BAKTERIALIS AKUT
PENDAHULUAN
Meningitis bakterialis akut adalah kedaruratan neurologi
Gejala klinis yang paling sering dikeluhakan pasien adalah demam, fotofobia dan
nyeri kepala.
Pada pemeriksaan fisik tanda khas yang didapatkan adalah kaku kuduk
Stadium lanjut dijumpai gejala hidrosefalus seperti nyeri kepala yang berat,
muntah, kejang dan papilledema.
DEFINISI & ETIOLOGI
Meningitis bakterialis akut adalah infeksi meningitis yang terjadi dalam waktu
kurang dari 3 hari dan umumnya disebabkan oleh bakteri.
Disebut juga meningitis purulenta.
Endotoksin dan
teichoic bakteri Diikuti pelepasan
Bakteri lepas dari
menyebabkan sel – IL6, platelet
pertahanan seluler
sel endotelial dan sel activating factor,
dan mencapai kapiler
glia lainnya leukotrien
SSP dan masuk ke
melepaskan sitokin merusak sawar darah
ruang sub-arachnoid
pro-inflamasi (TNF, otak
IL1 α dan β
Perjalanan klinis diawali dengan infeksi saluran napas atas yg ditandai dengan
demam, keluhan – keluhan pernapasan, kemudian diikuti gejala SSP seperti nyeri
kepala dan kaku kuduk yang nyata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lumbar puncture (LP)
-Indikasi : demam, nyeri kepala, penurunan kesadaran.
-Kontraindikasi : infeksi lokal di punggung bawah tempat dilakukan LP, syok
berbagai sebab, koagulopati (tanda DIC), jumlah trombosit < 50.000 pada pem.darah
tepi.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Pasien Bakteri Penyebab Antibiotika
Neonatus Streptokokus grup B, Listeria Ampisilin + Sefotaksim
monocytogenes, Escherichia coli
2 bulan – 18 tahun Neisseria meningitidis, Streptococcus Seftriakson atau sefotaksim, dpt
pneumoniae, Hemophilus influenzae ditambahkan vankomisin
18 – 50 tahun S. Pneumoniae, N. meningitidis Seftriakson, dpt ditambahkan
vankomisin
> 50 tahun S. pneumoniae, L. monocytogenes, bakteri Vankomisin + Ampisilin +
gram negatif Seftriakson
LANJUT……
Deksametason diberikan sebelum atau bersamaan dengan dosis pertama antibiotika.
Dosis yg dianjurkan adalah 0,15 mg/kgBB (10 mg/ pemberian pd org dewasa) setiap
6 jam selama 2 – 4 hari.
Kecurigaan infeksi N. meningitidis berikan kemoprofilaksis pada setiap orang yg
berkontak langsung atau dekat dengan pasien dlm 7 hari terakhir.
REJIMEN PROFILAKSIS PADA INFEKSI N.
MENINGITIDIS
Nama obat Dosis sesuai umur
Rifampisin ≤ 1 bulan : 5 mg/kgBB p.o q12h utk 2 hari > 1 bulan : 10 mg/kgBB (maks 600
mg), p.o q12h utk 2 hari
Seftriakson ≤ 12 tahun : 125 mg IM dosis tunggal > 12 tahun : 250 mg IM dosis tunggal
Siprofloksasin > 18 tahun : tidak direkomendasikan ≥ 18 tahun : 500mg p.o dosis tunggal
KOMPLIKASI
Komplikasi segera : edema otak, hidrosefalus, vaskulitis, trombosis sinus otak, abses/efusi
subdural, gangguan pendengaran
Komplikasi jangka panjang : gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada pasien anak,
epilepsi
Prognosis
Tergantung pada kecepatan mendiagnosis dan memberi terapi. Dengan
pemberian antibiotika yang tepat, penyakit ini dapat dpt diatasi, walaupun
seringkali kematian disebabkan oleh hebatnya respon imunologi pada pasien.
Kematian paling banyak ditemukan pada pasien yg terinfeksi S. pneumoniae
dan pasien dengan penurunan kesadaran.
MENINGITIS
TUBERKOLOSIS
PENDAHULUAN
Meningitis TB merupakan penyakit infeksi SSP subakut dari focus primer baru dan
paling banyak menyebabkan kematian serta kecacatan.
Lebih sering pada anak terutama anak usia 0-4 tahun di daerah dengan prevalensi TBC
tinggi.
Dibandingkan dengan meningitis bakterialis akut, perjalanan meningitis TBC lebih
lama dan perubahan atau kelainandalam cairan serebro spinal tidak begitu hebat.
DEFINISI & ETIOLOGI
Meningitis TB adalah adang selaput otak akibat komplikasi TB primer. Secara
histologi meningitis TB merupakan meningoensefalitis (tuberkulosis) dengan invasi
ke selaput dan jaringan SSP
Pelepasan sel-sel
leukosit PMN
GEJALA KLINIS
Perjalanan penyakit meningitis TB memperlihatkan 3 stadium
Stadium 1 : gejala prodromal non spesifik yaitu apatis, iritabiitas, nyeri kepala
ringan,malaise, demam, anoreksia, muntah, nyeri abdomen
Stadium 2 : gejala menjadi jelas ditemukan “drowsy” perubahan mental, iritasi
meningen, kelumpuhan saraf III,IV,VI.
Stadium 3 : penderita mengalami penurunan kesadaran menjadi stupor atau koma,
kejang, geakan involunter dapat ditemukan hemiparese
DIAGNOSIS
Anamnesis :
Didahului oleh gejala prodromal berupa nyeri kepala, anoreksia, mual/muntah, demam
subfebris, disertai dengan perubahan tingkah laku dan penurunan kesadaran, onset subakut,
riwayat penderita TB atau adanya fokus infeksi sangat mendukung.
Pemeriksaan Fisik :
Tanda-tanda rangsangan meninggal berupa kaku kuduk, tanda lasegue dan kernig.
Kelumpuhan saraf otak dapat sering dijumpai.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan CSS : terdapat peningkatan tekanan lumbal pungsu 40-75% pada anak dan 50%
pada dewasa. Terdapat peningkatan protein 150-200mg/dl dan penurunan glukosa pada cairran
cerebrospinal. Penurunan klorida, pleiositosis, jumlah sel meningkat biasanya tdk melebihi
300cel/mm3
2. pemeriksaan foto rontgen ditemukan TB aktif pada paru dan dapat sembuh sampai 50% pada
dewasa 90% pada anak-anak.
3. mikrobiologi : ditemukan Myobacterium tuberculosis pada culture cairan cerebrospinal.
4. CT-Scan & MRI : pemerisaan CT dgn kontas ditemukan penebalan meningen di daerah basal,
infak, hidrosefalus, lei ganulomatosa.
PENATALAKSANAAN
Penderita meningitis TB harus dirawat di RS, di bagian perawatan intensif.
Perawatan penderita meliputi berbagai aspek yang harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh antara lain : kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan gizi,
posisi penderita, perwatan kandung kemih dan defakasi
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi yang sering terjadi pada anak dan dewasa adalah hemiparesis
spastik,ataksia, paese nervus cranalis yg permanen, kejang terutama pada
anak, atrophi nervus opticus, penurunan visus dan kebutaan.
Prognosis meningitis tuberculosis ditentukan oleh stadiumnya, makin lanjut
stadiumnya makin jelek prognosisnya.
Anak dibawah 3 tahun dan dewasa diatas 40 tahun mempunyai prognosa jelek.
MENINGITIS VIRUS
DEFENISI
Meningitis virus ialah peradangan atau inflamasi pada selaput otak ( meninges )
termasuk duramater, arachnoid, dan piamater yang melapisi otak dan medulla
spinalis yang disebabkan oleh infeksi virus.
ETIOLOGI
Common Less Common Rare
Rubella
Patogenesis
PATOFISIOLO
Inflamasi Inflamasi
permeningeal
Trauma (fraktur
terbuka)
extracerebral
Gejala umum meliputi demam, sakit kepala, kaku kuduk ringan, mual muntah, nafsu
makan menurun
Pada bayi dan anak-anak = demam, iritabilitas, kejang (jarang), sulit makan, flu-like
syndrome
pada orang dewasa = demam tinggi, nyeri kepala hebat, kaku kuduk, fotofobia,
mengantuk, mual muntah, nafsu makan menurun
PENEGAKAN DIAGNOSA
‡ Anamnesis : demam, nyeri kepala, kaku kuduk
isolasi virus -> menentukan virus patogen, mahal, lambat & tidak sensitif
Metode PCR -> lebih spesifik & sensitif untuk diagnosis etiologi virus yang spesifik
Sebagian besar mengalami remisi dalam 7-10 hari tanpa perlu perawatan rumah
sakit
pada beberapa kasus anak dapat dijumpai gangguan perkembangan mental dan
disabilitas neurologis ringan
CONT.,
Antivirus yang sering digunakan adalah ASIKLOVIR dengan dosis 10 mg/kgBB per 8 jam IV
Infeksi CMV = Gansiklovir 5 mg/kg BB per 12 jam oral maupun IV selama 12 minggu
Pleconaril sebagai salah satu alternatif yang dikatakan efektif namun belum mendapat izin
FDA
GAMBARAN ANALISIS CSS
PADA BERBAGAI TIPE MENINGITIS