Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Subjek Penelitian Adalah punderita tuberkulosis dengan terapi obat anti
tuberkulosis ( OAT). Dari data yang di dapat dari RSUD Prof Dr W Z Yohannes kupang
berjumlah 49 pasien dan dari hasil penelitian semua memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.
Pengambilan data diambil dengan cara mendatangi RSUD Prof Dr W Z yohannes kupang
dan dilakukan pengambilan data. Disini saya mengambil data dari bulan jan-des tahun
2021.
Hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.1 distribusi data responden pasien tuberkulosis dengan terapi OAT.

No Karakteristik frekuensi Presentase %


1. Jenis kelamin Laki-laki 30 61%

perempuan 19 39%

2. Usia 0-17 2 4%

>18 47 96%

Jumlah 94 100%
Data pada tabel 4.1 menunjukan distribusi data pasien tuberkulosis dengan terapi OAT di
RSUD Prof Dr W Z yohannes kupang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Berdasarkan jenis kelamin kejadian tuberculosis dari 49 pasien tertinggi terjadi


pada laki-laki sebanyak 30 orang (61%) sedangkan perempuan 19 orang (39%)
berdasarkan usia kasus tuberkulosis tertinggi terjadi pada usia >18 tahun yaitu 47 orang
(96%), sedangkan usia dari 0-17 tahun hanya 2 orang (4%)
Table 4.2 Distribusi kadar Hemoglobin pada penderita tuberculosis dengan terapi OAT.

No Karakteristik Rendah Normal


Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1. Jenis Laki-laki 28 57% 2 4%
kelamin
Perempuan 16 33% 3 6%

2. Usia 0-17 2 4% - -

>18 42 86% 5 10%

Jumlah 44 90% 5 10%


Data pada table 4.2 menunjukan dsitribusi pasien berdasarkan gambaran kadar Hb pada
penderita tuberculosis dengan terapi OAT fase awal.
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar pasien memiliki
kadar hemoglobin rendah, tertinggi pada laki-laki sebanyak 28 orang (57%) sedangkan
perempuan sebanyak 16 orang (33%). Dengan kelompok usia yang mengalami anemia
tertinggi pada kelompok usia >18 tahun yaitu sebanyak 42 orang (86%).

B. Pembahasan
Pengobatan Tb tahap awal terdiri dari Rimfapicin,Isoniazid,Pirazinamid,Dan
Etambutanol diberikan pada pasien selama 2 bulan di RSUD Prof Dr W Z yohannes
kupang sendiri. pasien diberikan obat di sesuaikan dengan berat badan dan untuk satu
pasien diberikan satu paket obat. Total pasien dalam penelitian ini berjumlah 49 orang.
Berdasarkan hasil penelitian dari total seluruh pasien masi patuh dalam menjalani
pengobatan dan pengobatan pasien dipantau dengan cara menghitung sisah obat yang
disimpan pasien.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa dari 49 pasien berdasarkan
jenis kelamin terdapat 30 pasien laki-laki dan perempuan 19 pasien dapat dilihat pada
tabel 4.1 hasil penelitian ini menunjukan hasil penelitian Tb di RSUD Prof Dr W Z
Yohannes Kupang cenderung lebih banyak di derita oleh laki-laki dibanding perempuan
hal ini terjadi dimungkinkan karena pada proses menjalani pengobatan di RSUD Prof Dr
W Z Yohannes Kupang banyak pasien laki-laki yang sedang menjalani pengobatan dan
pasien laki-laki lebih memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi dan Siahan dimana perempuan
cenderung lebih banyak menderita penyakit tb di banding laki-laki dikarenakan
perempuan merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia dimana kadar
hemoglobin dibawah normal pada pasien perempuan menurunannya kadar Hb sudah
menurun pada bulan pertama pengobatan disebabkan karena perempuan lebih banyak
mengosumsi makanan nabati yang kandungan besinya sedikit dibandingkan makannan
hewani sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi kemudiann tiap hari
manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresikan serta perempuan mengalami haid
setiap bulan dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg perhari sehingga kebutuhan zat besi
lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Kadar hemoglobin merupakan salah satu indikator untuk menentukan seseorang
menderita anemia atau tidak. Pada tabel 4.2 dapat dilihat distribusi gambaran kadar
hemoglobin pada pasien Tb dengan terapi OAT fase awal. Secara garis beras patogenitas
anemia dititik beratkan pada abnormalnya ketahanan eritrosit yang memendek akibat
terjadinya lisis eritrosit lebih dini dan juga gangguan metabaolisme berupa gangguan
reutilisasi besi ( Sadewo dkk,2013). Menurut teori pengobatan menggunakan OAT fase
awal memiliki efek samping salah satunya anemia dimana kandungan OAT ini dapat
mengganggu ketahanna eritrosit dan juga mengganggu vitamin B6.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan sebagian besar pasien Tb dengan
terapi OAT fase awal mengalami anemia ditandai dengan kadar Hb dibawah normal.
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin pada tabel 4.2 hasil penelitian menunjukan
bahwa pasien Tb dengan terapi OAT fase awal yang termasuk dalam kategori anemia
terbanyak terjadi pada laki-laki sebanyak 30 orang dibandingkan perempuan yaitu
sebanyak 19 orang. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rezki
dimana laki-laki cenderung lebih banyak menderita penyakit Tb dibanding perempuan
dikarenakan laki-laki lebih cenderung keluar rumah, dengan frekuensi keluar rumah yang
sering dapat dimungkinkan terpapar oleh penyebab penyakit ini dan juga kelompok laki-
laki lebih banyak karena pola hidup laki-laki kebanyakan merokok dan mengosumsi
alkohol yang dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh sehingga mudah terpapar oleh
agen penyebab penyakit Tb
Berdasarkan karakteristik usia dari hasil penelitian yang diperoleh usia penderita
Tb dengan terapi OAT yang mengalami anemia berada pada rentang usia >18 tahun
sebanyak 42 pasien hal ini dikarenakan pada penelitian didapatkan usia paling banyak
berkisar >18 tahun di mana usia ini fungsi fisiologis tubuh mengalami penurunan yang
akan berpengaruh pada penurunan Hb yang dapat menyebabkan anemia penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukam oleh masruroh,(2016) yang menyatakan bahwa
dengan penambahan usia fungsi fisiologis tubuh akan mengalami penurunan apalagi juga
gaya hidup dan pola makan di masa muda kurang baik.
Usia berpengaruh terhadap kejadian tb yang di derita. Hasil penelitian
karakteristik umur pasien dapat dilihat pada tabel 4.1 hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa penderita tb lebih banyak terjadi pada usia >18 tahun penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan situmorang dimana penderita kebanyakan
pada usia produktif yaitu usia 15-50 tahun dan juga lingkungan kerja yang padat serta
berhubungan dengan banyak orang juga dapat meningkatkan resiko terjadinya Tb.
kondisi kerja yang demikian ini memudahkan seseorang yang berusia produktif lebih
mudah dan lebih banyak menderita Tb paru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. kadar hemoglobin pada penderita tuberkulosis sebagian
besar mengalami penurunan. Dengan banyak terjadi pada
laki-laki sebesar 57% .
2. kadar hemoglobin pada penderita tuberkulosis sebagian
besar mengalami penurunan. Dengan banyak terjadi pada
usia >18 Tahun sebesar 86%.
.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang gambaran kadar
hemoglobin pada penderita tuberkulosis paru.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengobatan OAT
selain Hb seperti Leukosit Atau Trombosit yang
mempengaruhi pengobatan.
Lampiran 1. Data Hasil Penelitian

no Nama Jenis kelamin Usia Kadar Hb


1 R1 Laki-laki 45 th 8,6 g/dl
2 R2 Laki-laki 62 th 7,8 g/dl
3 R3 Laki-laki 78 th 9,5 g/dl
4 R4 Laki-laki 19 th 9,6 g/dl
5 R5 Laki-laki 21 th 7,7 g/dl
6 R6 Laki-laki 52 th 11,0 g/dl
7 R7 Laki-laki 64 th 9,1 g/dl
8 R8 Laki-laki 14 th 8,9 g/dl
9 R9 Laki-laki 60 th 8,2 g/d/
10 R10 Laki-laki 52 th 7,7 g/dl
11 R11 Laki-laki 68 th 10,2 g/dl
12 R12 Laki-laki 84 th 8,5 g/dl
13 R13 Laki-laki 65 th 7,4 g/dl
14 R14 Laki-laki 82 th 9,1 g/dl
15 R15 Laki-laki 21 th 12,4 g/dl
16 R16 Laki-laki 64 th 9,4 g/dl
17 R17 Laki-laki 28 th 3,5 g/dl
18 R18 Laki-laki 70 th 10,5 g/dl
19 R19 Laki-laki 73 th 10,3 g/dl
20 R20 Laki-laki 61 th 3,3 g/dl
21 R21 Laki-laki 38 th 12,9 g/dl
22 R22 Laki-laki 22 th 13,9 g/dl
23 R23 Laki-laki 72 th 18,0 g/dl
24 R24 Laki-laki 16 th 12,0 g/dl
25 R25 Laki-laki 66 th 9,9 g/dl
26 R26 Laki-laki 54 th 10,9 g/dl
27 R27 Laki-laki 71 th 12,0 g/dl
28 R28 Laki-laki 34 th 12,5 g/dl
29 R29 Laki-laki 58 th 11,9 g/dl
30 R30 Laki-laki 55 th 10,5 g/dl
31 R31 Perempuan 25 th 10,3 g/dl
32 R32 Perempuan 45 th 6,8 g/dl
33 R33 Perempuan 27 th 7,1 g/dl
34 R34 Perempuan 25 th 7,6 g/dl
35 R35 Perempuan 55 th 3,9 g/dl
36 R36 Perempuan 37 th 8,8 g/dl
37 R37 Perempuan 21 th 9,7 g/dl
38 R38 Perempuan 28 th 6,1 g/dl
39 R39 Perempuan 52 th 12,3 g/dl
40 R40 Perempuan 22 th 9,4 g/dl
41 R41 Perempuan 20 th 11,7 g/dl
42 R42 Perempuan 23 th 9,7 g/dl
43 R43 Perempuan 58 th 13,1 g/dl
44 R44 Perempuan 38 th 11,0 g/dl
45 R45 Perempuan 24 th 9,0 g/dl
46 R46 Perempuan 53 th 10,4 g/dl
47 R47 Perempuan 45 th 12,7 g/dl
48 R48 Perempuan 28 th 10,7 g/dl
49 R49 Perempuan 30 th 8,9 g/dl
Lampiran 2. Etik penelitian
Lampiran 3. Dokumentasi Hasil Penelitian
Lampiran 4. Surat Keterangan Izin Penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian

Anda mungkin juga menyukai