Anda di halaman 1dari 47

Penyakit Virus

1
Penyakit kulit karena virus terdiri atas :

1. Herpes zoster
2. Moluskum kontagiosum
3. Varisela
4. Veruka Vulgaris

2
Herpes Zoster

3
Definisi dan etiologi
Penyakit neurokutan dengan manifestasi erupsi vesikular
berkelompok dengan dasar eritematosa disertai nyeri
radikular unilateral yang umumnya terbatas di satu
dermatom.

Etiologi : Virus varisela zoster

4
Epidemiologi
Insidensnya 2-3 kasus per 1000 orang/tahun
Meningkat dengan bertambahnya usia
Lebih dari setengan jumlah keseluruhan kasus
dilaporkan terjadi pada usia lebih dari 60 tahun
Tidak terdapat predileksi gender

5
Gejala Klinis
Gejala prodromal berupa sensasi abnormal atau nyeri
otot lokal, nyeri tulang, pegal, parastesia sepanjang
dermatom, gatal, rasa terbakar dari ringan sampai berat
(berlangsung beberapa hari, 1-10 hari dengan rata-rata
2 hari)
Makula kemerahan  papul, vesikel jernih
berkelompok selama 3-5hari  isi vesikel keruh 
pecah menjadi krusta (7-10hari)

6
Variasi herpes zoster
Zoster sine herpete : nyeri segmental tanpa erupsi kulit
Zoster abortif : erupsi kulit hanya berupa eritema
dengan atau tanpa vesikel yang langsung mengalami
resolusi sehingga perjalanan penyakit berlangsung
singkat
Zoster aberans : erupsi kulit melalui garis tengah
Bila menyerang N. Fasialis dan N. Auditorius terjadi
sindrom Ramsey-Hunt
Bila menyerang cabang pertama nervus trigeminus
terjadi herpes zoster oftalmikus

7
DD
Herpes zoster awal : dermatitis venenata / dermatitis
kontak
Herpes zoster yang timbul di daerah genitalis mirip
dengan herpes simpleks
Herpes zozter deseminata dapat mirip dengan varisela

8
Diagnosis
Diagnosis herpes zoster sangat jelas
karena gambaran klinisnya memiliki
karakteristik tersendiri
Untuk kasus-kasus yang tidak jelas
Deteksi antigen / nucleic acid varicella
zoster virus (PCR), isolasi virus dari
sediaan hapus lesi / pemeriksaan
antibodi IgM spesifik diperlukan.
PCR merupakan tes diagnostik paling
spesifik dan sensitif
Kultur virus
Direct immunofluorecent antigen-
staning

9
Pengobatan
Sistemik
Obat antivirus
1. Asiklovir 5x800mg
2. Valasiklovir 3x1000mg
3. Famsiklovir 3x500mg
Diberikan sebelum 72 jam awitan lesi selama 7 hari
Kortikosteroid
Analgetik
Antidepresan dan antikonvulsan

10
Topikal
1.Lesi basah : Kompres NaCl 0,9%
2. Lesi kering: Bedak salycil
Pencegahan :
Vaksinasi

11
13
14
Moluskum Kontagiosum

15
Definisi dan etiologi
Merupakan infeksi virus DNA genus Molluscipox, klinis
berupa papul berbentuk kubah, bekilat, dan pada
permukaannya terdapat lekukan (delle), berisi massa
yang mengandung badan moluskum.

Masa inkubasi virus 2-8 minggu

16
Epidemiologi
Terutama menyerang anak, kadang-kadang juga orang
dewasa dan pasien dengan imunokompremais
Pada orang dewasa digolongkan IMS
Transmisinya melalui kontak kulit langsung,
otoinokulasi / melalui benda yang terkontaminasi

17
Gejala Klinis
Lokasi : wajah, leher, ketiak, badan,
dan ekstremitas (jarang di telapak
tangan dan kaki), sedangkan orang
dewasa di daerah pubis dan genitalia
eksterna
Papul mirip kubah, berukuran miliar
- lentikular, putih dan berkilat spt
lilin, di tengah terdapat lekukan
(delle). Jika dipijat akan tempak
keluar massa putih mirip butiran
nasi
Giant molluscum (papul berukuran
besar hingga 10-15 mm)

18
DD
Milia
Folikulitis
Lesi awal varisela

19
Diagnosis
Morfologi klinis yang khas berupa papul bulat, keras,
berkilat mirip lilin dan permukaan dapat disertai delle.
Biasanya tanpa inflamasi
PCR
Pulasan gram, Wright atau giemsa

20
Pengobatan
Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa yang
mengandung badan moluskum.
Ekstratror komedo, jarum suntik / kuret
Elektrokauterisasi / bedah beku dengan CO2 dan N2
Terapi lain yang dapat dipakai adalah gol. Keratolitik
topikal, misalnya tretinoin, bichlorocetic acid /
trichloroacetic acid, dan asam salisilat.
Pada orang dewasa pengobatan harus juga dilakukan
pada pasangan seksualnya.

21
Pencegahan dan Prognosis
Pencegahan
Menjaga kebersihan diri
Tidak saling meminjam alat mandi
Mencegah kontak fisik sesama teman
Selama sakit dilarang berenang

Prognosis
Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit
ini tidak atau jarang residif.

22
23
Varisela

24
Definisi dan etiologi
Infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa, menifestasi klinis
didahului gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf,
terutama berlokasi dibagian sentral tubuh

25
Epidemiologi
Tersebar kosmopolit
Terutama menyerang anak-anak (90%), tetapi dapat
juga menyerang orang dewasa (2%)
Masa penularannya ±7hari dihitung dari timbulnya
gejala kulit

26
Gejala Klinis
 Masa inkubasi : 14 – 21 hari
 Prodromal : Demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala
 Papul eritematosa dalam beberapa jam  vesikel seperti tetesan embun
(tear drops) di atas dasar yang eritematosa  pustul krusta, sementara
berlangsung timbul vesikel baru sehingga pada satu saat tampak gambaran
polimorfik
 Penyebaran terutama di daerah badan  sentrifugal ke muka &
ekstremitas, dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, saluran nafas atas
 Infeksi sekunder : pembesaran KGB regional
 Gatal
 Trimester I  kelainan kongenital
 Beberapa hari menjelang kelahiran varisela kongenital pada neonatus

27
28
Komplikasi
Pada anak jarang timbul
Pada dewasa berupa ensefalitis, pneumonia,
glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis,
konjungtivitis, otitis, arteritis, dan kelainan darah
(beberapa macam purpura)

29
Pemeriksaan Penunjang
Tzanck test  membuat sediaan hapus yang diwarnai
dengan giemsa, bahan yang diambil dari kerokan dasar
vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak
PCR  cairan vesikel, membuktikan infeksi DNA
Virus Varicella Zoster (VVZ)

30
Diagnosis
Anamnesis
Gejala prodromal
Rasa gatal dan manifestasi klinis sesuai tempat
predileksi
Morfologi yang khas

31
DD
Variola
Reaksi hipersensitivitas gigitan serangga
Scabies

32
Pengobatan
Simtomatik : antipiretik dan analgetik, sedatif (gatal)
Lokal : bedak + zat anti gatal ( mentol, kamfora) 
cegah pecahnya vesikel terlalu dini dan hilangkan rasa
gatal
Infeksi sekunder : antibiotika oral / salap
Indikasi pemberian antivirus adalah bila sebelumnya
telah ada anggota keluarga serumah yang menderita
varisela /pada pasien imunokompremais

33
Dosis Asiklovir
Status Dosis Asiklovir
Bayi/anak 10 - 20 mg/kgBB/hari; dosis terbagi 4 - 5 x 20 mg/kgBB/kali
(maks. 800 mg/kali) selama 7 hari

Dewasa Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari, atau


Valasiklovir untuk dewasa 3 x 1 g/hari selama 7 hari
Famsiklovir untuk dewasa: 3 x 250 mg/hari selama 7 hari

Imunokomproma Asiklovir 10 mg/kgBB, IV atau IV drip, 3x sehari, minimal 10


is hari atau
Asiklovir 5 x 800 mg/hari/oral minimal 10 hari atau, Valasiklovir
3 x 1 g/hari minimal 10 hari atau
Famsiklovir 3 x 500 mg/hari selama minimal 10 hari

34
Pencegahan
Vaksinasi
Diberikan pada bayi 12 bulan atau lebih, vaksinasi
ulangan setelah 4 – 6 tahun. Pemberian subkutan 0,5
ml pada 12 bulan – 12 tahun, usia di atas 12 tahun 0,5
ml setelah 4-8 minggu diulangi dosis sama

35
Prognosis
Perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene
memberi prognosis yang baik dan dapat mencegah
timbulnya jaringan parut

36
37
38
Veruka Vulgaris

39
Definisi dan etiologi
Veruka vulgaris (VV) adalah papul verukosa yang
disebabkan oleh infeksi virus human papilloma virus
(HPV)

Etiologi
Penyebab utama VV adalah HPV 2, tetapi dapat juga
HPV 1 dan 4.

40
Epidemiologi
Dapat timbul pada segala usia, tetapi jarang pada bayi
dan anak kecil
↑ umur sekolah dan ↓ setelah umur 20 tahun

41
Gejala Klinis

Papul padat verukosa, keratotik dengan ukuran


beberapa mm sampai 1 cm, dan bila berkonfluensi
dapat menjadi lebih besar.
Lokasi dapat dimana saja, tetapi lebih sering di
punggung, tangan, dan jari tangan.
Biasanya asimtomatik
Nyeri bila tumbuh di palmar/plantar dan merusak kuku
bila tumbuh pada lipatan / bawah kuku
Anak-anak : wajah dan leher
42
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi kulit  adanya akantosis, hiperkeratosis,
papilomatosis, dan rete ridges memanjang mengarah ke
medial

43
Diagnosis dan DD
Diagnosis ditegakkan dengan gambaran klinis dan bila
perlu dirtambah dengan pemeriksaan histopatologis
DD :
- Keratosis seboroik
- Nevus verukosus

44
Pengobatan
Nonmedikamentosa
Menjaga higiene perorangan supaya tidak tertular

Medikamntosa
1. Destruksi  bedah listrik, bedah beku, bedah laser,
bahan keratolitik, kaustik
2. Secara topikal  asidium salisilikum 25-50%,
triklorasetat 25%, fenol liquefaktum
3. Terapi intralesi : bleomisin dan interferon

45
Prognosis
Bila destruksi baik, tidak terjadi rekurensi.
Akan tetapi, dapat juga terjadi infeksi berulang atau
regresi spontan

46
47
Terima Kasih

48

Anda mungkin juga menyukai