KEWENANGAN PEMERINTAH
DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEBIJAKAN
Oleh :
Ni Luh Gede Astariyani1
ABSTRACT
Shifting the notion countries formal law into state law meteriil (wefare staat) within the
PHDQLQJ RI WKH ZHOIDUH VWDWH DJHQF\ RU RI¿FLDO $GPLQLVWUDWLYH RIWHQ WDNH D YDULHW\ RI VSHFL¿F
policy measures, among others, creating what is commonly called policy rule(beleidsregel).
Such products can not be separated from the association Freies ermessen. In order setting
is a rule or rules of conduct set that regulation (Regeling) can be found in the legislation
(Algemeen verbindende voorschriften) internal rules that apply to the (interne regelingen)
and policy (beleidrege). Establishing the policy rule (beleidsregel) is located on the
EHRRUGHOLQJVUXLPWH VSDFH FRQVLGHUDWLRQV JLYHQ E\ WKH OHJLVODWRUV WR RI¿FLDOV RU JRYHUQLQJ
bodies to take action on its own initiative public law that is setting, determination and positive
action to resolve the problem- governance problems faced. Freis ermessen only intended use
in the public interest. Freis ernessen implementation should be morally accountable to God
Almighty, uphold the dignity and the degree of human dignity and the values of truth and
justice, promoting unity and oneness, for the sake of joint / public interest. Tests on policy
rule is more geared to doelmatigheid guided by the general principles of good governance
1 2
Penulis Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana, Willem Konijnenbelt, 1988, Hoofdstukken van
email: astariyani99@yahoo.com Administratief Recht, Lemma, hlm.36 – 37.
688
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015
Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
689
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015 Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
dikaitkan dengan asas-asas penyelenggaraan hukum didasarkan atas asas legalitas, apakah
negara dalam Undang-Undang No 28 dalam negara hukum pemerintah dapat
Tahun1999 yang oleh Penjelesan Pasal 53 membuat kebijakan.
ayat (2) UU PTUN Tahun 2004 disamakan
dengan asas-asas umum pemerintahan II. Metode Penelitian
yang baik, disebutkan bahwa asas umum Penulisan ini menggunakan jenis
penyelenggara negara yang baik adalah asas penelitian hukum normatif dengan
yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, pendekatan konsep, pendekatan histories,
kepatutan dan norma hukum, untuk SHQGHNDWDQ ¿OVDIDW, pendekatan kasus dan
mewujudkan penyelenggara negara yang pendekatan kontekstual terkait penerapan
bersih dan bebas dari korupsi kolusi dan hukum. Dalam penelitian hukum normative
nepotisme. Pada prinsipnya asas-asas umum menggunakan sumber bahan hukum yang
pemerintahan yang baik yaitu asas-asas digunakan adalah bahan hukum primer
hukum yang harus diperhatikan oleh para dan bahan hukum sekunder.Metode
penyelenggara negara.3 Apabila diasumsikan Pengumpulan Bahan Hukum dengan studi
hukum administrasi adalah pemerintahan dokumentasi. Analisis Bahan Hukum dalam
yang sah, maka azas keabsahan dalam kajian ini adalah teknik menggunakan
pemerintahan memiliki 3 fungsi yaitu : teknis analisis deskripsi, interpretasi dengan
1. Untuk penyelenggara pemerintahan berpedoman pada paradigma interpretivisme,
azas keabsahan berperan sebagai dasar sistematisasi, argumentasi dan evaluasi.
hukum penyelenggaraan pemerintahan
(bestuurs-normen); III. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Untuk penerapannya bagi yang 3.1 Kewenangan Pemerintah Dalam
dikenai pengaturan azas keabsahan Tata Pengaturan
berfungsi sebagai alasan peng-ajuan A. Hamid S. Attamimi di dalam
gugatan terhadap tindak pemerintahan pidato purna bakti yang berjudul Hukum
(beroepsgronden); dan Tentang Peraturan Perundang-undangan
3. bagi lembaga peradilan (hakim) azas dan Peraturan Kebijakan (Hukum Tata
keabsahan berfungsi sebagai dasar Pengaturan) mengunakan istilah tata
pengukian suatu tindak pemerintahan pengaturan pertama kali . Dalam kaitannya
(toetsingsgronden). dengan tata pengaturan : Tata berarti aturan,
susunan, sistem.4 peraturan, cara. Pengaturan
1.2 Rumusan Masalah berarti proses, cara, perbuatan mengatur.5
Dengan mengkaji pada asas negara Maka dapat disimpulkan pengertian tata
hukum dan kekuasaan pemerintah maka pengaturan adalah suatu aturan atau kaidah
dalam negara hukum segala tindakan di tentang perbuatan mengatur yang bentuk
dasarkan atas hukum, karena teori negara pengaturannya (regeling) dapat dijumpai pada
3
I Nyoman Suyatna, 2011, Ringkasan Disertasi :
4
Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik Dalam W.J.S.Poerwadarminta, 2003, Kamus Umum Bahasa
Pembentukan Peraturan Daerah, Program Studi Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka Jakarta,
Doktok Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas hlm.1024.
5
Brawijaya, Malang, hlm.39. Ibid, hlm.65.
690
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015
Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
691
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015 Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
692
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015
Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
mengatur dan bahkan mengikat warga secara dapat dikatakan sebagai bentuk Peraturan
umum. Hal ini merupakan masalah karena Perundang-undangan, sedangkan ditinjau
badan atau pejabat yang mengeluarkan dari fungsi atau materi muatannya mirip
keputusan tidak memiliki kewenangan untuk dengan Peraturan Perundang-undangan.
mengatur, lebih-lebih untuk mengikat warga Dalam kaitannya dengan
secara umum. pengatribusian dan pendelegasian A.Hamid.
Tugas pemerintahan tidak hanya S.Attamimi mengemukakan :
menerapkan ketentuan yang tertulis dalam Selain jenis dan bentuk peraturan
dalam pengaturan karena pembuat hukum perundang-undangan yang dibentuk
tidak akan mamapu memperhitungkan situasi berdasarkan fungsi legislative,
kongkrit yang timbul dalam penerapannya. diperlukan bagi penyelengara
Pergeseran pemikian negera hukum formil kebijakan pemerintahan yang tidak
menjadi negara hukum meteriil ( wefare terikat (vrijbeleid) pun tentunya
staat) tidak mungkin segala sesuatu ditur akan dikeluarkan juga berbagai
dalam peraturan perundang-undangan peraturan kebijakan (beleidsregel)
dengan kompleksnya tugas pemerintah, yang diadasrkan pada kewenangan
badan pemerintah yang dilakukan eksekutif.11
pemerintah, badan-badan pembuat undang- Peraturan kebijakan (beleidsregel)
undang berkecendrungan memberikan lebih terjadi dalam bentuk yang berlainan,
banyak kebebasan untuk melaksanakan melakukan pemerintah yang bebas ( tidak
pemerintahan.10 terikat). Penyelenggaraan pemerintahan yang
tidak terikat ini memberi kesempatan bebas
3.2 Peraturan Kebijakan bagi fungsi pengaturan secara administratif
Penyelenggaraan kebijakan pemerintah akibatnya dapat dibayangkan betapa
merupakan penentuan kebijakan dalam banyaknya peraturan perundang-undangan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dan peraturan kebijakan yang belum tentu
yang diarahkan untuk peningkatan semuanya memenuhi syarat asas perundang-
pelayanan dan pemberdayaan dalam rangka undangan dan asas kebijakan yang patut.
penyelenggaraan kepentingan umum Dengan demikian maka dalam praktik
kesejahteraan masyarakat. penyelenggaraan pemerintahan terdapat
Pemerintah dalam melaksanakan jenis peraturan yang dapat berlaku secara
tugas-tugas pemerintahan dibebankan oleh berdampingan, yaitu peraturan perundang-
pembentuk Undang-undang seringkali undangan dan peraturan kebijakan. Kedua
terjadi, bahwa tindakan pelanggaran berupa jenis peraturan perundang-undangan itu
kebijakan dalam bentuk peraturan yang dalam kenyataan tidak mudah untuk
ditujukan kepada masyarakat. Peraturan dibedakan dan disamakan. Badan atau
tersebut terjadi tanpa mempunyai wewenang Pejabat Tata Usaha Negara sebagai penentu
membuat peraturan. Gejala ini tidak kebijakan dewasa ini seringkali melakukan
tindakan-tindakan berupa keputusan yang
10
Philipus M Hadjon, 1988, Pengertian-
Pengertian dasar Tentang Tindak Pemerintahan
11
(Besturhandeli),hlm.44. A.Hamid S. Attamimi, 1993, op.cit, hlm.5.
693
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015 Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
tidak memenuhi syarat menurut hukum yang berkarakter Fries Ermessen dalam
sama sekali sehingga muncul dalih fries bentuk tertulis dan mengikat pada warga.
ermessen dan demi kepentingan umum atau Materi muatan pengaturannya memuat aturan
pembangunan. Untuk menghindari dan umum (algemene regel) tersendiri yang
mengantisipasi hal tersebut perlu diupayakan melampaui cakupan kaidah ( materialsphere)
agar peraturan kebijakan memenuhi syarat- peraturan perundang-undangan yang dibuat
syarat asas pemerintahan yang baik dan pengaturan secara operasional.Lembaga yang
patut. membuat peraturan kebijakan (beleidsregel
Dapat disimpulkan bahwa yang ) tidak memiliki kewenangan membentuk
berdasarkan kebebasan bertindak dapat perundang-undangan namun secara tidak
mempunyai kekuatan mengikat sebagai : langsung mengikat para warga sebagaimana
1. Memiliki kekuatan mengikat apabila halnya dengan kaidah-kaidah “ juridische
pembentukannya berdasarkan regels”. Dapat disimpulkan bahwa bentuk
kewenangan delegasi suatu undang- peraturan kebijakan bukanlah peraturan
undang. perundang-undangan. Karena lembaga
2. Apabila pembentukannya berasal dari yang membentuk peraturan kebijakan
kebebasan penilaian atau kebebasan tidak memiliki kewenangan pembuatan
interpretasi. peraturan perundang-undangan (wetgevende
bevoegdheid). Bentuk peraturan kebijakan
3.2.1 Dasar Pembuatan. tidak langsung mengikat secara hukum,
Menurut Belifante peraturan tetapi mempunyai relevansi hukum.
perundang-undangan semu adalah : Pembentukan peraturan kebijakan
(beleidsregel) didasarkan pada adanya
Tindakan hukum administrasi yang beoordelingsruimte (ruang pertimbangan)
bukan merupakan peraturan umum agar mengambil tindakan hukum publik
yang mengikat yang timbul menurut yang bersifat pengaturan yang diberikan
peraturan untuk itu dalam Hukum Tata pembentuk undang-undang kepada pejabat
Negara atau ditetapkan oleh badan atau badan-badan pemerintahan atas inisiatif
yang dinyatakan berwenang, dalam sendiri. Inisiatif ini berupa tindakan nyata
Hukum Tata Negara untuk perundang- yang positif guna menyelesaikan masalah-
undangan dalam arti material, masalah penyelenggaraan pemerintahan
melainkan dalam bentuk kebijaksanaan yang dihadapi pada saat tertentu yang
yang bentuk penerapannya dalam memerlukan pengaturan .
bidang hukum administrasi12 Ruang pertimbangan (beoordeling
sruimte) dikenal ada 2 bentuk yaitu
Peraturan kebijakan (beleidsregel) subjectieve beoordelingsruimte dan
dibentuk sebagai perwujudan Fries Ermessen objectieve beoordelingsruimte. Subjectieve
(discretionary power) yaitu kewenanagan beoordelingsruimte mengandung penger-
tian ruang pertimbangan yang bersifat
12
umum dan bebas semata-mata berdasarkan
Johanes Usfunan, 2002, Perbuatan pemerintah yang
dapat Digugat, Djambatan, Jakarta, hlm.109. pertimbangan subyektif. Istilah lain dari
694
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015
Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
695
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015 Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
696
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015
Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
697
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015 Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
698
Jurnal ISSN 2302-528X
Magister Hukum Udayana • Desember 2015
Vol. 4, No. 4 : 688 - 699
(UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)
699