7/Jun/2021
38
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021
ekonomi dan integritas sistem keuangan, tindak pidana tersebut merupakan tindak
tetapi juga membahayakan persimpangan pidana yang serius atau suatu perbuatan
kehidupan sosial dan ekonomi bangsa dan yang jika dilihat dari perbuatan tersebut
negara. tampak kecil tetapi mempunyai akibat makro
Kejahatan merupakan salah satu bentuk ekonomi yang negatif. Pelanggaran di bidang
dari perilaku menyimpang yang selalu ada cukai akan dikenakan sangsi administrasi
dan melekat pada tiap bentuk masyarakat, berupa pengenaan denda atau jika melanggar
tidak ada masyarakat yang sepi dari ketentuan pidana undang-undang cukai dapat
kejahatan7. Kejahatan biasa dianggap sebagai dilakukan penyidikan, jadi harus diteliti dulu
kejahatan, namun seiring berkembangnya ketentuan pasal mana yang dilanggar.
jenis kejahatan baru dan kompleks muncul Peraturan perundang-undangan tentang
seiring dengan perkembangan masyarakat. cukai termuat dalam Undang-Undang No.11
Kejahatan korporasi sering dikaitkan Tahun 1995 tentang Cukai dan Undang-Undang
dengan kejahatan yang tergolong No.39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
inkonvensional dalam konteks kejahatan Undang-Undang No.11 Tahun 1995 tentang
kerah putih, kejahatan terorganisir, kejahatan Cukai dan Peraturan Pemerintah Nomor 49
bisnis dan kejahatan sindikat, yang biasanya tahun 2009 tentang Tata cara Penindakan di
dipandang sebagai kejahatan organisasi yang Bidang Cukai yang pelaksanaannya dibebankan
mengarah pada motif keuntungan ekonomi kepada Bea dan Cukai. Direktorat Jenderal Bea
yang tercermin dalam konflik antara tujuan dan Cukai Kementerian Keuangan
perusahaan dan kepentingan berbagai pihak, melaksanakan regulasi semua yang berkaitan
seperti pesaing, tenaga kerja, konsumen, dengan Cukai dan memastikan semua
masyarakat dan negara. Oleh karena itu, peraturan dan prosedur cukai berjalan sesuai
tidak mengherankan jika kejahatan ini peraturan perundang-undangan. Untuk itulah
menyebar dengan cepat dan memiliki dilakukan pengawasan sebagai fungsi
konsekuensi yang meluas dan sangat penegakan hukum di bidang Cukai.
merugikan8. Barang Kena Cukai (BKC) terdiri dari etil
Cukai adalah pungutan negara terhadap alkohol atau etanol; minuman yang
barang-barang tertentu yang memiliki mengandung etil alcohol (MMEA) ; dan produk
karakteristik dan sifat yang ditentukan oleh tembakau. Berdasarkan data Kementerian
undang-undang cukai 9 , sedangkan Keuangan melalui Ditjen Bea dan Cukai bahwa
karakteristik barang kena cukai adalah pelanggaran cukai yang dilakukan pada tahun
sebagai berikut, konsumsinya harus 2019 di Indonesia mengalami kenaikan dan
dikendalikan, peredarannya harus diawasi, telah ditindaklanjuti dengan penindakan yang
penggunaannya dapat berdampak negatif tegas terhadap pelaku atas beberapa produk
pada masyarakat atau lingkungan; atau hasil tembakau dan MMEA ilegal. Pelanggaran
penggunaannya membutuhkan pengenaan produk hasil tembakau seperti rokok banyak
pungutan negara demi keseimbangan dan dijumpai terutama di Jawa Timur seperti di
keadilan. Sidoarjo, Malang, Pasuruan, Madura,
Cukai merupakan salah satu jenis sedangkan di Jawa Tengah sumber produksi
penerimaan pajak, sama halnya seperti Bea haram ada di wilayah Pati, Kudus dan Jepara.
Masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Rokok produk lokal ilegal ini banyak dipasarkan
Pajak Penghasilan (PPh). Kontribusi Cukai saat di Sulawesi Selatan, Jambi, Kalimantan Timur,
ini sekitar 9-10% dari Penerimaan Pajak di APBN dan Banjarmasin, sedangkan untuk kasus
Indonesia. pelanggaran rokok impor biasanya dilakukan
Suatu tindak pidana dapat digolongkan melalui e-commerce10.
sebagai tindak pidana kejahatan karena
7 Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1998, Teori-Teori dan 9 Pasal 1 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Kebijakan Pidana, Bandung: Alumni, hal. 148. Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 tentang Cukai
8 Yesmil Anwar dan Adang, 2010, Kriminologi, Refika 10 Anggun P. Situmorang, di unduh dari Bea Cukai Tindak
Aditama, Bandung, hal. 241-242. Ribuan Pelanggaran di 2019, Terbanyak Rokok dan
Pornografi pada tanggal 27 Desember 2020
39
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021
Otoritas Bea dan Cukai sebagai penegak menawarkan, menyerahkan, menjual atau
hukum di bidang kepabeanan dan cukai menyediakan untuk dijual barang kena cukai
berupaya menindak semua oknum atau yang tidak dikemas untuk penjualan eceran
perusahaan yang melakukan pelanggaran di atau tidak dilekati dengan pita cukai atau tidak
bidang cukai untuk memberikan efek jera bagi dibubuhi tanda pelunasan cukai lainnya
pelaku pelanggaran di bidang cukai dan juga sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (1)
menekan peredaran rokok ilegal di pasar. Undang-undang Nomor 11 tahun 1995 Jo.
Kenaikan tarif cukai ditujukan untuk Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang
pengendalian peredaran rokok di pasar, Cukai.
namun juga dapat meningkatkan jumlah
tindak pidana di bidang cukai, khususnya B. Rumusan Masalah
bagi produsen rokok yang berada di kelas 1. Bagaimana pertanggungjawaban pidana
menengah ke bawah. Indonesia seringkali korporasi dalam tindak pidana cukai?
mengalami kerugian yang sangat besar akibat 2. Bagaimana penerapan sanksi terhadap
penipuan pihak-pihak yang tidak bertanggung korporasi yang melakukan tindak pidana
jawab yang melakukan pelanggaran cukai. cukai?
Korporasi merupakan tulang punggung
perekonomian nasional tidak selamanya
terealisasi dengan baik pelaksanaannya, malah C. Metode Penelitian
merugikan perekonomian masyarakat dan Metode penelitian yang digunakan adalah
negara dengan melakukan pelanggaran hukum, normatif hukum yaitu cara atau prosedur
termasuk pelanggaran hukum pidana yang analisis yang berpedoman pada beberapa
merupakan bentuk pelanggaran yang berakibat asas hukum, kaidah-kaidah hukum maupun
pidana adalah pelanggaran cukai. prinsip-prinsip hukum yang bertalian substansi
Beberapa kasus tindak pidana korporasi peraturan perundang-undangan yang bersifat
dalam tindak pidana cukai diantaranya umum dan khusus diikuti observasi lapangan
dilakukan oleh Pabrik Rokok (PR) Cengkir Mas yang dilakukan dalam rangka penelitian untuk
seperti dapat kita lihat dalam putusan Putusan mengetahui pertanggungjawaban pidana
Pengadilan Negeri Sidoarjo Nomor korporasi dalam tindak pidana cukai. Untuk
No.844/Pid.Sus/2013/PN.Sda, kasus ini berawal menganalisis data dalam penelitian ini
dari terdakwa memerintahkan karyawan untuk digunakan analisis kualitatif dari data yang
melekatkan pita pita cukai yang dibeli dari dikumpulkan. Analisis data kualitatif adalah
USMAN pada rokok produksi PR. CENGKIR MAS upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan
untuk kemudian dibungkus pada karton. data, mengaturnya, memilahnya menjadi unit
Selanjutnya rokok dengan pita cukai yang yang dapat dikelola, mensintesisnya,
bukan haknya tersebut hendak dikirim kepada menemukan dan menemukan pola,
pemesan melalui Ekspedisi Putra Mandiri mengidentifikasi apa yang penting dan apa
Transport, yang kemudian dapat digagalkan yang sedang dipelajari, dan memutuskan apa
oleh saksi yang merupakan petugas Bea dan yang akan dikatakan kepada orang lain atau
Cukai Sidoarjo. siapa menjelaskan. Deskriptif meliputi isi dan
Pada kasus tindak pidana cukai yang struktur hukum positif, yaitu suatu kegiatan
berbeda dapat kita lihat pada Putusan yang dilakukan untuk menentukan isi atau
Pengadilan Tinggi Nomor 9/PID/2020/PT.MND makna dari norma hukum yang dijadikan
atas nama terdakwa Robby Iswandi alias Alim bahan acuan dalam menyelesaikan masalah
(48 tahun) yang merupakan pemilik tempat hukum yang menjadi objek penelitian.
hiburan Altitude Club yang bersama-sama Analisis data kualitatif dilakukan melalui
dengan saksi MAXI DOLFI ROYKE STEVEN SUPIT reasoning thinking untuk dapat menarik
(dilakukan penuntutan dalam berkas perkara kesimpulan yang logis sebelum disusun
terpisah) pada hari Rabu tanggal 28 November dalam bentuk laporan penelitian. Analisis
2018 sekitar Pukul 23.00 WITA bertempat di CV data dilakukan secara kualitatif untuk
Lim Jasa Entertainment di Jalan Laksda John Lie menarik kesimpulan yang tidak hanya
Kawasan Megamas Kota Manado “ bertujuan untuk mengungkap kebenaran,
40
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021
tetapi juga bertujuan untuk memahami perkara pidana. Hal tersebut tidaklah aneh
gejala-gejala yang timbul dalam penerapan mengingat saat ini hukum acara pidana masih
ketentuan undang-undang tentang berpedoman pada Undang-undang Nomor 8
pertanggungjawaban pidana badan hukum Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
atas tindak pidana cukai. Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang belum
Analisis data dilakukan dengan cara sebagai mengakomodir korporasi sebagai subyek
berikut:11 hukum.
1. Mengumpulkan bahan-bahan hukum Pertanggungjawaban pidana Korporasi dan
yang relevan dengan permasalahan yang Pengurus dapat dilihat pada Pasal 3 PERMA di
diteliti; atas yang menyebutkan bahwa tindak pidana
2. Menjelaskan hubungan-hubungan korporasi adalah tindak pidana yang
antara berbagai konsep, pasal atau dilakukan oleh seseorang, dalam hubungan
doktrin yang ada; dan kerja atau hubungan lain, yang bertindak
3. Menarik kesimpulan dengan pendekatan secara individu atau kolektif atas nama
deduktif-kualitatif. Korporasi, baik secara internal maupun
eksternal. Korporasi dapat dimintai
HASIL DAN PEMBAHASAN pertanggungjawaban pidana atas kejahatan
A. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi berdasarkan ketentuan pidana Korporasi
dalam Tindak Pidana Cukai dalam undang-undang yang mengatur tentang
Tata cara pemidanaan korporasi yang korporasi seperti disebutkan dalam Pasal 1
terlibat tindak pidana tidak hanya berbicara angka 8 Perma No. 13 Tahun 2016.
mengenai hukum materiilnya saja melainkan Pengertian Pengurus dalam Pasal 1 PERMA
juga tentang hukum formil atau hukum adalah organ korporasi yang menjalankan
acaranya. Permasalahan tersebut telah pengurusan korporasi sesuai anggaran dasar
direspons oleh Mahkamah Agung Republik atau undang-undang yang berwenang mewakili
Indonesia dengan mengeluarkan PERMA No. 13 korporasi, termasuk mereka yang tidak
tahun 2016. Berdasarkan konsiderans memiliki kewenangan untuk mengambil
menimbang huruf c PERMA No. 13 tahun 2016, keputusan, namun dalam kenyataannya dapat
menyatakan bahwa banyak Undang-Undang di mengendalikan atau turut mempengaruhi
Indonesia yang telah menempatkan korporasi kebijakan korporasi atau turut memutuskan
sebagai subyek tindak pidana yang dapat kebijakan dalam korporasi yang dapat
dimintai pertanggungjawaban namun perkara dikualifikasikan sebagai tindak pidana.
dengan subyek hukum korporasi yang diajukan Dalam PERMA pidana korporasi, terdapat
dalam proses pidana masih sangat terbatas. rumusan kriteria tindak pidana korporasi
Salah satu penyebabnya adalah prosedur dan yang dapat disebut tindak pidana; siapa saja
tata cara pemeriksaan korporasi sebagai pelaku yang dapat dituntut atas kejahatan korporasi;
masih belum jelas. Adanya PERMA No. 13 tahun tata cara pemeriksaan (penuntutan)
2016 tersebut, semakin menunjukkan bahwa perusahaan dan / atau manajemen
tidaklah mudah untuk dapat memidanakan perusahaan; litigasi perusahaan; jenis denda
korporasi yang melakukan tindak pidana perusahaan; keputusan; dan implementasi
sebagaimana ditentukan oleh undang-undang. keputusan. Dalam memilih kriteria kesalahan,
Lebih lanjut, pada pasal 2 huruf b PERMA No. 13 beberapa faktor harus diperhatikan:
tahun 2016, menyatakan bahwa maksud dan keuntungan atau keuntungan perusahaan
tujuan dari adanya PERMA No. 13 tahun 2016 dari kejahatan atau kejahatan tertentu yang
ini adalah untuk mengisi kekosongan hukum dilakukan untuk kepentingan korporasi,
khususnya hukum acara pidana dalam korporasi melakukan kejahatan, korporasi
penanganan perkara pidana dengan pelaku tidak melakukan tindakan preventif
korporasi dan/atau pengurus korporasi yang mengukur atau mencegah dampak yang lebih
hingga saat ini belum mengatur mengenai tata besar dan tidak mematuhi ketentuan hukum
cara penanganan korporasi yang melakukan
41
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021
yang berlaku untuk menghindari terjadinya secara khusus diatur oleh undang-undang
tindak pidana lain. Seperti keterangan terdakwa,
Dalam Pasal 5 PERMA menyebutkan bahwa keterangan korporasi merupakan alat bukti
dalam hal pengunduran diri atau kematian hukum di pengadilan. Sedangkan pengenaan
salah satu atau lebih pengurus korporasi, ini delik korporasi yaitu delik asal berupa denda
tidak berarti hilangnya tanggung jawab dan delik tambahan menurut undang-undang
(pertanggungjawaban pidana) bagi yang berlaku seperti kompensasi moneter,
12
korporasi . Ketentuan ini tidak hanya ganti rugi dan restitusi. Jika tidak mampu
mengatur pertanggungjawaban pidana yang membayar, aset korporasi disita dan dilelang
dilakukan oleh korporasi atas dasar oleh kejaksaan untuk mencakup denda
ketenagakerjaan atau hubungan lainnya, pidana, penyerahan, ganti rugi dan / atau
tetapi juga dapat menjebak korporasi dan restitusi (tindakan perdata korban) atas
grup korporasi dalam proses merger, akuisisi, perintah pengadilan. Denda tersebut dapat
divestasi dan pembubaran. Namun, diubah menjadi penjara secara pro rata
perusahaan yang hancur setelah melakukan setelah manajemen menjalani hukuman
kejahatan tidak dapat dihukum. Namun, utama (penjara).
apabila kekayaan milik korporasi (yang telah Perhatikan bahwa ada sekitar 70 Undang-
dibubarkan) diduga digunakan untuk undang di luar KUHP yang mengatur tentang
melakukan tindak pidana dan / atau pertanggungjawaban pidana perusahaan,
merupakan hasil tindak pidana, maka tetapi minim yang diproses dan
pelaksanaannya diatur dalam ketentuan dipertimbangkan sebelum persidangan seperti
peraturan perundang-undangan. tindak pidana illegal fishing, illegal logging,
PERMAlah yang mengidentifikasi korporasi korupsi, perusakan lingkungan dan pencucian
dan/atau manajemennya sebagai tersangka uang perusahaan. Hal ini karena KUHAP
dalam proses penyidikan dan penuntutan, sendiri belum menetapkan petunjuk teknis
baik secara individu maupun kolektif, setelah penyusunan surat dakwaan apabila subyek
panggilan (surat) diproses. Agenda ini berisi: hukum tersebut adalah korporasi. Namun
nama korporasi; tempat tinggal; dalam praktiknya, penyidik dan penuntut
kewarganegaraan perusahaan; status enggan membawa perkara pidana korporasi
perusahaan dalam kasus pidana (saksi / ke pengadilan karena rumitnya penyusunan
tersangka / terdakwa); waktu dan tempat dan penyusunan surat dakwaan pidana
pemeriksaan; dan ringkasan peristiwa korporasi. Pengadilan juga sangat bergantung
kriminal yang dituduhkan. pada dakwaan penuntutan untuk kasus
Pasal 12 PERMA mengatur bentuk surat kejahatan perusahaan.
dakwaan yang sebagian mengacu pada ayat Pada ayat (2) Pasal 143 huruf a KUHAP,
(2) pasal 143 KUHAP sebagaimana telah persyaratan formal surat dakwaan yang
diubah dengan isi surat dakwaan yang disiapkan oleh jaksa antara lain nama
memuat: nama perseroan, tempat, tanggal lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal
pendirian, dan / atau nomor anggaran dasar. lahir, jenis kelamin, kewarganegaraan,
/ anggaran dasar. / posisi / dokumen / tempat tinggal. tempat tinggal, agama dan
perjanjian, serta perubahan terkini, tempat, pekerjaan tersangka. Sejauh ini, tidak
posisi, kebangsaan korporasi, jenis korporasi, ditemukan ketentuan acara pidana yang
bentuk kegiatan / bisnis dan kepribadian mengatur kedudukan korporasi sebagai
perwakilan pengurus. Selain itu, memuat tersangka atau terdakwa, baik pada tahap
uraian yang akurat, jelas dan lengkap tentang penyidikan BAP maupun pada tahap
terdakwa tindak pidana yang menunjukkan penuntutan pidana dengan memperhatikan
waktu dan tempat tindak pidana tersebut. tersangka. Uraian huruf dalam ayat (2) Pasal
Sistem pembuktian penyidikan tindak 143 KUHAP ini hanya menyangkut identitas
pidana korporasi tetap berpedoman pada seseorang sebagai subjek hukum dalam
ketentuan KUHAP dan Hukum Acara yang tindak pidana13.
42
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021
Korupsi”, di unduh dari http://www.pn-medankota.go.id 16 Bettina Yahya, “Pembuktian Tindak Pidana Korupsi Yang
tanggal tanggal 8 Februari 2021. Dilakukan Korporasi Sebagai Upaya Pengembalian
14 Ayu Nurul Alfia, Adji Samekto, dan Nanik Trihastuti, Kerugian Keuangan Negara,” Disertasi, Yogyakarta:
“Tanggung Jawab Perusahaan Transnasional dalam Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada,
Kebakaran Hutan di Riau dalam Perspektif Hukum 2018, hal. 247-248.
Internasional”, Diponegoro Law Journal, Vol. 5 No. 3, 17 Ibid, hal. 247-248.
43
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021
dilakukan dengan amat hati-hati. Sebab, seorang perwakilan dapat diwakili oleh orang
menghukum korporasi sama dengan lain.
menghukum orang-orang tak bersalah yang Ketentuan pidana UU No. 39 Tahun 2007
juga bekerja mencari nafkah dalam korporasi mengklasifikasikan tindak pidana berupa delik
itu sendiri. Ditambah lagi, bisa saja terjadi suatu guna memberikan asas kepastian hukum dan
kehancuran perekonomian secara sistemik memudahkan hakim dalam mengambil
yang dapat dialami jika penjatuhan pidana keputusan. Sebagai undang-undang
terhadap korporasi tersebut tidak perpajakan, fungsi utama dari penerapan UU
memperhatikan extra legal factors yang Cukai adalah memaksa wajib pajak atau
sepatutnya juga dijadikan pertimbangan oleh wajib pajak cukai untuk mematuhi semua
majelis hakim dalam menentukan penjatuhan peraturan dan memenuhi kewajiban melalui
pidana dan besaran pemidanaan (straafmat) pembayaran pajak cukai guna
terhadap suatu subjek hukum, dalam hal ini memaksimalkan penerimaan negara. Melihat
korporasi. pentingnya penerimaan negara dari sektor
Hakim terikat oleh ketentuan cukai untuk menggairahkan perekonomian,
perundangan dan tidak terikat pada dakwaan maka sanksi pidana digunakan sebagai
jaksa, oleh karena itu apabila pidana langkah tegas penegakan Undang-Undang
dijatuhkan terhadap tindak pidana cukai yang Cukai untuk memastikan adanya paksaan
dilakukan oleh terdakwa, ia harus dipidana yang sebesar-besarnya bagi para pemungut
tidak hanya sesuai dengan Pasal 51 UU No. cukai. Namun ketentuan pidana yang
11 dari 1995 oleh Jo. UU No. 39 tahun 2007, termaktub dalam UU Cukai merupakan
namun terdakwa juga divonis berdasarkan upaya/ sarana terakhir (ultimum remedium)
Pasal 61 UU No. 11 dari 1995 oleh Jo. UU yang digunakan untuk menegakkan
No. 39 tahun 2007, yang memuat ketentuan, kepatuhan ketika sanksi administratif tidak
jika tindak pidana menurut undang-undang membuahkan hasil.
ini dilakukan atau atas nama badan hukum, Dalam pengenaan sanksi pidana,
perusahaan, perseroan, perkumpulan, diperlukan rasa keadilan agar dapat
yayasan atau koperasi, tuntutan pidana dan memberikan efek jera terhadap terdakwa
sanksi pidana dijatuhkan kepada: 1) badan yang telah divonis. Jika perbuatan tersebut
hukum, perusahaan , asosiasi, yayasan atau merupakan delik serius, pelakunya harus
koperasi, 2) mereka yang memerintahkan dihukum sesuai dengan perbuatannya. Jika
untuk melakukan kejahatan atau bertindak pelanggarannya kecil, tidak ada hukuman
sebagai pemimpin, atau yang tidak berat. Kemudian semua aturan yang
melakukan pencegahannya19. ditetapkan diterapkan dan diikuti oleh aparat
Tindak pidana yang sesuai dengan penegak hukum. Beratnya hukuman seorang
ketentuan di bidang cukai dianggap dilakukan hakim harus didasarkan pada aturan yang
oleh badan hukum, perusahaan, ditetapkan dan, tentunya, dengan
perkumpulan, yayasan atau koperasi, atau memperhatikan hikmat dan hati nurani.
atas nama mereka, jika tindak pidana Karena jika tindak pidana berat dan putusan
tersebut dilakukan oleh orang berdasarkan hakim terlalu mudah, dikhawatirkan di
hubungan kerja atau berdasarkan hubungan kemudian hari akan ada pelaku pemalsuan
lain bertindak dalam lingkungan badan hukum, pita cukai yang akan merusak keuangan
perseroan, perusahaan, perkumpulan, masyarakat, mengganggu perdagangan yang
yayasan atau koperasi, baik yang melakukan bersih dan aman di Indonesia, bebas biaya
tindak pidana secara sendiri-sendiri maupun dan sembunyi-sembunyi. Dengan demikian,
bersama-sama. Jika perkara pidana diajukan peran hakim dan aparat penegak hukum
terhadap badan hukum, perusahaan, lainnya adalah untuk mematuhi hukum, yang
perkumpulan, yayasan atau koperasi, dimana penting untuk memastikan kepatuhan
tuntutan diajukan oleh lebih dari satu terhadap hukum yang berlaku.
pengurus atau salah satu direktur, dan
19
Putusan PN Sidoarjo Nomor
No.844/Pid.Sus/2013/PN.Sda
44
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021
Jika dilihat pada kasus dalam teori pasal 58 UU No. 11 dari 1995 oleh Jo
pertanggungjawaban korporasi masuk ke UU No. 39 tahun 2007, yaitu pidana
dalam model korporasi sebagai pembuat tindak penjara paling singkat 1 (satu) tahun
pidana dan sifat pertanggungjawaban pidana dan paling lama 5 (lima) tahun dan /
korporasi, terdapat model atau denda paling sedikit 2 (dua) kali
pertanggungjawaban korporasi Pengurus lipat jumlah cukai dan paling banyak.
korporasi sebagai pembuat dan penguruslah 10 (sepuluh) kali lipat jumlah cukai
yang bertanggung jawab. Model yang harus dibayarkan. Penerapan
pertanggungjawaban pidana korporasi dimana sanksi terhadap korporasi dalam tindak
pengurus korporasi sebagai pembuat dan pidana cukai adalah upaya pemerintah
sekaligus sebagai yang bertanggungjawab, pada untuk memberikan kepastian hukum
hakikatnya dijiwai oleh asas “societas dan untuk memberikan efek jera untuk
universitas delinquere non potest”, yaitu badan mencegah terjadinya tindak pidana
hukum tidak dapat melakukan tindak pidana. yang dapat merugikan negara
Sistem pertanggungjawaban ini ditandai
dengan upaya untuk membatasi sifat tindak B. Saran
pidana yang dilakukan oleh korporasi kepada Adapun saran-saran dalam penelitian ini
individu. Sejauh menyangkut pengelola adalah sebagai berikut:
perusahaan, sebagai pencipta dan 1. Peraturan perundang-undangan yang
penanggung jawab, manajemen diserahi mengatur mengenai korporasi yang
tanggung jawab yang sebenarnya merupakan terlibat dalam tindak pidana cukai
kewajiban perusahaan. Manajer yang gagal sebagai subjek tindak pidana harus
memenuhi tugas ini akan dihukum. Sistem ini diatur secara rinci lagi mmengenai
memiliki alasan untuk mencegah kejahatan. kapan suatu korporasi dapat dikatakan
Alasannya, korporasi tidak bisa dimintai melakukan tindak pidana. Demikian
pertanggungjawaban atas pelanggaran pula ketentuan tentang siapa yang
tersebut, namun pelanggaran tersebut selalu dapat dituntut dan dipidana atas
dilakukan oleh manajemen. kejahatan yang dilakukan oleh suatu
korporasi harus diatur secara tegas
PENUTUP agar korporasi tidak dapat menghindari
A. Kesimpulan kejahatan yang dilakukannya dengan
Dari latar belakang, permasalahan dan berkedok pengurusan korporasi.
pembahasan di atas dapat diambil beberapa 2. Undang-undang cukai perlu diubah
kesimpulan yaitu. menjadi undang-undang nasional,
1. Tanggung jawab pidana perusahaan memasukkan korporasi sebagai subjek
atas tindak pidana cukai terdiri dari 3 hukum dalam RUU KUHP, mengadopsi
(tiga) sistem, yaitu: pengelola doktrin yang berkembang terkait
perusahaan sebagai pencipta dan pertanggungjawaban pidana
pengelola penanggung jawab, korporasi perusahaan, dan memiliki kemampuan
sebagai pencipta dan pengelola yang terbukti untuk memberantas
penanggung jawab, korporasi sebagai pelanggaran cukai di negara-negara
pembuat dan sekaligus penanggung yang telah bergabung dengan sistem
jawab, serta manajemen dan korporasi tersebut. Selain itu, pengadopsian
sebagai pelaksana kejahatan, dan model corporate criminal responsibility
keduanya juga bertanggung jawab. yang berkembang di dunia
Secara umum, tanggung jawab pidana internasional juga dapat menjadi wujud
perusahaan untuk pelanggaran cukai harmonisasi peraturan perundang-
adalah bahwa manajer perusahaan undangan Indonesia dengan hukum
adalah pembuat dan pengurus dan prinsip internasional yang diakui
bertanggung jawab. secara internasional oleh masyarakat
2. Penerapan sanksi pidana kepada yang beradab.
korporasi untuk bea cukai diatur dalam
45
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021
46