Anda di halaman 1dari 17

Tugas  

Farmakoterapi Penyakit
Gagal Ginjal Kronis
DISUSUN OLEH :
RARA NOVITA DEFITRI
TOPIK
Definisi dan etiologi

01 03
serta faktor resiko Penatalaksanaan
 penyakit Gagal Ginjal penyakit Gagal Ginjal
Kronis Kronis 

02 04
Manfestasi klinik Penanganan komplikasi
penyakit Gagal pada pasien Gagal Ginjal
Ginjal Kronis Kronis
Part 1
Definisi dan etiologi serta faktor resiko
 penyakit Gagal Ginjal Kronis
Gagal Ginjal ETIOLOGI

- Di Amerika Serikat, diabetes melitus tipe 2 merupakan penyebab terbesar


Kronik ESRD. Hipertensi menempati urutan kedua.
- Di Indonesia, menurut data Perhimpunan Nefrologi Indonesia
Gagal ginjal kronik merupakan glomerulonefritis merupakan 46.39% penyebab gagal ginjal yang
gangguan fungsi renal yang menjalani hemodialisis.
- Etiologi gagal ginjal kronik menurut Brunner & Suddarth (2006) adalah
progresif dan irreversible dimana
penyakit sistemik seperti diabetes melitus, glomerulonefritis kronis,
kemampuan tubuh gagal untuk pielonefritis, hipertensi yang tidak dapat dikontrol, obstruksi traktus
mempertahankan metabolisme dan urinarius, lesi herediter seperti penyakit ginjal polikistik, gangguan
keseimbangan cairan dan vaskuler, infeksi, medikasi atau toksik. Lingkungan dan agens berbahaya
elektrolit,menyebabkan uremia yang mempengaruhi gagal ginjal kronik mencakup timah, kadmium,
(retensi urea dan sampah nitrogen merkuri dan kromium.
lain dalam darah) (Brunner &
Suddarth, 2006).
FAKTOR RESIKO
01 02 03

USIA JENIS KELAMIN RIWAYAT KELUARGA


Semakin bertambahnya
Umumnya laki-laki Merupakan faktor
usia, maka risiko pemicu diabetes dan
memiliki risiko lebih
penyakit ini juga hipertensi yang
tinggi.
meningkat. berakhir pada gagal
ginjal kronis.

04
05
SERING KONSUMSI MAKANAN TINGGI
RIWAYAT KELUARGA 
PROTEIN & LEMAK
Konsumsi makanan  Ada baiknya untuk
menghentikan penggunaan
yang tinggi protein
obat-obatan tertentu yang
dan lemak dapat
dapat merusak ginjal, misalnya
meningkatkan risiko golongan analgesik (obat
terkena gagal ginjal. penghilang rasa sakit).
Part 2
Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik
Menurut Muhammad (2012), manifestasi klinik gagal ginjal kronik adalah sebagai
Manfestasi klinik penyakit berikut :
1) Gangguan pada system gastrointestinal
a. Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan
Gagal Ginjal Kronis
metabolisme protein didalam usus, terbentuknya zat-zat toksik akibat
metabolisme bakteri usus seperti ammonia dan metal gaunidin, serta sembabnya
mukosa .
b. Fetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur diubah oleh
bakteri di mulut menjadi ammonia sehingga nafas berbau ammonia.
c. Cegukan (hiccup) sebabnya yang pasti belum diketahui .

2) Gangguan sistem hematologi dan kulit


a. Anemia karena kekurangan produksi eritropoetin.
b. Kulit pucat dan kekuningan akibat anemia dan penimbunan urokrom.
c. Gatal-gatal akibat toksis uremik
d. Trombositopenia (penurunan kadar trombosit dalam darah).
e. Gangguan fungsi kulit (fagositosis dan kematosis berkurang).
Manifestasi Klinik
3) Sistem saraf dan otot
a. Restless leg syndrome
Manfestasi klinik penyakit b. Klien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan.
c. Burning feet syndrome, Klien merasa semutan dan seperti terbakar, terutama
ditelapak kaki.
Gagal Ginjal Kronis
d. Ensefalopati metabolik: Klien tampak lemah, tidak bisa tidur, gangguan
konsentrasi, tremor, mioklonus, kejang.
e. Klien tampak mengalami kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot
ekstremitas proximal.

4) Sistem kardiovaskular
a. Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam
b. Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial, penyakit jantung
koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat
penimbunan cairan
c. Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis dini, gangguan elektrolit, dan
klasifikasi metastatik
d. Edema akibat penimbunan cairan.

5) Sistem endokrin
a. Gangguan seksual/libido; fertilitas dan penurunan seksual pada laki-laki serta
gangguan menstruasi pada wanita.
b. Gangguan metabolisme glukosa retensi insulin dan gangguan sekresi insun.
Part 3
Penatalaksanaan
penyakit Gagal Ginjal
Kronis 
1) Pengaturan asupan protein: mulai dilakukan pada
LFG ≤60 ml/mnt, sedangkan di atas nilai tersebut
pembatasan asupan protein tidak selalu Penatalaksanaan
dianjurkan. Protein diberikan 0,6-0,8.
2) Pengaturan asupan kalori: 30-35 kkal/kgBB/hari penyakit Gagal Ginjal
3) Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori Kronis secara Non
total dan mengandung jumlah yang sama antara
asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh Farmakologi
4) Pengaturan asupan karbohidrat: 50-60% dari
kalori total
5) Garam (NaCl): 2-3gram/hari 6) Kalium: 40-70 mEq/kgBB/hari
7) Fosfor: 5-10 mg/kgBB/hari (pasien HD: 17 mg/hari)
8) Kalsium: 1400-1600 mg/hari
9) Besi: 10-18 mg/hari
10) Magnesium: 200-300 mg/hari
11) Asam folat pasien HD: 5 mg
12) Air: jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensible water
loss)
1. Kontrol glikemik
Penatalaksanaan penyakit
- Target untuk kontrol glikemik, daiman mereka Gagal Ginjal Kronis dengan
dapat dicapai dengan aman, seharusnya penyakit Diabetes Mellitus
secara farmakologi
mengikuti Canadian Diabetes Association
Guideline (hemoglobin A1c<7.0%, kadar
glukosa darah puasa 4-7 mmol/L) (derajat B) 2. Penggunaan metformin pada diabetes mellitus tipe 2
- kontrol glikemik seharusnya merupakan bagian - Metformin direkomendasi untuk kebanyakan pasien dengan tipe
dari strategi intervention multifaktorial yang diabetes 2 dengan gagal ginjal kronik stadium 1 atau 2 yang memiliki
menyebutkan kontrol tekanan darah dan risiko fungsi renal stabil yang tidak berubah selama 3 bulan terakhir (derajat
kardiovaskular, dan mendukung penggunaan A).
ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker, - Metformin mungkin dilanjutkan pada pasien dengan gagal ginjal
statin dan asam asetilsalisilat (derajat A). kronik stabil stadium 3 (derajat B).
- Rekomendasi praktek klinis: Metformin seharusnya dihentikan jika
terdapat perubahan akut dalam fungsi renal atau selama periode
penyakit yang dapat menimbulkan perubahan tersebut (misalnya
ketidaknyamanan gastrointestinal atau dehidrasi) atau menyebabkan
hipoksia (misalnya gagal jantung atau respirasi).
Penatalaksanaan penyakit Gagal Ginjal
Kronis dengan penyakit Hipertensi secara
farmakologi

1. Pasien tanpa diabetes


- Bagi pasien dengan gagal ginjal kronik proteinuria (rasio albumin urin dengan kreatinin ≥
30mg/mmol), terapi antihipertensi seharusnya termasuk ACE inhibitor (derajat A) atau angiotensin-
receptor blocker pada kasus yang tidak toleran terhadap ACE inhibitor (derajat D).
- Tekanan darah seharusnya ditargetkan kurang dari 130/80 mm Hg (derajat C).
- Bagi pasien dengan gagal ginjal kronik nonproteinuria (rasio albumin dengan kreatinin
<30mg/mmol), terapi antihipertensi seharusnya termasuk baik ACE inhibitor (derajat B),
angiotensin-receptor blocker (derajat B), diuretik tiazid (derajat B), beta bloker (pasien yang berusia
60 tahun atau kurang, derajat B) atau long acting calcium channel blocker (derajat B).
Penatalaksanaan penyakit Gagal Ginjal
Kronis dengan penyakit Hipertensi secara
farmakologi
2. Pasien dengan diabetes
- Terapi antihipertensi seharusnya termasuk ACE inhibitor (derajat A) atau angiotensinreceptor
blocker (derajat A).
- Tekanan darah seharusnya ditargetkan kurang dari 130mm Hg sistolik (derajat C) dan kurang dari
80 mmHg diastolic (derajat B).

3. Pasien dengan penyakit vaskular renal pembuluh darah besar


- Hipertensi renovaskular seharusnya diobati dengan cara yang sama seperti untuk nondiabetik,
gagal ginjal kronik non-proteinuria. Harus hati-hati dengan penggunaan ACE inhibitor atau
angiotensin-receptor blocker karena risiko gagal ginjal akut (derajat D).
Catatan: ACE= angiotensin- converting enzyme.
Part 4
Penanganan
komplikasi pada
pasien Gagal Ginjal
Kronis
Penanganan komplikasi
a. Anemia
Anemia pada gagal ginjal kronis ditangani dengan Epogen Creative team
(eritropoetin manusia rekombinan). Anemia pada pasien
(hematokrit kurang dari 30 %) muncul tanpa gejala spesifik seperti

Creative team
malaise, keluhan umum, dan penurunan toleransi aktivitas.

b. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik pada gagal ginjal kronis
biasanya tanpa gejala dan tidak memerlukan
penanganan; namun demikian, suplemen natrium
karbonat atau dialisis mungkin diperlukan untuk
mengoreksi asidoisis jika kondisi ini
menimbulkan gejala.
Penanganan komplikasi

Creative team
c. Gangguan Metabolisme Tulang

Creative team
Rumah sakit disarankan untuk mengembangkan strategi atau
program untuk memperbaiki kepatuhan pasien yaitu dengan
menyediakan sarana informasi dan edukasi mengenai pentingnya
mengonsumsi obat pengikat fosfat atau suplemen kalsium dan juga
melakukan diet rendah fosfor dengan memerhatikan karakteristik
pasien.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai