Anda di halaman 1dari 14

REVITALISASI

PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
Bahan renungan
pendidikan yang menghidupkan dan mmbebaskan

24. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan
Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
membatasi antara manusia dan hatinya[606] dan sesungguhnya kepada-
Nyalah kamu akan dikumpulkan.
( Q.S. An-Nahl 24 )
110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

( Q.S. Ali Imran 119


Pendidikan manusia yang
menghidupkan dan membebaskan
 Manusia dan bangsa – bangsa yang
dicerahi iman ialah manusia dan bangsa –
bangsa yang menguasai IPTEKS secara
spiritual ( tanpa lelah dan berhenti ) bisa
memanfaatkan perkembangan peradaban
bagi kepentingan kemanusiaan pada
zamannya dan generasi sejenisnya dimasa
depan.
 Manusia dan bangsa – bangsa yang
menguasai ipteks adalah manusia yang
unggul, berkemajuan, berkeadaban dan
tercerahkan yang terus memperbaharui
dan mengembangkan ipteks mela;ui
penelitian dan pendidikan bagi
kepentingan kemanusiaan.
• pendidikan merupakan upaya sadar
penyiapan peluang bagi manusia untuk
menguasai ipteks berbasis wahyu
tekstual ( qouliyah ) dan wahyu natural
(kauniyah, alam semesta),
mengembangkan kemampuan
pemanfaatan alam semesta. Pendidikan
Muhammadiyah adalah pendidikan
pencerahan kesadaran ketuhanan
(makrifat iman/tauhid ) yang
menghidupkan, mencerdaskan dan
membebaskan manusia dari kebodohan
dan kemiskinan bagi kesejahteraan dan
kemakmuran manusia dalam kerangka
kehidupan bangsa dan tata pergaulan
dunia yang terus berubah dan
Prof. M. Yunan Yusuf, Ketua Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasmen) Muhammadiyah Pusat periode 2000-2005, acapkali melontarkan
wacana "Robohnya Sekolah Muhammadiyah" untuk menggambarkan betapa
rendahnya rata-rata kualitas dan mutu sekolah yang diselenggarakan
Muhammadiyah. Kritisi atas pendidikan Muhammadiyah juga muncul
berkenaan dengan belum tercerminnya nilai-nilai Islam dalam perilaku warga
sekolah, belum berhasil menekan ongkos pendidikan sampai ke batas
termurah, belum sanggup menciptakan kultur islami yang representatif, telah
kehilangan identitasnya, dan lebih kooperatif dengan kelompok penekan.
Berbagai kritik tersebut tidak cukup dijawab hanya dengan perombakan
kurikulum, peningkatan gaji guru, pembangunan gedung sekolah ataupun
pengucuran dana. Untuk menyahuti dan menuntaskan problem-problem itu
harus ada keberanian untuk membongkar akar permasalahan yang
sesungguhnya, yaitu karena belum tersedianya orientasi filosofi pendidikan
Muhammadiyah dan teori-teori pendidikan modern dan islami. Karena
adakalanya keterbelakangan sektor kependidikan suatu bangsa atau suatu
umat disebabkan tidak terutama oleh keterbelakangan infrastruktur yang
mendukungnya tetapi oleh perangkat konsep yang mendasarinya.
Pendidikan Muhammadiyah
merupakan pendidikan Islam
modern yang mengintegrasikan
agama dengan kehidupan dan
antara iman dan kemajuan yang
holistik.
Dari situ akan lahir generasi
muslim terpelajar yang kuat iman
dan kepribadiannya, sekaligus
mampu menghadapi dan
menjawab tantangan zaman.
Inilah pendidikan Islam yang
berkemajuan.
IPTEKS adalah hasil pemikiran rasional secara jolistik dan
komprehensif atas realitas alam semesta (ayat kauniyah )
dan atas wahyu dan sunnh ( ayat qouliyah ) y ang
merupakan satu kesatuan integral malalui kegiatan
penelitian dan pengemangan yang terus menerus
diperbaharui bagi kemalyuaan kemanusiaan dalam alam
kehidupan yang lestari.
Penguasaan IPTEKS adalah langkah awal dari tumbuhnya
kesadaran makrifat, sehingga pemikiran rasional adalah
awal dari kesadaran spiritual makrifat ketuhanan. Dan
ibadah kepada Allah adalah mliputi ibadah yang terangkum
dalam rukun Islam dan aktualisasi peran manusia sebagai
kholifah Allah dimuka bumi yang berkewajiban
memakmurkan kehidupan di bumi dan membangun
keadlian serta kedamain bagi sel uruh umat manusia
VISI DAN MISI PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
A. VISI
“ Terbentuknya manusia pembelajar yang
bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan
unggul dalam IPTEKS seagai perwujudan
tajdid dakwah amar makruf nahi munkar “
B. MISI
1. Mendidik manusia memiliki kesadaran k
etuhanan (spiritual makrifat )
2. Membentuk menusia berkemajuan, yang
memiliki etos tajdid, berfikir cedas, alternatif
dan wawasan luas.
3. Mengembangkan potensi manusia berjiwa
mandiri, beretos kerja keras, wi ra usaha,
kompetitif dan jujur.
4. Membina peserta didik agar menjadi menusia
yang memiliki kecakapan hidup dan kerampilan
sosial, teknologi, informasi dan k omunikasi.
5. Membimbing peserta didik agar menjadi
manusia yang memiliki jiwa, kemampuan
menciptakan dan mengapresiasi karya seni-
budaya.
6. Membentuk kader persyarikatan, ummat dan
bangsa yang ikhlas, peka, peduli dan
bertanggungjawab erhadap kemanusiaan dan
KONSEP
PENDIDIKANMUHAMMADIYAH
A. Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Muhammadiyah

 Amal usaha bidang pendidikan dalam


persyarikatan muhammadiyah merupakan
bidang yang paling strategis bagi uapaya
mewujudkan kemajuan ummat dan bangsa.
 Pendidikan Muhammadiyah telah eksis dan
bertahan selama satu abad. Dan ini merupakan
fakta akan kemampuan lembaga pendidikan
Muhammadiyah untuk surviv dan sekaligus
merupakan bukti kontribusi Muhammadiyah
kepada bangsa Indonesia. Dan ini tidak dapat
dilpaskan dari model pendidikan Muhamadiyah
yang didasarkan atas beberapa nilai.
Nilai – Nilai Dasar
Pendidikan Muhammadiyah
Pertama, Pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan
merujuk pada nilai = nilai yang bersumber pada al-Qur’an
dan Sunnah Nabi.
kedua, ruhul ikhlas untuk mencari ridlo Allah SWT,, menjadi
dasar dan insporasi dalan ikhtiar mendirikan dan
mnjalankan amal usaha bidang pendidikan.
ketiga, menepkan prinsip kerja sama ( musyarokah )
dengan tetap memelihara sikap kritis.
keempat, selalu memelihara dan mnghidup-hidupkan
prinsip pemaharuan (tajdid), inovasi dalam menjalankan
amal usaha diidang pendidikan,
kelima, memiliki kultur untuk memihak kepada kaum y ang
mengalami kesengsaraan (dhu;afa dan mustadh’afin )
dengan melakukan proses-proses kreatif sesuai dengan
tantangan dan perkemangan yang terjadi pada masyarakat
Indonesia,
keenam, memperhatikan dan menjalankan prinsip
keseimangan ( tawasuth atau moderat ) dalam mengelola
lemaga pendidikan antara akal sehat dan kesucian hati.
ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

1.Aspek Pembelajar Pendidikan


Muhammadiyah yang menghidupkan
dapat dilihat dari apek pembelajar
(peserta didik ) adalah model pendidikan
yang memberikan peluang untuk
berkembangnya akal sehat pada diri
pembelajar serta pada waktu yang sama
juga mendorong untuk tumbuhnya hati
yang suci dalam diri peserta didik serta
soft skill ( IQ,EQ,SQ )

Anda mungkin juga menyukai