Anda di halaman 1dari 9

Lex Privatum Vol. IX/No.

7/Jun/2021

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA tidak terlepas bagi kehidupan bermasyarakat


KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA CUKAI1 untuk mencukupi kebutuhan umat manusia
Oleh: Stevy Nathaniel Isser Parangan2 sedangkan untuk kepentingan negara berperan 
Abdurrahman Konoras3 dalam  perekonomian  nasional  dalam 
Wempie Jh. Kumendong4 meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  negara.
Selain  itu,  korporasi  juga  menghasilkan 
ABSTRAK pendapatan  bagi  masyarakat  dan  negara, 
Penelitian  ini  merupakan  studi  dokumentasi  seperti  penerimaan  negara  berupa  pajak  dan 
atau  studi  pustaka. Metode  penelitian  yang  devisa,  serta  menciptakan  lapangan  kerja, 
digunakan  adalah  cara  pengaturan  dan  meningkatkan  transfer  teknologi,  dan  lain 
hukum  dalam  menganalisis  peraturan  sebagainya.  Namun  selain  meraup 
perundang-undangan  terkait  keuntungan  yang  berdampak  positif  bagi 
pertanggungjawaban  pidana  perusahaan  masyarakat  dan  negara,  korporasi  juga  dapat 
untuk  tindak  pidana  cukai.  Kemudian  menimbulkan  konsekuensi  negatif  yang 
dianalisis  dengan  mempertimbangkan  berujung  pada  kriminalisasi  korporasi,  hal  ini 
pandangan  para  ahli  atau  doktrin  hukum,  terjadi  ketika  korporasi  mencemari  air,  udara 
peraturan  perundang-undangan  tentang  dan  tanah,  mengeksploitasi  atau  menguras 
masalah  hukum  yang  dibahas,  dan  sumber  daya  alam  yang  tidak  peduli 
kesimpulan  yang  diambil  terkait  dengan  lingkungan,  persaingan,  manipulasi  pajak  dan 
masalah  yang  diteliti. Hasil penelitian penipuan,  eksploitasi  pekerja  tanpa 
menunjukkan Tanggung  jawab  pidana  pembayaran  untuk  hak-hak  mereka,  produk 
perusahaan  atas  tindak  pidana  cukai  terdiri  atau  cacat  di  bawah  standar  dapat 
dari  3  (tiga)  sistem,  yaitu:  pengelola  membahayakan  konsumen.  Pemidanaan 
perusahaan  sebagai  pencipta  dan  pengelola  korporasi  juga  dapat  diterapkan  terhadap 
penanggung  jawab,  korporasi  sebagai  korporasi yang melakukan tindak  pidana  cukai, 
pencipta  dan  pengelola  penanggung  jawab,  korupsi  atau  pencucian  uang,  yang  dapat 
korporasi  sebagai  pembuat  dan  sekaligus  merugikan  individu  atau  masyarakat  luas, 
penanggung  jawab,  serta  manajemen  dan  yang  pada  akhirnya  juga  merugikan  negara.
korporasi  sebagai  pelaksana  kejahatan,  dan  Untuk mengejar keuntungan tidak jarang
keduanya  juga  bertanggung  jawab.  Secara  korporasi ada yang menggunakan tindak
umum,  tanggung  jawab  pidana  perusahaan  kecurangan,  penyesatan,  penyembunyian 
untuk  pelanggaran  cukai  adalah  bahwa  kenyataan,  manipulasi,  pelanggaran 
manajer  perusahaan  adalah  pembuat  dan  kepercayaan,  akal-akalan  atau  pengelakan 
pengurus  bertanggung  jawab. peraturan  sehingga  sangat  merugikan 
Kata Kunci: Pertanggungjawaban, Pidana, masyarakat  secara  luas 5 .  Disamping  itu, 
Korporasi, Cukai tindak  pidana  korporasi  merupakan  bagian 
dari  White  Collar  Crime  yang  dikemukakan 
PENDAHULUAN oleh  Shutherland  berikut  ini:  “…is  a  violation 
A. Latar Belakang Masalah of  criminal  law  by  the  person  of  the  upper 
Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 31 socioeconomic  class  in  the  course  of  his 
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak occupational  activities”  (kejahatan  kerah 
Pidana Korupsi menyebutkan bahwa Korporasi putih  adalah  suatu  kejahatan  yang  dilakukan 
adalah kumpulan orang dan atau kekayaan oleh  seseorang  yang  mempunyai  tingkat 
yang terorganisir, baik merupakan badan sosial  ekonomi  kelas  atas  yang  berhubungan 
hukum maupun bukan badan hukum. Korporasi dengan  jabatan 6 .  Berdasarkan  hal  tersebut, 
berperan besar untuk kepentingan masyarakat tindak  pidana  korporasi  merupakan 
dan kepentingan negara. Keberadaan korporasi kejahatan  yang  dapat  mengancam  stabilitas 

1 Artikel Tesis 5Romli Atmasasmita, 2003, Pengantar Hukum Kejahatan


2 Bisnis, Prenada Media, Jakarta, hal. Xiii.
Mahasiswa pada Pascasarjana Unsrat, NIM.
6 Mardjono Reksodiputro, 1989, Pertanggungjawaban
18202108032)
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Korporasi. FH
4 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum UNDIP, Semarang, hal 2

38
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021

ekonomi  dan  integritas  sistem  keuangan,  tindak  pidana  tersebut  merupakan  tindak 
tetapi  juga  membahayakan  persimpangan  pidana  yang  serius  atau  suatu  perbuatan 
kehidupan  sosial  dan  ekonomi  bangsa  dan  yang  jika  dilihat  dari  perbuatan  tersebut 
negara. tampak  kecil  tetapi  mempunyai  akibat  makro
Kejahatan  merupakan  salah  satu  bentuk  ekonomi  yang  negatif. Pelanggaran di bidang
dari  perilaku  menyimpang  yang  selalu  ada  cukai akan dikenakan sangsi administrasi
dan  melekat  pada  tiap  bentuk  masyarakat,  berupa pengenaan denda atau jika melanggar
tidak  ada  masyarakat  yang  sepi  dari  ketentuan pidana undang-undang cukai dapat
kejahatan7.  Kejahatan  biasa  dianggap  sebagai  dilakukan penyidikan, jadi harus diteliti dulu
kejahatan,  namun  seiring  berkembangnya  ketentuan pasal mana yang dilanggar.
jenis  kejahatan  baru  dan  kompleks  muncul  Peraturan perundang-undangan tentang
seiring  dengan  perkembangan  masyarakat. cukai termuat dalam Undang-Undang No.11
Kejahatan  korporasi  sering  dikaitkan  Tahun 1995 tentang Cukai dan Undang-Undang
dengan  kejahatan  yang  tergolong  No.39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
inkonvensional  dalam  konteks  kejahatan  Undang-Undang No.11 Tahun 1995 tentang
kerah  putih,  kejahatan  terorganisir, kejahatan  Cukai dan Peraturan Pemerintah Nomor 49
bisnis  dan  kejahatan  sindikat,  yang  biasanya  tahun 2009 tentang Tata cara Penindakan di
dipandang  sebagai  kejahatan  organisasi  yang  Bidang Cukai yang pelaksanaannya dibebankan
mengarah  pada  motif  keuntungan  ekonomi  kepada Bea dan Cukai. Direktorat Jenderal Bea
yang  tercermin  dalam  konflik antara  tujuan  dan Cukai Kementerian Keuangan
perusahaan  dan  kepentingan  berbagai  pihak,  melaksanakan regulasi semua yang berkaitan
seperti  pesaing,  tenaga  kerja,  konsumen,  dengan Cukai dan memastikan semua
masyarakat  dan  negara.  Oleh  karena  itu,  peraturan dan prosedur cukai berjalan sesuai
tidak  mengherankan  jika  kejahatan  ini  peraturan perundang-undangan. Untuk itulah
menyebar  dengan  cepat  dan  memiliki  dilakukan pengawasan sebagai fungsi
konsekuensi  yang  meluas  dan  sangat  penegakan hukum di bidang Cukai.
merugikan8. Barang Kena Cukai (BKC) terdiri dari etil
Cukai  adalah  pungutan negara terhadap  alkohol atau etanol; minuman yang
barang-barang  tertentu  yang  memiliki mengandung etil alcohol (MMEA) ; dan produk
karakteristik dan sifat yang ditentukan  oleh  tembakau. Berdasarkan data Kementerian
undang-undang cukai 9 ,  sedangkan  Keuangan melalui Ditjen Bea dan Cukai bahwa
karakteristik  barang  kena  cukai  adalah  pelanggaran cukai yang dilakukan pada tahun
sebagai  berikut,  konsumsinya  harus  2019 di Indonesia mengalami kenaikan dan
dikendalikan,  peredarannya  harus  diawasi,  telah ditindaklanjuti dengan penindakan yang
penggunaannya  dapat  berdampak  negatif tegas terhadap pelaku atas beberapa produk
pada  masyarakat  atau  lingkungan;  atau  hasil tembakau dan MMEA ilegal. Pelanggaran
penggunaannya  membutuhkan  pengenaan produk hasil tembakau seperti rokok banyak
pungutan negara  demi  keseimbangan dan dijumpai terutama di Jawa Timur seperti di
keadilan. Sidoarjo, Malang, Pasuruan, Madura,
Cukai merupakan salah satu jenis sedangkan di Jawa Tengah sumber produksi
penerimaan pajak, sama halnya seperti Bea haram ada di wilayah Pati, Kudus dan Jepara.
Masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Rokok produk lokal ilegal ini banyak dipasarkan
Pajak Penghasilan (PPh). Kontribusi Cukai saat di Sulawesi Selatan, Jambi, Kalimantan Timur,
ini sekitar 9-10% dari Penerimaan Pajak di APBN dan Banjarmasin, sedangkan untuk kasus
Indonesia. pelanggaran rokok impor biasanya dilakukan
Suatu  tindak  pidana  dapat  digolongkan  melalui e-commerce10.
sebagai  tindak  pidana  kejahatan  karena 

7 Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1998, Teori-Teori dan 9 Pasal 1 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Kebijakan Pidana, Bandung: Alumni, hal. 148. Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 tentang Cukai
8 Yesmil Anwar dan Adang, 2010, Kriminologi, Refika 10 Anggun P. Situmorang, di unduh dari Bea Cukai Tindak

Aditama, Bandung, hal. 241-242. Ribuan Pelanggaran di 2019, Terbanyak Rokok dan
Pornografi pada tanggal 27 Desember 2020

39
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021

Otoritas  Bea  dan  Cukai sebagai  penegak  menawarkan, menyerahkan, menjual atau
hukum  di bidang kepabeanan  dan  cukai  menyediakan untuk dijual barang kena cukai
berupaya  menindak  semua  oknum  atau  yang tidak dikemas untuk penjualan eceran
perusahaan  yang  melakukan  pelanggaran  di  atau tidak dilekati dengan pita cukai atau tidak
bidang  cukai  untuk  memberikan  efek  jera bagi dibubuhi tanda pelunasan cukai lainnya
pelaku pelanggaran di bidang cukai dan  juga sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (1)
menekan peredaran rokok ilegal di  pasar.  Undang-undang Nomor 11 tahun 1995 Jo.
Kenaikan  tarif  cukai  ditujukan  untuk  Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang
pengendalian  peredaran  rokok  di  pasar,  Cukai.
namun  juga  dapat  meningkatkan  jumlah 
tindak  pidana  di  bidang  cukai,  khususnya  B. Rumusan Masalah
bagi  produsen  rokok  yang  berada  di  kelas  1. Bagaimana pertanggungjawaban pidana
menengah  ke  bawah.  Indonesia  seringkali  korporasi dalam tindak pidana cukai?
mengalami  kerugian  yang  sangat  besar  akibat  2. Bagaimana penerapan sanksi terhadap
penipuan  pihak-pihak  yang  tidak  bertanggung  korporasi yang melakukan tindak pidana
jawab  yang  melakukan  pelanggaran  cukai. cukai?
Korporasi merupakan tulang punggung
perekonomian nasional tidak selamanya
terealisasi dengan baik pelaksanaannya, malah C. Metode Penelitian
merugikan perekonomian masyarakat dan Metode penelitian  yang  digunakan  adalah 
negara dengan melakukan pelanggaran hukum, normatif  hukum  yaitu  cara  atau  prosedur 
termasuk pelanggaran hukum pidana yang analisis  yang  berpedoman  pada  beberapa 
merupakan bentuk pelanggaran yang berakibat asas  hukum,  kaidah-kaidah hukum maupun
pidana adalah pelanggaran cukai. prinsip-prinsip hukum yang bertalian substansi 
Beberapa kasus tindak pidana korporasi peraturan  perundang-undangan  yang  bersifat 
dalam tindak pidana cukai diantaranya umum  dan  khusus diikuti  observasi  lapangan 
dilakukan oleh Pabrik Rokok (PR) Cengkir Mas yang dilakukan  dalam  rangka  penelitian  untuk 
seperti dapat kita lihat dalam putusan Putusan mengetahui  pertanggungjawaban  pidana 
Pengadilan Negeri Sidoarjo Nomor korporasi  dalam  tindak  pidana  cukai. Untuk 
No.844/Pid.Sus/2013/PN.Sda, kasus ini berawal menganalisis  data  dalam  penelitian  ini 
dari terdakwa memerintahkan karyawan untuk digunakan  analisis  kualitatif  dari  data  yang 
melekatkan pita pita cukai yang dibeli dari dikumpulkan.  Analisis  data  kualitatif  adalah 
USMAN pada rokok produksi PR. CENGKIR MAS upaya  yang  dilakukan  dengan  bekerja  dengan 
untuk kemudian dibungkus pada karton. data,  mengaturnya,  memilahnya  menjadi  unit 
Selanjutnya rokok dengan pita cukai yang yang  dapat  dikelola,  mensintesisnya, 
bukan haknya tersebut hendak dikirim kepada menemukan  dan  menemukan  pola, 
pemesan melalui Ekspedisi Putra Mandiri mengidentifikasi  apa  yang  penting  dan  apa 
Transport, yang kemudian dapat digagalkan yang  sedang  dipelajari,  dan  memutuskan  apa 
oleh saksi yang merupakan petugas Bea dan yang  akan  dikatakan  kepada  orang  lain  atau 
Cukai Sidoarjo. siapa  menjelaskan.   Deskriptif  meliputi  isi  dan 
Pada kasus tindak pidana cukai yang struktur  hukum  positif,  yaitu  suatu  kegiatan 
berbeda dapat kita lihat pada Putusan yang  dilakukan  untuk  menentukan  isi  atau 
Pengadilan Tinggi Nomor 9/PID/2020/PT.MND makna  dari  norma  hukum  yang  dijadikan 
atas nama terdakwa Robby Iswandi alias Alim bahan  acuan  dalam  menyelesaikan  masalah 
(48 tahun) yang merupakan pemilik tempat hukum  yang  menjadi  objek  penelitian.
hiburan Altitude Club yang bersama-sama Analisis  data  kualitatif  dilakukan  melalui 
dengan saksi MAXI DOLFI ROYKE STEVEN SUPIT reasoning  thinking  untuk  dapat  menarik 
(dilakukan penuntutan dalam berkas perkara kesimpulan  yang  logis  sebelum  disusun 
terpisah) pada hari Rabu tanggal 28 November dalam  bentuk  laporan  penelitian.  Analisis 
2018 sekitar Pukul 23.00 WITA bertempat di CV data  dilakukan  secara  kualitatif  untuk 
Lim Jasa Entertainment di Jalan Laksda John Lie menarik  kesimpulan  yang  tidak  hanya 
Kawasan Megamas Kota Manado “ bertujuan  untuk  mengungkap  kebenaran, 

40
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021

tetapi  juga  bertujuan  untuk  memahami  perkara pidana. Hal tersebut tidaklah aneh
gejala-gejala  yang  timbul  dalam  penerapan  mengingat saat ini hukum acara pidana masih
ketentuan  undang-undang  tentang  berpedoman pada Undang-undang Nomor 8
pertanggungjawaban  pidana  badan  hukum  Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
atas  tindak  pidana  cukai. Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang belum
Analisis data dilakukan dengan cara sebagai mengakomodir korporasi sebagai subyek
berikut:11 hukum.
1. Mengumpulkan bahan-bahan hukum Pertanggungjawaban pidana Korporasi dan
yang relevan dengan permasalahan yang Pengurus dapat dilihat pada Pasal 3 PERMA di
diteliti; atas yang menyebutkan bahwa tindak  pidana 
2. Menjelaskan hubungan-hubungan korporasi  adalah  tindak  pidana  yang 
antara berbagai konsep, pasal atau dilakukan  oleh  seseorang,  dalam  hubungan 
doktrin yang ada; dan kerja  atau  hubungan  lain,  yang  bertindak 
3. Menarik kesimpulan dengan pendekatan secara  individu  atau  kolektif  atas  nama 
deduktif-kualitatif. Korporasi,  baik  secara  internal  maupun 
eksternal.  Korporasi  dapat  dimintai 
HASIL DAN PEMBAHASAN pertanggungjawaban pidana atas  kejahatan 
A. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi berdasarkan  ketentuan  pidana  Korporasi 
dalam Tindak Pidana Cukai dalam  undang-undang yang mengatur tentang
Tata cara pemidanaan korporasi yang korporasi seperti disebutkan dalam Pasal 1
terlibat tindak pidana tidak hanya berbicara angka 8 Perma No. 13 Tahun 2016.
mengenai hukum materiilnya saja melainkan Pengertian Pengurus dalam Pasal 1 PERMA
juga tentang hukum formil atau hukum adalah organ korporasi yang menjalankan
acaranya. Permasalahan tersebut telah pengurusan korporasi sesuai anggaran dasar
direspons oleh Mahkamah Agung Republik atau undang-undang yang berwenang mewakili
Indonesia dengan mengeluarkan PERMA No. 13 korporasi, termasuk mereka yang tidak
tahun 2016. Berdasarkan konsiderans memiliki kewenangan untuk mengambil
menimbang huruf c PERMA No. 13 tahun 2016, keputusan, namun dalam kenyataannya dapat
menyatakan bahwa banyak Undang-Undang di mengendalikan atau turut mempengaruhi
Indonesia yang telah menempatkan korporasi kebijakan korporasi atau turut memutuskan
sebagai subyek tindak pidana yang dapat kebijakan dalam korporasi yang dapat
dimintai pertanggungjawaban namun perkara dikualifikasikan sebagai tindak pidana.
dengan subyek hukum korporasi yang diajukan Dalam  PERMA  pidana  korporasi,  terdapat 
dalam proses pidana masih sangat terbatas. rumusan  kriteria  tindak  pidana  korporasi 
Salah satu penyebabnya adalah prosedur dan yang  dapat  disebut  tindak  pidana;  siapa  saja 
tata cara pemeriksaan korporasi sebagai pelaku yang  dapat  dituntut  atas  kejahatan  korporasi; 
masih belum jelas. Adanya PERMA No. 13 tahun tata  cara  pemeriksaan  (penuntutan) 
2016 tersebut, semakin menunjukkan bahwa perusahaan  dan  /  atau  manajemen 
tidaklah mudah untuk dapat memidanakan perusahaan;  litigasi  perusahaan;  jenis  denda 
korporasi yang melakukan tindak pidana perusahaan;  keputusan;  dan  implementasi 
sebagaimana ditentukan oleh undang-undang. keputusan.  Dalam  memilih  kriteria  kesalahan, 
Lebih lanjut, pada pasal 2 huruf b PERMA No. 13 beberapa  faktor  harus  diperhatikan: 
tahun 2016, menyatakan bahwa maksud dan keuntungan  atau  keuntungan  perusahaan 
tujuan dari adanya PERMA No. 13 tahun 2016 dari  kejahatan  atau  kejahatan  tertentu  yang 
ini adalah untuk mengisi kekosongan hukum dilakukan  untuk  kepentingan  korporasi, 
khususnya hukum acara pidana dalam korporasi  melakukan  kejahatan,  korporasi 
penanganan perkara pidana dengan pelaku tidak  melakukan  tindakan  preventif 
korporasi dan/atau pengurus korporasi yang mengukur  atau  mencegah  dampak  yang  lebih 
hingga saat ini belum mengatur mengenai tata besar  dan  tidak  mematuhi  ketentuan  hukum 
cara penanganan korporasi yang melakukan

11 Burhan Anshori, 2007, Metode Penelitian Hukum,


Rineka cipta, Jakarta, hal. 123.

41
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021

yang  berlaku  untuk  menghindari  terjadinya  secara  khusus  diatur  oleh  undang-undang 
tindak  pidana lain.  Seperti  keterangan  terdakwa, 
Dalam Pasal 5 PERMA menyebutkan bahwa keterangan  korporasi  merupakan  alat  bukti 
dalam  hal  pengunduran  diri  atau  kematian  hukum  di  pengadilan.  Sedangkan  pengenaan 
salah  satu  atau  lebih  pengurus  korporasi,  ini  delik  korporasi  yaitu  delik  asal  berupa  denda 
tidak  berarti  hilangnya  tanggung  jawab  dan  delik  tambahan  menurut  undang-undang 
(pertanggungjawaban  pidana)  bagi  yang  berlaku  seperti  kompensasi  moneter, 
12
korporasi .  Ketentuan  ini  tidak  hanya  ganti  rugi  dan  restitusi.  Jika  tidak  mampu 
mengatur  pertanggungjawaban  pidana  yang  membayar,  aset  korporasi  disita  dan  dilelang 
dilakukan  oleh  korporasi  atas  dasar  oleh  kejaksaan  untuk  mencakup  denda 
ketenagakerjaan  atau  hubungan  lainnya,  pidana,  penyerahan,  ganti  rugi  dan  /  atau 
tetapi  juga  dapat  menjebak  korporasi  dan  restitusi  (tindakan  perdata  korban)  atas 
grup  korporasi  dalam  proses  merger,  akuisisi,  perintah  pengadilan.  Denda  tersebut  dapat 
divestasi  dan  pembubaran.  Namun,  diubah  menjadi  penjara  secara  pro  rata 
perusahaan  yang  hancur  setelah  melakukan  setelah  manajemen  menjalani  hukuman 
kejahatan  tidak  dapat  dihukum.  Namun,  utama  (penjara).
apabila  kekayaan  milik  korporasi  (yang  telah  Perhatikan  bahwa  ada  sekitar  70  Undang-
dibubarkan)  diduga  digunakan  untuk  undang  di luar KUHP yang  mengatur  tentang 
melakukan  tindak  pidana  dan  /  atau  pertanggungjawaban  pidana  perusahaan, 
merupakan  hasil  tindak  pidana,  maka  tetapi  minim  yang diproses  dan 
pelaksanaannya  diatur  dalam  ketentuan  dipertimbangkan  sebelum  persidangan seperti 
peraturan  perundang-undangan. tindak  pidana  illegal  fishing,  illegal  logging, 
PERMAlah  yang  mengidentifikasi  korporasi  korupsi,  perusakan  lingkungan  dan  pencucian 
dan/atau  manajemennya  sebagai  tersangka  uang  perusahaan.  Hal  ini  karena  KUHAP 
dalam  proses  penyidikan  dan  penuntutan,  sendiri  belum  menetapkan  petunjuk  teknis 
baik  secara  individu  maupun  kolektif,  setelah  penyusunan  surat  dakwaan  apabila  subyek 
panggilan  (surat)  diproses.  Agenda  ini  berisi:  hukum  tersebut  adalah korporasi.  Namun 
nama  korporasi;  tempat  tinggal;  dalam  praktiknya,  penyidik  dan  penuntut 
kewarganegaraan  perusahaan;  status  enggan  membawa  perkara  pidana  korporasi 
perusahaan  dalam  kasus  pidana  (saksi  /  ke  pengadilan  karena  rumitnya  penyusunan 
tersangka  /  terdakwa);  waktu  dan  tempat  dan  penyusunan  surat  dakwaan  pidana 
pemeriksaan;  dan  ringkasan  peristiwa  korporasi.  Pengadilan  juga  sangat  bergantung 
kriminal  yang  dituduhkan. pada  dakwaan  penuntutan  untuk  kasus 
Pasal  12  PERMA  mengatur  bentuk  surat  kejahatan  perusahaan.
dakwaan  yang  sebagian  mengacu  pada  ayat  Pada  ayat  (2)  Pasal  143  huruf  a  KUHAP, 
(2)  pasal  143 KUHAP  sebagaimana  telah  persyaratan  formal  surat  dakwaan  yang 
diubah  dengan  isi  surat  dakwaan  yang  disiapkan  oleh  jaksa  antara  lain  nama 
memuat:  nama  perseroan,  tempat,  tanggal  lengkap,  tempat  lahir,  umur  atau  tanggal 
pendirian,  dan  /  atau  nomor  anggaran  dasar.  lahir,  jenis  kelamin,  kewarganegaraan, 
/  anggaran  dasar.  /  posisi  /  dokumen  /  tempat  tinggal.  tempat  tinggal,  agama  dan 
perjanjian,  serta  perubahan  terkini,  tempat,  pekerjaan  tersangka.  Sejauh  ini,  tidak 
posisi,  kebangsaan  korporasi,  jenis  korporasi,  ditemukan  ketentuan  acara  pidana  yang 
bentuk  kegiatan  /  bisnis  dan  kepribadian  mengatur  kedudukan  korporasi  sebagai 
perwakilan  pengurus.  Selain  itu,  memuat  tersangka  atau  terdakwa,  baik  pada  tahap 
uraian  yang  akurat,  jelas  dan  lengkap  tentang  penyidikan  BAP  maupun  pada  tahap 
terdakwa  tindak  pidana  yang  menunjukkan  penuntutan  pidana  dengan  memperhatikan 
waktu  dan  tempat  tindak  pidana  tersebut. tersangka.  Uraian  huruf  dalam  ayat  (2)  Pasal 
Sistem  pembuktian  penyidikan  tindak  143  KUHAP  ini  hanya  menyangkut  identitas 
pidana  korporasi  tetap  berpedoman  pada  seseorang  sebagai  subjek  hukum  dalam 
ketentuan  KUHAP  dan  Hukum  Acara  yang  tindak  pidana13.

12 Ibid, Pasal 5 13 Ahmad Drajad, “Kendala Penerapan Sanksi Pidana


Terhadap Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana

42
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021

Korporasi  sebagai  badan  hukum  memiliki  persyaratan  pertanggungjawaban  pidana 


subyek  hukum  sendiri.  Identitas  hukum  bahkan  sanksi  pidana  yang  dapat  dijatuhkan, 
perusahaan  harus  berbeda  dengan  pemegang  yang  dalam  hal  ini  dapat  diberikan  bentuk 
saham,  direktur,  dan  badan  lainnya 14 .  kejahatan  atau  tindakan18.
Ironisnya,  ketentuan  tentang  persyaratan 
identitas  formal  dalam  surat  dakwaan  bagi  B. Penerapan Sanksi Terhadap Korporasi yang
korporasi  sebagai  subjek  hukum  pidana  yang  Melakukan Tindak Pidana Cukai
menjadi  terdakwa  tidak  diatur  dalam  KUHAP.  Pemidanaan terhadap korporasi, khususnya
Kesalahan  perumusan  identitas  terdakwa  dalam tindak pidana cukai, juga
dalam  surat  dakwaan  menyebabkan  hakim  menggambarkan adanya perubahan paradigma
dicabut 15 .  Aparat  penegak  hukum  (seperti  politik hukum pidana dari pemerintah. Dalam
responden  penelitian  disertasi  Bettina  Yahya)  artian, pemerintah tidak sekedar lagi
menilai  keberadaan  ayat  (2)  Pasal  143  huruf  berkeinginan untuk menghukum penjara para
a  KUHAP  tidak  bisa  diabaikan.  Meski  ada  pelaku tindak pidana cukai dan menjatuhkan
ruang  untuk  terobosan  hukum,  dalam  hal  pidana badan tersebut hanya kepada orang
kejaksaan  yang  tidak  diatur  oleh  KUHAP,  perorangan belaka, melainkan bertujuan
detail  teknisnya  sendiri  menjadi  tantangan16.  penghukuman atau kriminalisasi bagi korporasi.
Prospek  pelanggaran  hukum  acara  pidana  Selayaknya pengancaman pidana pada tindak
tanpa  arahan  atau  kebijakan  hukum  pidana biasa yang ditujukan kepada orang
kelembagaan  dinilai  dapat  menyimpang  dari  perorangan, tujuan utama dari pemidanaan
profesionalisme  lembaga  penegak  hukum.  tersebut ialah juga bertujuan untuk
Belum  lagi  apakah  hakim  atau  pengadilan  menimbulkan deterrence effect.
mengakui  adanya  pelanggaran  hukum  acara  Tujuan yang terpenting dan terutama dalam
pidana.  Lembaga  penegak  hukum  menuntut  penghukuman terhadap korporasi tidak hanya
jaminan  dari  pengadilan  bahwa  inisiatif  soal financial matters, tetapi yang lebih penting
revolusioner  ini  akan  diterima.  Selain  itu,  lagi ialah untuk mengubah perilaku korporasi
aparat  penegak  hukum  juga  menyadari  yang ada di Indonesia, agar dapat berperan dan
bahwa  setiap  hakim  memiliki  kewenangan  berperilaku sebagai pelaku ekonomi yang patuh
untuk  menentukan  hukum  dan  mungkin  terhadap hukum. Pemidanaan korporasi
memiliki  tafsir  yang  berbeda.  Oleh  karena  diharapkan juga dapat mendorong
itu,  banyak  aparat  penegak  hukum  yang  tidak  dilakukannya upaya-upaya pencegahan yang
menggunakan  korporasi  sebagai  subjek  dilakukan oleh korporasi itu sendiri, terhadap
hukum  karena  dikhawatirkan  korporasi  yang  perilaku para pegawai dan relasi bisnis lainnya,
dibawa  ke  pengadilan  akan  dibebaskan17.  agar sekiranya meninggalkan kebiasaan-
Tahap  Perumusan  merupakan  tahapan  kebiasaan yang menyimpang dalam
paling  strategis  dalam  upaya  pencegahan,  menjalankan kegiatan usahanya. Hal lain yang
penanggulangan,  atau  pemberantasan  tindak  juga penting untuk diberi perhatian khusus
pidana  korporasi.  Kata-kata  dalam  undang- (terutama bagi hakim-hakim yang mengadili
undang  dan  peraturan  ini  menentukan  perkara tindak pidana korupsi), bahwa
tindakan  apa  yang  dilarang  atau  tindakan  apa  meskipun terjadi perubahan paradigma politik
yang  diizinkan  oleh  hukum  pidana.  Artinya  pemidanaan, bukan berarti hakim dapat
pada  tahap  perumusan  regulasi  terjadi  menjatuhkan hukuman pidana kepada
proses  perumusan  ketentuan  hukum  yang  korporasi secara sembarangan. Dalam artian,
mengatur  ruang  lingkup  perbuatan  salah,  penghukuman terhadap korporasi harus

Korupsi”, di unduh dari http://www.pn-medankota.go.id 16 Bettina Yahya, “Pembuktian Tindak Pidana Korupsi Yang
tanggal tanggal 8 Februari 2021. Dilakukan Korporasi Sebagai Upaya Pengembalian
14 Ayu Nurul Alfia, Adji Samekto, dan Nanik Trihastuti, Kerugian Keuangan Negara,” Disertasi, Yogyakarta:
“Tanggung Jawab Perusahaan Transnasional dalam Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada,
Kebakaran Hutan di Riau dalam Perspektif Hukum 2018, hal. 247-248.
Internasional”, Diponegoro Law Journal, Vol. 5 No. 3, 17 Ibid, hal. 247-248.

Tahun 2016, hal. 8. 18 Kristian, 2014, Hukum Pidana Korporasi: Kebijakan


15 Ibid, hal. 8. Integral (integral Policy) Formulasi Pertanggungjawaban
Pidana Korproasi, Nuansa Aulia, Bandung, hal. 233.

43
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021

dilakukan dengan amat hati-hati. Sebab, seorang  perwakilan  dapat  diwakili  oleh  orang 
menghukum korporasi sama dengan lain.
menghukum orang-orang tak bersalah yang Ketentuan  pidana  UU  No.  39  Tahun  2007 
juga bekerja mencari nafkah dalam korporasi mengklasifikasikan  tindak  pidana  berupa  delik
itu sendiri. Ditambah lagi, bisa saja terjadi suatu guna  memberikan  asas  kepastian  hukum  dan 
kehancuran perekonomian secara sistemik memudahkan  hakim  dalam  mengambil 
yang dapat dialami jika penjatuhan pidana keputusan.  Sebagai  undang-undang 
terhadap korporasi tersebut tidak perpajakan,  fungsi  utama  dari  penerapan  UU 
memperhatikan extra legal factors yang Cukai  adalah  memaksa  wajib  pajak  atau 
sepatutnya juga dijadikan pertimbangan oleh wajib  pajak  cukai  untuk  mematuhi  semua 
majelis hakim dalam menentukan penjatuhan peraturan  dan  memenuhi  kewajiban  melalui 
pidana dan besaran pemidanaan (straafmat) pembayaran  pajak  cukai  guna 
terhadap suatu subjek hukum, dalam hal ini memaksimalkan  penerimaan  negara.  Melihat 
korporasi. pentingnya  penerimaan  negara  dari  sektor 
Hakim  terikat  oleh  ketentuan  cukai  untuk  menggairahkan  perekonomian, 
perundangan  dan  tidak  terikat  pada  dakwaan  maka  sanksi  pidana  digunakan  sebagai 
jaksa,  oleh  karena  itu  apabila  pidana  langkah  tegas  penegakan  Undang-Undang 
dijatuhkan  terhadap  tindak  pidana  cukai  yang  Cukai  untuk  memastikan  adanya  paksaan 
dilakukan  oleh  terdakwa,  ia  harus  dipidana  yang  sebesar-besarnya  bagi  para  pemungut 
tidak  hanya  sesuai  dengan  Pasal  51  UU  No.  cukai.  Namun  ketentuan  pidana  yang 
11  dari  1995  oleh  Jo.  UU  No.  39  tahun  2007,  termaktub  dalam  UU  Cukai  merupakan 
namun  terdakwa  juga  divonis  berdasarkan  upaya/ sarana terakhir (ultimum remedium)
Pasal  61  UU  No.  11  dari  1995  oleh  Jo.  UU  yang  digunakan  untuk  menegakkan 
No.  39  tahun  2007,  yang  memuat  ketentuan,  kepatuhan  ketika  sanksi  administratif  tidak 
jika  tindak  pidana  menurut  undang-undang  membuahkan hasil.
ini  dilakukan  atau  atas  nama  badan  hukum,  Dalam  pengenaan  sanksi  pidana, 
perusahaan,  perseroan,  perkumpulan,  diperlukan  rasa  keadilan  agar  dapat 
yayasan  atau  koperasi,  tuntutan  pidana  dan  memberikan  efek  jera  terhadap  terdakwa 
sanksi  pidana  dijatuhkan  kepada:  1)  badan  yang  telah  divonis.  Jika  perbuatan  tersebut 
hukum,  perusahaan , asosiasi,  yayasan  atau  merupakan  delik  serius,  pelakunya  harus 
koperasi,  2)  mereka  yang  memerintahkan  dihukum  sesuai  dengan  perbuatannya.  Jika 
untuk  melakukan  kejahatan  atau  bertindak  pelanggarannya  kecil,  tidak  ada  hukuman 
sebagai  pemimpin,  atau  yang  tidak  berat.  Kemudian  semua  aturan  yang 
melakukan  pencegahannya19. ditetapkan  diterapkan  dan  diikuti  oleh  aparat 
Tindak  pidana  yang  sesuai  dengan  penegak  hukum.  Beratnya  hukuman  seorang 
ketentuan  di  bidang cukai  dianggap  dilakukan  hakim  harus  didasarkan  pada  aturan  yang 
oleh  badan  hukum, perusahaan,  ditetapkan  dan,  tentunya,  dengan 
perkumpulan,  yayasan  atau  koperasi,  atau  memperhatikan  hikmat  dan  hati  nurani. 
atas  nama  mereka,  jika  tindak  pidana  Karena  jika  tindak  pidana  berat  dan  putusan 
tersebut  dilakukan  oleh  orang  berdasarkan  hakim  terlalu  mudah,  dikhawatirkan  di 
hubungan  kerja  atau  berdasarkan hubungan kemudian  hari  akan  ada  pelaku  pemalsuan 
lain bertindak dalam  lingkungan  badan hukum, pita  cukai  yang  akan  merusak  keuangan 
perseroan,  perusahaan,  perkumpulan,  masyarakat,  mengganggu  perdagangan  yang 
yayasan  atau  koperasi,  baik  yang  melakukan  bersih  dan  aman  di  Indonesia,  bebas  biaya 
tindak  pidana  secara  sendiri-sendiri  maupun  dan  sembunyi-sembunyi.  Dengan  demikian, 
bersama-sama.  Jika  perkara  pidana  diajukan  peran  hakim  dan  aparat  penegak  hukum 
terhadap  badan  hukum,  perusahaan,  lainnya  adalah  untuk  mematuhi  hukum,  yang 
perkumpulan,  yayasan  atau  koperasi,  dimana  penting  untuk  memastikan  kepatuhan 
tuntutan  diajukan  oleh  lebih  dari  satu  terhadap  hukum  yang  berlaku.
pengurus  atau  salah  satu  direktur,  dan 

19
Putusan PN Sidoarjo Nomor
No.844/Pid.Sus/2013/PN.Sda

44
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021

Jika dilihat pada kasus dalam teori pasal  58  UU  No.  11  dari  1995  oleh  Jo 
pertanggungjawaban korporasi masuk ke UU  No.  39  tahun  2007,  yaitu    pidana 
dalam model korporasi sebagai pembuat tindak penjara  paling singkat 1  (satu)  tahun 
pidana dan sifat pertanggungjawaban pidana dan  paling  lama  5  (lima)  tahun  dan  / 
korporasi, terdapat model atau  denda  paling  sedikit  2  (dua)  kali 
pertanggungjawaban korporasi Pengurus lipat  jumlah  cukai  dan  paling  banyak. 
korporasi sebagai pembuat dan penguruslah 10  (sepuluh)  kali  lipat  jumlah  cukai 
yang bertanggung jawab. Model yang  harus dibayarkan.  Penerapan 
pertanggungjawaban pidana korporasi dimana sanksi  terhadap  korporasi  dalam  tindak 
pengurus korporasi sebagai pembuat dan pidana  cukai  adalah  upaya  pemerintah 
sekaligus sebagai yang bertanggungjawab, pada untuk  memberikan  kepastian  hukum 
hakikatnya dijiwai oleh asas “societas dan  untuk  memberikan  efek  jera  untuk 
universitas delinquere non potest”, yaitu badan mencegah  terjadinya  tindak  pidana 
hukum tidak dapat melakukan tindak pidana. yang  dapat  merugikan  negara
Sistem  pertanggungjawaban  ini  ditandai 
dengan  upaya  untuk  membatasi  sifat  tindak  B. Saran
pidana  yang  dilakukan  oleh  korporasi  kepada  Adapun saran-saran dalam penelitian ini
individu.  Sejauh  menyangkut  pengelola  adalah sebagai berikut:
perusahaan,  sebagai  pencipta  dan  1. Peraturan  perundang-undangan  yang 
penanggung  jawab,  manajemen  diserahi  mengatur  mengenai  korporasi  yang 
tanggung  jawab  yang  sebenarnya  merupakan  terlibat  dalam  tindak  pidana  cukai 
kewajiban  perusahaan.  Manajer  yang  gagal  sebagai  subjek  tindak  pidana  harus 
memenuhi  tugas  ini  akan  dihukum.  Sistem  ini  diatur  secara  rinci  lagi mmengenai 
memiliki  alasan  untuk  mencegah  kejahatan.  kapan  suatu  korporasi  dapat  dikatakan 
Alasannya,  korporasi  tidak  bisa  dimintai  melakukan  tindak  pidana.  Demikian 
pertanggungjawaban  atas  pelanggaran  pula  ketentuan  tentang  siapa  yang 
tersebut,  namun  pelanggaran  tersebut  selalu  dapat  dituntut  dan  dipidana  atas 
dilakukan  oleh  manajemen. kejahatan  yang  dilakukan  oleh  suatu 
korporasi  harus  diatur  secara  tegas 
PENUTUP agar  korporasi  tidak  dapat  menghindari 
A. Kesimpulan kejahatan  yang  dilakukannya  dengan 
Dari latar belakang, permasalahan dan berkedok  pengurusan  korporasi.
pembahasan di atas dapat diambil beberapa 2. Undang-undang  cukai  perlu  diubah 
kesimpulan yaitu. menjadi  undang-undang  nasional, 
1. Tanggung  jawab  pidana  perusahaan  memasukkan  korporasi  sebagai  subjek 
atas  tindak  pidana  cukai  terdiri  dari  3  hukum  dalam  RUU  KUHP,  mengadopsi 
(tiga)  sistem,  yaitu:  pengelola  doktrin  yang  berkembang  terkait 
perusahaan  sebagai  pencipta  dan  pertanggungjawaban  pidana 
pengelola  penanggung  jawab,  korporasi  perusahaan,  dan  memiliki  kemampuan 
sebagai  pencipta  dan  pengelola  yang  terbukti  untuk  memberantas 
penanggung  jawab,  korporasi  sebagai  pelanggaran  cukai  di  negara-negara 
pembuat  dan  sekaligus  penanggung  yang  telah  bergabung  dengan  sistem 
jawab,  serta  manajemen  dan  korporasi  tersebut.  Selain  itu,  pengadopsian 
sebagai  pelaksana  kejahatan,  dan  model  corporate  criminal  responsibility 
keduanya  juga  bertanggung  jawab.  yang  berkembang  di  dunia 
Secara  umum,  tanggung  jawab  pidana  internasional  juga  dapat  menjadi  wujud 
perusahaan  untuk  pelanggaran  cukai  harmonisasi  peraturan  perundang-
adalah  bahwa  manajer  perusahaan  undangan  Indonesia  dengan  hukum 
adalah  pembuat  dan  pengurus  dan  prinsip  internasional  yang  diakui 
bertanggung  jawab. secara  internasional  oleh  masyarakat 
2.  Penerapan  sanksi  pidana  kepada  yang  beradab.
korporasi  untuk  bea  cukai  diatur  dalam 

45
Lex Privatum Vol. IX/No. 7/Jun/2021

DAFTAR PUSTAKA Ayu Nurul Alfia, Adji Samekto, dan Nanik


Romli Atmasasmita, 2003, Pengantar Hukum Trihastuti, “Tanggung Jawab
Kejahatan Bisnis, Prenada Media, Perusahaan Transnasional dalam
Jakarta. Kebakaran Hutan di Riau dalam
Mardjono Reksodiputro, 1989, Perspektif Hukum Internasional”,
Pertanggungjawaban Pidana Diponegoro Law Journal, Vol. 5 No.
Korporasi dalam Tindak Pidana 3, Tahun 2016.
Korporasi. FH UNDIP, Semarang, Bettina Yahya, “Pembuktian Tindak Pidana
hal 2 Korupsi Yang Dilakukan Korporasi
Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1998, Teori- Sebagai Upaya Pengembalian
Teori dan Kebijakan Pidana, Kerugian Keuangan Negara,”
Bandung: Alumni, hal. 148. Disertasi, Yogyakarta: Program
Yesmil Anwar dan Adang, 2010, Kriminologi, Doktor Ilmu Hukum Universitas
Refika Aditama, Bandung. Gadjah Mada, 2018.
Anggun P. Situmorang, di unduh dari Bea Cukai Kristian, 2014, Hukum Pidana Korporasi:
Tindak Ribuan Pelanggaran di Kebijakan Integral (integral Policy)
2019, Terbanyak Rokok dan Formulasi Pertanggungjawaban
Pornografi pada tanggal 27 Pidana Korproasi, Nuansa Aulia,
Desember 2020 Bandung.
Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian
Hukum, Kencana, Jakarta.
Salim HS dan Erlies SN, 2013, Penerapan Teori
Hukum Pada Penelitian Tesis dan
Disertasi, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Jhony Ibrahim, 2012, Teori Dan Metodologi
Penelitian Hukum Normatif,
Banyumedia, Malang.
Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian
Hukum, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian
Hukum, Cetakan III, Universitas
Indonesial, Jakarta.
Bambang Waluyo, 1999, Penelitian Hukum
Dalam Praktek, Sinar Grafika,
Jakarta.
Amirudin dan Zaintu kesimpual Asikin, 2004,
Pengantar Metode Penelitian
Hukum, PT Raja Grafindo, Jakarta.
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, 2006,
Penelitian Hukum Normatif: Suatu
Tinjauan Singkat, Rajawali Pers,
Jakarta.
Burhan Anshori, 2007, Metode Penelitian
Hukum, Rineka cipta, Jakarta.
Ahmad Drajad, “Kendala Penerapan Sanksi
Pidana Terhadap Korporasi
Sebagai Pelaku Tindak Pidana
Korupsi”, di unduh dari
http://www.pn-medankota.go.id
tanggal tanggal 8 Februari 2021.

46

Anda mungkin juga menyukai