Anda di halaman 1dari 8

Jika kita akan menjadi pembicara , sebelumnya haruslah memperhatikan gaya belajar yang biasa

dilakukan audience. Seperti apa gaya belajar yang biasa dilakukan audience?

Yaitu :

1. VISUAL

Audience yang bergaya belajar Visual adalah Orang yang belajarnya dengan cara melihat. Biasanya
cenderung berbicara dengan cepat. Kata yang khas diucapkan: “Menurut pandangan saya.....”

Oleh karena itu bahan yang disajikan harus bersifat visual seperti video, gambar, dll.

Dan saat kita presentasi atau saat kita menjadi public speaker yang audiencenya orang yang gaya belajar
visual maka kita memerlukan alat bantu visual seperti:

* Gambar menarik

* Grafik untuk mempresentasikan hal yang berhubungan dengan hitungan atau

statistik

* Lembar kerja yang menarik

* Warna yang menarik

Kontras seperti hitam di atas putih atau sebaliknya, yang menarik perhatian seperti orange, hitam,
ungu , atau warna yang paling disukai orang seperti biru, merah, hijau, ungu, orange, kuning.
Gunakan kombinasi secara variatif sehingga audience tertarik.

* Simbol

2. AUDITORIAL

Audience yang bergaya belajar auditorial adalah dengan cara mendengar. Mereka lebih baik meminta
orang lain untuk mengatakan atau menjelaskan caranya. Biasanya cenderung berbicara dengan tempo
sedang. Kata yang khas diucapkan: “Aku mendengar apa yang kau katakan....”
Oleh karena itu bahan yang disajikan bersifat audio seperti musik, lagu, dll.

3. KINESTETIK

Audience yang bergaya belajar kinestetik menggunakan indera peraba, selalu bergerak, tidak dapat
duduk diam untuk waktu yang lama dan cenderung berbicara dengan tempo lambat. Kata yang khas
diucapkan: “Saya merasa sepertinya anda.....” Oleh karena itu bahan yang disajikan bisa berupa
permainan (games) atau kuis agar audience bisa langsung belajar dari pengalaman mereka.

Nah setelah kita tahu gaya belajar audience yang akan kita hadapi selanjutnya tinggal kita yang
memodifikasikan paket presentasi kita dengan ke 3 gaya belajar tersebut, dengan tambahan kreatif dan
inovatif

sutrisnobicara

VOK: Gaya belajar Audiens

sutrisnobicara sutrisnobicara

7 years ago

Advertisements

Gaya belajar merupakan kunci untuk menjadikan proses belajar terasa mudah. Bobbi DePorter dan Mike
Hermacki dalam bukunya Quantum Learning, membagi gaya belajar menjadi tiga yaitu visual, auditory,
dan kinestetik.

1. Visual;

orang bertipe visual belajar dengan cara melihat. Pada mereka, sajikan bahan-bahan yang bersifat visual
seperti video, gambar, dan lain-lain. Biasanya orang visual menyukai gambar yang menarik, grafik,
warna-warni serta simbol-simbol.

2. Auditorial;
yang bertipe auditorial belajar dengan mendengar. Sajikan kepada mereka bahan-bahan yang bersifat
auditif seperti musik, lagu, dan lain-lain.

3. Kinestetik;

tipe ini belajar dengan indra peraba, selalu bergerak dan tidak dapat duduk diam. Sajikan kepada
mereka game, permainan, atau kuis agar audiens belajar langsung dari pengalaman mereka.

Mengkombinasikan gaya belajar.

Karena kita barangkali tak mengetahui secara persis apa kecenderungan gaya belajar audiens kita,
apalagi kalau memang jumlahnya banyak yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda, lebih baik
kita mempersiapkan semua peranti atau bahan-bahan pendukung yang bisa memenuhi ketiga tipe gaya
belajar tersebut.

Belajar Public Speaking | Bagaimana cara membuat audiens atau lawan bicara kamu mau
mendengarkan dengan apa saja yang anda bicarakan.

Kadang mengantuk, bosan dan jenuh dengan suasana ruangan cukup membuat audiens tidak
konsentrasi pada kita. Sedangkan kita sepatutnya bisa menyampaikan ide-ide yang brilliant saat
membawakan acara seminar atau kegiatan lain. Audiens tidak akan mengerti

Saya mempunyai 3 hal yang akan membuat audiens mau mendengarkan anda.

Games

Kita bisa membuat sebuah permainan yang simple di dalam ruangan ketika audiens sudah mulai buyar
kosentrasi nya.

Melakukan olahraga pemanasan juga bisa saja kita lakukan bersama.


Senyum

Memperlihatkan senyum atau mimik wajah yang ceria. Ketika kita berbicara dengan senyuman maka
audiens akan senang melihat kita. Coba bayangkan jika berbicara dengan muka datar. Maka yang akan
terjadi audiens cepat merasa bosan dengan gaya berbicara kita.

Humor

Beri humor saat anda menjelaskan materi asal lelucon yang kita bawakan tidak menyinggung ras, suku,
agama dan antar golongan.

Atau bisa saja anda memuji salah satu peserta yang sudah mulai menampakan bahasa tubuh yang bosan
atau mengantuk. Jangan sampai ada tindakan fisik yang niat nya melucu malah seperti tindakan
bulliying.

Cerita

Bercerita berdasarkan pengalaman sendiri atau orang lain agar mau memperhatikan dengan apa yang
kita bicarakan.

Audiens lebih banyak menggunakan indra visual (penglihatan) dan indra auditory (pendengaran) maka
cerita perlu dalam penyampaian kita asal masih dalam materi.

LIHAT KE HALAMAN ASLI

Ongky Hojanto

Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan

Pembicara Seminar | Book Writer | Public Speaker Trainer | NLP Trainer


FOLLOW

Cara Menyenangkan Audiens l

19 September 2013 10:28 |Diperbarui: 24 Juni 2015 07:41

Training Public Speaking | Seminar Public Speaking | Public Speaker

Hiburlah Audients Anda

Hal terpenting yang harus dilakukan oleh seorang pembicara menurut saya, Anda dituntut untuk bisa
“memuaskan” Audients, selain menyampaikan ide-ide Anda yang tertuang dalam materi seminar
tersebut.

Berkesan atau tidaknya suatu seminar /Training tergantung pada berapa banyak emosi Audients yang
Anda explore. Emosi-emosi seperti : gembira, bahagia, senang …. Penting untuk dikeluarkan dan
diekpresikan oleh Audient dan Anda didalam suatu seminar.

Ada beberapa cara untuk membuat audients Anda puas akan training yang Anda selenggarakan. Oleh
karena itu, Anda harus memperhatikan beberapa hal dibawah ini :

1. Game

Buatlah permainan-permainan kelompok untuk menjelaskan sebuah hal. Karena penjelasan Anda
melalui permainan akan lebih diingat oleh peserta Anda dibandingakan hanya sebuah penjelasan
dengan kata-kata saja. Perhatikanlah setiap permainan yang Anda buat haruslah Anda hubungan dengan
materi pelatihan Anda. Game (permainan) juga bisa dalam bentuk diskusi kelompok (berdua atau
bertiga).

2. Humor
Selingilah beberapa humor yang ada hubungannya dengan materi Anda. Humor bisa berasal dari
pengalaman Anda atau juga dari pengalaman orang lain. Humor sekirannya tidak menyinggung SARA
(Suku, Agama dan Ras).

Beberapa tips mengenai Humor yang saya ambil dari buku The best presentation skill yang ditulis salah
satu guru Public Speaking saya Iain Ewing :

Jika menggunakan humor sebagai opening pastikan kisah tersebut adalah kisah yang jarang diceritakan,
lucu dan Anda menguasai detail kisahnya sehingga orang yang mendengarkan pasti akan tertawa.

Jangan pernah mengatakan “saya akan menceritakan sebuah kisah yang lucu.”

Buatlah humor Anda relevan dengan topik yang akan dibahas

Ingat kata Aristotle “the secret of humor is surprice.” Jadi sekali lagi jangan menceritakan humor
“usang” atau humor yang Anda baca di BBM (black berry messager)

Perhatikan intonasi dan pilihan kata dan bahasa tubuh Anda – haruslah mendukung humor yang Anda
ceritakan

Beberapa jenis humor yang dapat Anda sampaikan kepada audients Anda :

Humor yang berhubungan dengan sex

Humor yang berhubungan dengan etnis atau ras (pastikan Anda tidak menyinggung ras / etnis lain) dan
sebaiknya Anda merupakan etnis yang sama dengan etnis yang menjadi sumber humor Anda.

Humor yang berhubungan agama (pastikan Anda tidak menyinggung agama lain) dan sebaiknya Anda
beragama yang sama dengan agama yang menjadi sumber humor Anda.

Humor yang berhubungan politik

Humor yang berhubungan pengalaman pribadi

Humor yang berhubungan pengalaman orang lain


HALAMAN SELANJUTNYA

Tulis Tanggapan Anda ...

TERPOPULER

Spoiler Lengkap "One Piece" Chapter 1029: Hawkins Dikalahkan Killer, Kid Bisa Fokus Hadapi Big Mom!

Gering Nangtung

Mengenang Tragedi Bintaro I hingga Mahalnya Penelitian Arkeologi Bawah Air

Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan

Arti Gol Cristiano Ronaldo bagi Solksjaer dan Barcelona Tolak Tutup Peluang Terakhir

NILAI TERTINGGI

Dua Tangan Dalam Kebaikan

Merajut yang Tercecer (Seri 38)

Tanpa Slogan dan Tanpa Perintah "Jagalah Kebersihan Bersama"

Macro Puisi: Sudah Banyak Nasihat

Comeback Sensasional MU, Posisi Solkjaer Terselamatkan

FEATURE ARTICLE

Kita yang Jarang "Becermin" di Tanggal Tua

TERBARU

4 Sunscreen Wajah untuk Perlindungan Sempurna dari Sinar UV

"PAKE INI AJA" buat henna cantik dengan cepat

Pantun IKAPI

Menikah (Bukan) Karena Sudah Tua


Penegakan Hukum Ketenagakerjaan pada Penerima Bantuan Langsung (BLT)

HEADLINE

Program Sekolah Penggerak, Seberapa Jauh Kita akan Berubah?

Pentingnya "Uang Dingin" bagi Petani

Si Kecil Malas Makan Sayur, Coba Resep Terong Goreng Tepung

Cara Praktis Mengatasi FOMO Pasca Pandemi

Menjadi Arsitek Net-Zero Emissions di Rumah Sendiri

Copyright by

Anda mungkin juga menyukai