Anda di halaman 1dari 22

COSMETIC STABILITY

apt. Widyastuti,S.Si., M.Farm.


PENDAHULUAN
• Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau
kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk tersebut
• Sediaan kosmetika yang stabil adalah suatu sediaan yang masih
berada dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu
penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya
sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat.
Sediaan kosmetika tidak dapat diterima karena:
1. Perubahan fisika,
2. Perubahan kimia dan
3. Perubahan kandungan mikroorganisme
Shelf-Life
• Periode waktu penyimpanan dan penggunaan itu disebut ‘shelf life’ atau
‘waktu simpan’.
• ‘Waktu simpan’ adalah periode waktu dimana suatu produk tetap
memenuhi spesifikasinya jika disimpan dalam wadahnya yang sesuai
dengan kondisi penjualan di pasar

Jenis Spesifikasi:
1. Spesifikasi ‘release’ adalah spesifikasi yang harus dipenuhi pada
waktu pembuatan, misalnya 95-105%.
2. Spesifikasi periksa atau spesifikasi waktu simpan atau spesifikasi umur
produk, adalah spesifikasi yang harus dipenuhi sepanjang waktu
simpannya, misalnya 90- 110%.
Waktu simpan minimum : Periode waktu yang dibutuhkan suatu
produk yang berada pada batas spesifikasi ‘release’ saat
pembuatan untuk mencapai batas spesifikasi periksa
Spesifikasi ‘release’ Spesifikasi waktu simpan

11 0

10 5
10 0 10 0
95

90
• Stabilitas suatu produk ditunjang oleh dua hal yaitu kestabilan
isi kandungan dan interaksi antara isi kandungan dengan
wadahnya
• Stabilitas Produk, yaitu stabilitas dari produk yang disimpan
dalam wadah inert dan tidak permeable yang tidak
berinteraksi dan sepenuhnya melindungi produk dari atmosfir
• Stabilitas Produk-Wadah, termasuk semua interaksi yang
mungkin terjadi antara produk dan wadah misalnya absorpsi
konstituen produk oleh wadah, melarutnya konstituen wadah
oleh produk, korosi atau efek buruk lain dari produk pada
wadah dan sifat barrier wadah.
Ketidakstabilan fisik sediaan
• Ketidakstabilan fisika dari sediaan ditandai dengan
adanya pemucatan warna atau munculnya warna,
timbul bau, perubahan atau pemisahan fase,
pecahnya emulsi, pengendapan suspensi atau
caking’, konsistensi, pertumbuhan kristal atau
perubahan bentuk kristal, terbentuknya gas dan
perubahan fisik lainnya
• Kestabilan fisik emulsi atau suspensi dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
kestabilan kimia dari emulgator, suspending agent,
antioksidan, pengawet dan bahan aktif
Ketidakstabilan kimia sediaan

• Ketidakstabilan kimia ditandai dengan


berkurangnya konsentrasi zat aktif karena
terjadi reaksi atau interaksi kimia, rusaknya
eksipien karena hidrolisis dan reaksi sejenis,
serta pembentukan senyawa lain
Ketidakstabilan mikrobiologi sediaan

• Ketidakstabilan mikrobiologi ditandai


dengan pertumbuhan mikroorganisme
yang tampak maupun tidak tampak seperti
Aspergillus niger, Candida albicans,
Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus, Escheria coli,
yang mencemari produk pada waktu
pembuatan.
KESTABILAN EMULSI
• Emulsi adalah sistem yang secara
termodinamika tidak stabil
• Antarmuka emulsi : Faktor yang menstabilkan
sistem emulsi adalah suatu lapisan surfaktan
dan koloid pelindung yang terdapat pada
antarmuka emulsi yaitu bagian luar dari tetesan
• Koalesense terjadi jika jumlah surfaktan dan
koloid pelindung tidak cukup menyelimuti
seluruh antarmuka emulsi
Hubungan antara ukuran globul dan
viskositas

• Kenaikan viskositas akan


meningkatkan stabilitas sediaan
• Semakin tinggi viskositas, semakin kecil
ukuran globul dan semakin besar volume
ratio
• Ukuran globul merupakan indikator utama
untuk kecenderungan terjadinya creaming
atau breaking
Kestabilan sistem
emulgator/koloid pelindung
• Terjadinya kerusakan kimiawi dari surfaktan
• Surfaktan non ionik yang sering digunakan
adalah suatu ester yang dapat terhidrolisis atau
berinteraksi dengan komponen lain dari emulsi.
• Setelah terhidrolisis surfaktan non ionik akan
menghasilkan asam lemak yang merupakan
bagian dari fase minyak dan akan menambah
jumlah fase minyak
• Menyebabkan kurang tertutupnya tetesan
minyak
Hal yang harus diperhatikan dalam
membuat emulsi

• Tipe emulsi
• Sifat reologi
• Penampilan emulsi merupakan fungsi
ukuran globul
Ukuran globul (μm) Penampilan
0,005 Translusen (transparan)
0,005-0,1 Semi transparan, abu-abu
0,1-1 Emulsi putih-kebiruan
>0,1 Emulsi putih susu
Sifat listrik pada antar muka
• Kation lebih sukar larut dalam fase minyak dari pada anion,
dan hal ini meningkatkan tetesan yang bermuatan negatif
(pembentukan zeta-potensial dalam suspensi)
• Turunnya potensial pada film bergantung pada keadaan
elektrolit (terbentuk diffuse double layer di kedua cairan,
yang merupakan kebalikan dari suspensi, dimana hanya
terbentuk satu diffuse double layer).
• Elektrolit dapat meningkatkan atau memperburuk stabilita.
Jika elektrolit menghilangkan perlindungan yang diberikan
oleh sistem surfaktan/koloid pelindung maka terjadilan
koalesens
• Sering juga terjadi elektrolit mempunyai efek mengurangi
kekuatan mengemulsi dari surfaktan sehingga menyebabkan
salting out atau pengendapan sesungguhnya dari surfaktan.
• Namun dalam beberapa hal elektrolit dapat dengan mudah
mempengaruhi turunnya potensial pada kedua double
layer dan dapat menstabilkan sistem suspensi.
UJI STABILITA SISTEM EMULSI

• UJI DIPERCEPAT : Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan


informasi yang diinginkan pada waktu sesingkat mungkin dengan cara
menyimpan sample pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat
terjadinya perubahan yang biasanya terjadi pada kondisi normal

Pengujian tersebut antara lain :


• Elevated temperature – indikator kestabilan
• Elevated humidities – untuk menguji kemasan produk
• Cycling test termasuk freeze-thaw test – untuk menguji terbentuknya
kristal/awan
• Pemaparan terhadap cahaya – untuk menguji keadaan di pasar
• Shaking test dan Centrifugal test – untuk menguji pecahnya emulsi
KONDISI PENGUJIAN
• Uji penyimpanan pada suhu 4oC/kelembaban kamar :
1 minggu
• Uji penyimpanan pada suhu kamar : 20o atau
25oC/kelembaban kamar selama 0, 1, 2, 3, 4 bulan, satu tahun
• Uji penyimpanan pada suhu -20oC : 24 jam (pengukuran
dilakukan setelah dilelehkan)
• Uji penyimpanan pada suhu -5oC : 1 minggu (pengukuran
dilakukan setelah dilelehkan)
• Uji penyimpanan pada suhu 40oC/kelembaban
kamar (ICH guideline) : 3 hari, 1,2,3,4 minggu; 2, 3, 6 bulan
• Uji penyimpanan pada suhu 45oC/kelembaban
kamar (FDA guideline) : 3 hari, 1,2,3,4 minggu; 2,3 bulan
• Uji penyimpanan pada suhu 50oC/80% RH : 1,3 hari; 1
minggu
Ekstrapolasi pada keadaan normal

• Penyimpanan pada suhu 37o-45oC selama


3 bulan tanpa ada tanda ketidakstabilan
menunjukkan bahwa produk stabil pada
suhu kamar (25o-30oC) selama lebih
kurang setahun, dengan menganggap
bahwa reaksi yang terjadi pada suhu yang
dinaikkan sama dengan reaksi yang terjadi
pada suhu kamar.
Cycling test
• Siklus antara suhu kamar/suhu 45oC
masing-masing selama 24 jam sebanyak
6 siklus
• Freeze/Thaw antara 4oC dan 40o atau
45oC
• Freeze/Thaw antara -30oC/suhu kamar
selama 24 jam sebanyak minimum 6
siklus untuk semua larutan, emulsi, krim,
cairan dan semisolid lain
Pemaparan pada cahaya
• Dipaparkan pada cahaya sianghari selama 1 tahun,
bukan pada matahari langsung
• Pemaparan terusmenerus selama 1-2 minggu dalam
lemari uji cahaya yang berisi bateri tabung fluorescens
dimana sample ditempatkan sejauh 1 kaki dari sumber
cahaya, sumber cahaya biasanya tipe Polarite-daylight,
40 w (Thorn-EMI) dengan panjang tabung 132 cm dan
batere dengan 12 tabung cukup untuk mendapatkan
pencahayaan seperti cahaya sianghari
• Dengan lampu Xenon 1-2 minggu
• Dengan sinar UV 1-2 minggu
Uji mekanis

• Uji vibrasi/Shaking Test selama 1 minggu


dan bisa dilakukan pada 30o atau 40oC
• Centrifugal test 2-3 g selama 1-2 jam
Parameter uji kestabilan
• Organoleptik/ penampilan fisik : warna, bau, pemisahan
• Viskositas, untuk emulsi kosmetika diharapkan sifat
reologinya adalah viskoelastis pada viskosimeter multi
point. Setiap sample yang telah diuji sifat reologinya
tidak dapat lagi digunakan untuk pengukuran
berikutnya. Pengukuran reologi pada sample yang
disimpan pada suhu yang dinaikkan tidak dianjurkan
karena akan memberikan interpretasi yang salah
• Ukuran partikel sebaiknya dapat dilakukan tanpa harus
mengikuti prosedur pengenceran yang rumit. Kenaikan
ukuran partikel yang kontinu menunjukkan
ketidakstabilan kecuali sediaannya sangat encer
• pH
• Kekuatan ‘zat aktif’
KESTABILAN ‘ZAT AKTIF’ DALAM
KOSMETIKA
• persamaan Arrhenius
• ICH dan FDA guidelines menyepakati kadar zat aktif
yang diterima adalah 95% dan senyawa hasil
urainya harus dapat dideteksi, diisolasi dan
diidentifikasi.
Ketidakstabilan bahan pembantu sediaan kosmetika

• Transesterifikasi
• Solubilisasi
• Oksidasi
SELEKSI SAMPEL

• Sampel Formulasi
• Sampel Pilot Plant
• Sampel Production Batch
• Sampel Produksi Reguler

Anda mungkin juga menyukai