Anda di halaman 1dari 38

DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA

SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG
2019
DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA

Eritema & skuama

1. Psoriasis
2. Parapsoriasis
3. Pitiriasis rosea
4. Eritroderma
5. Dermatitis seboroik
PSORIASIS

 Penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang kuat dengan
karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis
disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem saraf.
 Gambaran : plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih
keperakan dengan batas yang tegas.
 Dapat terlokalisir pada siku, lutut atau kulit kepala bahkan menyerang
100% luas tubuh.
Etiopatogenesis
Gambaran Klinik
Psoriasis plakat
 
• Paling banyak
• Gatal, rasa terbakar, nyeri
• Makula eritematosa ukuran 1 cm a/
papul yang melebar ke arah pinggir
dan bergabung menjadi 1, diameter 1-
beberapa cm
• Woronoff’s ring (lingkaran putih
Gambaran Klinik
Psoriasis plakat

• Bentuk lesi beragam : kurva linier,


mirip cincin, papul berskuama pada
mulut folikel pilosebaseus
• Predileksi : siku, lutut , kepala, celah
interglutea, palmar dan plantar,
kadang genitalia
Gambaran Klinik
Psoriasis guttata

• khas pada dewasa muda


• Pada anak akan berkembang menjadi
psoriasis plakat
• Terjadi setelah infeksi streptokokus B
hemolitikus dalam bentuk faringitis,
laringitis / tonsilitis
Gambaran Klinik
Psoriasis guttata

• Lesi papul eruptif berukuran 1-10 mm


berwarna merah salmon dan menyebar
secara sentriprtal
• Predileksi : badan, ekstremitas, dan
kepala
Gambaran Klinik
Psoriasis pustulosa/psoriasis von
zumbusch

• Khas : pustul steril yang mengenai sebagian


besar area tubuh dan ekstremitas
• Tampak kulit merah, meradang dengan pustul
milier tersebar diatasnya
• Pustul terletak nonfolikuler, terasa nyeri
dengan dasar eritomatosa
• Pustul dapat bergabung membentuk lake of
Gambaran Klinik
Psoriasis pustulosa/psoriasis von
zumbusch

• Psoriasis pustulosa pada palmo-plantar


menyerang daerah hipotenar dan tenar,
sedangkan pada daerah plantar mengenai sisi
dalam telapak kaki
• Dapat membahayakan kehidupan
Gambaran Klinik

Psoriasis eritroderma

• Muncul bertahap dalam perjalanan


psoriasis plakat
• Ada 2 bentuk : bentuk psoriasis
universalis dan bentuk akut
• Pencetus : infeksi, tar, obat atau putus
obat kortikosteroid sistemik
• Kulit pasien tampak eritema difus disertai
demam, menggigil dan malase
Gambaran Klinik

Psoriasis kuku

• Sering terkena pada kuku jari


tangan dengan lesi berupa pits, oil
spots, onikolisis, kuku
hiperkeratotik, crumbling, dan
splinter haemorrhage
Gambaran Klinik
Psoriasis artritis

• Bermanifestasi pada sendi sebesar 30%


• Tidak selalu ditemukan pada pemeriksaan
kulit
• Keluhan : artritis perifer, entesitis,
tenosenovitis, nyeri tulang belakang,
atralgia non spesifik, nyeri sendi persisten,
bila terkena pada distal intrafalangeal
sering diikuti dengan psoriasis kuku
Penegakkan Diagnosis
• Lidah geografis
• Fenomena Kobner
• Tanda auspitz
Diagnosis Banding

Diagnosis DD
Dermatitis numularis a/ neurodermatitis, tinea
Plakat korporis, liken planus, lupus eritematosa,
parapsoriasis, Cell T Cutaneous Lymphoma/CTCL
Pitiriasis rosea, dermatitis numularis, erupsi obat,
Gutatata parapsoriasis, CTCL
Dermatitis atopik, dermatitis seboroik, DKA, erupsi
Eritroderma obat, pitiriasis roses, fotosensitivitas, CTCL, limfoma
kutis
Impetigo herpetiformis, pustular dermatosis
Pustulosa subkorneal, erupsi obat pustulosa, ekrodermatitis
enteropatika
Tinea ungium, kandidosis, traumatik onikolisis, liken
Kuku planus, penyakit darier
Tata Laksana

  Tujuan : U/ keparahan penyakit pasien dapat beraktivitas, tidak
mempengaruhi kualitas hidup, tidak memperpendek masa hidup karena
efek samping obat.

Topikal Sistemik Agen biologik


• Kortikosteroid • Metotreksat • Recombinant human
• Kalsipotriol/kalsipotrien cytokine Fototerapi
• Retinoid topikal • Asitretin
• Fusi protein
• Ter & antralin • Siklosporin • Antibodi monoklonal
Parapsoriasis
• Penyakit kulit yang belum • Dibagi menjadi :
diketahui penyebabnya 1. Parapsoriasis gutata
• Umumnya tanpa keluhan 2. Parapsoriasis variegata
• Kelainan kulit : eritema dan 3. Parapsoriasis en plaque
skuama, bersifat perlahan dan
kronik
Gambaran Klinik
Parapsoriasis gutata :
• Ruam : papul miliar, lenticular eritema dan
skuama, dapat hemoragik, kadang kadang
berkonfluens dan umumnya simetrik
• Sembuh spontan tanpa meninggalkan
sikatriks
• Predileksi : badan, lengan atas dan tungkai
atas
• Bentuk akut mirip varisela, kecuali ruam yng
ditemukan vesikel, papilonekrotik dan krusta.
Gambaran Klinik
 
ParapsoriasisVariegata

 Kelainanpadabadan,

bahudantungkai

 Eflurosensisepertikulitzebraskua

madaneritema yang bergaris-


garis
Gambaran Klinik

Parapsoriasis en plaque

 Predileksi: badan dan ekstremitas

 Bercak eritematosa, permukaan


datar, bulat atau lonjong. Diameter
2,5cm dengan sedikit skuama,
berwarna pink, coklat atau agak
kuning
Diagnosis Banding

Perbedaan
DD

Eritema (+), skuama (+) tapi tidak menahun,


Pitiriasis Rosea susunan ruam sejajar dengan lipatan kulit dan
kosta

Psoriasis Skuama tebal, kasar, berlapis-lapis.


Tatalaksana

• Penyinaran UV atau kortikosteroid topikal seperti pada pengobatan psoriasis


• Parapsoriasis gutata akut : eritromisin 40mg/kkBB
Prognosis

 Penyakit ini kronis dan residif, tidak ada obat pilihan dan sebagian menjadi
mikosis fungoides
Pitiriasis Rosea
• Erupsi kulit akut yang sembuh
sendiri, dimulai dengan lesi inisial
berbentuk eritema dan skuama
halus disusul lesi yang lebih kecil di
badan, lengan dan tungkai yang
tersusun sesuai dengan lipatan kulit
• Etiologi : virus reaktivasi HHV-7
dan HHV-6
Gambaran Klinik
• Gatal ringan
• Lesi pertama (herald patch),
umumnya di badan, solitary,
berbentuk oval dan anular dan
diameternya kira-kira 3 cm. ruam
terdiri atas eritema dan skuama halus
di pinggir.
• Lesi berikut : gambaran khas sama
dengan lesi pertama hanya lebih kecil,
susunannya sejajar dengan kosta,
hingga menyerupai pohon cemara
terbalik.
Gambaran Klinik
• Predileksi : badan, lengan atas
bagian proksimal dan paha atas.
• Dapat berbentuk juga urtika,
vesikel, dan papul yang lebih sering
pada anak-anak.
Diagnosis Banding
DD Perbedaan

Tinea korporis Pemeriksaan KOH +


Riwayat chancre dan tidak terdapat herald patc.
Terdapat di telapak tangan dan kaki dan pembesaran
Sifilis sekunder
kelenjar getah bening. Tes serologi sifilis VDRL dan
TPHA (+)
Plak berbentuk sirkular lebih sering ditemukan di
Dermatitis numularis tungkai bawah
Ukuran lebih kecil dan tidak tersusun sesuai dengan
Psoriasis gutata lipatan kulit skuama tebal
Tidak ditemukan herald patch lesi berkembang
Dermatitis seboroik perlahan pada tubuh bagian atas , skuama lebih tebal.
Lesi lebih besar dan pemeriksaan riwayat pemakaian
Erupsi obat obat.
Tatalaksana
• Pengobatan bersifat simtomatik
• Topical : bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol 0,5-1%
• Bila terdapat flu dan kelaian kulit luas : acyclovir 5x800mg/hari selama 1
minggu
• KIE : sembuh sendiri 2-3 bulan
Eritroderma
• Merupakan kelainan kulit yang ditandai
eritema generalisata (LP 50-90%) biasanya
disertai skuama
• Mutlak harus ada eritema, tidak selalu terdapat
skuama
• Eritema tidak begitu jelas pada eritroderma
kronis karena bercampur dengan
hiperpigmentasi, dapat mengganggu mitosis
rambut yang difus dan kehilangan kuku
Gambaran Klinik

 Eritroderma karena alergi obat


sistemik
 Fase akut : eritema universal, pada
stadium penyembuhan baru timbul
skuama
 Waktu mulai masuknya obat sampai
timbul penyakit bervariasi, bisa
segera sampai 2 minggu.
Gambaran Klinik
 Eritroderma akibat perluasan penyakit
 Eritroderma karena Psoriasis
Bisa karena penyakitnya a/ pengobatan yang terlalu
kuat, umumnya penggantian obat mendadak
 Penyakit Leinher

Dicurigai karena dermatitis seborioka yang meluas.


Eritema universal disertai skuama yang kasar.
Biasanya tanpa keluhan
Tatalaksana
 Eritroderma gol. 1
• obat yang diduga menjadi penyebab dihentikan
• kortikosteroid : prednisone 4 x 10 mg

 Eritroderma gol. 2
 prednison 4 x 10 mg – 4 x 15 mg sehari. Dosis dapat dinaikan
 pengobatan dengan kortikosteroid yang >1bulan digunakan metilprednison dosis
ekuivalen
Tatalaksana
 Pegobatan penyakit Leiner
• prednisone 3 x 1-2 mg sehari
• diet tinggi protein
• diolesi emolien : salep ianolin 10% atau krim urea 10%
• rawat inap jika LP 90 % dan intake sulit
Dermatitis Seboroika
• Merupakan suatu peradangan
pada kulit papuloskuamosa
yang biasanya mengenai daerah
yang kaya kelenjar sebasea,
scalp, wajah dan badan.
• Prevalensi sekitar 3-5% pada
populasi umum.
• Umumnya diawali sejak usia
pubertas dan memuncak pada
usia 40 tahun.
Gejala Klinis
• Eritema dengan skuama berminyak dan agak kekuningan. Sering terkena
di daerah berambut, wajah, alis, lipat nasolabial, telinga dan liang telinga,
bagian atas-tengah dada dan punggung, lipat gluteus, inguinal, genital,
ketiak.
• DS ringan mengenai kulit kepala berupa skuama halus (pitiriasis
sika/ketombe)
• Rasa gatal dan menyengat
• Pada fase kronis  kerontokan rambut.
• Bisa pada retroaurikular, dapat berupa otitis eksterna jika terdapat pada
liang telinga atau blefaritis jikat terdapat pada mata
Diagnosis Banding
• Psoriasis
• Dermatitis atopik dewasa
• DKI
• Dermatofitosis
• Rosasea
Tatalaksana
• Sampo yang mengandung obat anti Malassezia
• Mencuci wajah berulang dengan sabun lunak  menghilangkan skuama tebal, Krim
imidazole dan turunannya mengurangi pertumbuhan jamur
• Krim asam salisilat atau sulfur  memperlunak skuama
• Pengobatan simtomatik  kortikosteroid topikal potensi sedang
• Metronidazol topikal, siklopiroksolamin, talkasitol
• UVB atau itrakonazole 100mg/hari/oral selama 21 hari  kasus yang tidak membaik
• Prednisolon 30 mg/hari  jikatidak membaik dengan semua modalitas terapi diatas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai