KELOMPOK 5
Disusun Oleh :
RIZKA FEBRIANTY
LULU MAGFIRANI
DINA ISLAMI
RATU MARNI
43359
Penyusun
ii
Motto hidup
“ Jangan tuntut tuyhanmu karena terkendalanya keinginanmu, tapi
tuntut diirmu karena menunda adabmu kepada ALLAH”
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
Motto hidup.........................................................................................................................iii
Daftar isi................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN HUKUM ISLAM...................................................................................3
2.1.1 Ruang Lingkup Hukum Islam.......................................................................................4
2.2 KEWAJIBAN MENJALANKAN IBADAH...................................................................6
2.3 KEWAJIBAN THAHARAH SEBELUM BERIBADAH DALAM ISLAM..................9
2.3.1 Hukum Thaharah.......................................................................................................9
2.3.2 Alat-alat Thaharah...................................................................................................10
2.3.3Tata Cara Thaharah...................................................................................................10
2.3.4 Hikmah Thaharah....................................................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Krtik dan saran...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Syariah menurut bahasa artinya jalan meuju mata air. Sedangkan menurut istila
syariah artinya aturan atau undang-undang yan diturunkan Allah untuk mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya, mengatur dengan hubungan sesama manusia, dan hubungan antar
manusia dengan alam semesta. Syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu
hamba Allah yang harus taat, tnduk dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukan, dan
kepauhan kepada Allah dibutuhkan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya
diatur sedemikian rupa oleh syari’ah islam yang harus dipatuhi dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Syari’ah dinamakan Ad-Din , yaitu memiliki pengertian bahwa ketetapan peraturan
Allah yang wajib dijalani. Umat harus unduk melaksanakan ad-Din (syari’at) sebagai wujud
ketaatan kepada hukum islam Allah. Ad-Din dalam bahasa arab berarti hukum. Syari’ah
dinamakan Al Millah mempunyai makna bahwa agama bertujuan untuk mempersatukan para
pemeluknya dalam suatu perikatan yang teguh, dapat pula bermakna pembukuan atau
kesatuan hukum-hukum agama. Syari’ah disebut juga Syara’. yaitu aturan yang dijalani
manusia, atau suatu auran agama yang wajib dijalani oleh manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun kelak diakhirat. Menurut kamus bahasa pengertian
syari’ah adalah “Hukum agama yang diamalkan menjadi peraturan upacara yang bertalian
dengan agama islam, palu memalu, hakekat balas membalas perbuatan baik (jahat) dibalas
dengan jahat (baik).
Hukum islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh
kebudayaan manusia di suatu tempat pada suatu massa tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah
melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijeaskan oeh Nabi Muhammad
sebagai rosulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun dalam kitab hadist, dasar inilah yang
membedakan hukum islam secara fundamenal dengan hukum yang lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami rumuskan masalah dalam makalah ini
adalah
1. Untuk mengetahui pengertian hukum islam syariah sebagai bagian dari Agama islam
di indonesia. Agar tatanan hukum bisa didasarkan atas syari’at islam. Untuk
memperjelas dan memberik pemahaman pentingnya hukum islam
2. Untuk mengetahui syarat sah saat beribadah mengahadap Allah dengan suci dari
hadas dan najis. Maka islam mensyariatkan agar kita bersuci (Thaharah) sebelum
beribadah.
3. Membangun kesadaran bahwa kewajiban beribadah kepada Allah itu sangat penting
bagi umat islam
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Islam Mengenai pengertian hukum islam dan
ruang lingkup hukum islam dibahas di bawah ini.
Pengertian Hukum Islam menurut Zainuddin Ali, Hukum Islam adalah hukum yang
diinterprestasikan dan dilaksanakan oleh para sahabat nabi yang merupakan hasil ijtihad
dari para mujtahid dan hukum-hukum yang dihasilkan oleh ahli hukum islam melalui
metode qiyas dan metode ijtihad lainnya.
Hukum islam merupakan istilah khas di Indonesia, sebagai terjemahan dari al-fiqh al-
islam atau dalam konteks tertentu dari as-syariah al-Islamy. Dalam wacana ahli hukum Barat
istilah ini disebut Islamic Law.
Penyebutan hukum islam sering dipakai sebagai terjemahan dari syariat islam atau fiqih
islam. Apabila syariat islam diterjemahkan sebagai hukum islam (hukum in abstracto), maka
berarti syariat islam yang dipahami dalam makna yang sempit. Kajian syariat islam meliputi
aspek i'tiqadiyah, khuluqiyah dan amal syariah. Sebaliknya bila hukum islam merupakan
terjemahan dari fiqih islam, maka hukum islam termasuk bidang kajian ijtihad yang bersifat
dzanni.
Pada dimensi lain penyebutan hukum islam selalu dihubungankan dengan legalitas
formal suatu negara, baik yang telah terdapat di dalam kitab-kitab fiqih maupun yang belum.
Jika demikian adanya, kedudukan fiqih islam bukan lagi sebagai hukum islam in abstracto
(pada tataran fatwa atau doktrin) melainkan sudah menjadi hukum islam in concreto (pada
tataran aplikasi atau pembumian). Hukum islam secara formal sudah dinyatakan berlaku
sebagai hukum positif, yang berarti bahwa aturan yang mengikat dalam suatu negara.
Untuk mendapatkan pemahaman yang benar mengenai hukum islam, maka yang harus
dilakukan menurut H. Muhammad Daud Ali adalah sebagai berikut :
(1) Mempelajari hukum islam dalam kerangka yang mendasar, di mana hukum
islam menjadi bagian yang utuh dari ajaran dinul islam.
(2) Menempatkan hukum islam dalam satu kesatuan.
(3) Saling memberi keterkaitan antara syariah dan fiqih dalam aplikasinya yang
walaupun dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.
(4) Dapat mengatur tata hubungan dalam kehidupan, baik secara vertikal maupun
horizontal.
Jika ruang lingkup hukum islam di atas dianalisis objek pembahasannya, maka akan
mencerminkan seperangkat norma ilahi yang mengatur tata hubungan manusia dengan Allah,
4
hubungan yang terjadi antara manusia yang satu dengan manusia lain dalam kehidupan
sosial, hubungan manusia dan benda serta alam lingkungan hidupnya. Norma ilahi sebagai
pengatur tata hubungan yang dimaksud adalah (1) kaidah ibadah dalam arti khusus atau yang
disebut kaidah ibadah murni, mengatur cara dan upacara dalam hubungan langsung antara
manusia dengan Tuhannya, dan (2) kaidah muamalah yang mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya dan makhluk lain di lingkungannya.
5
2.2 KEWAJIBAN MENJALANKAN IBADAH
Sebelum mengetahui alasan mengapa kita harus beribadah kepada allah swt,sebaiknya
kita mengetahui apa definisi dari beribadah, ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri
serta tunduk.
Ibadah adalah segala sesuatu yang mecakup semua hal yang dicintai dan diridhai allah
ta'alla baik berupa ucapan dan amalan, yang nampak dan yang tersembunyi. Maka shalat,
zakat, puasa, haji, berkata benar, menyampaikan amanat,berbakti kepada org tua,silaturahmi,
menepati janji, amar ma'ruf nahi mungkar, jihad menghadapi sabil, budak, hewan peliharaan,
berdoa, berzikir, membaca al-qur'an dan yang semisalnya termasuk ibadah. Demikian juga
mencintai Allah SWT dan rosullullah SAW, takut kepadanya, ikhlas hanya kepadanya,
bersabar atas hukumnya, bersyukur atas nikmatnya, ridha dengan qadhanya, bertawakkal
kepadanya, mengharapkan rahmatnya, takut kepada azabnya, dan yang semisalnya termasuk
dalam ibadah.
Mengapa kita harus beribadah kepada allah swt? Jawabannya ada pada surat adz-
dzariyaat [51]: 56 : "tidakkah aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah-Ku’’
Manusia dan jin diciptakan di dunia ini bukanlah sia-sia apalagi sekedar main-main,
Tugas utama yang di emban adalah untuk beribadah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya, Ada beberapa hal yang mewajibkan manusia untuk beribadah kepada-Nya antara lain :
Pertama, karena memang tugas manusia di bumi ini hanya untuk beribadah kepada
allah SWT. Hal ini jelas seperti yang ditunjukan dalam firman allah dalam surat dzariyyat :
56 Dari ayat diatas, semakin jelas bahwa hakikat tugas manusia di bumi hanya untuk
beribadah kepada allah swt, jika tugas manusia hanya satu, yakni beribadah. Bukan berarti
aktivitas sehari-hari manusia tidak termasuk ibadah.
Definisi ibadah tentu tak sesempit yang dimaksud, tetapi sangat luas. Seluruh
perbuatan manusia dari bangun pagi sampai pagi lagi. Bila ditujukan hanya kepada allah
semata, maka itu termasuk dalam kerangka ibadah kepada-Nya, Agar seluruh aktivitas yang
dilakukan itu harus ; ikhlas karena Allah, dengan aturan yang ditentukan Allah dan Rosul-
Nya dan tujuannya hanya untuk Allah semata.
Kedua, sebagai tanda syukur kepadanya, atas segala nikmat yang tak terhingga
besarnya dan tak terhitung jumlahnya. Mensyukuri nikmat Allah SWT, berarti menempatkan
segala kenikmatan yang diberi itu sesuai pada tempatnya, sesuai dengan tuntunan yang di
anjurkan-Nya, kelalaian dalam mensyukuri nikmat yang diberi-Nya, berarti sengaja
mengundang azab-Nya yang pedih untuk segera datang. Hal ini seperti dalam firman Allah
yg artinya, "Dan (ingatlah) tatkala tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (njkmat) kepadamu, dan jika kamh mengingkari
(nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya Azab-Ku sangat pedih."(Al-baQarah:7), Sebenarnya,
apapun yang kita lakukan untuk mensyukuri nikmat yang di beri-Nya, Maka semua itu tidak
akan pernah sebanding dengan besarnya limpahan nikmat yang kita terima tersebut. Namun
demikian, bukan berarti Allah SWT, tidak menerima rasa syukur yang di panjatkan manusia.
Sebab Allah senang sekali kepada hamba-Nya yang banyak bersyukur.
6
Ketiga, Manusia wajib beribadah, karena itu merupakan konsekuensi dari janjinya
kepada allah swt saat berada di alam rahim, sumpah setia ini tertuang dalam firman-Nya.
"Dan (Ingatlah). Ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dan Sulbi
mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap mereka (seraya berfirman), "Bukankah aku
ini tuhanmu?" Mereka menjawab : "Betul ,(Engkau tuhan kami), kami menjadi saksi," (kami
lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan. "Sesungguhnya kami
(bani adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Ke-Esa-an allah). " (Qs.Ibarahim
: 172).
Keempat, syarat untuk memperoleh rahmat Allah. Setiap manusia, siapapun
orangnya, sangat membutuhkan rahmat allah swt. Sebab hanya dengan rahmat allah saja
manusia bisa hidup didunia ini. Terlebih lagi bagi seorang mukmin, dalam setiap do'a dan
sujud panjangnya ia selalu memomohon agar dilimpahkan sebagai rahmat-Nya, kata
"Rahmat" adalah berasal dari kata "rahima" yang berarti kasih sayang. Pemakaian kata
rahmat selalu dihubungkan dengan allah dan manusia. Secara umum rahmat bisa diartikan
segala macam pemberian Allah kepada manusia sehingga mereka merasa sangat gembira
hidup di dunia ini. Allah berfirman. "Dan apabila kami rasakan kepada manusia suatu
rahmat, mereka bergembira dengannya. " (Qs.Ar Rum : 36) Rahmat allah teragung yang di
beikan kepada manusia adalah al-qur'an seperti dalam firman-Nya, "Dan kami turunkan
Alqur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
Alqur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yg zalim selain kerugian." (Qs. Al-
isra : 82).
Kelima, karena beribadah kepada allah merupakan sesuatu yang menjadi tugas para
Rosul untuk kemudian diajarkan kepada manusia. Dalam hal ini, allah swt telah berfirman "
Dan sesungguhnya kami telah mengutus pada tiap-tiap umat rosul (untuk menyeru):
"sembahlah Allah(saja) dan jauhilah thagut itu. "(Qs. An-nahl:36)
Keenam, karena allah lah yang paling tepat untuk diibadahi (disembah). Dia-lah yang
telah menciptakan langit dan bumi, serta apa yang ada diantara keduanya, termasuk manusia.
Dan dia juga yang telah memenuhi segala kebutuhan manusia baik lahir maupun batin.
Karena itu, sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk beribadah kepada allah swt
semata.
Bukti bahwa allah itu mahakuasa atas segala sesuatu tertuang dalam firman-Nya yang
artinya, "Allah lah yg menciptakan tujuh lapis langit dan bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasannya Allah maha kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." (Qs. At-thalaq: 12).
Jika kita menggunakan analogi, ibadah adalah sebuah ungkapan terimakasih kita
kepada allah, yang menjadi masalah adalah bagaimana kita akan breterima kasih kepada allah
jika kita tidak sadar apa saja yang telah allah lakukan untuk kita? Untuk itu, berikut terdapat
juga alasan mengapa kita harus bersyukur keapada allah, berikut ini alasannya.
1. Allah pencipta dan pemelihara alam semesta, termasuk kita. "Allah menciptakan
segala sesuatu dan Dia memeliharaha segala sesuatu." (Q.s Az-zumar[39]: 62). Karena
dialah pencipta kita, tanpa-Nya, kita tak akan pernah ada di dunia ini, dan tanpanya pula kita
sudah tak terurus.
7
2. Allah menciptakan kita dengan bentuk terbaik. "Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Qs. At-Tin [95] : 4) As si'diy
berkata, "maksudnya adalah menciptakan dengan sempurna, anggota tubuh yang sesuai dan
perawakan yang pantas, tidak kurang sesuatu apapun yang ia butuhkan." (Taisir karim al
Rahman : 929)
3. Allah memberi kita Akal. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan sjang, terdapat tanda-tanda(kebesaran allah) bagi orang-orang yang
berakal.’ (Qs Al-imran [3]:190, hanya manusia, ya hanya manusia yg allah berikan akal
sehingga manusia dapat membuat pesawat, kereta, dan segala tekhnologi lainnya yang tak
pernah terpikirkan oleh orang lain.
4. Allah memberi kita rizki. "Atau siapakah yang memberi mamu rizeki, jika allah
menahan rezeki-Nya?" (Qs.al-mulk[67]:21) segala rizki yang allah titipkan pada kita du
dunia ini hakikatnya hanya milik allah dan akan kembali kepda allah. Ga percaya? Sekarang
org mati mana yang akan membawa segal hartanya ke alam kubur? Tidak ada, semua
ditinggal di dunia, ya karena memang harta itu hanya titipan.
Tidak pernah ada alasan untuk tidak beribadah kepada allah karena allah menciptakan
jin & manusia untuk beribadah. Alsan lain: sebagai rasa syukur kita kepada allah atas segala
kasih sayangnya, konsistensi janji kita kepada allah, dan sebagainya.
8
2.3 Kewajiban Thaharah sebelum beribadah dalam islam
2.3.1Hukum Thaharah
ُّ فِ ۡينَ َو ۡال ٰع ِكفِ ۡينَ َوNِاَ ۡن طَ ِّه َرا بَ ۡيتِ َى لِلطَّٓا ِٕٕٮ....
ُّ الر َّک ِع ال
س ُج ۡو ِد
...An tahhiraa Baitiya littaaa'ifiina wal'aakifiina warrukka'is sujuud
Artinya: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang
yang rukuk dan orang yang sujud!! (Qs. Al Baqarah: 125)
Sementara bersih dari hadas merupakan suatu kewajiban yang sekaligus sebagai
syarat sah shalat.Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam:
“Shalat tidak diterima tanpa -didahului dengan bersuci." (HR. Muslim no. 224)
9
2.3.2Alat-alat Thaharah
Untuk melakukan thaharah, ada beberapa media yang bisa digunakan, yakni air, debu
yang suci, dan batu untuk diinjak. Air sendiri, dari segi hukum dibagi menjadi lima, yaitu
1. Air suci dan dapat mensucikan, seperti air sumur, air sungai, air hujan, dl
2. Air yang dapat mensucikan tapi makruh hukumnya, seperti air yang dijemur di tempar
logam bukan emas
3. Air yang tidak dapat mensucikan, seperti air yang kurang dari dua kulah, air yang
sifatnya berbah (air teh, air kopi, air berbau), dan air yang diperoleh dari mencuri.
2.3.3Tata Cara Thaharah
2.3.4Hikmah Thaharah
Thahârah terbagi menjadi dua, yakni bersuci dari najis dan bersuci dari hadas. Bersuci
dari najis dilakukan dengan berbagai cara tergantung dengan tingkatan najis:
berat (mughalladhah), sedang (mutawassithah), atau ringan (mukhaffafah).Dikutip dari NU
Online, ada empat hikmah tentang disyariatkannya thahârah sebagaimana disarikan dari
kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya Musthafa al-Khin, Musthafa
al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji.
Pertama, bersuci merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia.
Manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk hidup bersih dan menghindari sesuatu yang
kotor dan jorok.Karena Islam adalah agama fitrah, maka ia pun memerintahkan hal-hal yang
selaras dengan fitrah manusia.
Kedua, menjaga kemuliaan dan wibawa umat Islam. Orang Islam mencintai
kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman.Islam tidak menginginkan umatnya
tersingkir atau dijauhi dari pergaulan lantaran persoalan kebersihan. Seriusnya Islam soal
perintah bersuci ini menunjukkan komitmennya yang tinggi akan kemuliaan para
pemeluknya.
Ketiga, menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan bagian paling penting yang
memelihara seseorang dari terserang penyakit.Ragam penyakit yang tersebar umumnya
10
disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Karena itu tidak salah pepatah mengungkapkan,
"kebersihan adalah pangkal kesehatan".
Anjuran untuk membersihkan badan, membasuh wajah, kedua tangan, hidung, dan
kedua kaki, berkali-kali saban hari relevan dengan kondisi dan aktivitas manusia.Sebab,
anggota-anggota tubuh itu termasuk yang paling sering terpapar kotoran.
Keempat, menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah: tidak hanya
bersih tapi juga suci.Dalam shalat, doa, dan munajatnya, seorang hamba memang seharusnya
dalam keadaan suci secara lahir batin, bersih jasmani dan rohani, karena Allah yuhhibbut
tawwâbîna yayuhibbul mutathahhirîna (mencintai orang-orang yang bertobat dan menyucikan
diri).
11
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Hukum Islam ialah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang mukallaf
yang mengandung suatu tuntutan, pilihan, sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu
yang lain. Hukum Islam yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Secara umum
hukum islam berorientasi pada perlindungan terhadap Agama, jiwa, akal, keturunan dan
harta.
Konsepsi hukum islam ditetapkan oleh Allah. Hukum islam tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan
manusia dengan Tuhan. Di dalam hukum islam ditetapkan rujukan serta dalilyang telah
ditentukan sedemikian rupa oleh syari’at, mulai dari sumber yang pokok maupun yang
bersifat alternatif.
Syari’at Islam menyamaratakn hukum dan keadilan antara sesama umat Islam. Islam
mengerahkan kekuatan manusia kepada tujuan besar, yaitu kepentingan masyarakat dengan
memanfaatkan segala bentuk kebajikan yang disumbangkan setiap individu. Bersuci dalam
islam (Thaharah) kedudukan bersuci dalam hukum islam termasuk ilmu dan amalan yang
penting, terutama karena diantara syarat-syarat shalat diwajibkan suci dari hadas dan suci
pula badan, pakaian, dan tempatnya dari najis.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M,D. 2010. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada
https://www.kumpulanpengertian.com/2015/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-hukum-
islam.html?m=1
Kewajiban Beribadah
https://id.scribd.com ›
https://www.republika.co.id/berita/plmao9313/pentingnya-thaharah
13