Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA DENGAN KLIEN WAHAM

Oleh:
Nararia Travatonik
20204663058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
A. Definisi
Menurut (DEPKES RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien
yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat
diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien
yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).
Waham adalah gangguan isi pikir yang ditandai dengan keyakinan tentang
diri dan lingkungan yang menyimpang dan dipertahankan secara kuat (Yudhi
dkk, 2011).
Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada isi pikir
dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan
psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya.
Misalnya, harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan
bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan
atau logika (Kusumawati, 2010).
B. Faktor Predisposisi
1. Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atropi otak pembesaran ventrikel
di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
2. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda atau bertentangan dapat
menimbulkan ansietas dan berakhit dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
3. Faktor genetik
Adanya riwayat keturunan
4. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
5. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasignkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
C. Faktor Presipitasi
1. Faktor biokimia
Fopamin, noreprineprine, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
2. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.
3. Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti
atau diasingkan dari kelompok.
D. Rentang Respon

E. Klasifikasi waham
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja
(2011) yaitu :
1. Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus
atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Waham curiga
Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapai tidak sesuai
dengan kenyataan.
4. Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terganggu
atau terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
5. Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau
meninggal dunia, diucapkan berulang- ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
F. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik waham yaitu berupa :
Data subyektif Data obyektif
- Klien mengatakan sebagai - Marah-marah tanpa sebab
orang hebat - Banyak kata
- Klien mengatakan memiliki - Menyendiri
kekuatan luar biasa - Sirkumtasial
- Klien merasa sudah mati - Mudah tersinggung
- Klien merasa sakit atau rusak - Panik
organ tubuh - Sangat waspada
- Klien merasa diancam atau - Tidak tepat menilai lingkungan
diguna-guna atau realitas
- Klien merasa curiga - Merusak
- Klien merasa orang lain - Ekspresi wajah tegang
menjauh
- Klien merasa tidak ada yang
mau mengerti
G. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Data yang perlu dikaji :
a. Waham
1) Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2) Data objektif :
Klien tampak panik, tidak mampu berkonsentrasi, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, gelisah,
sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/realitas, ekspresi
wajah klien tegang, mudah tersinggung, penampilan kurang bersih.
H. Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan Akibat


san
Kerusakan komunikasi verbal

Gangguan isi pikir


Core problem
: waham

harga diri rendah

Koping individu tidak efektif Penyebab

I. Diagnosa Keperawatan
a. Waham
J. Rencana Keperawatan
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 Waham TUM : Setelah 1x interaksi klien: SP 1  Kepercayaan dari klien
Klien dapat a. klien dapat 1. Bina hubungan saling percaya merupakan hal yang mutlak
mengontrol berhubungan dengan 2. Bantu orientasi realita serta akan memudahkan
wahamnya realita Tahapannya : dalam melakukan pendekatan
b. klien dapat Berikan Support pada klien, tidak dan tindakan keperawatan
TUK 1: mengidentifiksai boleh menyalahkan klien kepada klien. Dengan adanya
 Klien dapat kebutuhan yang tidak 3. Bantu klien memenuhi saling percaya diharapkan
membina terpenuhi kebutuhannya klien dapat terbuka dengan
hubungan saling 4. Anjurkan klien memasukkan dalam perawat dan mau
percaya dengan jadwal kegiatan harian klien menceritakan masalahnya.
perawat  Dengan melakukan aktivitas
 Bantu orientas klien tidak akan lagi
realita menggunakan isi wahamnya.
 Klien dapat
mengidentifikasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi
TUK 2 : Setelah 1x interaksi klien : SP 2 Dengan mengetahui kemampuan yang
Klien dapat a. Dapat memiliki 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian dimiliki klien, maka akan
mengidentifikasi kemampuan yang klien memudahkan perawat untuk
kemampuan yang dapat digunakan 2. Berdiskusi tentang kemampuan mengarahkan kegiatan yang
dimiliki yang di miliki bermanfaat bagi klien dari pada hanya
 Tanyakan kemampuan yang di memikirkannya.
miliki klien
 Diskusikan
3. Latih kemampuan yang di miliki
TUK 3 : Setelah 1x interaksi klien SP 3 Sebagai upaya yang dilakukan dalam
Klien dapat dapat menyebutkan : 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian upaya penyembuhan.
memanfaatkan obat a. Menyebutkan kegiatan klien
dengan baik yang sudah dilakukan 2. Berikan pendidikan kesehatan
b. Menyebutkan manfaat tentang menggunakan obat yang
dari program teratur
pengobatan  Jelaskan manfaat penggunaan
obat pada pasien dengan
gangguan jiwa
 Jelaskan akibat bila tidak di
gunakan sesuai program
 Menyarankan pada klien untuk
melakukan kontrol jika obat
yang di berikan telah habis
3. Anjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian klien
DAFTAR PUSTAKA

PPNI,T.P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:DPP PPNI.


PPNI,T.P.(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :DPP PPNI.
PPNI,T.P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Budi, Anna Keliat. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Direja. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
Kelliat. 2009. Buku Pintar Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Kusumawati, Farida. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai