Anda di halaman 1dari 4

Yogi Pradipta

21101900100
PR Diskusi Konservasi Kelas III
1. Perbedaan sculptable, flowable, packable
a. Packable
- Resin komposit packable mulai dikenal pada akhir tahun 1990an. Resin
komposit packable  diindikasikan untuk gigi posterior yang merupakan resin
komposit rigid, mempunyai viskositas tinggi, dan tidak lengket pada instrument
saat diaplikasikan dibanding resin komposit yang sebelumnya telah beredar di
pasaran.

- Secara estetik, resin komposit packable baik karena warnanya yang menyerupai
warna gigi asli. Keuntungan lain dari komposit adalah dapat mengurangi
shrinkage selama polimerisasi.

- Resin komposit packable memiliki ukuran partikel bahan pengisi 0,7-2 µm, berisi
resin dimetakrilat dengan volume bahan pengisi sebesar 66- 70%. Komposisi
bahan pengisi yang tinggi dapat menyebabkan kekentalan dan viskositas menjadi
meningkat sehingga sulit untuk mengisi celah kavitas yang kecil.
b. Sculptable (High Viscosity)
- Tahun 2010 diperkenalkan resin komposit tipe bulkfill merupakan modifikasi dari
resin komposit packable, terdapat 2 sediaan yaitu Sculptable (High Viscosity)
dan Flowable (Low Viscosity)
- Resin komposit sculptable memiliki viskositas yang tinggi sehingga memiliki
sifat mekanik yang baik, resin komposit sculptable memiliki indikasi sebagai
bahan restorasi pengganti amalgam dan digunakan pada gigi posterior
dikarenakan memiliki sifat mekanik baik (Ibarra et al., 2015).
- Kelebihan resin komposit sculptable adalah persentase filler yang tinggi sehingga
pengerutan polimerisasi rendah yang menyebabkan resin komposit bulk fill
sculptable dapat bertahan lama di rongga mulut.
c. Flowable (Low Viscosity)
- Resin komposit flowable memiliki indikasi sebagai liner, preventive retoration,
(Baroudi dan Rodrigues, 2015).
- Resin komposit flowable merupakan modifikasi resin komposit dengan
kandungan bahan pengisi yang rendah, yaitu berisi resin dimetakrilat dan bahan
pengisi organik dengan ukuran partikel 0,7-3,0 µm dengan volume 42-53% dan
mengandung fluoride. Kandungan bahan pengisi yang rendah berpengaruh pada
rendahnya viskositas dan daya alir bahan yang tinggi sehingga meningkatkan
kemampuan adaptasi pada tepi kavitas.
- Resin komposit flowable merupakan komposit yang memiliki modulus elastisitas
yang rendah
- Resin komposit flowable merupakan komposit yang memiliki jumlah filler lebih
rendah dari jenis komposit yang lain, hal tersebut menyebabkan konsistensi
menjadi lebih cair, membuat kekuatan menjadi berkurang, modulus lebih rendah
jika dibandingkan jenis komposit lain yang terisi penuh filler
- Resin jenis ini juga memiliki resiko polimerisasi shrinkage yang lebih tinggi
2. Kenapa menggunakan bonding generasi V
- Berdasarkan penelitian Kumar dkk tahun 2012 yang menyebutkan bahwa bonding
generasi V lebih tahan terhadap kontaminasi yang dapat mengakibatkan
kebocoran tepi pada restorasi
- Bonding generasi V menunjukkan kebocoran tepi yang lebih rendah. Hal ini
mungkin terjadi karena proses etsa dan aplikasi adhesif yang terpisah. Etsa yang
mengandung asam fosfat dapat menghasilkan mikroporositas sebesar 2µm pada
permukaan email sehingga menghasilkan interlocking yang kuat.

3. tipe bevel anterior


ada 2 jenis bevel yang baru diperkenalkan oleh Fahl yaitu infinity
bevel dan starburst bevel
 Infinity bevel : preparasi infinity bevel  dimulai 0,5 mm ke dalam dentin dan dilakukan
2 - 2,5 mm melewati garis fraktur.
 starburst bevel  adalah bevel yang berbeda panjang, kedalaman, dan volumenya pada
setiap bevel, bentuknya mirip dengan sinar dari bintang.

4 cara finishing dan polishing


Finishing merupakan counturing atau mengurangi bahanrestorasi sehingga membentuk
sesuai dengan anatomi gigi, sedangkan polishing merupakan prosedur setelah finishing
yakni mengurangi kekasaran permukaan bahan restorasi agar menjadi halus dan mengkilap
(Barakah, 2010:19). Prosedur finishing dan polishing harus dilakukan dalam keadaan yang
basah untuk menghindari adanya kerusakan pada resin komposit sendiri (Powers dan
Sakaguchi, 2006: 203)

Alat Finishing dan Polishing


Ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk finishing dan polishing bahan
restorasi yang sewarna gigi, diantaranya:
a. Carbide finishing burs,
b. Diamond finishing burs,
c. Aluminum oxide coated abrasive discs,
d. Abrasive strips,

e. Silicon Carbide Brushes,


f. Pasta Poles
Teknik Finishing dan Polishing
Menurut Barakah (2010:19-20) ada beberapa macam teknik polishing,diantaranya:
1. One step system
One step system merupakan prosedur polishing yang hanya menggunakan satu alat poles.
Beberapa alat yang menggunakan teknik ini diantaranya diamond impregnated cups (contoh
PoGo), aluminium and silicon oxide discs (contoh One Gloss), dan silicon carbide brushes
(contoh OptraPol, ComposiPro one-step brush, dan Astrobrush)
2. Two step system
Two step system merupakan prosedur polishing yang menggunakan alat poles lebih dari
satu. Alat yang menggunakan teknik ini diantaranya fine and superfine diamond burs,
aluminium oxide abrasive discs (contoh Sof-Lex discs), diamond dan silicon impregnated soft
rubber cups & discs (contoh Jiffy, AstroPol, OptiShine).

Daftar Pustaka
1. Kumar P., Shenoy A., dan Joshi S. The effect of various survace contaminant on the
microleackage of two different generation bonding agent. Journal Conservative
Dentistry. 2012.15(3): 265–269
2. Baroudi, K., & Rodrigues, J. C. (2015). Flowable Resin Composites: A Systematic
Review and Clinical Considerations. Journal of Clinical and Diagnostic Research, 9(6),
ZE18–ZE24.
3. LeSage B. Finishing and polishing criteria for minimally invasive composite
restorations. J Cosmetic Dentistry. 2011 June 24:422-28

Anda mungkin juga menyukai