanan darah akan meningkat”.

No Peneliti / jurnal Judul Desain penelitian Hasil penelitian


.
1. Pradana, Muhammad Deri,2018 Pengaruh Lamanya cros-sectional Terdapat
Penggunaan observasi hubungan yang
Kontrasepsi bermakna dari
Hormonal(Pil lama pemakaiaan
Kombinasi) terhadap
pil KB kombinasi
Tekanan Darah pada
Wanita Usia Subur
terhadap
di Wilayah Kerja peningkatan
Puskesmas tekanan darah p =
Kecamatan Bangun 0,009 (p<0,05)
Purba
2. Septya S. Kaunang, Billy J. Kepel, Hubungan antara Observasi,case hasil analisis
Nancy S.H. Malonda,2014 Penggunaan control statistik
Kontrasepsi Pil menunjukkan
dengan Kejadian bahwa
Hipertensi pada terdapathubungan
Wanita Usia Subur antara penggunaan
di Wilayah Kerja kontrasepsi pil
Puskesmas Bahu dengan kejadian
Kota Manado hipertensi
menunjukkan nilai
p<0,05 (p =
0,001),dan hasil
perhitungan
statistik diperoleh
OR >1 yaitu
OR=3,458
(CI(95%)= 1,613–
7,413)
3. Hetti Rusmini, Mardheni Hubungan Lama cross sectional Ada hubungan
Wulandari, Syaeppudin, 2015 Pemakaian lama pemakaian
Kontrasepsi Pil kontrasepsi pil KB
KB dengan dengan kejadian
Kejadian hipertensi pada
Hipertensi pada Wanita Usia Subur
Wanita Usia Subur di BPS Ade
di BPS Ade Yulianti AMd.Keb
Yulianti Amd.Keb Desa Parungsari
Desa Parungsari Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebaj Provinsi Banten
Provinsi Banten tahun 2015 dengan
Tahun 2015 p-value = 0,000
dan OR = 7,280.

Pertumbuhan
penduduk yang tinggi

Berdampak pada
perekonomian dan
kesejahteraan negara

Pemakaiaan
kontrasepsi

Kontrasepsi non
Kontrasepsi hormonal
hormonal

Estrogen Progesterone

Kadar LDL meningkat


Retensi elektrolit
dan HDL menurun
meningkat

Penyempitan
Reasorbsi natrium
pembuluh darah
dan air meningkat
(aterosklerosis)

hipervolemi

Curah jantung
meningkat

Anda mungkin juga menyukai