Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

REAKSI KUSTA DAN


CACAT KUSTA
PEMBIMBING : DR. MARGARETH J. BYA, M.BIOMED, SP.KK
PENDAHULUAN

 Reaksi kusta pada penderita kusta merupakan reaksi imunologi yang


dapat terjadi sebelum, saat dan setelah pengobatan
 penyebab terbesar kerusakan saraf dan kematian sebagian besar
penderita kusta
 Cacat kusta meliputi 3 aspek yaitu (impairment), (activity limitation)
dan (participation problem).
REAKSI KUSTA
DEFINISI

 episode akut dalam perjalanan kronis penyakit kusta yang


merupakan reaksi kekebalan (cellular response) atau
reaksi antigen antibodi (humoral response)
 dapat terjadi sebelum pengobatan tetapi terutama selama
atau setelah pengobatan
Faktor Risiko

 Umur saat didiagnosis kusta lebih dari 15 tahun


 Lama sakit lebih dari 1 tahun
 Kelelahan fisik
KLASIFIKASI

 Reaksi kusta tipe 1 (reaksi reversal upgrading)


 Reaksi kusta tipe 2 (ENL/eritema nodusum
leprosum)
REAKSI KUSTA TIPE 1
 Manifestasi lesi kulit berupa kemerahan bengkak, nyeri
dan panas. Pada saraf dapat terjadi neuritis dan gangguan
fungsi saraf.
 Reaksi kusta tipe 1 mempunyai onset cepat, sering berulang dan dapat merusak saraf

• reaksi kusta tipe 1 ringan diobati


dengan analgetik dan sedatif
• reaksi kusta tipe 1 berat diobati
dengan kotikosteroid oral 30-40 mg
setiap hari selama satu bulan dan
diturunkan 5 mg tiap bulan
REAKSI KUSTA TIPE 2
 eritema, mengilap, sebagian kecil berupa nodul atau plakat, dengan ukuan bemacam macam
 terdistibusi bilateal dan simetris, teutama di daerah tungkai bawah, wajah, lengan dan paha,
dapat muncul di hampir seluruh bagian tubuh kecuali daerah kepala yang berambut, aksila,
lipatan paha dan perineum.

• Prednison 15-30 mg pe hari,


dikurangi bertahap
• thalidomide 400 mg, dosis dapat
dikurangi 100 mg perbulan
• Klofazimin Dosis 300 mg pe hari
PATOGENESIS
REAKSI
KUSTA
PENCEGAHAN

 pencegahan primer berupa heath promotion, dan


pemberian konseling.
 Upaya pencegahan sekunder berupa early diagnosis,
prompt treatment disabilyty limitation.
 Upaya pencegahan tersier bisa berupa terapi kelompok dan
terapi kerja
CACAT KUSTA
DEFINISI
 Impairment: segala kehilangan atau abnormalitas struktur atau
fungsi yang bersifat patologik, fisiologik atau anatomi misalnya
ulkus, claw hand, absorbs jari.
 Disability: segala keterbatasan atau kekurangmampuan (akibat
impairment)
 Deformity: kelainan struktur anatomis
PATOGENESIS
CACAT KUSTA
 Tahap I.
Pada tahap ini terjadi kelainan pada syaraf, bentuk
penebalan pada syaraf, nyeri tanpa ganguan fungsi
gerak, namun telah terjadi ganguan sensorik.
 Tahap II.
Pada tahap ini terjadi kerusakan syaraf, timbul paralisis
pada otot kelopak mata, otot jari tangan, dan otot kaki.
Bila berlanjut, dapat terjadi luka di mata, tangan, kaki
dan kekakuan sendi.
 Tahap III.
Pada tahap ini terjadi penghancuran saraf kemudian
kelumpuhan akan menetap, infeksi yang dapat
mengakibatkan kerusakan tulang dan kehilangan
penglihatan.
TINGKAT
CACAT KUSTA
TERAPI CACAT
KUSTA

 tetes mata mengandung saline.


 Antibiotik dan bebat mata, bila terjadi konjungtivitis
 pemasangan bidai
 Menghilangkan kallus dan trimming tepi ulkus dengan pisau skapel.
 Latihan fisioterapi
 Bedah rekonstruksi
 Bedah septik
 Perawatan mata, tangan dan atau kaki yang anestesi atau mengalami kelumpuhan
otot.
PENCEGAHAN
CACAT KUSTA

 Pasien mengerti bahwa daerah yang mati rasa merupakan tempat risiko terjadinya
luka
 Pasien harus melindungi tempat risiko tersebut (dengan kaca mata, sarung
tangan, sepatu, dll)
 Pasien mengetahui penyebab luka (panas, tekanan, benda tajam dan kasar)
 Pasien dapat melakukan perawatan kulit (merendam, menggosok, melumasi) dan
melatih sendi bila mulai kaku penyembuhan luka dapat dilakukan oleh pasien
sendiri dengan membersihkan luka, mengurangi tekanan pada luka dengan cara
istirahat.

Anda mungkin juga menyukai