merupakan acuan dalam mencapai tujuan bangsa Indonesia. Pancasila adalah ideologi
terbuka yang mampu selaras dengan dinamika kehidupan masyarakat Indonesia.
Ideologi Pancasila dan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” memiliki makna “walaupun
berbeda-beda pada hakikatnya Indonesia tetap satu” merupakan dua pondasi ideologis vital
dalam konteks Indonesia yang multikultural. Tidak hanya berfungsi sebagai ideologi saja,
Pancasila juga merupakan falsafah dan pandangan hidup yang merekatkan segala perbedaan,
serta memiliki fungsi sentral dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek pendidikan,
sosial, dan ekonomi bangsa.
Sebagai dasar negara, Pancasila telah dirumuskan melalui diskusi panjang dan hati-hati oleh
para founding fathers Indonesia. Setelahnya, lahirlah kemudian perangkat-perangkat negara
seperti undang-undang dasar, sistem ketatanegaraan, dan lain-lain. Pasca kemerdekaan
Indonesia hingga saat ini Pancasila telah teruji dan masih bertahan sebagai ideologi yang
paling tepat untuk Indonesia. Berbagai pengaruh dan dampak negatif dari perkembangan
lingkungan strategis yang disertai berubahnya persepsi dan hakikat ancaman terhadap
eksistensi maupun kedaulatan bangsa, tentu saja harus dicermati dan disikapi oleh bangsa
Indonesia secara sungguh–sungguh. Hal ini penting mengingat kemajuan ilmu pengetahuan
teknologi, informasi dan komunikasi (Information and Communication Technologies – ICT)
telah berimplikasi semakin berkembangnya peperangan modern dalam bentuk Asymmetric
Warfare dan Proxy War. Oleh karena itu, salah satu upaya yang harus menjadi fokus
perhatian segenap komponen bangsa adalah kemandirian dalam penguasaan, pengembangan
dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang. Dalam konteks membangun ketahanan
nasional aspek pertahanan keamanan, maka penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi merupakan cara cerdas untuk mengantisipasi dan menghadapi ancaman militer
maupun ancaman nir militer. Selain ancaman militer dan nonmiliter tersebut, ancaman
terhadap ideologi negara Indonesia sangat berbahaya jika tidak ditangani sedemikian rupa.
dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di semua
level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan
partisipatif tanpa paksaan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun fasilitas
masa depan bagi ideologi Pancasila. Saat ini paparan ideologi radikal mulai
keutuhan bangsa