Anda di halaman 1dari 41

Senin, 24 Juni 2019

LAPORAN KASUS
Abses Hepar
Ery Yuliando Nepa Bureni, S.Ked

Pembimbing :
dr. Tjahyo Suryanto, Sp.A, M.Biomed
dr. Regina Maya Manubulu, Sp.A, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG 2019

1
PENDAHULUAN
•Abses hati adalah penumpukan jaringan
nekrotik dalam suatu rongga patologis
yang dapat bersifat soliter atau multipel
pada jaringan hati
•Abses hati umumnya dikelompokkan
berdasarkan etiologi, yaitu abses hati
piogenik dan abses hati amuba, yang
memberikan gambaran klinis hampir sama
sehingga diagnosis etiologi sulit ditegakkan .
•Mortalitas abses hati masih tinggi yaitu
berkisar antara 10-40%.
2
EPIDEMIOLOGI
•Insidens abses hati jarang, berkisar antara 15-20
kasus per 100.000 populasi.
•Tiga per empat kasus abses hati di negara maju adalah
abses hati piogenik.
•Sedangkan di negara yang sedang berkembang lebih
banyak ditemukan abses hati amuba.

3
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. RD
Tanggal lahir : 23 Mei 2003
Usia : 15 tahun 11 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Tarus
Masuk RS : 2 Mei 2019, 15.40 WITA
Diambil sebagai laporan kasus : 5 Mei 2019
4
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah: Tn AL
Umur : 44 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Kondisi : Sehat
Nama Ibu : Ny. LMD
Umur : 41 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Kondisi : Sehat
5
ANAMNESIS
*Alloanamnesis dengan keluarga pasien 5 Mei 2019

Keluhan Utama : Kuning


Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan dari RS S. K. Lerik Kupang dengan diagnose Suspek
Hepatitis dd/ Kolesistitis dd/ Pankreasitis + Demam Tifoid + Sindroma
Dispesia e.c Suspek Ulcus Peptik + Anemia Berat (perbaikan).
Pasien datang dengan keluhan kedua mata kanan dan kiri kuning yang
muncul secara tiba-tiba sejak 4 hari SMRS saat dirawat di RS S. K. Lerik
Kupang. Pasien juga mengalami diare dengan konsistensi cair, bewarna
kuning, tanpa disertai darah dan lendir sejak 5 hari sebelum masuk RS S.
K. Lerik Kupang. Saat ini pasien BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak,
bewarna kuning kecoklatan, darah (-), lender (-), warna kehitaman (-),
warna putih pucah (-). Tidak ada nyeri saat BAB.
Riwayat Penyakit Sekarang : (lanjutan)
Pasien BAK warna kuning pekat seperti teh, darah (-), batu (-). Nyeri saat
BAK (-). Pasien tidak memiliki riwayat kontak dengan orang yang sakit
kuning. Riwayat bengkak pada seluruh tubuh disangkal. Pasien juga
mengeluhkan nyeri perut pada uluh hati dan perut kanan atas sejak 11
hari SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus, nyeri seperti tertekan dan
tidak menjalar, perut tampak semakin membesar. Nyeri berkurang saat
tidur terlentang. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 11 hari SMRS.
Demam dirasakan terus menerus dan berkurang dengan pemberian
paracetamol. Demam didahului dengan muntah 2-3 kali sehari sehari
berisi makanan dan air. Pasien muntah darah segar 1 kali pada tanggal
29 April 2019. Pasien juga mengeluhkan sesak yang dirasakan sejak
tanggal 4 Mei 2019. Sesak dirasakan terus menerus tidak membaik
dengan keadaan istirahat. Sesak tanpa disertai keluhan lain seperti
batuk, pilek, dan suara mengi. Nafsu makan pasien menurun.
Riwayat penyakit dahulu : Keluhan seperti ini baru
pertama kali dirasakan pasien.
Riwayat penyakit keluarga : Keluarga pasien tidak ada
yang mengalami keluhan seperti yang dialami pasien.
Riwayat Pengobatan :
Puskesmas Tarus : Paracetamol 3x500mg, antasida doen
3x1 tab p.c, vitamin.
RS S. K. Lerik Kupang (28/4/2019 – 3/5/2019) : IVFD RL,
Transfusi PRC 2 kolf, inj. Omeprazole 2x30mg, Paracetamol
4x500mg, cefotaxime 3x1gr, Asam urodeoksikolat 3x1 tab.
Riwayat Kehamilan dan persalinan : Pasien merupakan anak ke 1 dari 5
bersaudara. Pasien lahir secara normal di rumah dibantu oleh dukun. Berat badan
lahir (BBL) tidak diketahui, panjang badan lahir (PBL) tidak diketahui. Ibu pasien
tidak pernah melakukan perawatan antenatal care (ANC) dan selama kehamilan
tidak pernah mengalami sakit berat.
Riwayat makanan dan nutrisi :
ASI : 0-6 bulan
Bubur : usia 7 bulan
Nasi : usia 1 tahun
Pasien saat ini memiliki pola makan 3 kali sehari. Setiap kali makan terdiri dari nasi
dan lauk pauk.
Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makan yang tersedia di rumah dan di
sekolah.
Riwayat Imunisasi: Ibu pasien mengatakan lupa imunisasi apa saja yang pernah
diberikan
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Dapat duduk
usia 8 bulan, berjalan usia 12 bulan, bicara lancar usia 2 tahun.
Pasien saat ini dapat beraktivitas normal seperti anak seusianya.
Tidak ada gangguan atau keterlambatan komunikasi dan proses
berpikir. Pasien juga berinteraksi dengan anak seusianya.
Riwayat social behavior : Pasien merupakan anak ke 1 dari 5
bersaudara dan tinggal bersama orang tua di rumah yang
berlokasi di Tarus. Pasien belum menikah. Sumber keuangan
berasal dari orang tua. Pasien merupakan seorang pelajar SMA.
Prestasi disekolah baik, pasien selalu naik kelas. Pasien juga
bergaul dan berinteraksi dengan anak seusianya. Pasien tidak
memiliki kebiasaan merokok, mengkonsumsi obat-obat
terlarang, maupun mengkonsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK
Lingkar Kepala: 52cm
*Pemeriksaan dilakukan pada 5 Mei 2019
(Normocephal)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Berat badan : 60 kg
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tinggi badan : 156 cm
Tanda vital
TD : 100/50 mmHg
HR : 100 x/menit, reguler, kuat Status Antopometri (CDC
RR : 30 x/menit, reguler
Growth Chart)
Suhu : 36,80C BB/U : Persentil 50 – Persentil 75
SpO2 : 96% (O2 8 lpm – face  111% (BB Lebih)
Mask)
TB/U: Persentil 10 – Persentil 25
 95% (Normal)
BB/TB: 123%  Obesitas
PEMERIKSAAN FISIK
*Pemeriksaan dilakukan pada 5 Mei 2019

Kulit : Ruam (-), petekie (-), sianosis (-), pucat (-)


Kepala : Normocephal, rambut hitam, tidak mudah
dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera
ikterik (+/+), cekung (-/-), reflek cahaya (-/-),
pupil isokor 3mm/3mm
Hidung : Rhinorrhea (-/-), pernapasan cuping hidung
(-/-)
Telinga : Otorrhea (-), deformitas (-). Membran
tymphani intak
PEMERIKSAAN FISIK
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran Tiroid
(-)
Dada : Pengembangan dada simetris, retraksi
intercostal (+) + - - + - -

Cor : S1S2 tunggal,


+ - regular, murmur
- + (-), gallop
- - (-)
+ - - + - -
Pulmo : Vesikuler , ronchi , wheezing

Vocal fremitus kiri meningkat


dibandingkan kanan
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen : Tampak cembung , deformitas (-), Shifting
dullnes (-), bising usus (+) kesan normal,
defans muscular(+), Nyeri tekan (+)
seluruh regio abdomen, supel, hepar
membesar teraba 3 cm bawah arcus costa
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-), sianosis
(-/-), CRT< 3 detik.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal   Hasil Satuan Nilai rujukan Ket
28 April 2019 RS S. K Lerik Kupang      
  Hemoglobin 6,31 g/dL 10,8-15,6 L
  Hematrokrit 23,1 % 33-45 L
  Leukosit 13,8 10^3/uL 4.5-13.50 H
  Neutrofil 84,2 % 39,3-73,7 H
  Trombosit 326 10^3/ul 184-488  
  S. typhi O 1/160      
29 April RS S. K Lerik Kupang      
2019
  Hemoglobin 5,82 g/dL 10,8-15,6 L
  Hematrokrit 32,2 % 33-45 L
  MCV 62,6 fL 69,0-93,0 L
  MCH 18,5 Pg 22,0-34,0 L
  MCHC 29,5 g/L 32-36 L
  Leukosit 13,7 10^3/uL 4.5-13.50 H
  Neutrofil 77,6 % 39,3-73,7 H
  Trombosit 199 10^3/ul 184-488  
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal   Hasil Satuan Nilai rujukan Ket
02 Mei 2019 RS S. K Lerik Kupang      
  Hemoglobin 9,52 g/dL 10,8-15,6 L
  Eritrosit 5,15 10^6/uL 3.8-5.8  
  Hematrokrit 32,2 % 33-45 L
  MCV 62,6 fL 69,0-93,0 L
  MCH 18,5 Pg 22,0-34,0 L
  MCHC 29,5 g/L 32-36 L
  Leukosit 17,3 10^3/uL 4.5-13.50 H
  Neutrofil 74,8 % 39,3-73,7 L
  Limfosit 7,96 % 18,0-48,3 L
  Monosit 12,7 % 4,4-12,7  
  Eosinofil 0,1 % 0,6-7,3 L
  Basofil 4,46 % 0,0-1,7 H
  Trombosit 103 10^3/ul 184-488 L
  Bilirubin Direct 2,10 mg/dl 0,00-0,20 H
  Bilirubin Total 4,10 mg/dl 0,00-2,00 H
  AST/GOT 183,9 U/L 0,0-31,0 H
  ALT/GPT 129,1 U/L 0,0-34,0 H
  HIV Test Nonreaktif   Nonreaktif  
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal   Hasil Satuan Nilai rujukan Ket
02 Mei 2019 RS Prof. Dr. Johannes      
  S. typhi IgG Negatif   Negatif  
  S. typhi IgM Negatif   Negatif  
05 Mei 2019 RS Prof. Dr. Johannes      
  HBsAg Elisa 0.0   Non reaktif :  
Nonreaktif <0,130
Reaktif : >=
0.130
  S. typhi IgG Negatif   Negatif  
  S. typhi IgM Negatif   Negatif  
USG ABDOMEN (4 MEI 2019)

Kesan :
Hepar membesar terdapat massa heterogen echoic bilateral pada
lobus dextra et sinistra.
Terdapat cairan bebas
Kesimpulan : Abses Hepar Multiple 18
FOLLOW UP
3/5/2019 4/5/2019
S Demam (-), muntah (+), sesak (-) Demam (-), muntah (+), sesak (-)
BAB 1 kali. BAK normal. Pasien tidak BAB. BAK normal
O KU : Tampak sakit sedang KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis Kesadaran : Compos mentis
TD: 110/70 T: 36,7 RR: 24x/m, N: 98x/m SpO2: 96% TD: 100/50 T: 36,8 RR: 24x/m, N: 100x/m SpO2: 96%
Mata : Anemis +/+, ikterik +/+ Mata : Anemis +/+, ikterik +/+
Thoraks : simetris, retraksi intercosta (-) Thoraks : simetris, retraksi intercosta (-)
Pulmo : Ves +/+, rh -/+, wh -/- Pulmo : Ves +/+, rh -/+, wh -/-
Abdomen : Cembung (+), Nyeri Tekan (+) regio Abdomen : Cembung (+), Nyeri Tekan (+) regio
hipokondirum dextra, shifting dulness (-), defans hipokondirum dextra, shifting dulness (-),defans
muscular (-), hepar membesar teraba 3 jari dibawah muscular (-), hepar membesar teraba 3 jari dibawah
arcus costa. arcus costa.
A Colic Abdomen Abses Hepar Multiple
Hepatomegali Kolestasis Intrahepatal
Anemia Mikrositik Hipokrom Anemia Mikrositik Hipokrom
P 1. IVFD D5 1/2 NS 1000cc/ hari 1. IVFD D5 1/2 NS 1000cc/ hari
2. Metamizole 4x300mg IV 2. Metamizole 4x300mg IV
3. Dexamethasone 2x15mg IV 3. Dexamethasone 1x15mg IV
4. Asam ursodeoksikolat 3x250mg PO 4. Asam ursodeoksikolat 3x250mg PO
5. Omeprazole 2x30 mg IV 5. Omeprazole 2x30 mg IV
6. Cefotaxim 3x1 gr IV 6. Cefotaxim 3x1 gr IV
7. Pro USG Abdomen, Cek HbsAg, anti Hbs, Ig M 7. Konsul Bedah
anti HAV, anti HbC, Anti HbE, Widal Test
FOLLOW UP
5/5/2019 5/5/2019
S Demam (-), muntah (+), sesak (+) Pasien sesak jam 18.00, lapor dokter jaga
BAB 1 kali. BAK normal Pasien apnue jam 19.15
Dilakukan tindakan resusitasi bantuan hidup dasar dan
RJP sebanyak 15 siklus
Pasien meninggal jam 19.30
O KU : Tampak sakit sedang  
Kesadaran : Compos mentis
TD: 100/50 T: 36,8 RR: 30x/m, N: 100x/m SpO2: 95% (O2 8 lpm
face Mask)
Mata : Anemis +/+, ikterik +/+
Thoraks : simetris, retraksi intercosta (+)
Pulmo : Ves +/+, rh -/+, wh -/-
Abdomen : Cembung (+), Nyeri Tekan (+) seluruh regio abdomen,
defans muscular (+), shifting dulness (-), hepar membesar teraba
3 jari dibawah arcus costa.
A Abses Hepar Multiple Dyspnue e.c susp. Pneumonia dd/ efusi pleura
Kolestasis Intrahepatal Abses Hepar Multiple
Anemia Mikrositik Hipokrom Kolestasis Intrahepatal
Anemia Mikrositik Hipokrom
P 1. IVFD D5 1/2 NS 1000cc/ hari
2. Metamizole 4x300mg IV
3. Dexamethasone 1x15mg IV
4. Asam ursodeoksikolat 3x250mg PO
5. Omeprazole 2x30 mg IV
6. Cefotaxim 3x1 gr IV
7. Konsul Bedah
RESUME
Pasien perempuan 15 tahun 11 bulan datang dengan keluhan kedua mata
kuning sejak 4 hari SMRS. BAB & BAK normal. Nyeri perut pada uluh hati
dan perut kanan atas sejak 11 hari SMRS. Demam sejak 11 hari SMRS.
Demam didahului dengan muntah 2-3 kali sehari berisi makanan dan air.
Pasien muntah darah segar 1 kali pada tanggal 29 April 2019. Sesak
dirasakan sejak tanggal 4 Mei 2019. Nafsu makan pasien menurun.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS E4V5M6
Tanda vital : Tekanan darah = 100/50 mmHg
Nadi = 100 x/menit, reguler, kuat
Respirasi = 30 x/menit, reguler
Suhu badan = 36,8 0C
SpO2 = 95% (O2 8 lpm face mask)
RESUME
Status Generalis
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (+/+)
Thorax : vocal fremitus kiri meningkat dibandingkan kanan, retraksi
intercostal (+), sonor pada lapang paru kanan dan pekak
pada
lapang paru kiri, Ronkhi (-/+)
Abdomen : Cembung (+), Nyeri tekan (+) seluruh regio abdomen,
defans muscular (+), hepar membesar teraba 3 jari
dibawah arcus costa
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan anemia mikrositik
hipokrom, peningkatan fungsi hati, penigkatan neutrofil,
peningkatan bilirubin direk & total.
Pemeriksaan Pencitraan
DIAGNOSIS DAN TERAPI
Diagnosis kerja : Terapi :
IVFD D5 1/2 NS 1000cc/ hari
Abses Hepar Multiple Metamizole 4x300mg IV
Kolestasis Intrahepatal Dexamethasone 2x15mg IV
Asam ursodeoksikolat 3x250
Anemia Mikrositik mg PO
Hipokrom Omeprazole 2x30 mg IV
Cefotaxim 3x1 gr IV
Overweight
PROGNOSIS
-. Qua Ad vitam : dubia ad malam
-. Qua Ad fungtionam : dubia ad malam
-. Qua Ad Sanactionam : dubia ad malam
DISKUSI
•Abses hati adalah penumpukan jaringan nekrotik dalam suatu rongga
patologis yang dapat bersifat soliter atau multipel pada jaringan hati
•Abses hati umumnya dikelompokkan berdasarkan etiologi, yaitu abses
hati piogenik dan abses hati amuba, yang memberikan gambaran klinis
hampir sama sehingga diagnosis etiologi sulit ditegakkan.
•Abses hati piogenik disebabkan oleh E. Coli, Staphylococcus aureus,
Proteus, Klebsiella, Pseudomonas dan bakteri anaerob, seperti Bacteroides
dan Clostridium. Pada anak paling sering disebabkan oleh
Staphylococcus aureus
•Abses hati amuba sering disebabkan Entamoeba histolytica

25
KASUS TEORI
Pasien perempuan 15 tahun • Insidens abses hati piogenik dan
amuba jarang ditemukan pada
anak
• Secara epidemiologis, abses hati
paling sering ditemukan pada
pasien berusia 50-70 tahun.
• Pada anak, 50% kasus abses hati
piogenik terjadi pada usia kurang
dari 6 tahun
• Lebih sering terjadi pada laki-
laki dibanding perempuan dengan
rasio 7:1.
• Insidens abses hati dipengaruhi
oleh keadaan nutrisi, hygiene
individu yang buruk, dan
kepadatan penduduk.
PATOFISIOLOGI
•Bisa berbentuk soliter atau multiple
•Penyebaran : Hematogen atau langsung
•Sel kuppfer sebagai pertahanan
•Paling sering mengenai lobus kanan

PATOFISIOLOGI ABSES HATI PIOGENIK


•Penyakit sistem biliaris  obstruksi aliran empedu  proliferasi bakteri  abses
•Mikroabses  hematogen  bakteremia sistemik
•Trauma tusuk  inokulasi bakteri  abses
•Trauma tumpul  nekrosis, pendarahan, kebocoran  kerusakan kanalikuli

 proliferasi bakteri  supurasi dan pus  abses


27
PATOFISIOLOGI ABSES HATI AMUBA

28
KASUS TEORI
Gejala klinis: Gambaran klasik abses hati
• Nyeri perut pada uluh hati dan • Nyeri perut terutama kuadran
perut kanan atas kanan atas
• Demam • Demam yang naik turun
• Sesak disertai menggigil Penurunan
• Muntah berat badan
• Muntah
• Ikterus
• Nyeri dada saat batuk
Pada 63% kasus, gejala klinis muncul
selama kurang dari dua minggu
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan fisik : Pada 24% kasus dapat ditemukan
• Perut tampak cembung (+) hati teraba membesar dan nyeri
• Nyeri tekan (+) seluruh regio bila ditekan. Adanya
abdomen hepatomegali disertai nyeri pada
• Defans muscular (+) palpasi merupakan tanda klinis yang
• Hepar membesar teraba 3 jari paling dapat dipercaya. Beberapa
dibawah arcus costa pasien tidak mengeluh nyeri perut
kanan atas atau hepatomegali dan
hanya terdapat demam tanpa
diketahui sebabnya.
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan fisik : • Penurunan bunyi napas di zona
• vocal fremitus kiri meningkat paru basilar dengan tanda-tanda
dibandingkan kanan atelektasis dan efusi pada
• retraksi intercostal (+) pemeriksaan fisik atau radiologis
• sonor pada lapang paru kanan dan mungkin ada.
pekak pada lapang paru kiri • Sebuah gesekan-gesekan pleura
• Ronkhi (friction rib) atau hati dapat
dikaitkan dengan iritasi diafragma
atau peradangan kapsul Glisson.
• Hal ini dapat menjadi
Pasien direncanakan untuk dilakukan pertimbangan untuk melakukan RO
RO Thorax PA View. Thorax PA view untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan pada paru.
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Penyakit kuning dapat ditemukan
tanda ikterus minimal berupa Sklera pada sebanyak 25% kasus dan
Ikterik +/+, selain itu terdapat biasanya berhubungan dengan
peningkatan fungsi hati dan penyakit saluran empedu atau
bilirubin adanya beberapa abses.

Pada pemeriksaan fisik terdapat Leukositosis ditemukan pada 66%


tanda anemia berupa konjungtiva pasien, sering disertai dengan
anemis (+/+) dan berdasarkan hasil anemia akibat infeksi kronis dan
pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan laju endap darah.
peningkatan leukosit dan anemia
hipokrom mikrositik.
KASUS TEORI
USG Abdomen • Hasil foto polos dada dan abdomen
• Hepar membesar terdapat massa pada abses hati biasanya akan
heterogen echoic bilateral pada memperlihatkan pembesaran hati,
lobus dextra et sinistra kadangkala tampak air fluid level di
dalam rongga abses dan diafragma
• Terdapat cairan bebas
kanan biasanya terangkat.
• Kesimpulan abses hepar • Hampir semua kasus abses hati dapat
multiple. diidentifikasi dengan pemeriksaan
ultrasonografi dan CT SCAN.
• Ultrasonografi mempunyai angka
sensitivitas 94% sedangkan sensitivitas
CT SCAN 99%.
• Ultrasonografi adalah metode
pencitraan yang direkomendasikan
karena cepat, noninvasif, cost
effective, dan dapat juga digunakan
sebagai pemandu aspirasi abses untuk
diagnostik dan terapi.
• Ultrasonografi dan CT SCAN juga dapat
KASUS TEORI
Pemeriksaan berupa pemeriksaan • Selain itu juga diperlukan pemeriksaan
biakan abses dan uji serologis penunjang lain untuk menentukan
tidak dilakukan etiologi abses hati berupa piogenik
atau amuba.
• Pemeriksaan yang dapat dilakukan
berupa pemeriksaan biakan abses
dan uji serologis.
• Pemeriksaan biakan abses dapat
menemukan bakteri patogen pada
86% kasus, hasil biakan steril
ditemukan pada 14% kasus.
• Uji serologis dapat membantu
menegakkan diagnosis abses hati
amuba, antara lain IHA (indirect
hemagglutination antibody), EIA
(enzyme immunoassay), IFA (indirect
immunolfuoresent antibotic), LA (latex
agglutination), AGD (agar gel
diffusion), dan CIE (counter
KASUS TEORI
Pemeriksaan berupa pemeriksaan • Selain itu juga diperlukan
biakan abses dan uji serologis pemeriksaan penunjang lain untuk
tidak dilakukan menentukan etiologi abses hati
berupa piogenik atau amuba.
• Pemeriksaan yang dapat dilakukan
berupa pemeriksaan biakan
abses dan uji serologis.
• Pemeriksaan biakan abses dapat
menemukan bakteri patogen pada
86% kasus, hasil biakan steril
ditemukan pada 14% kasus.
• Bakteri aerob gram negatif
ditemukan tumbuh pada 70%
kasus dan yang paling sering
adalah Escherichia coli.
• Pemeriksaan biakan darah
memberikan hasil positif pada 57%
KASUS TEORI
Pada kasus terapi farmakologi berupa Tatalaksana abses hati meliputi
• IVFD D5 1/2 NS 1000cc/ hari untuk terapi farmakologi dan terapi
mencukupi kebutuhan cairan pembedahan
harian.
• Metamizole 4x300mg IV dan Terapi Farmakologi Abses Hati
Dexamethasone 2x15mg IV Piogenik
diberikan pada pasien untuk • Terapi empiris Antibiotik spektrum
mengatasi keluhan demam dan luas sambil menunggu hasil biakan
nyeri yang dialami pasien. bakteri.
• Terapi Asam ursodeoksikolat 3x250 • Terapi antibiotik diberikan selama
mg PO diberikan karena dicurigai 2-4 minggu
adanya kemungkinan pasien
menderita kolestasis intrahepatal Terapi Farmakologi Abses Hati
akibat obstruksi. Amuba
• Pemberian Omeprazole 2x30 mg IV • Metronidazol (35-50 mg/kg/hari
diberikan untuk mengatasi keluhan dibagi 3 dosis selama 7-10 hari)
muntah. atau tinidazol (60 mg/kg/hr selama
KASUS TEORI
Pasien sudah dikonsulkan ke bagian Terapi Pembedahan Abses Hati Piogenik
bedah namun belum direncanakan • Aspirasi perkutan atau drainase
dengan kateter yang dipandu dengan USG
untuk dilakukan terapi bedah tidak atau CT scan
dilakukan • Drainase operatif hanya dilakukan jika
drainase abses perkutan tidak
berhasil atau ada indikasi lain yang
membutuhkan operasi seperti penyakit
saluran bilier.

Terapi Pembedahan Abses Hati Amuba


• Aspirasi jarum atau drainase perkutan
yang dipandu dengan alat pencitraan
• Tindakan drainase operatif hanya
diperlukan jika abses telah ruptur
sehingga menyebabkan peritonitis amuba
atau jika pasien tidak berrespons
terhadap obat walaupun sudah
dilakukan aspirasi dan drainase
dengan kateter.
KOMPLIKASI
Abses Hati Piogenik
•Sepsis
•Infeksi dari luka
•Pneumonia
•Perdarahan pasca operasi

Abses Hati Amuba


•Ruptur abses ke dalam pleura, perikardial atau daerah
peritoneum
•Infeksi

38
Algoritma
Tatalaksana
Abses Hati

39
KESIMPULAN
Telah dilaporkan satu laporan kasus anak perempuan berusia 16
tahun dengan diagnosis Abses hepar multipel, Kolestasis
intrahepatal, anemia mikrositik hipokrom, dan overweight. Dari
kasus di atas, pendekatan dalam menegakkan diagnosis dilakukan
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium, dimana hasil-hasil dari pemeriksaan bermanfaat
sebagai penuntun terapi.

40
TERIMAKASIH

41

Anda mungkin juga menyukai